Anda di halaman 1dari 32

DOKUMEN SURVEY DAN PENDATAAN

MOTIF TENUN DAERAH FLORES TIMUR

OLEH :
BIDANG PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA
DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN FLORES TIMUR
TAHUN 2021
i
Sambutan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Flores Timur

Salam sejahtera, assalamualaikum wr. wb.


Flores Timur memiliki banyak khazanah kebudayaan. Salah satunya adalah karya
tenun ikat yang sudah hidup sejak berabad-abad lalu yang merupakan karya tangan
perempuan Lamaholot Flores Timur.
Karya tenun yang beragam tersebut tumbuh di masyarakat menjadi ciri khas
klen/marga, kampung, subetnis maupun etnis yang ada di Flores Timur. Yang jadi
pembeda adalah motif, ragam hias dan warnanya. Ada yang masih ditenun, ada yang
nyaris punah bahkan ada yang tak diproduksi lagi.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Flores Timur melalui Program
Pengembangan Kebudayaan mulai melakukan pendataan motif tenun yang ada di
Flores Timur dan mengidentifikasi jenis dan maknanya secara bertahap di tahun
2021. Motif tenun yang terdata ini adalah sebagian kecil dari sekian banyak motif
yang dimiliki. Pembacaan motif dan maknanya belum bisa dilakukan secara
mendalam mengingat karya budaya yang sudah mentradisi membutuhkan keahlian
dan disiplin ilmu tertentu untuk menemukan makna atau artinya.
ii

Apa yang dikerjakan ini merupakan upaya kecil pendokumentasian agar karya budaya berupa motif tenun-
ikat ini tidak hilang. Pendokumentasian membuka ruang bagi penggalian, pembacaan, perlindungan serta
penyelamatan karya tenun agar tidak musnah. Lebih jauh kerja pendataan dan pendokumentasian secara
bertahap tersebut dalam sekian tahun ke depan bisa terus didalami dan disempurnakan sehingga
menghasilkan Buku Tenun Flores Timur yang dapat diakses oleh khalayak luas.
Akhirnya, saya selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Flores Timur memberi apresiasi
bagi awal dari sebuah kerja besar mendata dan mendokumentasikan karya tenun sebagai karya budaya
masyarakat Flores Timur. Semoga terus berlanjut menjangkau semua motif tenun yang ada di masyarakat.

Larantuka, 10 Desember 2021


Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Flores Timur

Petrus Pemang Liku, S.Sos, MT


Pembina Utama Muda
NIP.19621011 198503 1 012
Kata Pengantar
iii
Salam sejahtera, assalamualaikum wr. wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta restu leluhur lewotana Lamaholot Flores
Timur, akhirnya Program Pengembangan Kebudayaan melalui kegiatan Survey dan Pendataan Motif Tenun Daerah
Flores Timur dapat menghasilkan sebuah dokumen. Bidang Pengembangan Seni dan Budaya sebagai tim kerja
penyusunan dokumen ini, merasa bahwa masih banyak hal yang perlu dilakukan dalam proses penyempurnaan
dokumen ini. Untuk itu , maka sangat dibutuhkan kerjasama dan komunikasi semua elemen kebudayaan
khususnya di wilayah Kabupaten Flores Timur. Adapun materi – materi yang ada di dalam dokumen Motif Tenun
Daerah Flores Timur ini merupakan hasil survey langsung yang dilakukan oleh tim berdasarkan pemetaan wilayah
sub etnis, dengan menggunakan metode wawancara dan kuisioner. Selain itu tim kerja juga berupaya melaksanakn
kegiatan Focuc Group Discussion ( FGD ) dengan mengundang para narasumber dari wilayah Solor, Adonara dan
Flores Timur daratan. Dari informasi dan data yang diperoleh tersebut, maka tim kerja selanjutnya mengelola dan
merumuskannya sehingga menghasilkan sebuah dokumen yaitu Dokumen Motif Tenun Daerah Flores Timur.
Akhir kata kami sampaikan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Flores Timur
melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Flores Timur atas terselenggaranya program kegiatan ini, dan
juga kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangsih pemikirannnya, demi terdokumentasinya motif
tenun daerah ini.
Tim Penyusun
iv
Daftar isi
Halaman

