Anda di halaman 1dari 246

PERTOLONGAN PERTAMA

PADA KECELAKAAN

Akbar Wilendra
Dokter
Perawat

Awam Terlatih / First Aider


Pelaku Pertolongan Pertama

Awam / Umum
Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran Umum

• Peserta diharapkan dapat melakukan tindakan Pertolongan


Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja

Tujuan Pembelajaran Khusus


• Dasar-dasar Pertolongan Pertama di tempat kerja
• Sistem respirasi dan peredaran darah
• Survey primer
• CPR/RJP
• Penanganan kasus tersedak
• Penanganan luka dan perdarahan
• Penanganan kasus patah tulang
• Penanganan luka bakar
• Dasar-dasar pengangkutan dan pemindahan korban
Pelatihan Pertolongan Pertama Dasar
(Basic First Aid Training )

Memberikan para peserta pengetahuan

dan keterampilan untuk dapat

memberikan pertolongan pertama

dengan benar kepada seseorang yang

mendapat kecelakaan atau tiba-tiba

sakit di lokasi kerja dan sekitarnya

hingga bantuan datang.


Outline Materi Training
Dasar-dasar P3K di Sistem respirasi dan
Survey primer
tempat kerja peredaran darah

Penanganan luka Penanganan kasus


CPR/RJP
dan perdarahan tersedak

Dasar-dasar
Penanganan kasus Penanganan luka
pengangkutan dan
patah tulang bakar
pemindahan korban
Dasar Peraturan Perundangan

Undang-undang No. 1 tahun 1970, Tentang Keselamatan Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 03/Men/1982


tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi RI No. Per15/Men/VIII/2008


tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja
PENGANTAR PERTOLONGAN PERTAMA
Apa Itu P3K?
Pertolongan pertama adalah perawatan medis dasar
yang diberikan dengan segera kepada korban yang luka
atau sakit tiba-tiba sampai perawatan lanjutan
diberikan.
Tujuan P3K

 Menyelamatkan jiwa penderita.


 Melindungi korban yang tidak
sadar.
 Mencegah cedera atau sakit lebih
parah, timbulnya cedera baru, atau
timbulnya kecacatan.
 Menunjang upaya pemulihan.
Kewajiban Petugas P3K

 Menjaga keselamatan diri, penderita, orang di sekitarnya


 Mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam jiwa
 Meminta bantuan
 Memberi pertolongan secara cepat dan tepat
 Menjaga kerahasiaan medis penderita
 Komunikasi dengan petugas lainnya
 Mempersiapkan transportasi korban
Kotak P3K
Peralatan & Fasilitas P3K Lainnya

Ruang P3K Tandu/stretcher Bidai/spalk

Selimut Cervical collar


Menjaga Keselamatan Diri
(Universal Precaution)

Membersihkan Menggunakan
Mencuci Tangan
Alat APD
SISTEM ORGAN TUBUH TUBUH
MANUSIA
Sistem Organ

 Pernafasan
 Sirkulasi/peredaran darah
 Susunan saraf
 Rangka tulang dan otot
(muskuloskeletal)
 Kulit

Sistemekskresi, reproduksi, indra,


pencernaan
Rongga Tubuh
 Rongga tengkorak
 Otak, cairan serebrospinal
 Rongga tulang belakang
 Cairan spinal, bumbung saraf spinal
 Rongga dada
 Paru-paru, jantung
 Rongga perut
 Lambung, usus, pankreas, hati,
limpa
 Rongga panggul
 Alat reproduksi, kandung kemih
Sistem Pernafasan

Hidung  Tenggorokan  Bronkus 


Paru-paru

Paru-paru
• Kiri dan kanan
• Kapasitas paru orang dewasa 5-6 liter

Frekuensi pernapasan normal:


• Dewasa  12-20 kali per menit
• Anak-anak  15-30 kali per menit
• Bayi  25-50 kali per menit
Sistem Pernafasan (1)

• Alveolus  tempat pertukaran


oksigen dengan karbon dioksida

• Proses bernafas:
• Inspirasi  menarik nafas
• Ekspirasi  menghembuskan nafas
Fungsi Bernafas

Pernafasan (respirasi) manusia


bertujuan untuk memperoleh
oksigen dari udara dan
mengeluarkan gas sisa
pembakaran berupa
karbondioksida dari dalam
tubuh.

