2. Pandangan Nativistis
Menurut pandangan nativistis yaitu setiap anak yang lahir telah dilengkapi dengan
kemampuan bawaan atau alami untuk dapat berbahasa. Bukan lingkungan yang membuat
anak mampu berbahasa. Bukan pula karena meniru orang lain karena banyak ungkapan
kreatif yang dimunculkan anak ketika berbahasa, yang belum pernah dicontohkan
sebelumnya. Jadi, jika bukan karena kemampuan bawaan, mustahil anak dapat
mempelajari dan menguasai suatu bahasa yang komponen dan aturannya cukup rumit
hanya dalam waktu yang singkat. Selama belajar bahasa, sedikit demi sedikit potensi
berbahasa anak yang secara genetis telah terprogram menjadi terbuka dan berkembang.
Sumber Modul PDGK4204
3. Tahap pralinguistik
Pada tahap ini, bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan akan semakin mendekati bunyi vokal
atau konsonan tertentu. Tetapi, umumnya bunyi-bunyi tersebut belumlah mengacu pada
kata atau kalimat dengan makna tertentu. Oleh karena itu, perkembangan bahasa anak pada
fase ini disebut tahap pralinguistik. Adapun fasenya :
a. Umur 0-2 bulan anak hanya mengeluarkan bunyi reflektif
b. Umur 2-5 bulan anak mulai mengelarkan bunyi -bunyi vocal
c. Umur 4-7 bulan anak mulai mengeluarkan bunyi yang agak utuh.
d. Umur 6-12 bulan anak mulai beceloteh. Sumber Modul PDGK4204 2.17