Sambutan ................................................................................................ i

Kata Pengantar ........................................................................................ iii

Daftar isi .................................................................................................. iv

Tenunan Plika, Desa Lewouran, Kecamatan Ile Bura ............................. 1

Tenunan Fate Nepa, Desa Riangbaring,


Kecamatan Ile Bura .................................................................................. 2
Tenunan Sae, Desa Riangbaring,
Kecamatan Ile Bura .................................................................................. 3
Tenunan Senui Penetot, Desa Riangbaring,
Kecamatan Ile Bura ................................................................................... 4
Tenunan Fatek, Desa Pululere,
Kecamatan Wulanggitang ......................................................................... 5
Tenunan Saeng, Desa Pululera,
Kecamatan Wulanggitang ......................................................................... 7
Tenunan Kisa, Dusun Lamagohang, Desa Kalike,
Kecamatan Solor Selatan ......................................................................... 8
v

Halaman

Tenunan Senai, Dusun Lamagohang, Desa Kalike, 9


Kecamatan Solor Selatan ..................................................................
Tenunan Kewatek dan Senai, Desa Balaweling II
Kecamatan Solor Barat ...................................................................... 10
Tenunan Kewatek, Desa Boleng
Kecamatan Ile Boleng ........................................................................ 16
Tenunan Kewatek, Desa Gayak, Kecamatan Ile Boleng ................... 18

Tenunan Kewatek dan Nowin, Lewotala, Desa Bantala


Kecamatan Lewolema ........................................................................ 19
Tenunan Kriot Kinge, Desa Lewokluok,
Kecamatan Demon Pagong ................................................................ 22
Tenunan Kewatek, Desa Hinga
Kecamatan Klubagolit ........................................................................ 25

Tim Penyusun ..................................................................................... 26


DUSUN LEWOURAN, KECAMATAN ILEBURA 1
Jenis Tenunan : Plika ( Perempuan )

Nama Motif :
1. Kolong Matan ( Mata Burung Tekukur )
Makna yang terkandung dari motif ini adalah
melambangkan kejelian.
2. Lika Telo ( Tiga Tungku ), Motif Lika Telo
melambangkan kerjasama dan persatuan.
3. Kenuma, Motif kenuma adalah representasi dari
Ribu Ratu ( masyarakat ).
4. Lema, sesuai dengan 5 ( Lima ) sila Pancasila.
Bahan Dasar : Benang dan Pewarna Industri
Jenis tenunan ini digunakan pada upacara adat dan
kegiatan sosial kemasyarakatan.
2

DESA RIANGBARING, KECAMATAN ILEBURA


Jenis Tenunan : Fate Nepa ( Perempuan )

Nama Motif :
1. Keroko dan Ruit /Kenate ( Pengait)
Merupakan perpaduan dari motif Sikka akibat adanya
budaya barter di wilayah Flores Timur bagian barat dengan
wilayah Sikka bagian timur.
Masyarakat Flores Timur pada umumnya tidak mengenakan
motif ini, hanya sebagaian di wilayah Riangbaring dan
sekitarnya.
Bahan Dasar : Benang dan Pewarna Industri
Jenis tenunan ini digunakan pada upacara adat dan kegiatan
sosial kemasyarakatan.
Jenis Tenunan : Sae ( Laki – laki ) 3