Oksigen dari udara yang akan digunakan untuk membakar atau


mengoksidasi makanan untuk memperoleh energi untuk
beraktivitas.
Sistem Sirkulasi
Susunan :
1.Jantung
Organ berupa otot & berbentuk
kerucut, berfungsi untuk
memompa darah ke seluruh
tubuh

Denyut jantung normal:


Dewasa  60-100 kali per menit
Anak-anak  80-150 kali per
menit
Bayi  120-150 kali per menit
Sistem Sirkulasi
2. Pembuluh Darah
a. Pembuluh Darah Nadi (Arteri)
 dinding tebal, tekanan kuat,
membawa darah kaya oksigen
dari jantung

b. Pembuluh Darah Balik (Vena)


 dinding lebih tipis, tekanan
lebih lemah, membawa darah
minim oksigen menuju jantung

c. Pembuluh Darah Rambut (Kapiler)


 pembuluh darah sangat halus
pada jaringan tubuh
Komposisi Darah :
1. Air :9%
2. Protein :3%
3. Mineral : 0,9 %
4. Bahan organik : 0,1 %
Fungsi Sistem Sirkulasi

• Transport: makanan, gas,


hormon, mineral, enzim, sisa
metabolisme.
• Mempertahankan suhu tubuh
dengan cara vasokontriksi dan
vasodilatasi
• Perlindungan melalui sistem
imun dan pembekuan darah
• Buffering, protein darah
merupakan sistem buffer
yang mempertahankan pH
darah
Peredaran Darah
Peredaran Darah Kecil/Pulmonal Peredaran Darah Besar/Sistemik
Jantung (darah kaya CO2)  Jantung (darah kaya O2) 
Paru-paru (pertukaran gas)  seluruh tubuh (pertukaran
Jantung (darah kaya O2) gas)  Jantung (darah kaya
CO2)
Sistem Rangka

Sistem rangka manusia  206


tulang

Fungsi rangka:
• Menahan tubuh
• Melindungi organ tubuh
• Tempat melekatnya otot
• Tempat pembuatan sel darah
merah
• Memberi bentuk tubuh
Sistem Rangka

Tulang panjang:
• Tulang lengan
atas
• Tulang lengan
bawah
• Tulang paha
Kulit

Melindungi permukaan tubuh

Reseptor rangsangan

Pengaturan suhu tubuh

Pembuatan vitamin D

Ekskresi

Estetika
Tanda Vital

Nadi
Bayi 90 – 150 X/menit
Anak 80 – 120 X/menit
Dewasa 60 - 100 X/menit

Nafas
Bayi 30 – 50 X/menit
Anak 15 - 30 X/menit
Dewasa 16 - 20 X/menit

Suhu Tubuh : 36,6 - 37 C

Tekanan Darah :
Sistolik : 100 – 140 mmHg
Diastolik : 60 - 90 mmHg

Kulit : Capillary Refill Time < 2”, hangat


ASESSMENT
Tindakan Kegawatdaruratan
Keberhasilan tindakan kegawatdaruratan pertolongan pertama pada
kecelakaan pada fase pra rumah sakit sangat ditentukan pula oleh
beberapa faktor yaitu :

1. Kecepatan ditemukannya korban/ penderita


2. Kecepatan meminta bantuan
3. Kecepatan memberi bantuan
1. Kecepatan ditemukannya
penderita
Lebih cepat penderita di temukan
maka akan semakin besar pula
harapan penderita untuk hidup.
Kesempatan untuk mendapatkan
pertolongan yang cepat akan
semakin besar, cidera yang dialami
bisa segera ditangani.
2. Kecepatan meminta bantuan
Akses yang mudah dan pengetahuan
penolong kemana harus
menghubungi fasilitas kesehatan,
juga sangat berperan dalam
penanggulangan kegawat daruratan.
Anda sebaiknya hafal dengan
nomor-nomor telepon penting
dimanapun anda berada, sehingga
bila terjadi sesuatu keadaan gawat
darurat anda dapat dengan cepat
meminta bantuan.
• Ketahui nomor-nomor telepon darurat di perusahaan dan di sekitar
tempat tinggal/ kota anda
• Berikan informasi yang jelas tentang diri andan dan keadaan
penderita agar tindakan yang akan didatangkan sesuai dengan
keadaan penderita
 Nomor telepon yang dapat dihubungi,
 Nama anda,
 Jenis kejadian, jumlah dan keadaan
korban,
 Lokasi kejadian dan
 Bantuan yang diperlukan
3. Kecepatan memberi bantuan
Otak tidak dapat bertahan lama
tanpa oksigen atau nutrisi yang
adekuat. Bila otak tidak menerima
suplai oksigen lebih dari 4–6 menit
maka kerusakan otak yang sulit
diperbaiki akan terjadi. Oleh
karena itu anda harus mengetahui
tentang basic life support.
Pastikan Tentukan
1
Keselamatan diri
dan Hubungi
Bantuan
2
diagnosa
sederhana 3
keputusan
PENTING!
Selalu utamakan keselamatan diri
sebelum melakukan tindakan
pertolongan
Prinsip Utama Keselamatan
Berhenti dan Analisa Keelamatan
Sebelum Bertindak

