Anda di halaman 1dari 2

RINGKASAN VII

Nama & NPM : Muhammad Ziya Ulhaq/2206817181


Annisa Aulia Firdaus/2006536031
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Mata Kuliah/Kelas : Pengantar Kajian Media/Kelas A
Nama Dosen : Drs. Ari Harsono, M. M.
Models of News Production & Rupert Murdoch
Produksi media yang berbeda dari satu negara ke negara lain memungkinkan
kita untuk terlibat lebih kritis dalam penyediaan berita kita sendiri. Perbedaan utama
dari produksi berita ini akan berkaitan dengan kepemilikan, struktur politik, peraturan
dan praktik/kode etik jurnalistik. Oates (2008) memberikan analisis komparatif yang
mendefinisikan sistem AS sebagai 'libertarian', sistem di Inggris yang terbagi dan
media berita Rusia yang diatur oleh negara. Oates menelusuri perbedaan tersebut
dengan menggunakan model yang memuat elemen-elemen kunci dari lingkungan
politik, norma media, regulasi, kepemilikan, dan praktik jurnalistik. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa produksi berita merupakan hasil dari empat faktor penentu
tersebut. Semua elemen inilah yang akan menentukan bentuk, arah, dan bentuk akhir
pemberitaan.
Di dunia yang terglobalisasi akan ada satu masyarakat yang menjadi
masyarakat tanpa batas. Dalam konsep ini, globalisasi adalah proses sosial yang mana
batasan-batasan geografi terhadap tatanan sosial dan budaya semakin berkurang. Jika
pandangan globalisasi ini diterima, maka kita sudah tidak lagi memperdulikan budaya
lokal dan nasional serta, mengidentifikasi diri sebagai ‘global citizens’. Sudut pandang
ini pun diperdebatkan, Moores berargumentasi bahwa gagasan lokal tidak
dipinggirkan tetapi, menjadi plural seketika. Sehingga, dapat diartikan bahwa
globalisasi berarti hidup pada dunia lokal dan global secara bersamaan. Dapat
disimpulkan bahwa, globalisasi dapat memecah belah maupun mempersatukan.
Rupert Murdoch merupakan pemilik media asal Australia sejak tahun 1950
dengan News Corporation sebagai media yang memiliki surat kabar, saluran TV,
stasiun radio, perusahaan film, dan situs web. Sementara itu, di Inggris memiliki
mayoritas BSkyB dan menggabungkan seluruh perusahaan tersebut sehingga dapat
memiliki kendali lebih dari media di Inggris. Namun, hal ini diurungkan karena
skandal peretasan telepon yang terjadi pada 2011 di mana saat itu News Corporation
telah memiliki saham signifikan di ITV dan BSkyB serta The Sun dan The Times.
Tidak berhenti di sana, kerajaan media Murdoch juga berkembang hingga Amerika
Serikat dengan menggandeng Fox Broadcasting Company, 20th Century, The New
York Post, Dow Jones, HarperCollins, National Geographic dan lainnya. Jumlah
dividen yang dimiliki saat itu berdasar studi McMahon, dkk (2011) sebesar 30 miliar
dolar.
Kerajaan media yang dimiliki oleh Murdoch juga melibatkan banyak orang-
orang penting di Inggris, terutama para perdana menterinya. Ketika skandal tersebut
terjadi, maka politisi Inggris juga terdampak dikarenakan mereka mengharapkan
pemberitaan yang disampaikan oleh kerajaan media Murdoch telah sesuai dengan
intonasi peristiwa politik yang disetujui. Hal ini tidak terlepas dari kebanyakan media
yang mengklaim sebagai institusi netral namun pada kenyataannya seringkali
memberitakan hal yang telah dipoles terlebih dahulu agar tidak bertentangan dengan
posisinya di dalam negara. Seringkali, media memiliki tujuan yang linear dengan
pemerintah untuk mempertahankan kekuasaannya. Pemikiran inilah yang diadopsi
pula oleh Murdoch sebagai perspektif neo-konservatif dengan memilah apa yang
layak diberitakan, bagaimana berita diberitakan, dan bagaimana dampak dari berita
yang didiskusikan. Perspektif neo-konservatif sebagai norma di seluruh dunia yang
bias politik juga menyamar sebagai pihak yang tidak memihak/netral.

Referensi:
Chapter 3: Powerful Media: People, Politics, and Democracy dalam McDougall
(2012). Media Studies: The Basics, Routledge: Taylor & Francis Group, hlm.
62-108.

Anda mungkin juga menyukai