MAKALAH
Oleh :
M. Afif Nasrulloh (20221282010535)
COVER.
A. Kesimpulan ...................................................................................... 10
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang.
Segala puja dan puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan khidayah-Nya kepada kita semua. Dia pula yang
telah memberikan banyak kenikmatan terutama nikmat sehat wal'afiat. Sehingga
dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
1. Dr.nur yasin M.H.I. selaku ketua STAI Bustanul ulum Krai yang telah
menyediakan fasilitas belajar kampus.
2. Dr. Nawawi, M,Pd. selaku dosen pengampu yang telah memberikan
pengarahan yang sangat berarti bagi penyusunan makalah ini.
3. Rekan - rekan yang telah membantu dan memberikan semangat hingga
selesainya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Untuk itu kritik dan saran sangat kami
harapkan dari para pembaca demi perbaikan dan pengembangan makalah ini.
Demikianlah makalah ini dibuat, semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi
khalayak banyak nantinya.
penyusun
ii
BAB I
PENDADULUAN
A. Latar Belangkang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud konsep administrasi kurikulum
2. Apa yang dimaksud konep supervisi kurikulum
C. Tujuan
1. Menjelaskan arti konsep administrasi kurikulum
2. Menjelaskan arti konsep administrasi kurikulum
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
harus di kerjakan, alat, fasilitas, biaya, tenaga, waktu dan komponen luar
yakni masyarakat yang berada di luar proses itu sendiri punya pengaruh
terhadap proses administrasi.
b. Manusia yang terlibat dalam proses administrasi
Administrasi dilaksanakan bersama-sama oleh sekelompok manusia,
yang bekerja sama atas dasar rasionalitas tertentu. Rasisionalitas itu
sendiri tetntu bermacam-macam bentuknya. Mereka bekerja sama untuk
mencapai tujuan dan tentunya di dorong oleh motivasi, baik intrinsik
maupun ekstrintik. Motivasi kebersamaan menyebabkan manusia bersatu
dan bekerja sama. Karena adanya kebutuhan mendesak, maka dua orang
atau lebih bermufakat untuk bekerjasama mencapai tujuan bersama. Sejak
adanya pemufakatan dan usaha itulah dimulainya proses administrasi.
c. Proses adminsitrasi senantiasa bertujuan
Tujuan merupakan hasil yang diinginkan, artinya hasil yang ingin di
peroleh oleh orang-orang yang terlibat dalam proses administrasi. Tanpa
tujuan, maka kegiatan administrasi tidak punya sasaran. Selain dari itu,
umumnya tujuan administrasi menjadi dasar dalam menentukan jenis dan
bentuk kegiatan administrasi yang akan di lakukan.
Penentuan tujuan proses administrasi dilakukan oleh orang-orang yang
terlibat didalamnya, atau oleh pihak luar. Tujuan yang di tentukan
umumnya lebih mendorong mereka mencapainya, sebab mereka
menyadari makna tujuan itu demi kepentingan mereka. Penentuan tujuan
dengan cara demokratis. Akan tetapi tujuan juga dapat ditentukan oleh
pihak luar, seolah-olah dipaksakan. Bila tujuan di tetapkan oleh pihak luar
yang tidak terlibat dalam proses administrasi, berarti yang terlibat hanya
orang-orang yang merencanakaan dan melaksanakan kegiatan administrasi
saja, bahkan mungkin bentuk dari jenis kegiatan yang harus di laksanakan
telah di tetapkan oleh pihak luar.
d. Proses administrasi memerlukan dukungan peralatan dan perlengkapan
3
Dalam hal ini tercakup juga masalah waktu, tempat, materi dan
lainnya. Peralatan dan perlengkapan yang akan di gunakan di tentukan
berdasarkan faktor-faktor, seperti: tujuan yang hendak dicapai, jenis
kegiatan yang akan di laksanakan, jumlah orang yang terlibat dalam
proses, dan bentuk kerjasama yang akan dilaksanakan, jumlah orang yang
terlibat dalam prosesdan bentuk kerjasama yang akan di laksanakan dalam
pelaksanaan tugas-tugas. Jika proses administrasi hanya membutuhkan
sedikit saja perlengkapan dan peralatan, tetapimencapai hasil optimal,
maka diartikan bahwa proses itu telah berlangsung secara efesien dan
produktif. Jika sebaliknya, maka proses administrasi tidak berjalan
efesien, sehingga di perlukan peninjauan kembali tujuan, kegiatan, dan
orang-orang yang terlibat dalam proses administrasi.
e. Administrasi pendidikan sebagai proses sosial
Pengertian administrasi yang dikemukakan di atas berlaku pula dalam
administrasi pendidikan. Administrasi adalah suatu proses sosial yang
berlangsung dalam konteks sistem sosial tertntu, proses itu dapat di lihat
dari tiga segi, yakni: secara struktural, secara fungsional dan secara
oprasional. Secara struktural administrasi di pandang sebagai hubungan
antara atasan dan bawahan dalam sistem sosial. Secara fungsional,
meninjau hubunga hirarkis itu dalam rangka pembagian dan intregasi
peranan-peranan dan fasilitas dengan maksud mencapai tujuan sistem.