Semua yang dapat mencederai


Pasien pasti dapat mencederai
anda

Selalu Ada Kemungkinan


bahaya susulan

1 Pastikan Keselamatan
Hubungi Bantuan Kedaruratan
Perhatikan Potensi Bahya Susulan
Api

Kendaraan Tidak Stabil

Bangunan tidak stabil

Gas

Bio Hazard ( Penularan Penyakit )

Listrik

Pastikan Keselamatan
Hubungi Bantuan Kedaruratan
Memanggil Bantuan

Mengirim teman untuk Telepon. Mengaktifkan alarm.


meminta bantuan.

Radio. Berteriak. Melambaikan tangan


atau benda.
Menghubungi Bantuan Kedaruratan
112 – Semua Kedaruratan

119 – Berlaku Nasional NCC


National Command Centre
KEMENKES RI.
110 – Polisi

113 – Pemadam Kebakaran

115 – BASARNAS

118 - Ambulan

Pastikan Keselamatan
Hubungi Bantuan Kedaruratan
• Mengedepankan prinsip kehati-hatian
• Sebisa mungkin menggunakan APD ( Sarung
tangan, Masker, Kacamata)
• Cuci tangan usahakan dengan sabun setelah
melakukan pertolongan (Baik menggunakan APD
ataupun tidak)
• Panggil dengan suara keras, tepuk bahu korban beberapa
kali
• Jika korban sadar, tanyakan tentang riwayat kejadian dan
keluhan yang dirasakan
• Jangan terlalu lama memeriksa kesadaran, jika korban tidak
merespon pada panggilan, segera lakukan pemeriksaan
pernafasan
• Lihat naik turun dada dan perut
• Periksa minimal 5 detik maksimal 10 detik
• Jika tidak bernapas atau gasping segera lakukan
CPR (Dengan pedoman AHA 2020/Covid 19 an adult CPR)
• Jika korban bernapas lanjutkan pemeriksaan
CPR
• Perhatikan dari kepala sampai kaki
• Luka dan Perdarahan
• Memar
• Kelainan bentuk
• Tanda-tanda khusus
Dapatkan informasi gangguan Medis dengan cara:
• Tanyakan langsung kepada korban penyakit yang diderita
(Jika sadar)
• Tanyakan pada orang sekitar
• Kenali dari obat yang dibawa
• Perhatikan adakah penanda medis yang dimiliki korban,
biasanya dalam bentuk gelang atau kalung
• Jika ada tindakan yang dapat dilakukan di
tempat, maka lakukan penanganan sesuai
dengan cedera atau sakit yang diderita

• NAMUN, jika tidak ada lagi tindakan yang dapat


diberikan di tempat, maka putuskan korban
harus mendapat penanganan medis
Gangguan Fungsi Otak
• Penurunan tingkat
kesadaran
• Gangguan kognitif
• Gangguan Emosi
• Kejang
Gangguan Sistem
Pernafasan

• Terganggunya jalan
pernafasan
• Nafas bersuara
(Wheezing, stridor)
• Terlihat sulit untuk
bernafas
Gangguan Sistem Sirkulasi
Darah

• Kecurigaan terjadi syok


(Pucat, napas dan nadi
cepat, kulit dingin,
menggigil)
• Perdarahan besar
• Gangguan sirkulasi darah
lokal
Terdapat disabilitas

Gangguan motorik dan


sensorik baik luas maupun
lokal
Tidak dapat
menentukan diagnosa
• Jika korban sadar, tanyakan posisi yang
paling nyaman untuknya

