Anda di halaman 1dari 11

Nama : Sur’atur Riyah

NIM 857756005

TUGAS TUTORIAL KE 2, TANGGAL 5 NOPEMBER 2023

1. Gambarkan dan jelaskan aba-aba 3 (tiga) pukulan dan aba-aba 6 (enam) pukulan !
2. Apa manfaat kegiatan mengapresiasi tari bagi anak, jelaskan !
3. Sebut dan jelaskan beberapa gaya lukisan anak dalam ciri umum lukisan anak!
4. Sebutkan dan jelaskan Komponis lagu Indonesia dan luar negeri serta karyanya!

Jawab !
1. Aba- aba 3 Pukulan
Untuk membedakan ketukan kuat dengan ketukan lemah dalam memberi aba-aba pada umumnya
ditunjukkan oleh gerakan yang lebih tegas. Lihat gerakan abab- aba 3 berikut ini.

Gerakan Aba-aba 3 Pukulan


Latihan:
a. Siapkan gerakan tangan pada titik awal.
b. Arahkan gerakan tangan ke bawah dan langsung membentuk ayunan dengan kata "tu" ke arah
dalam untuk ketukan satu.
c. Kemudian ayunkan gerakan ke samping luar untuk "wa" yang langsung naik ke atas.
d. Dari titik tersebut ayunkan kembali tangan ke arah dalam pada ketukan "ga" menuju titik awal
gerakan
e. Ulangi beberapa kali hingga lancar.
Lagu-lagu yang dapat dilatih dengan aba-aba 3 pukulan di antaranya adalah:
a. Marilah Kita Berdendang Kawan, ciptaan C. Simanjuntak.
b. Melati.
c. Doa dan Restumu.
d. Lisoi (Tapanuli).
Hindarilah gerakan-gerakan berikut ini :
a. Gerakan pukulan kedua dan ketiga terlalu rendah dan berat daripada gerakan pukulan pertama
b. Gerakan pukulan ketiga terlalu ke dalam hingga melewati garis gerakan pertama.
Aba – aba 6 Pukulan
Gerakan aba-aba ini dapat dikatakan pengembangan dari irama 2 atau jenis birama susun.
Dikatakan demikian karena dalam 1 birama terdapat 2 pukulan kuat yang jatuh pada hitungan
pertama dan keempat. Dengan demikian dalam gerakan aba-abanya ketukan kuat itu harus
diayunkan lebih kuat/panjang dibandingkan dengan ketukan lainnya. Untuk menguasai gerakan
aba-aba tersebut, latihlah seperti uraian dan gambar berikut ini.

a. Mulai dari titik awal gerakan, yaitu kedua tangan diangkat setinggi mata ke depan.
b. Turunkan dan ayunkan tangan ke samping luar untuk hitungan "tu".
c. Kemudian naik setengah dari panjang gerakan pertama dan ayunkan ke samping dalam untuk
hitungan "wa".
d. Lalu buat ayunan kecil sekali lagi untuk hitungan "ga" kearah luar.
e. Dari hitungan "ga" ayunkan tangan naik lalu turun ke samping luar untuk ketukan "pat".
f. Lalu tangan digerakkan naik kemudian diayunkan ke samping untuk hitungan "ma".
g. Dari sini, tangan naik ke atas lalu membentuk gerakan ayunan kecil ke dalam untuk hitungan
"nam" lalu kembali menuju titik awal aba-aba.
h. Ulangi beberapa kali hingga merasakan hitungan yang mendapat aksen dan yang tidak.
Penggunaan aba-aba hitungan 6 ketukan digunakan untuk tempo sedang ke lambat. Untuk tempo
sedang ke cepat aba-aba sebaiknya dihitung 2 saja.

