Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Syariah

Syariah menurut istilah adalah teks-teks suci yang diturunkan Allah kepada Rasulullah, baik
al-Quran maupun as-Sunnah, yang mana sunnah sendiri adalah terjemahan, penjabaran,
implementasi dan praktik dari al-Quran,

Allah SWT. berfirman:

‫وما ينطق عن الهوى () إن هو إال وحي يوحى‬

"Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa


nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).

(QS. An-najm 3-4)

Syariat Islam menurut bahasa adalah: jalan hidup yang harus dilalui dan digunakan setiap
muslim secara individu, sosial dan negara.

Syariat atau syariah adalah 2 kata yang sama memiliki makna yang sama dan diambil dari
bahasa Arab ‫الشريعة‬.

Pengertian Fiqih
Menurut istilah, Fiqih Islam adalah hasil konklusi dari pemahaman para Ulama Fiqih atas
naskah suci al-Quran dan al-Hadits.

Menurut bahasa (etimologi), kata fikih berasal dari bahasa Arab yang berarti paham, seperti
pernyataan yang berarti “saya memahami pelajaran itu”.

Menurut terminologi, fikih pada mulanya berarti pengetahuan keagamaan yang mencakup
seluruh ajaran agama, baik berupa akidah, akhlak, maupun amaliah (ibadah), yakni sama
dengan arti syariah islamiyyah. Namun, pada perkembangan selanjutnya, fikih diartikan
sebagai bagian dari syariah islamiyyah, yaitu pengetahuan tentang hukum syariah
islamiyyah yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang telah dewasa dan berakal sehat
yang diambil dari dalil-dalil yang terinci.

Fikih secara bahasa adalah pemahaman yang mutlak, baik secara jelas maupun secara
tersembunyi. Dan telah berpendapat sebagian ulama, bahwa fikih secara bahasa berarti
memahami sesuatu secara mendalam.

Para usuliyyun membagi makna fikih secara istilah dalam tiga fase, yakni

Fase pertama, bahwa fikih sama dengan syariat, yakni segala pengetahuan yang terkait
dengan apa-apa yang datang dari Allah swt.., baik berupa akidah, akhlak, maupun perbuatan
anggota badan… Fase kedua,… fikih didefinisikan sebagai ilmu tentang hukum-hukum
syar‘iyyah yang bersandarkan pada dalil-dalil yang terperinci. Fase ketiga, dan ini yang
berlaku hingga saat ini, yaitu ilmu tentang hukum-hukum syariah bersifat furu‘iyyah amaliah
yang bersandar pada dalil-dalil terperinci).

Sumber Hukum Islam

1. Al-Quran

Kata Al-Quran dalam kamus bahasa Arab berasal dari kata Qara'a artinya membaca. Bentuk
mashdarnya artinya bacaan dan apa yang tertulis padanya. Sepert tertuang dalam ayat Al-Qur'an:
Secara istilah Al-Qur'an adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, tertulis dalam
mushhaf berbahasa Arab, yang sampai kepada kita dengan jalan mutawatir, bila membacanya
mengandung nilai ibadah, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas. Al-
Qur'an adalah (Kalamullah) yang diturunkan kepada Rasulullah tertulis dalam mushhaf, ditukil dari
Rasulullah secara mutawatir dengan tidak diragukan. Adapun hukum-hukum yang terkandung dalam
Al-Qur'an, meliputi:3 1) Hukum-hukum I'tiqadiyyah, yaitu hukum yang berhubungan dengan
keimanan kepada Allah swt, kepada Malaikat, kepada Kitab-kitab, para Rasul Allah dan kepada hari
akhirat. 2) Hukum-hukum Khuluqiyyah, yaitu hukum yang berhubungan dengan manusia wajib
berakhlak yang baik dan menjauhi prilaku yang buruk. 3) Hukum-hukum Amaliyah, yaitu hukum yang
berhubungan dengan perbuatan manusia. Hukum amaliyah ini ada dua; mengenai Ibadah dan
mengenai muamalah dalam arti yang luas. Hukum dalam Alqur'an yang berkaitan dengan bidang
ibadah dan bidang. al-Ahwal al-Syakhsyiyah/ihwal perorangan atau keluarga, disebut lebih terperinci
dibanding dengan bidangbidang hukum yang lainnya.