• Korban dengan gangguan nafas pada


umumnya menginginkan posisi badan
yang ditinggikan / duduk

• Korban tidak sadar, posisikan korban


miring atau posisi pemulihan untuk
mempertahankan jalan nafas terbuka
• Berhenti dan analisa keselamatan sebelum bertindak
Pastikan Keselamatan diri
• Semua yang mencederai korban dapat mencederai diri
dan Hubungi Bantuan kita
• Selalu ada kemungkinan adanya bahaya susulan

• Apakah korban sadar


Tentukan Diagnosa • Apakah korban bernafas
Sederhana • Adakah Cedera
• Adakah gangguan Medis

• Adakah penanganan yang dapat dilakukan


ditempat?
Keputusan • Apakah korban harus dirujuk ke RS?
• Posisi Korban yang sesuai
GANGGUAN UMUM
• Gangguan yang bersifat umum yang dapat
mempengaruhi keadaan umum korban dan
dapat menyebabkan keadaan gawat darurat
Gangguan Umum
• Gangguan Pernafasan
• Gangguan Peredaran Darah
• Gangguan Kesadaran
A. Gangguan Pernapasan
HIPOKSIA
Hipoksia adalah suatu kondisi
dimana sel-sel tubuh
Kekurangan oksigen karena
berbagai sebab.

Tanda dan Gejala


• Tachypnoe/Napas Cepat
• Sulit Bicara
• Sianosis
• Penurunan Kesadaran
• Mual dan Muntah-muntah
• Apnoe
TERSEDAK/CHOKING

Tersumbatnya Jalan Napas Secara Total


Yang Disebabkan Oleh Benda Asing dapat
Berupa : Makanan, Mainan, Gigi Palsu,
Lidah, dll.

GEJALA DAN TANDA :


Kesulitan Bicara dan Bernapas
Korban memegangi leher seperti tercekik
Wajah kemerahan dan bisa sianosis
Berusaha batuk
Kehilangan Kesadaran
“HEIMLICH MANEUVER”
ABDOMINAL THRUSTS/PERUT
- PADA PENDERITA SADAR/TIDAK SADAR

CHEST THRUST/DADA
- PADA ORANG DEWASA GEMUK/HAMIL

BACK BLOW/PUNGGUNG
- PADA ANAK-ANAK
ABDOMINAL THRUST
CHEST THRUST
Manuver Heimlich
Hentakan Perut ( pada penderita dewasa & anak, tidak ada respon )
Manuver Heimlich pada Diri Sendiri
KOMBINASI CHEST THRUST DAN BACK BLOW
PADA BAYI
BILA KORBAN PINGSAN
ASMA

ASMA adalah inflamasi saluran


napas kronik yang melibatkan
banyak sel disertai dengan
saluran napas Hiperesponsif
TINDAKAN PERTOLONGAN
Bila korban sadar :
 Posisikan
nyaman/duduk,
 Tenangkan,
 Bantu berikan obatnya,
 Beri udara segar
 Hubungi bantuan Medis

Bila korban tak sadar :


 Rencanakan tindakan
lebih lanjut
B. GANGGUAN PEREDARAN DARAH

Dimana Sistem peredaran darah ( Sirkulasi )


gagal mengirimkan darah yang mengandung
oksigen dan bahan nutrisi ke organ vital dan
dapat merusak fungsi organ (Hipoperfusi).

Syok merupakan suatu


keadaan yang berbahaya dan
berakibat fatal, jangan berikan
apapun melalui mulut
PENYEBAB SYOK
• Kegagalan Jantung Memompa Darah
• Kehilangan Darah Dalam Jumlah Besar
• Pelebaran Pembuluh Darah
• Rasa Nyeri Yang Cukup Hebat
• Infeksi
• Kekurangan Cairan Tubuh
• Reaksi Allergi
• Syok Hipovolemik (Ketidak cukupan volume sirkulasi)
• Syok Cardiogenik (Ketidak cukupan fungsi Pompa Jantung)
• Syok Distributif (Maldistribusi aliran darah)
• Syok Obstruktif (Hambatan aliran darah ekstra cardio)
• Pernafasan : cepat dan dangkal
• Nadi : Cepat dan lemah
• Kulit : Pucat,dingin & lembab
• Wajah : Pucat, sianosis pada bibir, lidah dan
cuping telinga
• Mata : Pandangan hampa, pupil melebar.