2. Manfaat kegiatan mengapresiasi tari bagi anak

a. Apresiasi Sebagai Media Komunikasi


Apresiasi secara umum dapat diambil manfaatnya untuk memberikan sentuhan estetis bagi
anak. Disamping juga untuk mengasah kepekaaan rasa melalui berbagaiekspresi karya seni yang
adas. Dengan mengenal dan memahami berbagai cabang seni yang ada, anak dapat melatih dirinya
untuk peka terhadap lingkungan serta tanggap terhadap rangsangan sensoris. Selain itu anak juga
akan dapat bersikap teliti dalammengamati sesuatu serta sadar dan penuh rasa ingin tahu
b. Apresasi Sebagai Media Pendidikan
Secara edukatif, apresiasi dapat menumbuhkan pengalaman berfikir kreatif bagi anak.
Kegiatan berkesenian bagi anak merupakan salah upaya untuk mengembangkan bakat yang ada
pada anak. Dalam teori intelegensi (multiple intelegences) y dikemukakan oleh Gardner (1986)
pada prinsipnya manusia memiliki 8 macam kecerdasan yakni:
1) ogical-Mathematical Intelligence.
2) Spatial Intelligence.
3) Bodily-Kinesthetic Intelligence.
4) Musical-Rhythmic Intelligence.
5) Interpersonal Intelligence.
6) Intrapersonal Intelligence.
7) Verbal-Linguistic Intelligence.
8) Naturalist Intelligence.

Anak memiliki kedelapannya dengan tingkat yang berbeda-beda. Ada satu anak cerdas di
bidang kinestetik, tetapi anak lain justru cerdas di matematika. Dan atau sebaliknya hal itu dapat
terjadi.
Dalam kondisi seperti ini peran orang tua dan guru sangat penting untuk menggali potensi
yang dimiliki siswa, sehingga akan mampu meningkatkan kemampuannya. Jika orang tidak cerdas
dalam bidang tertentu dan memiliki kelebihan kecerdasan dibidang lain, hal inilah yang harus
diasah agar mampumembantu dari sisi kelemahan dibidang lain.
c. Apresiasi Sebagai Media Bermain
Selain berfungsi sebagai media komunikasi dan pendidikan, apresiasi ju dapat digunakan
sebagai ajang bermain bagi anak-anak Banyak contoh yang da kita sampaikan misalnya tradisi
anak-anak di Jawa pada saat terang bulan. Anak-an bermain di halaman rumah sambil menyanyi
Jamuran dan berlenggak-lenggok ses irama. Mereka bermain bertemu dengan sesaama teman.
Ekspresi alami inilah y memberikan sentuhan estetis bagiperekmabngan dunia anak.
d. Mengapresiasi Karya dan Koreografer Tari
Untuk mengenal lebih dekat karya tari dan korografernya perlu kiranya siswa diberi
pengalaman untuk menyaksikan pertunjukan secara langsung. Langkah ini akanmendukung
upaya untuk memperkenalkan karya seni dan seniman penciptanya sekaliguskepada anak-anak.
Mengapresiasi karya seni tari dapat dilakukan secara akif maupun pasif.Secara aktif siswa dapat
dilibatkan langsung dalam sebuah pementasan. Untuk apresiasi yang pasif, siswa cukup
menyaksikan pertunjukan-pertunjukan yang disajikan tanpa harusikut bergabung menjadi bagian
dari pertunjukan itu. Mengenal koreografer tari anak diIndonesia tidak banyak yang dikenal.
Ada beberapa koroegrafer yang dikenal karena aktivitasnya menari. Sebut saja Didik Nini
Thowok. Karya-karya Didik Nini Thowok dapat dinikmati oleh anak-anak. Lebih- lebih karya
Didik banyak yang bernuansa komedi,sehingga memiliki daya tarik untuk dipelajari anak.
e. Mengenal Tari dari Sumber Tema
Untuk memberi apresiasi pada anak diperlukan pengenalan tema cerita pada anak.Tari bertema
adalah belajar tari dengan ide-ide gerakan tari yang bersumber dari tema cerita tertentu. Sumber
cerita dapat diambil dari cerita Ramayana, Mahabarata, legenda, dongeng, kehidupan binatang dan
sebagainya. Menari dengan tema cerita anak merupakanungkapan ekspresi gerak yang meliputi
gerak dasar tari, iringan tari, tema tari. Tema tari dapat dieksplorasi melalui gerak-gerak tari yang
dipadukan dengan iringan sederhana. Dengan demikian anak akan mampu memadukan unsur tari,
tari, tema cerita anak, dan pemeranan.