Secara oprasional, proses administrasi berkenaan dengan interaksi antara
person to person, di dalam situasi mana terjadi saling pengaruh
mempengaruhi.
4
1) Kegiatan di bidang progam instruksi
Bidang kegiatan ini menjadi tanggungjawab administator sebab itu
erat kaitannya dengan pelaksanaan kurikulum. Penyusunan progam
instruksional, menjadi tanggungjawab kepala sekolah dengan bantuan
guru-guru dan staf sekolah yang lain.
2) Kegiatan bidang personal
Tenaga personal sekolah merupakan tenaga pelaksana progam
pendidikan dan kurikulum di sekolah bersangkutan. Bidang ini dikelola
dengan baik, mulai dari pengadaan, penempatan, dan pembinaanya.
3) Kegiatan dalam dukungan logistik
Dukungan logistik harus mendapat perhatian dalam kegiatan
administrasi pendidikan. Tanpa dukungan logistik jumlah dan kualitas
yang memadai, maka pelaksanaan kurikulum akan mengalami hambatan.
Karena itu, masalah pengadaan, penggunaan, dan pemeliharaan bidang
logistik harus perhatian administrasi.
4) Perencanaan
Sekolah harus memiliki perncanaan yang matang dan lengkap dalam
bidang pendidikan dan kurikulum. Rencana tersebut meliputi rencana
tahunan, rencana triwulanaan, rencana bulanan bahkan sampai rencana
mingguan. Dan semua rencana tersebut harus menjadi perhatian
administrator dengan melibatkan seluruh staf sekolah dan masyarakat.
5) Hubungan dengan pihak luar
Pihak luar seperti orang tua siswa, instansi pemerintah, badan usaha
swasta, dan institusi masyarakat lainnya. Sesungguhnya berperan besar
dalam perencanaan dan pengembangan progam pendidikan dan
kurikulum. Karena itu kerjasama dengan pihak luar perlu dibina.
5
B. Konsep supervisi kurikulum
1. Pengertian supervisi kurikulum
Supervisi kurikulum adalah semua usaha yang dilakukan oleh
supervisor dalam bentuk pemberian bantuan, bimbingan, pergerakan
motivasi, nasehat dan pengarahan yang di tunjukkan untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam PBM yang pada gilirannya meningkatkan hasil
belajar siswa. Sasaran suprvisi kurikulum adalah guru yang
berkemampuan lebih baik. Sedangkan tujuan supervisi adalah untuk
meningkatkan kemampuan guru yang ditandai oleh terjadinya peningkatan
hasil belajar siswa. Jadi pada dasarnya hasil supervisi kurikulum ditandai
oleh hasil belajar siswa. Dengan demikian supervisi kurikulum pada
prinsipnya identik dengan bimbingan profesional, oleh sebab itu lebih
menekankan pada pemberian bimbingan dan bantuan pada guru selaku
tenaga professional dan diarahkan agar memiliki kemampuan professional
yang lebih baik, dalam arti lebih efektif dan lebih berhasil.2
2. Fungsi supervisi kurikulum
Pada dasarnya supervisi kurikulum memiliki fungsi-fungsi sebagai
berikut:
a. Fungsi edukatif yakni fungsi yang dimaksudkan untuk mendidik guru
yang lebih mampu dan lebih baik kualitasnya sesuai dengan tujuan-
tujuan kemampuan profesional, tuntutan terhadap guru, dan kebutuhan
lapangan kependidikan di sekolah.
b. Fungsi kulikuler yakni berkenan dengan pelaksanaan pengajaran dan
peningkatan situasi belajar mengajar sehingga memungkinkan siswa
belajar lebih efektif.
c. Fungsi kepebimbingan yakni memberikan bantuan kepada guru-guru
agar mampu mengatasi kesulitannya sendiri.
2
S. Marmoah, (2018). Administrasi dan Supervisi Pendidikan dan Praktek.Yogyakarta: Grup
Penerbitan CV.Budi Utama.
6
d. Fungsi administratif yang berkenaan dengan kegiatan kepengawasan
dan kepemimpinan terhadap organisasi guru-guru dalam rangka
pendidikan dan pengajaran di sekolah
e. Fungsi pengabdian yakni berkenaan dengan pengabdian supervisor
terhadap kepentingan sekolah, seperti: membantu guru, siswa dan
penyelenggaraan sistem sekolah secara menyeluruh.