a. Mual & mungkin muntah


b. Haus
c. Lemah
d. Pusing
e. Gelisah
f. Perubahan Status mental
PENANGANAN SYOK
• Atasi Penyebab SYOK seperti kesulitan bernapas,
perdarahan, nyeri yang hebat
• Jaga agar jalan napas tetap terbuka, miringkan
kepala korban bila terjadi muntah
• Jaga agar pasien tetap hangat dan berbaring
• Tinggikan bagian tungkai 30cm
• Hubungi bantuan Medis
• Jangan memberi apapun melalui mulut
SERANGAN JANTUNG

Gejala dan Tanda :


• Nyeri atau rasa tidak enak di
dada kiri
• Menjalar ke lengan kiri, lebih
dari 10 menit
• Nyeri tidak hilang
• Sulit bernafas
• Pusing/Sakit kepala
• Denyut sering, tidak teratur
• Kulit pucat, pucat, dingin
• Kehilangan Kesadaran tiba-tiba
• Seperti tercekik
Tindakan Pertolongan Pada Serangan Jantung :
• Bila sadar dudukkan
• Denyut nadi lemah, cepat, kepala rasa ringan
posisikan stabil
• Bila tak sadar posisikan stabil
• Bila tidak ada nafas lakukan RJP/CPR
• Segera ke RS
C. Gangguan Kesadaran

PINGSAN

Terjadi karena peredaran darah ke otak berkurang


Gejala & tanda :
1. Perasaan linglung
2. Pandangan berkunang-kunang
3. Lemas, keluar keringat dingin
4. Menguap
5. Denyut nadi lambat
6. Tidak respon

Tindakan Pertolongan :
• Bawa korban ke tempat teduh
dan baik sirkulasi Udaranya
• Baringkan Korban, Tungkai
ditinggikan
• Kontrol masalah ABC
• Istirahatkan korban bila pulih
• Hubungi Tenaga Medis
Tingkat Kesadaran Manusia
DELIRIUM
Penurunan Kesadaran, aktivitas Psikomotor Abnormal, Siklus tidur
terganggu, Gadu, Gelisah, Disorientasi, Meronta, Teriak
SOMNOLEN
Mengantuk, Kesadaran pulih bila di rangsang, Mampu memberikan
jawaban verbal, Menangkis rasa nyeri
STUPOR
Kantuk dalam, Bisa dibangunkan dengan ransangan kuat, Tidak ada
jawaban verbal, Ada gerakan spontan, Gerak motorik baik
KOMA
Tidak ada Gerakan Spontan, Tidak ada reaksi rangsangan nyeri
Gejala dan Tanda Stroke :
• Kelemahan tiba-tiba dan atau kebas wajah,
lengan atau tungkai biasanya satu sisi
• Sukar bicara atau bicara pelo (cadel)
• Tiba-tiba, sakit kepala yang sangat
• Penurunan kesadaran - tak sadar
• Wajah merah
• Denyut nadi penuh
• Manik mata berbeda ukuran
• Sukar menelan
• Mungkin kepala & mata ke satu sisi
Ingat …
• Teriakan tercekik
• Jatuh tiba – tiba, berbaring kaku sesaat
• Punggung melengkung
• Wajah, leher biru dan sembab
• Keluar buih dari mulut, kadang berdarah
• Mungkin lidah tergigit, hilang kendali kemih
dan pencernaan
• Penderita kembali sadar tapi bingung atau
mungkin tidak sadar apa yang terjadi
• Setelah kejang, kelelahan dan tertidur
• Lindungi penderita dari cedera
• Jangan melawan kejang & memasukkan
sesuatu kedalam mulut
• Posisikan penderita miring stabil
• Rawat cedera akibat kejang
• Bila tertidur, awasi selalu RABC dan jangan
diganggu
• Perlu perhatian medis segera
• Bila penderita pulih, anjurkan ke dokter
Keracunan

Penyakit yang disebabkan oleh makanan yang


terkontaminasi oleh bakteri, virus, parasit,
jamur, atau zat racun (Kimia).
MITOS
Air Kelapa bisa
menyebuhkan
keracunan

MITOS
Susu bisa menetralisir
racun
Jangan konsumsi obat
MITOS
anti mual dan obat
anti diare
Pertolongan Pertama Pada Keracunan

• Minum air
• Bawa Segera ke Rumah sakit
?
• Saat pemeriksaan dini (primer), tidak
ditemukan adanya fungsi Sistem Sirkulasi
dan Sistem Pernapasan

CPR/AED
• Terjadinya kematian sel/jaringan yang
sifatnya menetap dan sulit/tidak bisa
dikembalikan lagi, pada manusia paling
cepat terjadi pada otak.
CPR
CardioPulmonary Resuscitation