3. Ciri Umum Lukisan Anak


gaya lukisan anak bermacam-macam, sesuai dengan motivasi (minat) atau dorongan
berkarya. Anak melukiskan kejadian sehari –hari. Berikut beberapa gaya lukisan anak yang
dapat kita jumpai.
a. Gaya wiracarita (heroisme), yaitu lukisan yang menggambarkan cerita kepahlawanan,
kepatriotan. Pada kesempatan ini anak akan mengungkapkan jiwa patriot, misalnya
penokohan seseorang, yang ditandai dengan tema perkelahian.

b. Gaya dekoratif, walaupun sebenarnya gaya ini sulit diidentifikasi karena tipe anak sendiri
juga berbeda-beda minatnya. Gaya dekoratif ditandai dengan munculnya bentuk-bentuk
konturistik (berupa garis) dan jika warna yang dipilih berupa blok warna dengan sedikit
nuansa. Nuansa atau gradasi adalah teknik mengurai warna dari gelap ke terang atau
memanfaatan tingkatan warna dari kuning-kuning ke hijauan-biru kekuningan menuju
biru, dan seterusnya berjalan berputar dalam deretan warna.

a. Gaya komik merupakan gaya lukisan anak dengan memanfaatkan cerita lebih dahulu, oleh
karenanya gaya ini mirip dengan cerita bergambar (cergam) Macam gaya komik ialah:
gambar penuh dengan sedikit tulisan, tulisan yang diberi keterangan gambar sehingga
orang menyebutnya ilustrasi dan gambar yang diterangkan dengan kalimat utuh mirip
komik orang dewasa.

b. Gaya potret, merupakan gambar wajah seseorang, baik tokoh idola maupun tokoh yang
sering bergaul dalam kehidupan sehari-hari, seperti potret ibuku, kakakku atau yang lain
yang dibuat oleh anak. Gaya potret mengangkat objek dalam komposisi bentuk wajah torso
atau badan, kepala saja (Kop), atau utuh seluruh tubuh.

