Anda di halaman 1dari 2

KJ 17:1, Tuhan Allah Hadir

DOA PEMBUKAAN:
Mari kita berdoa,
Allah, pencipta dan penebus kami, Engkau menghendaki agar pria dan wanita membangun keluarga
yang bahagia. Kedua pasang suami isteri, bapak Daud Ferdinan Abani dan Ibu Marfi Abani –
Baitanu, kedua hambaMu ini, baru saja memasuki bahtera perkawinan. Berkatilah cinta kasih
mereka supaya tahan uji dalam untung dan malang, dan anugerahkanlah mereka keturunan yang
dapat dibanggakan. Demi Kristus Tuhan kami berdoa. Amin.

KJ 318:1, Berbahagia Tiap Rumah Tangga

Doa Firman

Dasar Keluarga yang Kokoh


Matius 7:24-27 ;
Pernikahan yang kokoh menjadi dambaan semua orang. Bagi yang belum menikah, mereka berharap
agar kelak mereka memiliki pernikahan yang kokoh. Bagi anak-anak, mereka mendambakan
keluarga yang kokoh sebagai tempat yang aman untuk bertumbuh. Bagi pasangan suami-istri,
mereka sedang memperjuangkannya dan terus memperjuangkannya. Jika demikian, apakah itu
keluarga yang kokoh? Bagaimana membangun keluarga yang kokoh?
Melalui perikop yang kita baca, Tuhan Yesus mengajarkan tentang bagaimana seorang Kristen
menjalani hidup, yakni “mendengar dan melakukan” firman Tuhan. Contohnya adalah seperti
seseorang yang sedang membangun rumah di atas batu. Pengajaran ini bisa dipraktakan di dalam
pembangunan keluarga dan pernikahan. Artinya, kalau seorang Kristen mau membangun rumah
tangganya, maka ia harus mendengar dan melakukan firman Tuhan.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari melalui pesan Tuhan ini.
1. Semua orang, termasuk keluarga dan pernikahan, akan mengalami badai.
Hal itu yang Tuhan Yesus ingatkan lewat pengajaran ini: “turunlah hujan dan datanglah
banjir, lalu angin melanda rumah itu” (ay. 25 dan 27). Istilah “hujan, banjir dan angin”
menunjukkan pada kita tentang berbagai kesulitan besar yang kita hadapi, dan itu bisa
menunjuk pada godaan maupun pergumulan (misalnya: ekonomi, kesehatan, dsb.).
Semuanya ini terjadi secara tiba-tiba, tanpa dapat kita perkirakan. Karena itu, keadaan-
keadaan seperti ini dapat menggoncang perkawinan, relasi di dalam keluarga, bahkan iman
kita. Jadi, dari faktor eksternal, ada tekanan yang sangat kuat, dan faktor internal, kita
lemah dan terbatas. Hal ini membuat kita bisa menjadi lemah dan lelah.
Akan tetapi, jangan pernah menyerah dengan berbagai situasi. Atau, lari dari tanggung
jawab yang seharusnya kita tanggung. Ada Allah yang akan menyertai dan menopang kita.
Allah yang telah “menumpangkan tangan-Nya” atas kita saat pernikahan, adalah Allah
yang berjanji hadir di dalam sepanjang pernikahan kita. Dia mengulurkan tangan-Nya
kepada kita dan menemani kita melewati berbagai pergumulan.
2. Ketaatan membutuhkan perjuangan.
Untuk membuat “pondasi di atas batu,” maka dibutuhkan sebuah upaya dan perjuangan
yang sangat keras. Meskipun berat, dampak dari ketaatan adalah sebuah keindahan.
Misalnya, menjaga kekudusan. Ini merupakan sebuah tantangan ketaatan yang sangat berat
pada masa kini. Tapi, jika setiap anggota keluarga bisa menjaga kekudusannya, maka
mereka bisa menjaga kekudusan pernikahan dan keluarganya.
Ada seorang tokoh menyatakan bahwa “Pernikahan yang baik (kokoh) adalah pernikahan yang kita
ciptakan (diperjuangkan), dan kita harus terus menciptakannya (memperjuangkannya).” Artinya,
setiap kita harus mengupayakannya. Ia juga menegaskan tentang pentingnya spiritualitas
(kerohanian) di dalam pernikahan. “Tidak ada apa pun yang bisa menggantikan kehidupan yang
dipersembahkan kepada Allah, karena demikianlah Allah menciptakan kita. Setiap pernikahan tanpa
sebuah obsesi agung sesungguhnya sedang berlomba menuju kebosanan besar. Ini hanya masalah
waktu.” Jika kita tidak memperbaiki kehidupan rohani kita (kedalaman relasi kita dengan Allah),
maka segala upaya untuk memperbaiki yang lain akan tetap sia-sia. Tuhan Yesus menegaskan “di
luar Aku, kamu tidak bisa berbuat apa-apa” (Yoh. 15:5). Jadi, relasi kita dengan Tuhan adalah
sumber kekuatan dan inspirasi kita dalam membangun pernikahan dan rumah tangga kita.
Karena itu, saya mau mengajak kita semua sebagai keluarga-keluarga kristen, terutama bapak Daud
dan mama Marfi:
1. Rawatlah pernikahan dan keluarga Saudara mulai sekarang. Perjuangkanlah, berapa pun
harganya.
2. Cintailah seluruh anggota keluarga saudara dengan sungguh, walaupun mereka memiliki
banyak kekurangan. Tidak ada seorang pun yang sempurna. Mohon agar Tuhan memberikan
kasih-Nya kepada kita.
3. Jangan lakukan semuanya ini dengan kekuatanmu sendiri. Tapi andalkanlah Tuhan.
Keluarga yang kokoh bukan berarti tidak ada masalah. Sebaliknya, meskipun ada banyak badai yang
menyerang, keluarga kita tetap “berjalan di dalam jalan kebenaran” karena ada pertolongan dan
kehadiran Tuhan yang terus menerus menyertai.
Selamat membangun bahtera rumah tangga. Semoga kebahagiaan, keceriaan, dan cinta senantiasa
mengisi hari-hari bapak Daud dan mama Marfi. Firman Tuhan memberkati semua. Amin.
Doa Syafaat

KJ 451:1,2 “Bila Yesus Berada Di Tengah Keluarga” (Persembahan)

DOA PENUTUP

Marilah berdoa:

Ya Bapa di surga, berkatilah kedua hambaMu ini bapak Daud Ferdinan Abani dan mama Marfi
Abani – Baitanu, yang telah kau persatukan dalam ikatan suci perkawinan. Semoga mereka
senantiasa sehati sejiwa berbakti kepada-Mu, kepada orang tua dan keluarga serta selalu berharap
sepenuhnya kepada-Mu dalam suka maupun duka. Kami juga memohon berkat dan penyertaan
Tuhan dalam kehidupan rumah tangga mereka yang baru saja dikukuhkan tadi pagi, mulai sekarang
ini, kekal sampai selama-lamanya. Amin

Anda mungkin juga menyukai