Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM SD
“Fungsi, peranan, dan Komponen Kurikulum”

Disusun Oleh Kelompok II :


1. Elza Aprilia (211014286206366)
2. Dea Irwana Putri (211014286206373)
3. Surya Widyasari (211014286206382)
4. Yesti Dwitawati (211014286206382)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Elvima Nofrianni, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurah kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum SD yang berjudul Fungsi, peranan, dan Komponen
Kurikulum.
Makalah ini telah penulis susun dengan semaksimal mungkin dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini.Penulis berharap makalah ini dapat memberi wawasan
yang lebih luas dan menjadi sumbang pemikiran kepada pembacanya.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
demi perbaikan pembuatan makalah yang akan datang.

Muara Bungo ,Oktober 2023

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................1

C. Tujuan........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................3

A. Fungsi dan Peranan Kurikulum.................................................3

B. Komponen Kurikulum...............................................................6

BAB III PENUTUP..........................................................................................9

A. Kesimpulan................................................................................9

B. Saran..........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu faktor yang menentukan pembangunan di bidang
pendidikan akan mencapai sasarannya adalah perencanaan yang baik.
Perencanaan yang baik tentunya mensyaratkan tersedianya dukungan data
yang benar-benar mencerminkan keadaan yang sebenarnya (akurat) dan
mutakhir.
Syarat lain yang tidak kalah pentingnya adalah proses penyusunan
yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan
daerah, melibatkan stakeholder pendidikan, dan akuntabel. Perencanaan
yang baik memiliki karakteristik tersendiri, yaitu perencanaan seharusnya
sesederhana mungkin namun harus jelas kaitan antara satu kegiatan dengan
kegiatan lainnya sehingga mudah dipahami dan diimplementasikan.
Perencanaan juga harus memiliki isi yang sesuai dengan kebutuhan
nyata masyarakat dan sesuai dengan kapasitas daerah untuk
melaksanakannya, serta terukur sehingga mudah untuk dilihat hasil yang
telah dicapai dengan pengukuran yang dapat dilakukan dengan trsedianya
data yang akurat dan mutakhir dari waktu ke waktu.Perencanaan harus
benar-benar dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan program dan
kegiatan.
Untuk itulah, pada makalah ini kami akan membahas makalah
tentang fungsi, peranan, dan komponen kurikulum yang merupakan wujud
perencanaan dalam pembelajaran di bidang pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kami rumuskan permasalahan yang
akan kami bahas sebagai berikut :
1. Apafungsi dan peranan kurikulum?
2. Apasaja komponen dari kurikulum?

1
2

C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahuiapa fungsi dan peranan kurikulum.
2. Mahasiswa mampu mengetahui apa saja komponen dari kurikulum.
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi dan Peranan Kurikulum


Ektifitas dalam pelaksanaan pendidikan harus berdasarkan kurikulum,
hal ini karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum.
Begitu pentingnya kurikulum maka dalam penyusunannya memerlukan
pondasi dan landasan yang kokoh dengan melalui penelitian dan berbagai
pemikiran secara mendalam. Pada dasarnya sebuah kurikulum adalah
merupakan suatu sistem yang saling terkait yang terdiri atas beberapa
komponen pendukung.
Pada dasarnya Krukulum memiliki fungsi sebagai pedoman dan acuan
bagi penggunanya, artinya kurikulum bagi seorang pendidik, berfungsi
sebagai pedoman dalam mengajar dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Pendidikan merupakan usaha yang disengaja dan terencana untuk
membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat
bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga
negara dan masyarakat dengan memilih isi (materi), strategi, kegiatan dan
teknik yang sesuai.
Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut McNeil (1990) isi
kurikulum memiliki empat fungsi,yaitu :
1. Fungsi Pendidikan Umum (common and general education)
Fungsi pendidikan umum, yaitu fungsi kurikulum untuk
mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota
masyarakat yang yang bertanggung jawab sebagai warga negara yang
baik dan bertanggung jawab. Kurikulum harus memberikan
pengalaman belajar kepada setiap peserta didik agar mampu
menginternalisasi nilai-nilai dalam kehidupan, memahami setiap hak
dan kewajiban sebagai anggota masyarakat dan mahluk sosial.
Dengan demikian, fungsi kurikulum ini harus diikuti oleh setiap siswa
pada jenjang dan level atau jenis pendidikan mana pun.
5