4. Komponis lagu Indonesia dan luar negeri serta karyanya


a. Komponis Lagu Indonesia
1) Ibu Sud
Komponis lagu anak Indonesia ini lahir dengan nama Sarijah di Sukabumi, pada tanggal
26 Maret 1908. Nama Ibu Sud disandangnya setelah bersuamikan pak Bintang Sudibyo. la
bekerja pada Sekolah Guru sejak tahun 1924 dan di RR hingga tahun 1960. Ibu Sud sangat
menyenangi alat musik biola. Namun demikian dia tidak aktif menciptakan lagu-lagu untuk
biola, tetapi lebih memfokuskan pada penciptaan lagu-lagu untuk anak-anak. Lagu
ciptaannyalebih dari 100 buah laga Buku "Ketilang", merupakan buku kumpulan lagu-lagu
ciptaannya.
Ada pun lagu ciptaan beliau yang terkenal, diantaranya:
"Burung Kutilang"
"Kereta Apiku"
"Kampung Halamanku"
"Menanam Jagung"
"Berkibarlah Benderaku"
2) A.T. Mahmud
Beliau lahir di Palembang, dan kini menetap di Jakarta, Lagu-lagu anak ciptaan
beliau, diantaranya: "Pelangi", "Ombak", "Kupu-kupu", "Larilah Kudak "Awan Putih"
3) Pak Dal
Lagu-lagu ciptaan Pak Dal diantaranya: "Tahun Baru", "Berlabuh", "Teka-teki",
dan"Burungku"
4) WR Supratman
W.R. Supratman kita kenal lewat lagu kebangsaan "Indonesia Raya". Walaupun
lagu- lagunya banyak berjiwa perjuangan, namun sangat akrab juga untuk dinyanyikan
oleh anak- anak SD. Beliau lahir di Purworejo, Jawa Tengah, pada tanggal 9 Maret 1903.
Pada Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, lagu ciptaannya "Indonesia
Raya"diperdengarkan untuk pertama kalinya kepada peserta kongres.
Berikut adalah beberapa lagu ciptaannya:
"Ibu Kita Kartini" (1929)
"Mars Kepanduan Bangsa Indonesia"
(1930)"Di Timur Matahari" (1930)
"Parindra" (1938)
"Di Timur Matahari" (1938), sebagai lagu ciptaan beliau yang terakhir. Pada tanggal 17
Agustus 1938, dia meninggal dan menerima penghargaan Bintang Mahaputera
Anumerta, selain sebagai Pahlawan Nasional.
5) Simanjuntak
Semangat perjuangannya tercermin lewat lagu-lagu ciptaannya yang banyak
dinyanyikan oleh anak-anak SD hingga saat ini. Cornel Simanjuntak, lahir di Tapanuli
tahun 1920.Pendidikan yang dijalani adalah HIS. Tahun 1936, dia merantau di daerah
Muntilah, Jawa Tengah, dan belajar pada seorang Pastor yang selanjutnya pindah lagi
ke Jakarta. Tanggal 11 September 1961, pada usia 41 tahun, dia meninggal dunia. Lagu-
lagu ciptaannya antara lain:
"Tanah Tumpah Darahku"
"Indonesia Merdeka".
"Maju Tak Gentar"
"O, Angin"
6) Ismail Marzuki
Lagu-lagu Ismail Marzuki hingga saat ini masih digemari karena keindahan melodi
dan syair. Komponis yang satu ini lahir di Jakarta, pada tanggal 11 Mei 1914. Riwayat
pendidikan beliau dimulai dari sekolah MULO, yang dilanjutkan di AMS. Saat dia
bekerja di Radio Nederland, beliau banyak berkenalan dengan pemain musik. Dari
beliau lahir beberapa lagu yang berkisah tentang perjuangan dan keindahan alam
Indonesia, diantaranya:
"Rayuan Pulau Kelapa"
"Selendang Sutera"
"Sepasang Mata Bola"
"Melati di Tapal Batas"
"Gugur Bunga"
"Sapu Tangan Dari Bandung
Selatan'"Halo-halo Bandung"
"Indonesia Pusaka"
b. Komponis Lagu Tradisional
Komponis-komponis lagu tradisional Indonesia jarang dikenal karena lagu- lagu
tradisional pada umumnya berkembang dengan sendirinya secara lisan dan turun temurun
di lingkungan daerah tertentu.
c. Komponis Lagu Asing

1) Zoltan Kodaly (1882-1967)


la seorang komponis abad 20 yang banyak mempengaruhi dunia pendidikan musik
anak. Zoltan Kodaly lahir di Hongaria, pada tanggal 16 Desember 1882, dan meninggal
pada tahun1967. la mula-mula mendapat pengaruh musik dari ayahnya, seorang musisi
amatir. Pada umur 10 tahun, dia telah menciptakan lagu untuk orkes disekolahnya
(Secondary School). MenurutKodaly, latihan- latihan musik dapat menjadi dorongan
yang besar terhadap kecerdasan dan perkembangan emosi anak. Dalam hal musik,
menurut beliau yang penting ialah irama dan melodi. Didunia pendidikan, dia dikenal
dengan metode Kodaly yang mengajarkan 'solmisasi' kepada anak melalui gerakan-
gerakan tangan.

2) John Spencer Curwen (1816-1880)


Sebagai seorang guru musik, metodenya turut mempengaruhi Kodaly dalam
pengembangan pendidikan musik pada anak. Menurut Curwen, dalam pelajaran musik
sebaiknya yang dibayangkan oleh anak-anak ialah bunyinya bukan notasinya.

Anda mungkin juga menyukai