RJP
Resusitasi Jantung Paru
• Prosedur tindakan yang harus dilakukan
untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan
Pernapasan dengan melakukan kombinasi
tindakan Pijatan Jantung Luar dan Napas
Buatan.
KETERLAMBATAN KEMUNGKINAN BERHASIL
BHD/RJP
1 MENIT 98 dari 100

3 MENIT 50 dari 100

10 MENIT 1 dari 100


1. Patah Tulang Dada dan Tulang Iga
2. Kebocoran di Paru-Paru (Pneumothoraks)
3. Perdarahan dalam Paru-Paru (Hemothoraks)
4. Luka dan Memar pada Paru-Paru
5. Robekan pada Hati
1. Denyut Nadi dan Pernapasan Berfungsi lagi
2. Ditemukannya tanda pasti Kematian
3. Penolong Kelelahan
4. Diambil Alih oleh Tenaga Terlatih
Langkah-langkah RJP
Recovery
Recovery PositionPosition
1. Mempertahankan jalan napas tetap terbuka
2. Mencegah lidah jatuh kebelakang
3. Memperlancar keluarnya cairan asing
4. Mencegah aspirasi muntah masuk ke Paru-Paru

Pastikan Penderita Tidak Sadar – Bernapas dan Tidak Ada Trauma


High Quality CPR

PENOLONG HARUS PENOLONG TIDAK BOLEH


Melakukan Kompresi Dada Pada Mengkompresi pada kecepatan lebih
Kecepatan 100-120 x/menit rendah dari 100x/menit atau lebih cepat
dari 120x/menit
Kedalaman Kompresi Min 2 inchi/5cm Mengkompresi dengan kedalaman kurang
Maks 2,4 Inchi/6cm dari 2 inchi (5cm) atau lebih dari 2,4 Inchi
(6cm)
Membolehkan Recoil penuh setelah Bertumpu diatas dada diantara kompresi
setiap kali kompresi yang dilakukan
Minimalkan jeda dalam kompresi Menghentikan Kompresi lebih dari 10
detik
?
GANGGUAN LOKAL

AKBAR WILENDRA
GANGGUAN LOKAL

• Cedera Jaringan Lunak


• Cedera Musculoskeletal
• Luka Bakar
Gangguan Lokal

Setiap gangguan berupa cidera dan atau perlukaan pada jaringan


atau bagian tubuh tertentu yang bersifat lokal yang menimbulkan
gangguan terbatas pada jaringan/bagian tubuh tersebut akibat
trauma yang terjadi padanya.

Gangguan paling sering terjadi pada kasus kecelakaan kerja


Gangguan Lokal

Luka dengan perdarahan


• Tidak ditangani segera  fatal

Cidera muskuloskeletal

Luka bakar
Luka

Cedera yang melibatkan


jaringan kulit, otot, saraf atau
pembuluh darah akibat
rudapaksa (trauma).

Hilangnya kesinambungan antara bagian yang satu dengan yang lainnya


(kulit/jaringan)
Akibat Luka

Rasa sakit Perdarahan Shock

Kematian
Infeksi Meninggal
jaringan
Klasifikasi Luka

Luka Terbuka Luka Tertutup


Tanpa disertai kerusakan jaringan
Kerusakan jaringan kulit disertai
kulit, yang rusak hanya pada bagian
jaringan bawah kulit. bawah kulit
Perdarahan

Rusaknya dinding pembuluh darah (vena, arteri, kapiler) yang


menyebabkan keluarnya dari pembuluh darah yang disebabkan oleh
rudapaksa atau penyakit
Klasifikasi Perdarahan Luar
Berdasarkan jenis pembuluh darah:

Perdarahan Perdarahan Perdarahan


Arteri Vena Kapiler
• Berasal dari pembuluh • Berasal dari pembuluh • Berasal dari pembuluh
nadi darah balik kapiler
• Keluarnya memancar • Keluarnya mengalir • Keluarnya merembes
sesuai denyut nadi • Berwarna merah gelap perlahan
• Berwarna merah • Berwarna merah
terang terang
Konsep Penanganan Luka & Perdarahan

1) Tangani perdarahan 2) Tangani luka

Tekan tempat Bersihkan luka


perdarahan dengan Lakukan pembalutan
kasa selama 5—15 jika diperlukan
dengan Keringkan
menit rivanol/air bersih

Tekan bagian
pangkal dari Oleskan
Balut luka
perdarahan antispetik
Konsep Penanganan Luka & Perdarahan