Nama Motif :
1. Kenuma
Motif Kenuma ( Kuma ) yang nampak dalam tekstur secara
visual nampak dalam tekstur garis putus – putus berwarna
kuning di bagian tepi dari Sae melambangkan kesehatan dan
produktivitas. Sae sering digunakan oleh kaum pria dalam
atraksi tarian adat. Warna tambahan lain seperti merah, hitam
dan coklat muda masing – masing mengartikan keberanian /
kejantanan, perlindungan serta kesejahteraan dan kedamaian.
Jenis tenunan ini juga digunakan pada upacara adat dan
kegiatan sosial
Bahan Dasar : Benang dan Pewarna Industri
Jenis Tenunan : Selempang 4
( Perempuan & Laki – laki )

Nama Motif :
1. Senui Penetot ( motif timbul )
Motif ini bukan merupakan motif asli Flores Timur,
karena terpengaruh dengan motif dari wilayah Flores
bagian barat. Namun di dalam motif ini ada pola belah
ketupat yang bermakna perlindungan.
Jenis tenunan ini digunakan pada upacara adat dan
kegiatan sosial kemasyarakatan.
Bahan Dasar : Benang dan Pewarna Industri
5

DESA PULULERA, KECAMATAN WULANGGITANG


Jenis Tenunan : Fatek ( Perempuan )

Nama Motif :
1. Kenuma
Motif kenuma adalah representasi dari Ribu Ratu (
masyarakat ).
2. Kolong Matan
Makna yang terkandung dari motif ini adalah
melambangkan kejelian.
3. Telon / Likat Telo
Motif Lika Telo melambangkan kerjasama dan
persatuan.
6

4. Liting ( Alas )
Pengapit / penjepit di antara motif Kenuma.
Bahan Dasar : Benang dan Pewarna Industri
Tekstur motif ini adalah didominasi oleh garis linear dan bunga dan mempunyai makna filosofis yang
berhubungan dengan kebun yakni ada petak besar ( Heban Belen ), petak kecil ( Heban Kene ) dan
tengah ( Tukan ).
Ada juga beberapa motif lain dari Fatek yaitu Wuno Gere, Neon Kumake, Kolon Matan, Eko Kepi dan
juga Belah Ketupat.
Jenis tenunan ini digunakan pada upacara adat dan kegiatan sosial kemasyarakatan.
7

Jenis Tenunan : Saeng ( Laki - laki )


Nama Motif : Saeng Kenuma ( khusus )
Bahan Dasar : Kapas Asli / Tarum ( Taun )
dan Benang / Pewarna Industri
Filosofi Motif :
Saeng bermotif garis – garis linear dengan warna
hitam, putih dan merah, yang mempunyai makna
filosofis yakni hubungan antara Tuhan ( Rera Wulan )
dan manusia.
Jenis tenunan ini digunakan pada upacara adat dan
kegiatan sosial kemasyarakatan.
8
DESA LAMAGOHANG, KECAMATAN SOLOR SELATAN
Jenis Tenunan : Kisa / Kewatek ( Perempuan )

Jenis Tenunan : Kisa / Kewatek ( Perempuan )


Nama Motif : Hari Dai
Bahan Dasar : Kapas Asli / Tarum ( Taun )
dan Kapur Sirih.
Filosofi Motif :
Kisa ini didominasi oleh motif dengan tekstur putih
menyerupai punggung ikan pari yang menceriterakan
asal – usul motif Hari Dai.
Terdapat juga motif lain yaitu :
• Kolong matan, Mowak Belen dan Lika Telo
Motif Lika Telo memberi simbol kebesaran.
9

Jenis Tenunan : Senai ( Laki - laki )


Nama Motif : Kenuma Utan
Bahan Dasar : Kapas Asli / Tarum ( Taun )
dan Benang / Pewarna Industri
Filosofi Motif :
Motif Kenuma Utan didominasi oleh warna hitam,
kuning, hitam nila / jitam kebiruan dan juga warna
merah.
Senai Kenuma Utan biasanya dipakai oleh kaum Laki –
laki pada ritual adat dan perayaan – perayaan
sejenisnya.
10

RIANGLAKA, DESA BALAWELING II


KECAMATAN SOLOR BARAT

Jenis Tenunan : Kewatek Temodol ( Perempuan )