3. Ciri-ciri supervisi kurikulum
Pengertian tentang supervisi dapat lebih dipahami dengan memahami
konsep-konsep dibawah ini, karena ungkapan-ungkapan itu
menggambarkan ciri-ciri supervisi dalam arti yang sebenarnya.
a. Supervisi adalah proses perbaikan pengajaran. Proses itu berlangsung
dalam bentuk memberikan rangsangan dan membantu guru agar
mereka berusaha memperbaiki dirinya sendiri. Jadi progam supervisi
pada hakikatnya adalah salah satu upaya perbaikan instruksional.
b. Supervisi memudahkan para siswa belajar. Melalui supervisi
disediakan kondisi-kondisi yang memudahkan para siswa belajar
secara efektif.
c. Supervisi digunakan untuk menentukan kegiatan-kegiatan
mempelajari dan memperbaiki kondisi-kondisi lingkungan belajar dan
pertumbuhan para siswa dan guru.
d. Fungsi utama supervisi adalah untuk membantu situasi belajar bagi
siswa. Supervisi merupakan kegiatan pelayanan untuk membantu pera
guru melaksankan tugas kewajibannya sebaik mungkin.
e. Supervisi adalah penyluhan orang-orang dengan cara yang kreatif
dalam memecahkan masalah, baik masalah perorangan maupun
masalah bersama.
4. Supervisi dan perbaikan kurikulum
Dalam konsep kurikulum pada hakikatnya telah tercukup konsep
pengajaran atau belajar mengajar. Perbaikan dapat ditafsirkan telah
tercakup masalah perbaikan pengajaran. Supervisi yang berhasil di tandai
7
oleh adanya perbaikan kurikulum dan pengajaran. Dalam hal ini
keterlaksanaan kurikulum dan pengajaran yang lebih baik merupakan
produk kegiatan supervisi yang efektif. Tapi yang memperbaiki kurikulum
itu sesungguhnya bukan supervisor tetapi guru itu sendiri, yang telah
dibimbing oleh supervisor.
Titik tolak dari perbaikan kurikulum sekolah bersumber dari guru.
Data hubungan ini ada baiknya di pertanyakan beberapa hal yang
berkaitan dengan usaha perbaikan pengajaran dari kurikulum itu.
Persoalan-persoalan yang kiranya perlu mendapat sorotan, adalah:
peranan guru sebagai tenaga profesional, kemempuan guru profesional,
guru dan perbaikan kurikulum, dan hubungan antara guru dan
administrator, siswa dan orang tua murid.3
Peranan guru sebsagai tenaga profesional. Berdasarkan asumsi bahwa
pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional, maka implikasinya
adalah bahwa setiap guru harus memenuhi persyaratan-persyaratan
yang di tentukan profesi itu dan harus berkerja secara profesional juag.
Di pihak lain seharusnya mendapat imbalan sesuai dengan
kemampuan profesionalnya. Kemampuan-kemampuan itu tentulah
harus sejalan dengan kerangkan peranan guru terutama di sekolah
sebagai lembaga pendidikan profesional.
Kemampuan guru profesional, guru yang baik adalah guru yang
berhasil. Berhasil dalam pengajarannya maksudnya adalah yang
mampu memeprsiapkan anak mencapai tujuannya yang telah
dirumuskan dalam kurikulum. Untuk membawa anak mencapai
tujuan-tujuan itu, setiap guru memerlukan berbagai kemampuan atau
kualifikasi profesional. Jadi jelas bahwa di samping seorang guru
harus memahami dirinya sendiri, siswa dan masyarakat, maka harus
3
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
8
juga memiliki kemampuan-kemampuan yang berkenan dengan fungsi
pengajaran.
Perbaikan kurikulum bermula dari guru. Berdasarkan asusmsi bahwa
perbaikan kurikulum harus dimulai dari komponen manusia yang
membina kurikulum itu. Dalam hal ini komponen guru merupakan
sumber baru dalam perbaikan kurikulum. Guru yang paling
mengetahui apakah kurikulum relevan dengan tuntunan dan kebutuhan
siswa dan masyarakat. Sesungguhnya perubahan dan perbaikan
merupakan hasil usaha para pendidik yang bekerja di sekolah yang
mangalami langsung kebutuhan dan perlunya perubahan. Dalam hal
ini, maka guru atau staf sekolah dapat berbuat banyak dalam
menentukan level sekolah , menentukan kebutuhan perbaikan,
mengembangkan tujuan, menentukan level perbaikan yang dapat di
terima.
Hubungan guru, administrator dan orang tua, hasil belajar dan
kemajuan siswa ditentukan oleh bentuk hubungan antara guru dan
siswa , antara guru dan administrator, antara guru dan orang tua murid.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Administrasi dan supervisi adalah dua bidang tugas dalam
penyelenggaraan pendidikan yang saling membutuhkan dalam usaha
meningkatkan pelayanan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Administrasi adalah seluruh kegiatan proses pembelajaran yaang di
rencanakan oleh sekolompok orang yang terlibat didalam admanistrasi secara
efektif dan efesien untuk mencapai tujuan yang ingin di capai. Sedangkan
supervisi adalah semua usaha yang dilakukan oleh supervisor dalam bentuk
pemberian bantuan, bimbingan, pergerakan motivasi, nasehat dan pengarahan
yang di tunjukkan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Sasarannya adalah guru yang
berkemampuan lebih baik. Sedangkan tujuannya adalah untuk meningkatkan
kemampuan guru.
10
DAFTAR PUSTAKA
11