2. As-Sunah Sunnah

secara kamus berarti 'cara yang dibiasakan' atau cara yang terpuji. Sunnah lebih umum disebut
hadits yang mempunyai beberapa arti: dekat, baru, berita. Dari arti-arti di atas maka yang sesuai
untuk pembahasan ini adalah hadits dalam arti khabar, seperti dalam firman Allah Secara kamus
menurut ulama ushul fiqh adalah semua yang bersumber dari Nabi saw, selain Al-Qur'an baik berupa
perkataan, perbuatan atau persetujuan. Adapun hubungan Al-Sunnah dengan Al-Qur'an dilihat dari
sisi materi hukum yang terkandung di dalamnya sebagai berikut : 1) Muaqqid yaitu menguatkan
hukum suatu peristiwa yang telah ditetapkan AlQur'an dikuatkan dan dipertegas lagi oleh Al-Sunnah,
misalnya tentang Shalat, zakat terdapat dalam Al-Qur'an dan dikuatkan oleh Al-sunnah. 2) Bayan
yaitu al-Sunnah menjelaskan terhadap ayat-ayat Al-Qur,an yang belum jelas, dalam hal ini ada empat
hal : a) Memberikan perincian terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang masih mujmal, misalnya perintah
shalat dalam Al-Qur'an yang mujmal, diperjelas dengan Sunnah demikian juga tentang zakat, haji
dan shaum. b) Membatasi kemutlakan (taqyid al-muthlaq) Misalnya: Al-Qur'an memerintahkan
untuk berwasiat, dengan tidak dibatasi berapa jumlahnya kemudian Al-Sunnah membatasinya. c)
Mentakhshishkan keumuman, Misalnya: Al-Qur‟an mengharamkan tentang bangkai, darah dan
daging babi, kemudian Al-Sunnah mengkhususkan dengan memberikan pengecualian kepada
bangkai ikan laut, belalang, hati dan limpa. d). Menciptakan hukum baru. Rasulullah melarang untuk
binatang buas dan yang bertaring kuat, dan burung yang berkuku kuat, dimana hal ini tidak
disebutkan dalam Al-Qur'an. 5

3. Ijma’ Ijma

menurut bahasa dan istilah dijelaskan dalam arti bahasa yang mempunyai dua arti, yang pertama
adalah berusaha bertekad terhadap sesuatu. Sedangkan kedua artinya kesepakatan. 2. Sumber
Hukum Islam dan Urutannya a. Al-Qur‟an, Sunah, Ijma dan Qiyas Berdasarkan penelitian menurut
Abdul Wahab Khalaf telah ditetapkan bahwa dalil syara‟ yang menjadi dasar pengambilan hukum
yang berhubungan dengan perbuatan manusia itu ada empat: al-Qur‟an, assunah, ijma dan qiyas.
Dan jumhur ulama telah sepakat bahwa empat hal ini dapat digunakan sebagai dalil, juga sepakat
bahwa urutan penggunaan dalil-dalil tersebut adalah sebagai berikut: pertama al-Quran, kedua
assunah, ketiga ijma, dan keempat qiyas. Yakni bila ditemukan suatu kejadian, pertama kali dicari
hukumnya dalam Al-Quran, dan bila hukumnya ditemukan maka harus dilaksanakan. Bila dalam Al-
Quran tidak ditemukan maka harus dicari ke dalam sunah. Bila dalam sunah juga tidak ditemukan
maka harus dilihat, apakah para mujtahid telah sepakat tentang hukum dari kejadian tersebut, dan
bila tidak ditemukan juga, maka harus berijtihad mengenai hukum atas kejadian itu dengan
mengkiaskan kepada hukum yang memiliki nash.