2. Suplementasi (Suplementation)
Setiap peserta didik memiliki perbedaan baik dilihat dari perbedaan
kemampuan, perbedaan minat, maupun perbedan bakat. Kurikulum
sebagai alat pendidikan seharusnya dapat memberikan pelayanan
kepada setiap siswa sesuai dengan perbedaan tersebut. Artinya,
peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata harus
terlayani untuk mengembangkan kemampuannya secara optimal,
sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan dibawah ratarata juga
harus terlayani sesuai dengan kemampuannya.
3. Eksplorasi
Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat
menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masingmasing
siswa. Melalui fungsi ini siswa diharapkan dapat belajar sesuai dengan
minat dan bakatnya, sehingga memungkinkan mereka akan belajar
tanpa adanya paksaan. Namun demikian, proses eksplorasi terhadap
minat dan bakat siswa bukan pekerjaan yang mudah. Adakalanya
terjadi pemaksaan dari pihak luar, misalnya para orang tua, yang
sebenarnya anak tidak memiliki bakat dan minat terhadap bidang
tertentu, mereka dipaksa untuk memilihnya hanya karena alasan-
alasan tertentu yang sebenarnya tidak rasional. Oleh karena itu para
pengembang kurikulum mesti dapat menggali rahasia keberbakatan
anak yang kadang-kadang tersembunyi.
4. Keahlian (spesialization)
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai
dengan keahlian yang didasarkan atas minat dan bakat siswa. Dengan
demikian, kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang
keahlian, misalnya perdagangan, pertanian, industri, atau disiplin
akademik. Yang bertujuan agar peserta didik memiliki keterampilan-
keterampilan sesuai dengan bidang spesialisnya. Untuk itu
pengembangan kurikulum harus melibatkan para spesialis untuk
6

menentukan kemampuan apa yang harus dimiliki setiap siswa sesuai


dengan bidang keahliannya.

Alexander Inglis (dalam Hamalik, 1990) mengemukakan enam fungsi


kurikulum untuk siswa yang meliputi :

1. Fungsi Penyesuaian
Yang dimaksud adalah bahwa kurikulum harus dapat mengantar
siswa agar mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan soaial
masyarakat. Karena individu hidup dalam lingkungan, sedangkan
lingkungan tersebut senantiasa berubah dan dinamis, maka setiap
individu harus mampu menyesuaikan diri secara dinamis. Dan dibalik
lingkungan pun harus disesuaikan dengan kondisi perorangan,
disinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan menuju
individu yang well adjusted.
2. Fungsi Integrasi
Kurikulum harus dapat mengembangkan pribadi siswa secara
utuh. Baik itu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh
karena individu itu sendiri merupakan bagian integral dari masyarakat,
maka pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan
dalam rangka membentuk sikaf sesuai dengan sistem nilai yang
berlaku di masyarakatnya.
3. Fungsi Deferensiasi
Kurikulum harus dapat melayani setiap siswa dengan segala
keunikannya. Kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap
perbedaan perbedaan perorangan dalam masyarakat. Pada dasarnya
deferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis dan kreatif, dan ini
akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.
4. Fungsi Persiapan
Kurikulum harus dapat memberikan pengalaman belajar bagi
anak. kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu
melanjutkan studi lebih lanjut ke jenjang yang lebih tinggi untuk
7

jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke masyarakat. Mempersiapkan


kemampuan sangat perlu, karena sekolah tidak mungkin memberikan
semua apa yang diperlukan atau semua apa yang menarik minat
mereka, maka kurikulum harus membekali mereka dengan berbagai
pengetahuan yang diperlukan agar dapat mengikuti pelajaran pada
level pendidikan di atasnya juga agar dapat belajar di masyarakat.
5. Fungsi Pemilihan
Kurikulum yang dapat memberikan kesempatan kepada setiap
siswa untuk belajar sesuai dengan bakat dan minatnya. Antara
keperbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan yang erat. Ini
merupakan kebutuhan yang sangat ideal bagi masyarakat yang
demokratis, sehingga kurikulum perlu diprogram secara fleksibel.
6. Fungsi Diagnostik
Adalah fungsi untuk mengenal berbagai kelemahan dan
kekuatan siswa. Salah satu segi pelayanan pendidikan adalah
membantu dan mengarahkan para siswa agar mereka mampu
memahami dan menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan
semua potensi yang dimiliki. Ini dapat dilakukan bila mereka
menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui
eksplorasi dan prognosa. Fungsi kurikulum dalam mendiagnosa dan
membimbing siswa agar dapat mengembangkan potensi siswa secara
optimal Alexander Inglis(dalam Hamalik, 1990).

