TAMBANG TERBUKA
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN BIJIH NIKEL
DISUSUN OLEH
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami telah menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dengan judul
“PENGOLAHAN BAHAN GALIAN BIJIH NIKEL”
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen pengampu mata kuliah regulasi pertambangan yang telah memberikan tugas
terhadap kami. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
ikut turut membantu menyumbangkan pikiran serta pendapat dalam mengerjakan makalah
ini. Penulis berharap adanya makalah ini dapat membantu menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca.
Penulis sadar, bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
karena adanya keterbatasan pengetahuan dan pikiran. Untuk itu , penulis berharap adanya
kritik dan saran yang dapat membangun untuk memperbaiki hasil makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 5 PEMASARAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
GAMBAR 1 Nickel Process Ilustration............................................. III-3
GAMBAR 2 Pengeringan di Tanur Pengering (driyer)..................... III-4
GAMBAR 3 Peleburan di Tanur Listrik............................................ III-6
GAMBAR 4 Bagan Alir Pengolahan Nikel....................................... III-7
GAMBAR 5 Dump Truck Dan Kapal Tongkang (Tug Boat)……... IV-1
GAMBAR 6 Bagan Alir Pemasaran………………………………. IV-2
GAMBAR 7 Grafik Harga Komoditi Nikel……………………….. IV-5
v
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bahan galian yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi yaitu
Nickel yang merupakan baja nirkarat yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
II-1
1.2. Rumusan Masalah
II-2
7.1. Tujuan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk dapat memahami proses-
proses pengangkutan, pengolahan, dan pemasaran yang dilakukan untuk
memperoleh nikel yang ekonomis.
II-3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Preparasi
Preparasi merupakan proses tahap awal dalam pengolahan bahan galian
yang meliputi:
2.2.1. Sampling
Sampling merupakan pengidentifikasian bahan galian baik sifat
fisik, kimia, kemagnetan, serta kelistrikan dari mineral yang terkandung
dalam bahan galian diantaranya Macam dan komposisi mineral dalam
bahan galian, Kadar masing-masing mineral dalam bahan galian, Besar
ukuran dan distribusi ukuran, Distribusi mineral-mineralnya, Macam
dan tipe ikatan mineral-mineralnya, Derajat liberasi mineral-mineralnya,
II-1
Sifat-sifat fisik mineralnya seperti berat jenis, kemagnetan,
konduktivitas listrik, sifat-sfat permukaan mineralnya dan sebagainya.
2.2.2. Kominusi
Kominusi adalah suatu proses untuk mengubah ukuran suatu
bahan galian menjadi lebih kecil, hal ini bertujuan untuk memisahkan
atau melepaskan bahan galian tersebut dari mineral pengotor yang
melekat bersamanya. Kominusi bahan galian meliputi kegiatan berikut:
a. Crusher yaitu suatu proses yang bertujuan untuk meliberalisasi
mineral yang diinginkan agar terpisah dengan mineral pengotor
yang lain. Dimana proses ini bertujuan juga untuk reduksi ukuran
dari bahan galian / bijih yang langsung dari tambang (ROM = run
of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm)
menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
2.2.3. Sizing
Merupakan proses pemilahan bijih yang telah melalui proses kominusi
sesuai ukuran yang dibutuhkan. Kegiatan Sizing meliputi Screening
yaitu Salah satu pemisahan berdasarkan ukuran adalah proses
pengayakan (screening). Sizing dibagi menjadi dua antara lain :
II-2
a. Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)
II-3
2. Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di
bagian bawah (dasar) disebut underflow.
2.3. Kosentrasi
1. Pemilahan (Sorting)
II-4
Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam
suatu media fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan
kecepatan pengendapan mineral-mineral yang ada.
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi
gerakan fluidanya, yaitu :
a. Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy
medium separation (HMS).
b. Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration
c. Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan
terjadi pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel
banyak gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang
terdiri dari 3 (tiga) tahap sebagai berikut :
1. Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya
terhalang.
2. Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel
yang berat mengendap lebih dahulu.
3. Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel
kecil berusaha mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai
dengan berat jenisnya.
Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu antara lain:
a. Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga
dengan kadar tinggi.
b. Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.
1. Jig.
II-5
Jigging adalah suatu proses pemisahan bijih dalam medium
liquid berat yang tergantung daripada kesanggupan penetrasi suatu
bed yang semi stationary yang disebabkan karena perbedaan
Specific Gravity.
II-6
yang sama besar. Sedangkan apabila ssspecific Gravitynya berbeda
maka gaya gesek pada partikel berat akan lebih besar daripada
partikel ringan. Karena pengaruh gaya dari aliran, maka partikel
ringan akan terdorong / terbawa lebih cepat dari partikel berat
searah aliran.