Nama Motif : Wu’a Kenili ( Pecah Piring ),


Telo dan Lema
Bahan Dasar : Benang dan Pewarna Industri
Filosofi Motif : Wu’a Kenili adalah salah satu
jenis bunga yang tumbuh dan hidup sepanjang musim
di atas tanah Balaweling.
11

Selain filosofi di atas ada tradisi tertentu yang hingga saat ini masih dipegang teguh oleh masyarakat
Balaweling, yakni bilamana seorang laki – laki melakukan pelanggaran etika terhadap seorang
perempuan Balaweling pada saat mengenakan tenunan Temodol ini, maka konsekuensi adatnya
adalah laki – laki tersebut harus membayar mahar berupa sebatang gading kepada pihak perempuan
dimaksud. Jika tidak melaksanakan konsekuensi ini maka, menurut kepercayaan setempat laki – laki
ini pada suatu saat dapat menerima hukuman / ganjaran yakni dipagut oleh ular berbisa yang disebut
Ula Keramek. ( sejenis ular kecil sangat berbisa berukuran 30 cm berwarna hitam kekuningan yang
terdapat di hutan Solor ).
12
Jenis Tenunan : Kewatek Temodol ( Perempuan )

Jenis Tenunan : Kewatek Temodol ( Perempuan )


Nama Motif : Bunga Pengantin
Bahan Dasar : Benang dan Pewarna Industri
Filosofi Motif :
Pada motif ini terdapat gambar hati yang melambangkan
perempuan dan gambar garis putih menyerupai tulang yang
melambangkan laki – laki. Motif bunga pengantin
mengandung arti persatuan antara perempuan dan laki – laki
dalam sebuah perkawinan untuk membangun rumah tangga.
Kedua motif ini sering digunakan dalam upacara – upacara
adat namun khusus untuk motif bunga pengantin hanya
khusus untuk pengantin perempuan pada acara adat
perkawinan.
Jenis Tenunan : Senai ( Laki - laki ) 13

Nama Motif : Belah Ketupat


Bahan Dasar : Benang / Pewarna Industri
Filosofi Motif :
Tidak ada penjelesan terkait filosofi motif. Namun ada
salah satu tradisi yang hingga saat ini hidup di
masyarakat Balaweling adalah makan bersama. Adapun
makanan yang dimakan dalam tradisi ini adalah Ketupat
sehingga menjadi inspirasi salah satu motif tenun di
wilayah ini. Motif belah ketupat juga sering divariasikan
sebagai motif Kewatek perempuan, dan selain dipakai
pada acara adat Senai juga dipakai kaum laki – laki
dewasa dalam ritus buka kebun ( Ahon Kowo ).
14

Jenis Tenunan : Kewatek ( Perempuan)

Nama Motif : Mekasar


Bahan Dasar : Benang dan Pewarna
Industri
Kewatek Mekasar sering digunakan pada saat acara
adat pertunangan. Selain motif di atas ada
beberapa motif yang dimiliki oleh etnis Balaweling
antara lain Penulun yang digunakan oleh kaum
perempuan dalam acara adat Tobo Kenawe.
Jenis Tenunan : Kewatek Penulun ( Perempuan)
15

Jenis Tenunan :
Kewatek ( Perempuan )
Nama Motif :
Penulun
Bahan Dasar :
Benang dan Pewarna
Industri. Kewatek
Penulun digunakan oleh
kaum perempuan dalam
acara adat Tobo Kenawe.
16
DESA BOLENG, KECAMATAN ILE BOLENG
Jenis Tenunan : Kewatek Mokung Ponu ( Perempuan )