Dari Berbagai fungsi-fungsi di atas, maka jelas kurikulum berfungsi


untuk setiap orang atau lembaga yang berhubungan baik langsung maupun
tidak langsung dengan penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum berfungsi
sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai
pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah
dan pengawas, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam
melaksanakan supervise atau pengawasan.
8

Sedangkan bagi orang tua, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman


dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum
itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi
terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri,
kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.

Peranan Kurikulum.

Ada tiga peranan kurikulum yang sangat penting, yakni peranan


konservatif, peranan kritis atau evluatif, dan peranan kreatif

1. Peranan Konservatif
Salah satu tanggung jawab kurikulum adalah mentransmisikan
dan menafsirkan wariswan sosial bagi generasi muda. Dengan
demikian, sekolah sebagai suatu lembaga sosial dapat mempengaruhi
dan membina tingkah laku siswa sesuai dengan berbagai nilai sosial
yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan
sebagai suatu proses sosial. Ini seiring dengan hakikat pendidikan itu
sendiri, yang berfungsi sebagai jembatan antara siswa selaku anak
didik dengan orang dewasa, dalam suatu proses pembudayaan yang
semakin berkembang menjadi lebih kompleks. Oleh karenanya, dalam
kerangka ini fungsi kurikulum menjadi teramat penting, karena ikut
membantu proses tersebut. Romine mengatakan bahwa:
“In sense the conservative role provides what may be
called‟social cement‟. It contributes to like mindedness and provides
for behaviour which is consistent with values already accepted. It
deals with what is sometimes known as the core of „relevative
universals‟.
Dengan adanya peranan konservatif ini, maka sesungguhnya
kurikulum itu berorientasi pada masa lampau. Meskipun demikian,
peranan ini sangat mendasar sifatnya.
2. Peranan Kritis dan Evaluatif
9

Kebudayaan senantiasa berubah dan bertambah. Sekolah tidak


hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai dan
memilih berbagai unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal
ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial dan
memberi penekanan pada unsur berpikir kritis. Nilai-nilai sosial yang
tidak sesuai lagi dengan keadaan di masa mendatang dihilangkan,
serta diadaka modifikasi dan perbaikan. Dengan demikian, kurikulum
harus merupakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu.
3. Peranan Kreatif
Kurikulum berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif
dan konstruktif, dalam artian menciptakan dan menyusun suatu hal
yang baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat di masa mendatang.
Untuk membantu setiap individu dalam mengembangkan semua yang
ada padanya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman,
cara berpikir, kemampuan, dan keterampilan yang baru, yang
memberikan manfaat bagi masyarakat. Ketiaga peran kurikulum
tersebut harus berjalan secara seimbang, atau dengan kata lain terdapat
keharmonisan diantara ketiganya. Dengan demikian, kurikulum dapat
memenuhi tuntutan waktu dan keadaan dalam membawa siswa
menuju kebudayaan masa depan.
B. Dampak Negatif Pada Masa Penjajahan
Segi Politik
a. Adanya hukum perdata dan pidana yang dipakai saat pengadilan
merupakan bentuk dari politik Portugis kala itu yang berhubungan
dengan nilai dan norma sosial.
b. Ketika Portugis menduduki Indonesia, suasana politik tidaklah kondusif.
Rakyat tidak bisa menyampaikan apresiasi mereka.
c. Sang penguasa cenderung dimanfaatkan Portugis untuk memeras dan
menekan rakyat.
d. Para pemimpin seperti bupati tidak dihormati oleh penjajah. Wibawa
mereka hilang di hadapan rakyat.
10

