Cetak Hasil FGD Motif Tenun A5
Cetak Hasil FGD Motif Tenun A5
OLEH :
BIDANG PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA
DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN FLORES TIMUR
TAHUN 2021
i
Sambutan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Flores Timur
Apa yang dikerjakan ini merupakan upaya kecil pendokumentasian agar karya budaya berupa motif tenun-
ikat ini tidak hilang. Pendokumentasian membuka ruang bagi penggalian, pembacaan, perlindungan serta
penyelamatan karya tenun agar tidak musnah. Lebih jauh kerja pendataan dan pendokumentasian secara
bertahap tersebut dalam sekian tahun ke depan bisa terus didalami dan disempurnakan sehingga
menghasilkan Buku Tenun Flores Timur yang dapat diakses oleh khalayak luas.
Akhirnya, saya selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Flores Timur memberi apresiasi
bagi awal dari sebuah kerja besar mendata dan mendokumentasikan karya tenun sebagai karya budaya
masyarakat Flores Timur. Semoga terus berlanjut menjangkau semua motif tenun yang ada di masyarakat.
Sambutan ................................................................................................ i
Halaman
Nama Motif :
1. Kolong Matan ( Mata Burung Tekukur )
Makna yang terkandung dari motif ini adalah
melambangkan kejelian.
2. Lika Telo ( Tiga Tungku ), Motif Lika Telo
melambangkan kerjasama dan persatuan.
3. Kenuma, Motif kenuma adalah representasi dari
Ribu Ratu ( masyarakat ).
4. Lema, sesuai dengan 5 ( Lima ) sila Pancasila.
Bahan Dasar : Benang dan Pewarna Industri
Jenis tenunan ini digunakan pada upacara adat dan
kegiatan sosial kemasyarakatan.
2
Nama Motif :
1. Keroko dan Ruit /Kenate ( Pengait)
Merupakan perpaduan dari motif Sikka akibat adanya
budaya barter di wilayah Flores Timur bagian barat dengan
wilayah Sikka bagian timur.
Masyarakat Flores Timur pada umumnya tidak mengenakan
motif ini, hanya sebagaian di wilayah Riangbaring dan
sekitarnya.
Bahan Dasar : Benang dan Pewarna Industri
Jenis tenunan ini digunakan pada upacara adat dan kegiatan
sosial kemasyarakatan.
Jenis Tenunan : Sae ( Laki – laki ) 3
Nama Motif :
1. Kenuma
Motif Kenuma ( Kuma ) yang nampak dalam tekstur secara
visual nampak dalam tekstur garis putus – putus berwarna
kuning di bagian tepi dari Sae melambangkan kesehatan dan
produktivitas. Sae sering digunakan oleh kaum pria dalam
atraksi tarian adat. Warna tambahan lain seperti merah, hitam
dan coklat muda masing – masing mengartikan keberanian /
kejantanan, perlindungan serta kesejahteraan dan kedamaian.
Jenis tenunan ini juga digunakan pada upacara adat dan
kegiatan sosial
Bahan Dasar : Benang dan Pewarna Industri
Jenis Tenunan : Selempang 4
( Perempuan & Laki – laki )
Nama Motif :
1. Senui Penetot ( motif timbul )
Motif ini bukan merupakan motif asli Flores Timur,
karena terpengaruh dengan motif dari wilayah Flores
bagian barat. Namun di dalam motif ini ada pola belah
ketupat yang bermakna perlindungan.
Jenis tenunan ini digunakan pada upacara adat dan
kegiatan sosial kemasyarakatan.
Bahan Dasar : Benang dan Pewarna Industri
5
Nama Motif :
1. Kenuma
Motif kenuma adalah representasi dari Ribu Ratu (
masyarakat ).
2. Kolong Matan
Makna yang terkandung dari motif ini adalah
melambangkan kejelian.
3. Telon / Likat Telo
Motif Lika Telo melambangkan kerjasama dan
persatuan.
6
4. Liting ( Alas )
Pengapit / penjepit di antara motif Kenuma.
Bahan Dasar : Benang dan Pewarna Industri
Tekstur motif ini adalah didominasi oleh garis linear dan bunga dan mempunyai makna filosofis yang
berhubungan dengan kebun yakni ada petak besar ( Heban Belen ), petak kecil ( Heban Kene ) dan
tengah ( Tukan ).
Ada juga beberapa motif lain dari Fatek yaitu Wuno Gere, Neon Kumake, Kolon Matan, Eko Kepi dan
juga Belah Ketupat.