Nama Motif : Mowak Moku


Bahan Dasar : Benang dan Pewarna Industri
Filosofi motif :
Kewatek Mowak Moku dengan motif Mokung Ponu
adalah merupakan simbol ikan pari besar yang berenang
mengambang. Simbol totem yang dimaksud dari ikan
pari merupakan ikan yang dibawa oleh leluhur dan
sebagai penolong yang membantu para leluhur dahulu
dalam penyeberangan dari Waijarang ke Boleng.
17
DESA BOLENG, KECAMATAN ILE BOLENG
Jenis Tenunan : Kewatek Mokung Ponu ( Perempuan )

Nama Motif : Lako Dowa ( Loncatan Musang )


Bahan Dasar : Benang dan Pewarna Industri
Filosofi motif :Pada umumnya motif Boleng
lebih menampilkan simbol – simbol totem ( hewan )
selain ikan pari. Motif Lako Dowa menggambarkan
musang bererak meloncat, yang mempunyai arti
semangat dan ketangkasan dalam berusaha dan
bekerja. Selain kedua motif di atas juga ada motif Neak
Belota ( tempurung kelapa yang disambungkan
menyerupai bentuk piala ), yang mempunyai arti
keseimbangan dan kesetaraan dalam kepemimpinan.
18

DESA GAYAK, KECAMATAN ILE BOLENG

Jenis Tenunan : Kewatek ( Perempuan )


Nama Motif :
• Mokung
Merupakan simbol ikan pari besar yang berenang
mengambang.
• Hepe Wutun ( Mata Pisau ) yang melambangkan
ketajaman.
• Beitit
• Ka’u Nep’i
Bahan Dasar : Benang dan Pewarna Industri
19

LEWOTALA, DESA BANTALA, KECAMATAN LEWOLEMA

Jenis Tenunan : Kewatek ( Perempuan )


Nama Motif : Mowak Belen
Filosofi Motif :
• Kolong Matan, makna yang terkandung dari
motif ini adalah melambangkan kejelian
dengan struktur empat garis penjuru mata
angin.
• Lima Bolak, mengandung makna kehidupan
bekerja mengawali musim tanam yakni dengan
membersihkan rerumputan sebelum
menanam, yang memberi arti filosofis yaitu
kesuburan.
20

• Wato Maing, sebagai simbol yang membedakan status wanita sebagai ibu / isteri
ataupun yang masih gadis dalam berbagai ritual seperti Hode Ilu / ritual meminta hujan.
Jika garis tengah merah ( Wato maing ) berada di depan maka sebagai ibu / isteri
sedangkan jika garis tengah merah berada di samping maka masih berstatus gadis.
• Lema, yang berarti lima yang memberi simbol Pancasila.
Bahan Dasar : Benang dan Pewarna Alam / Industri
Motif : Kewatek Mean adalah karya tenun yang dikenal sejak zaman leluhur Lewotala
(Bantala) Wata Bui dan Wata Pai. Kewatek Mean merupakan sarung tenun, busana adat
perempuan. Kain sarung hasil tenunan tradisional ini berpasangan dengan gading gajah
sebagai pasangan benda upacara. Pihak pemberi gading harus dibalas dengan Kewatek
Mean dari pihak penerima gading. Kewatek Mean tidak hanya punyai nilai benda tetapi
lebih dari itu punya nilai upacara, simbol keluhuran dan kemartabatan tertentu.
21

Jenis Tenunan : Nowin ( Laki - laki )


Nama Motif : Kuma
Bahan Dasar : Benang dan Pewarna Industri
Filosofi Motif :Motif Kuma dirangkai dari titik
– titik yang simetris secara bolak balik yang berarti
ribu ratu ruan wane ( rakyat ) dan juga mengandung
arti titik – titik hujan pemberi kesuburan. Nowin adalah
karya tenun yang dikenal sejak zaman leluhur
Lewotala (Bantala) Wata Bui dan Wata Pai. Nowin
merupakan sarung tenun, busana adat laki-laki. Kain
sarung hasil tenunan tradisional dipakai sebagai
pakaian upacara kaum lelaki Lewotala (Lewolema).
Nowin dikerjakan kaum perempuan sebagai bentuk
dedikasi.
22