e. Segala tindakan diawasi oleh pimpinan penjajah. Mereka harus tunduk


pada aturan yang dibuat pihak penjajah.
f. Pihak Portugis tidak mengizinkan pimpinan seperti bupati membela
rakyat. Kalau nekat maka penghasilan, jabatan, keluarga, nyawa mereka
taruhannya.
Segi Ekonomi
a. Penjajah membuat sistem perekonomian memakai model monopoli.
Semuanya dikuasai oleh penjajah tanpa terkecuali.
b. Memberlakukan sistem tanam paksa. Rakyat semakin miskin dan
kelaparan.
c. Tidak ada lagi hubungan sosial yang dinamis antar individu sebagai
pribadi merdeka.
d. Menerapkan sistem liberal pintu terbuka. Jadi dapat dibayangkan Pihak
pemilik modal terbanyak akan menguasai. Pribumi lagi-lagi ditekan.
e. Sampai sekarang kaum barat adalah pemilik kapital yang telah
menguasai bidang industri di negara tercinta ini. Jika hal tersebut
dibiarkan maka bangsa kita akan tergerus pihak asing. Apalagi sektor
industri merupakan wahana empuk untuk para kapitalis. Kaum muda
profesional bisa tersisih karena kekuasaan mereka.
Segi Sosial Budaya
a. Ketika Indonesia dimasuki oleh penjajah dari golongan kulit putih seperti
Portugis. Ternyata mereka begitu kejam mengguncang kondisi sosial,
dengan melakukan intimidasi dan diskriminasi.
b. Pribumi tidak memiliki perlindungan hukum, dililit kewajiban,
kesempatan pendidikan tidak diberikan, begitu juga dalam posisi di
pemerintahan.
c. Membentuk feodalisme yang lebih memuliakan pangkat daripada
prestasi. Jadi, bentuk bentuk interaksi sosial dalam kehidupan
bermasyarakat masih perlu diperbaiki sesuai dengan identitas bangsa
yang tercantum pada bhineka tunggal ika.
11

d. Pada abad 15, masyarakat kita yang masih tradisional telah diajari cara
bergaul, gaya berpakaian, gaya hidup, pendidikan model bangsa barat.
Bahkan beberapa ajaran mereka bertentangan seperti mabuk, seks bebas,
pemerasan, penindasan. Bahkan sampai hari ini pun kebiasaan itu belum
bisa hilang.
Segi Pendidikan
a. Pelarangan terhadap buku berbahasa Belanda dan Inggris, sehingga untuk
mendapatkan pendidikan lebih tinggi terasa mustahil.
b. Banyak guru yang diperkejakan sebagai pejabat, sehingga kemunduran
standar pendidikan tidak terelakkan.
c. Pendidikan menggunakan sistem Nipon-sentris.
d. Pendidikan pada masa penjajahan Jepang tidak berjalan dengan baik
karena siswa diliputi rasa ketakutan dan buruknya gizi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Indonesia berada pada posisi silang dunia yang sangat strategis.Posisi
tersebut membawa pengaruh baik dan buruk terhadap kehidupan
bangsa.Pada masa penjajahan banyak terdapat dampak positif maupun
negative bagi bangsa Indonesia.Dampak tersebut terdapatt di dalam
beberapa segi, yakni segi ekonomi, segi sosial budaya, segi pendidikan, segi
pertahanan, dan segi politik.

B. Saran
Dari makalah kami ini, kami berharap para pembaca mampu
memanfaatkannya sebagai sumber belajar untuk menambah wawasan dan
pengetahuan.Dan tak lupa kritik, masukan, saran, dalam bentuk apapun
sangat kami hargai agar kedepannya penulisan makalah kami menjadi lebih
baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.uny.ac.id/9670/bab%201%20-%2008210141022.pdfdiakses tanggal
15 November 2021 pukul 20.31 WIB.
https://haloedukasi.com/dampak-penjajahan-portugis diakses tanggal
17November 2021 pukul 11.31 WIB.
https://adjar.grid.id/read/542895013/jawab-soal-sejarah-kelas-11-sma-dampak-
positif-kebijakan-kolonial-belanda-di-bidang-ekonomi?page=all diakses
tanggal 17 November 2021 pukul 16.10
https://www.trigonalmedia.com/2020/09/pendidikan-indonesia-masa-penjajahan-
jepang.html?m=1 diakses tanggal 17 November 2021 pukul 20.30 WIB.

10

Anda mungkin juga menyukai