Jenis tenunan ini digunakan pada upacara adat dan kegiatan sosial kemasyarakatan.
7
Selain filosofi di atas ada tradisi tertentu yang hingga saat ini masih dipegang teguh oleh masyarakat
Balaweling, yakni bilamana seorang laki – laki melakukan pelanggaran etika terhadap seorang
perempuan Balaweling pada saat mengenakan tenunan Temodol ini, maka konsekuensi adatnya
adalah laki – laki tersebut harus membayar mahar berupa sebatang gading kepada pihak perempuan
dimaksud. Jika tidak melaksanakan konsekuensi ini maka, menurut kepercayaan setempat laki – laki
ini pada suatu saat dapat menerima hukuman / ganjaran yakni dipagut oleh ular berbisa yang disebut
Ula Keramek. ( sejenis ular kecil sangat berbisa berukuran 30 cm berwarna hitam kekuningan yang
terdapat di hutan Solor ).
12
Jenis Tenunan : Kewatek Temodol ( Perempuan )
Jenis Tenunan :
Kewatek ( Perempuan )
Nama Motif :
Penulun
Bahan Dasar :
Benang dan Pewarna
Industri. Kewatek
Penulun digunakan oleh
kaum perempuan dalam
acara adat Tobo Kenawe.
16
DESA BOLENG, KECAMATAN ILE BOLENG
Jenis Tenunan : Kewatek Mokung Ponu ( Perempuan )
• Wato Maing, sebagai simbol yang membedakan status wanita sebagai ibu / isteri
ataupun yang masih gadis dalam berbagai ritual seperti Hode Ilu / ritual meminta hujan.
Jika garis tengah merah ( Wato maing ) berada di depan maka sebagai ibu / isteri
sedangkan jika garis tengah merah berada di samping maka masih berstatus gadis.
• Lema, yang berarti lima yang memberi simbol Pancasila.
Bahan Dasar : Benang dan Pewarna Alam / Industri
Motif : Kewatek Mean adalah karya tenun yang dikenal sejak zaman leluhur Lewotala
(Bantala) Wata Bui dan Wata Pai. Kewatek Mean merupakan sarung tenun, busana adat
perempuan. Kain sarung hasil tenunan tradisional ini berpasangan dengan gading gajah
sebagai pasangan benda upacara. Pihak pemberi gading harus dibalas dengan Kewatek
Mean dari pihak penerima gading. Kewatek Mean tidak hanya punyai nilai benda tetapi
lebih dari itu punya nilai upacara, simbol keluhuran dan kemartabatan tertentu.
21
• Kima Taing, motif berbentuk garis-garis tebal sejumlah tiga ikat motif
melambangkandaratan dan gunung di mana tempat manusia hidup, bercocok tanam
dan berburu.
• Kemeta, motif berbentuk garis-garis kecil, melambangkan laut yang bermakna selain
masyarakat Flores Timur hidup dari bertani, juga sebagai nelayan yang menjadi
matapencaharian sekunder.
• Mowak Bele, motif berbentuk ketupat kecil bersambung-sambung yang terdiri dari 19,
23 dan 25 ikat motif. Motif ini melambangkan pemimpin utama dan hanya boleh
dipakai oleh suku-suku atau klan asli dalam struktur masyarakat Lewokluok.
• Mowak Keni, motif berbentuk ketupat-ketupat kecil bersambung yang terdiri dari 3, 5,
7 dan 9 ikat motif. Motif ini melambangkan suku atau klan yang datang kemudian
dalam struktur masyarakat Lewokluok
24
Semua motif tadi sebenarnya motif yang terdapat pada tubuh Ula Age yaitu sejenis ulat
bulu yang bercorak dan berwarna-warni. Ulat ini menjadi mitos animisme dan dinamisme
dalam kepercayaan asli orang Lewkluok di masa lampau. Sehingga motif-motif ini sering
juga disebut sebagai Mowak Ula Age. Mowak berarti motif. Dalam perkembangannya,
motif-motif pada Kriot Kinge menjadi lebih beragam dan variatif, tetapi motif-motif utama
dan asli adalah 6 motif yang telah kita bahas tadi. Untuk diketahui juga bahwa motif-motif
yang digunakan pada Kriot Kinge adalah motif-motif yang sama digunakan pada ukiran
sandaran kayu Rumah Adat Korke Lewokluok. Di sinilah simbol keseimbangan dan
kesetaraan antara laki-laki dan perempuan Flores Timur dalam kehidupan sehari-hari. Para
pria bekerja di ladang dan membangun rumah sedangkan para wanita mengurus dan