DESA LEWOKLUOK, KECAMATAN DEMON PAGONG

Jenis Tenunan : Kriot Kinge ( Perempuan )


Filosofi Motif :
• Senerut, motif berbentuk belah ketupat melambangkan
pemimpin
• Pemet, motif berbentuk kotak-kotak kecil yang mengapiti
motif Senerut,melambangkan rakyat. Oleh karenanya, motif
Senerut sering diapiti oleh motif Pemet yang melambangkan
persatuan antara pemerintah dan rakyat
23

• Kima Taing, motif berbentuk garis-garis tebal sejumlah tiga ikat motif
melambangkandaratan dan gunung di mana tempat manusia hidup, bercocok tanam
dan berburu.
• Kemeta, motif berbentuk garis-garis kecil, melambangkan laut yang bermakna selain
masyarakat Flores Timur hidup dari bertani, juga sebagai nelayan yang menjadi
matapencaharian sekunder.
• Mowak Bele, motif berbentuk ketupat kecil bersambung-sambung yang terdiri dari 19,
23 dan 25 ikat motif. Motif ini melambangkan pemimpin utama dan hanya boleh
dipakai oleh suku-suku atau klan asli dalam struktur masyarakat Lewokluok.
• Mowak Keni, motif berbentuk ketupat-ketupat kecil bersambung yang terdiri dari 3, 5,
7 dan 9 ikat motif. Motif ini melambangkan suku atau klan yang datang kemudian
dalam struktur masyarakat Lewokluok
24

Semua motif tadi sebenarnya motif yang terdapat pada tubuh Ula Age yaitu sejenis ulat
bulu yang bercorak dan berwarna-warni. Ulat ini menjadi mitos animisme dan dinamisme
dalam kepercayaan asli orang Lewkluok di masa lampau. Sehingga motif-motif ini sering
juga disebut sebagai Mowak Ula Age. Mowak berarti motif. Dalam perkembangannya,
motif-motif pada Kriot Kinge menjadi lebih beragam dan variatif, tetapi motif-motif utama
dan asli adalah 6 motif yang telah kita bahas tadi. Untuk diketahui juga bahwa motif-motif
yang digunakan pada Kriot Kinge adalah motif-motif yang sama digunakan pada ukiran
sandaran kayu Rumah Adat Korke Lewokluok. Di sinilah simbol keseimbangan dan
kesetaraan antara laki-laki dan perempuan Flores Timur dalam kehidupan sehari-hari. Para
pria bekerja di ladang dan membangun rumah sedangkan para wanita mengurus dan

memperindah rumah dengan menenun.


25

DESA HINGA, KECAMATAN KLUBAGOLIT

Jenis Tenunan : Kewatek ( Perempuan )


Filosofi Motif :
• Kau nep’i , motif berbentuk daun kelapa yang biasa
dipakai untuk membuat atap rumah, dan merupakan
simbol perlindungan
• Kehawek, sejenis anak panah berkait yang merupakan
simbol perlindungan dari seorang pria Adonara ( sama
seperti motif Gala Lolong / Tombak )
• Lako Dowhan, menggambarkan kelihaian pria Adonara
dalam menghindari serangan diibaratkan kecepatan
loncatan seekor musang.
26
Tim Penyusun :

Katharina M. Rin Riberu,S.IP, M.Si Pengarah


Kornelia Serang Koten, S.Sos Ketua
Vebryani L.M. Kalumbang, A.Md Sekretaris
Felixiamus Belarnimus Koten, A.Md Anggota
Silvester Petara Hurit, S.Sn Anggota
Fransiska B. Kopon, A.Md Anggota
Dona Floranti Martina DVG, SE, M.Par Anggota
Elisabeth Lema Bengan Anggota
Yohanes K. Maran Anggota
Sirilus P. Balun Anggota
Hotma E. Aritonang Anggota

Anda mungkin juga menyukai