3) Penanganan lanjutan

Tekan pada titik tekan Tidurkan korban 


Tinggikan anggota
kepala lebih rendah dari
badan yang luka  (jika darah masih belum kaki (kecuali cedera
lebih tinggi dari jantung berhenti) kepala, sesak napas)

Rujuk ke
Pantau tanda vital Tenangkan korban
klinik/puskesmas/RS
Mengendalikan Perdarahan Luar

1. Tekanan langsung
Tekan bagian yang berdarah tepat di
atas luka (5 – 15 menit). Beri
penutup luka yang tebal. Bila belum
berhenti dapat ditambah penutup
lain tanpa melepas penutup
pertama.
2. Elevasi
• Tinggikan anggota badan yang
berdarah lebih tinggi dari
jantung.
• Hanya dapat dilakukan pada
perdarahan di daerah alat gerak.
3. Tekan pada titik tekan
Bila kedua cara tersebut di atas belum
berhasil maka perlu dilakukan cara
ketiga yaitu menekan pembuluh
nadi di atas daerah yang mengalami
perdarahan
Pembuluh Darah Besar
Perban (dressing)
Suatu material yang digunakan untuk menutup luka, membantu
menghentikan perdarahan dan mencegah kontaminasi / infeksi

Macam-macam dressing:

• Occlusive dressing: Suatu material yang kedap air (plastik atau kertas timah)
di gunakan menutup luka untuk mencegah masuknya udara atau hilangnya
kelembaban organ dalam
• Bulky dressing: Tumpukan dressing dengan tebal 2 - 3 cm, seperti handuk
atau sejenisnya
Pembalut (bandages)
• Material yang digunakan untuk menahan dressing agar tidak
bergeser
• Contoh bandages:
Contoh penggunaan triangular bandage

Square knot
Pembalutan

Dahi atau telinga Siku atau lutut Lengan atau tungkai


bawah

Tangan Pinggul Bahu


Hal yang perlu diperhatikan dalam pembalutan

 Jangan pasang pembalut sampai perdarahan terhenti, kecuali pembalut penekan untuk
menghentikan perdarahan.
 Jangan terlalu kencang atau longgar

 Jangan biarkan ujung sisa terurai

 Daerah yang dibalut lebih lebar untuk mencegah kerusakan jaringan

 Jangan menutup ujung-ujung jari

 Untuk anggota gerak, pembalutan dilakukan dari distal ke proksimal

 Pembalutan dilakukan dalam posisi yang diinginkan


Jenis-jenis Luka & Penanganannya

Luka Lecet (Abrasi)


• Lapisan kulit atas
terkelupas
• Penanganan:
• Hentikan perdarahan
• Bersihkan luka
• Beri obat antiseptik
• Tutup dan balut luka
Jenis-jenis Luka & Penanganannya

Luka Iris (Cut)


• Akibat benda tajam, darah
keluar cukup banyak
• Penanganan:
• Hentikan perdarahan
• Bersihkan luka
• Beri obat antiseptik
• Tutup dan balut luka
Jenis-jenis Luka & Penanganannya
Luka Parut (Laserasi)
• Robekan kulit yang kasar
• Darah lebih sedikit, tapi
jaringan yang rusak lebih
parah
• Penanganan:
• Hentikan perdarahan
• Bersihkan luka
• Beri obat antiseptik
• Tutup dan balut luka
Jenis-jenis Luka & Penanganannya

Memar (Kontusio)
• Benturan  robeknya kapiler
darah di bawah kulit
• Darah masuk ke jaringan kulit
• Penanganan:
• Bersihkan luka & kulit
sekitar luka.
• Kompres dengan es
• Pasang balut tekan
Jenis-jenis Luka & Penanganannya
Luka Tusuk (Puncture)
• Tertusuk benda tajam
• Risiko infeksi tinggi
• Penanganan:
• Jangan cabut benda yang
menancap
• Stabilkan benda yang menancap
 balutan cincin/donat
• Kendalikan perdarahan
• Bersihkan luka
• Tutup dan balut luka
Perdarahan Dalam

Perdarahan organ dalam tubuh (hati,


ginjal, usus, dll)

Perdarahan terkumpul di dalam rongga


tubuh (perut, dada, panggul, kepala,
dll)