4. sluice box
a. Kecepatan aliran
II-7
maksimum akan terjadi di bawah permukaan aliran, sebab pada
permukaan aliran kecepatannya di pengaruhi oleh gaya gaya
gesek antara fluida dengan udara. Dengan prinsip kecepatan
aliran inilah maka mineral yang mempunayi spesifik gravity
yang berlainan akan di pisahkan
e. Kekentalan
f. Tinggi Riffle
II-8
Semakin kasar deck, maka gaya gesek semakin besar, sehingga
partikel berat akan tertahan, untuk feed yang kasar atau
berdiameter besar maka akan digunakan air yang cukup banyak,
kemiringan deck juga cukup besar, bila feednya halus untuk
mengatur tebal aliran harus diperhatikan ukuran besar butirnya
dan harus seragam. .
II-9
Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan
sifat konduktor (mudah menghantarkan arus listrik) dan non-
konduktor (nir konduktor) dari mineral.
II-10
b. Mineral-mineral non-magnetik sebagai ampas (tailing).
II-11
3. Ampas (tailing) yang tenggelam terdiri dari mineral-mineral pengotor.
2.4. Dewatering
II-12
3. Pengeringan (Drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan
yang berasal dari konsentrat dengan cara penguapan
(evaporization/evaporation).
Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu antara lain:
a. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang
dilakukan di atas lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk
(dibolak-balik).
b. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :
1. tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam
saluran silindris vertikal yang dialiri udara panas (80o – 100o).
2. rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder
panjang yang diputar pada posisi agak miring dan dialiri udara
panas yang berlawanan arah.
II-13
BAB III
PEMBAHASAN
Nickel ore adalah bijih nikel, yaitu mineral atau agregat mineral yang
mengandung nikel. Ferronickel adalah produk metalurgi berupa alloy (logam
paduan) antara besi (ferrum) dan nikel.
Baja menggunakan produk alloy ini Nickel bisa berasal dari Laterite (Ni
Oxides) hasil proses pelapukan batuan Ultramafik dan Sulfida (Ni Sulphides)
hasil dari proses magmatisme. Sumber batual Ultramafik bisa dari Dunite,
Peridotite, Lherzolite,Serpentinite, dll.
III-1
Proses leaching membentuk profile Limonite (bagian atas/zona oksidasi)
dan Saprolite (bagian bawah/zona reduksi) dimana pada lapisan limonite
proses pelapukan sudah sangat lanjut sehingga hampir semua Silica dan
magnesia sudah tercuci dan sisa-sisa struktur/tekstur batuan sudah boleh
dikatakan hilang (semua lapisan bedrock sudah jadi tanah), lapisan limonite
mengandung Fe yang sangat tinggi karena memang Fe sangat suka
lingkungan oksidasi. Kalo saprolite boleh dikatakan setengah lapuk dimana
masih ditemukan sisa-sisa batuan dasar. Kandungan Ni tertinggi akan didapat
pada zona saprolite karena Ni lebih stabil di zona reduksi.
1. Pemboran
pada jarak spasi 25 - 50 meter untuk mengambil sample batuan dan
tanah guna mendapatkan gambaran kandungan nikel yang terdapat di
wilayah tersebut.
2. Pembersihan dan pengupasan
lapisan tanah penutup setebal 10– 20 meter yang kemudian dibuang di
tempat tertentu ataupun dipakai langsung untuk menutupi suatu wilayah
purna tambang.
3. Penggalian
III-2
lapisan bijih nikel yang berkadar tinggi setebal 5-10 meter dan dibawa
ke tempat pengolahan.
Setelah bahan galian ditambang dan lalu di dangkut dengan alat muat
(wheel loader) menuju ke stockfile. Dan setelah diangkut sebaiknya
melakukan proses pengolahan nickel. Dalam proses pengolahan bijih nickel
meliputi beberapa tahapan proses utama (Gambar 3.2.) yaitu :
GAMBAR 1
Setelah bahan galian ditambang dan lalu di dangkut dengan alat muat (wheel
loader) menuju ke stockfile. Dan setelah diangkut sebaiknya melakukan
III-3
1. Crushing
Dimana proses ini bertujuan untuk reduksi ukuran dari ore agar
mineral berharga bisa terlepas dari bijihnya. Berbeda dengan
pengolahan emas, dalam tahap ini untuk nikel ore ini hanya
dibutuhkan ukuran maksimal 30 mm sehingga hanya dibutuhkan
crusher saja dan tidak dibutuhkan grinder.
GAMBAR 2.
III-4
TANUR PENGERING DAN GUDANG BIJIH KERING
III-5
Matte dan slag akan terpisah berdasarka berat jenisnya. Slag
kemudian diangkut kelokasi pembuangan dengan kendaraan khusus.