Madzhab Hukum Islam

1. Mazhab Hanafi Mazhab yang pertama adalah mazhab hanafi. Sesuai dengan
namanya, mazhab hanafi didirikan oleh Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit.
Imam Abu Hanifah lahir pada tahun 80 H di Kufah dan wafat pada tahun 150 H.
Mazhab ini dikenal sebagai mazhab ahli qiyas (akal) karena hadis yang sampai ke
Irak hanya sedikit, sehingga Imam Abu Hanafi lebih banyak menggunakan qiyas atau
akal. Imam Abu Hanifah termasuk ulama cerdas, pengasih, fasih membaca Al
Quran dan ahli ibadah tahajjud. Pada zaman Bani Umayyah, beliau diminta untuk
menjadi hakim namun ia menolak tawaran tersebut. Meskipun begitu, mazhab
hanafi ini dapat berkembang karena menjadi mazhab pemerintah pada masa
Khalifah Harun Al-Rasyid.
2. Mazhab Maliki Berikutnya yaitu mazhab maliki. Mazhab maliki dicetuskan oleh
Imam Maliki bin Anas Al-Ashbahy. Beliau lahir di Madinah pada tahun 93 H dan
wafat pada tahun 179 H. Imam Maliki ini merupakan ahli hadis di Madinah di mana
Rasulullah hidup dan menjadi tokoh penting di kota tersebut. Mazhab ini dikenal
sebagai mazhab ahli hadist yaitu hukum agama yang bersumber pada hadis-hadis.
Dalam hal ini, Imam Maliki lebih mengutamakan segala hal tindakan dan perbuatan
berdasarkan hadis Rasul. Sebab, menurutnya mustahil penduduk Madinah berbuat
sesuatu bertentangan dengan perbuatan Rasul yang menjadi tokoh besar di kota
tersebut. Mazhab ini lahir di Madinah dan berkembang hingga ke negara lain seperti
Maroko. Imam Maliki ini dikenal sangat hormat kepada Rasulullah dan
menjadikannya junjungan dalam melakukan berbagai hal dan perbuatan di dunia.
Bahkan salah satu sikap hormatnya, ditunjukkan dengan tidak pernah naik unta di
kota Madinah untuk menghormati makam Rasul.
3. Mazhab Syafii Mazhab berikutnya adalah mazhab syafi’i. Sesuai dengan namanya,
mazhab syafi’i didirikan oleh Imam Muhammad bin Idris As-Syafi’i Al-Quraisyi. Beliau
lahir di Ghuzzah pada tahun 150 H dan wafat di Mesir pada tahun 204 H. Dalam hal
ini, Imam Syafi’i banyak belajar kepada Imam Malik yang telah dikenal sebagai
mahzabul hadist. Kemudian, beliau pergi ke Irak dan belajar dari ulama Irak yang
merupakan penganut mazhab qiyas atau akal.Di sini, Imam Syafi’i berusaha
menggabungkan mazhab hadis dan mazhab qiyas. Inilah yang menjadi keutamaan
mazhab syafi’i dibandingkan mazhab lain.
4. Terakhir adalah mazhab hambali. Mazhab hambali didirikan oleh Imam Ahmad bin
Hanbal As-Syaebani. Beliau lahir di Baghdad tahun 164 H dan wafat tahun 248 H.
Imam Hambali merupakan murid dari Imam Syafi’i. Selama belajar dengan Imam
Syafi’i, Imam Hambali melahirkan mazhab yang digunakan untuk perbuatan-
perbuatan afdal bukan untuk menentukan hukum, yaitu tidak lain adalah hadist
dla’if. Mazhab ini sangat berguna dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.