GAMBAR 3
PELEBURAN DITANUR
LISTRIK
III-7
dengan air bertekanan tinggi. Proses ini menghasilkan nikel matte
yang dingin yang berbentuk butiran-butiran halus. Butiran-butiran
ini kemudian disaring, dikeringkan dan siap dikemas.
Dari mekanisme pengolahan nikel di atas dapat dibuat bagan alir pengolahan
nikel seperti pada gambar di bawah ini.
GAMBAR 4
III-8
BAB IV
PENGANGKUTAN
4.1. Pengangkutan
Setelah ditambang, mateial bijih nikel selanjutnya akan diangkut menuju lokasi
pengolahan untuk diolah untuk menghasilkan bahan olahan nikel maupun pelabuhan
untuk dikirm menuju pihak pembeli. Proses pengangkutan bijih nikel maupun bahan
olahan nikel menggunakan kombinasi peralatan dump truck dan kapal tongkang (tug boat)
IV-1
BAB V
PEMASARAN
Penyortiran Kadar
Pengangkutan
Pemasaran
Berdasarkn bagan alir diatas maka dapat dijelaskan bahwa metode pemasaran yang
digunakan PT. Ironick Company yaitu dengan memasok produk nikel ore yang telah
disortir berdasarkan kadar pada smelter yang dimiliki oleh pihak perusahan PT. Sulawesi
IV-1
Mining Investment (SMI) Morowali, Sulawesi Tengah. Jumlah pasokan nikel ore oleh PT.
Ironick Company kepada smelter PT. SMI Morowali didasarkan pada kapasitas produksi
smelter/ tahun yaitu sebesar 1.600.000 ton/tahun. Berdasarkan kadar limonit, transisi dan
saprolit masing- masing harga berbeda. Harga nikel ore dapat dihitung dengan cara:
Harga nikel ore di Indonesia per tanggal 29 September 2017 adalah
Rp.675.000/ton untuk kadar 1.66%. (Sumber: FeroAlloyNet.com). Sedangkan untuk kadar
1.2% dan 1.4% harga nikel ore dipatok berdasarkan harga penjualan nikel ore di Negara
China dan Philipina, yaitu sebesar Rp.310.500/ton untuk kadar 1.2% dan Rp.528.060
untuk kadar 1.4%. Sehingga selisih penurunan harga berdasarkan harga kadar yang
terdapat di Indonesia dapat dihitung sebagai berikut:
1. Untuk kadar 1.66%
Harga Indonesia = Rp 675.000/ton
Harga China = Rp 721.005/ton
Harga Philipina = Rp 580.500/ton
Maka selisih harga diantara ketiga Negara dengan perbedaan harga tersebut adalah sebagai
berikut:
Selisih harga Indonesia dengan China:
= Rp 721.005/ton - Rp 675.000/ton
= Rp 46.005
IV-1
pengolahan dan pemurnian yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang banyak
bertumbuhan dalam dasawarsa terakhir. Komoditi nikel dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu bijih nikel, feronikel dan nikel kasar, hampir seluruhnya dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan ekspor (Kajian Supply and Demand, ESDM).
Sebanyak 68% dari nikel yang diproduksi di dunia digunakan sebagai bahan dalam
pembuatan stainless steel (baja tahan karat). Sisanya digunakan untuk pembuatan alloy
(16%), plating (9%), baterei (3%), dll. Stainless steel sendiri banyak digunakan untuk
rangka bangunan, industri otomotif, industri berat dan industri energi. Karena itu, supply
and demand nikel akan sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dunia. Saat
pertumbuhan ekonomi meningkat, banyak kegiatan konstruksi dan pembangunan,
produksi otomotif meningkat, industri berat berkembang, dan eksploitasi sumber energi
serta pembangunan pembangkit listrik juga bertambah. Ini tentu akan mengakibatkan
kebutuhan stainless steel meningkat dan ujungnya juga akan meningkatkan kebutuhan
nikel.
Grafik harga nikel dunia dilihat mulai tahun 2010 sampai tahun ekarang
menunjukkan penurnan namun pada tahun 2014 harga komoditi nikel mulai merangkak
naik.
(Sumber: Sahamok.com)
Gambar 13.2 Grafik Harga Komoditi Nikel
IV-1
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
D. Nickel ore adalah bijih nikel, yaitu mineral atau agregat mineral yang
mengandung nikel. Ferronickel adalah produk metalurgi berupa alloy
(logam paduan) antara besi (ferrum) dan nikel.
IV-1
DAFTAR PUSTAKA
Bates, R.L., 1960. Geology of The Industrial Rocks And Minerals, Harper And
Raw Publisher, New York.