Hukum islam dan masalah kontemporer

Isu isu kontemporer dapat di definisikan sebagai isu yang berkembang saat ini. Berkaitan
dengan hukum islam, maka isu hukum islam kontemporer merupakan isu isu yang
berkaitan dengan perkembangan , pemikiran hukum islam masa kini. Dengan demikian
hukum islam dapat menjawab persoalan baru akibat perubahan dari masa ke masa. Adanya
isu isu kontemporer ini di latar belakangi oleh

Pertama : ada yang moderanisasi yang mengakibatkan munculnya berbagai perubahan


tatanan sosial baik menyangkut ideologi, politik, sosial budaya hingga kepercayaan

kedua : munculnya keadaan baru untuk mengugat kemapanan sistem hukum barat di
banyak negara

ketiga : masih terpaku nya pemikiran hukum islam secara klasik dengan pemahan tekstual
dalam artian isu kontemporer ini berkaitan dengan hukum islam. hal ini menyebabkan
kurangnya adaptasi dengan perkembangan zaman yg ada. isu isu kontemporer ini
diantaranya adalah isu mengenai korupsi, narkoba, terorisme, money laundering dan cyber
crime
Pertanyaan

1. Perbedaan syariah dan fiqih


Syariah itu “ma’shumah” alias “tidak bisa salah”, semua isinya adalah kebenaran yang harus
kita imani secara utuh, dilakukan, serta semua isinya adalah kebaikan dan kemaslahatan
manusia di dunia-akhirat.
Sedangkan Fiqih adalah hasil cipta karya para Ulama Fiqih berdasarkan pemahaman, kajian,
dan telaah mereka terhadap Syariah, Sifatnya sangat relatif, bisa berubah, bergeser.

Karenanya, wajar kalau ada perbedaan pendapat di antara ulama dalam satu masalah yang
sama, setinggi apapun derajat dan keilmuwan mereka, masih tetap saja mereka manusia
yang bisa benar dan bisa keliru.

Para ulama juga punya pengalaman, latar belakang pendidikan dan tingkat kepakaran ilmu
yang berbeda yang tentu saja berpengaruh pada sudut pandang suatu masalah.

Hal ini tidak berarti kalau Fiqih itu tidak ada harganya dan tidak besar nilainya, bukan
demikian, disini yang kita maksud bahwa Fiqih tidak memiliki “qodasah” atau kesakralan
sebagaimana Syariah.

2. Mengapa sumber hukum islam tidak cukup hanya alquran?


Sumber hukum pertama adalah al- Qur'an, yaitu wahyu atau kalamullah yang sudah dijamin
keontentikannya dan juga terhindar dari intervensi tangan manusia. Sehingga dengan penyucian
tersebut meneguhkan posisi al-Qur'an sebagai sumber hukum yang utama.

Karena Al Qur an menggunakan bahasa yang sederhana dan elegan, yang turun langsung dari
Allah.

sehingga bahasanya terlalu tinggi untuk manusia, Al Qur an juga mengandung makna di setiap
hurufnya. Fungsi hukum islam dalam kehidupan masyarakat Fungsi utama hukum Islam adalah
untuk beribadah kepada Allah SWT. Hukum Islam adalah ajaran Allah yang harus dipatuhi umat
manusia, dan kepatuhannya merupakan ibadah yang sekaligus juga merupakan indikasi
keimanan seseorang.

3. awal mula muncul madzhab


Sejarah muncul mazhab fiqih terjadi dalam lima periode: Periode pertumbuhan (Abad ke 0-1
H) yaitu pada masa rasulullah, pada masa shahabat dan pada masa tabiin. Periode
pembentukan (Abad ke 2-3 H ) yaitu Mazhab Imam Abu Hanifah, Madzhab Imam
Malik, Mazhab Imam Syafii, Mazhab Imam Ahmad dan Mazhab lainnya.

Anda mungkin juga menyukai