Disebabkan oleh benturan, pecahnya


pembuluh darah, atau akibat patah
tulang

Tidak terlihat dari luar, kehilangan


darah cepat, kematian dalam beberapa
menit
Perdarahan Dalam
– Gejala:
 Tergantung dari lokasi trauma
 Perubahan warna kulit,
pembengkakan, nyeri
 Meningkatnya ritme nafas dan nadi
 Muntah, Buang air besar atau kecil
berdarah
 Perubahan kesadaran, gelisah, cemas,
delirium
 Nyeri, kembung, dan perut yang kaku
 Tanda-tanda shock: lemah, pucat,
keringat dingin, pingsan
Perdarahan Dalam
– Penanganan Umum:
Persiapkan tindakan CAB
Panggil bantuan medis segera
Berikan oksigen jika ada
Kontrol perdarahan luar
Selimuti korban agar tetap hangat
Lakukan penanganan shock tourniquet  upaya terakhir
Torniquet
• Pada kasus ekstremitas putus atau
perdarahan hebat
• Membutuhkan pengawasan ekstra
– Penekanan terlalu lama  kematian jaringan
– Perlu dilonggarkan dan dikencangkan kembali
secara berkala
?
©G. Rafifa
Penanganan Pra Rumah Sakit
Pada Cedera
Musculoskeletal

©G. Rafifa Akbar Wilendra


Pembahasan :

Teknik Identifikasi dan Management


Penanganan pada cedera
Musculoskeletal
Otot

Tendon
Tendon

Ligamen
Ligamen
Mekanisme Cidera
• Benturan area cedera dengan benda keras

• Cedera akibat gaya yang diteruskan

• Terpuntir

• Mengangkat beban yang berlebihan atau


dengan posisi yang salah
Tipe Cedera Musculoskeletal

• Cedera Jaringan Lunak


- Sprain : Tertarik atau robeknya ligamen
- Strain : Tertarik atau robeknya otot dan tendo

• Patah Tulang : Patah atau retak

• Dislokasi : Bergesernya atau terlepas sendi


Cedera Jaringan Lunak

Gejala dan Tanda :


• Nyeri saat digerakkan
• Bengkak
• Memar
• Tidak mampu menahan beban
Dislokasi Sendi
Sering Terjadi pada :
• Bahu
• Jari
• Siku
• Lutu
• Pergelangan kaki
Dislokasi Sendi
Gejala dan tanda :  Keterbatasan bergerak :
• Bengkak, Memar  Dapat mengganggu aliran
darah dan persyarafan
• Nyeri gerak, Nyeri tekan
 Biasanya disertai robekan
• Ada bagian yang menonjol pada ligamen
Penanganan Cedera Jaringan Lunak
(Sprain dan Strain)

Dapat menggunakan akronim RICE


• R : Rest = Istirahatkan
Jangan terlalu banyak menggerakan area cedera
• I : Ice = Kompres dingin
Meredakan bengkak, mengurangi rasa nyeri
(20 -30 menit, 1 hari 4-6 kali)
• C : Compresion = Balutan penekanan (Nyaman)
Bertujuan mencegah pembengkakan lebih besar
• E : Elevasi = Tinggikan area cedera
Lakukan selama tidak menyebabkan rasa nyeri
Penanganan Cedera Jaringan Lunak
(Sprain dan Strain)

Jangan lakukan hal ini dalam 72 jam pertama


cedera :

• JANGAN berikan kompres hangat


• JANGAN berikan salep hangat / panas
• JANGAN berikan obat anti koagulan
• JANGAN dipijat dan diurut
Patah Tulang

Terputusnya
jaringan tulang,
seluruhnya atau
sebagian
Patah Tulang

Penyebab
• Benturan, terpuntir, dsb.

Gejala & tanda


• Berubah bentuk (terlihat memendek,
terpuntir, atau bengkok)
• Nyeri & kaku
• Memar
• Krepetasi
• Pembengkakan
• Ujung tulang terlihat
• Gangguan gerakan
Klasifikasi Patah Tulang

Fraktur Fraktur Fraktur Fraktur


sederhana komplikata tertutup terbuka
• Patahan masih • Tulang patah • Kulit di sekitar • Ujung tulang
pada jadi beberapa patahan masih patah
tempatnya fragmen utuh, ditandai menembus
semula memar dan kulit, terdapat
bengkak luka
Tipe Patah Tulang
• Bengkak dan Memar • Perubahan warna
• Nyeri dan kaku saat • Terlihat bagian tulang yang patah
ditekan/digerakkan • Persendian sukar atau tidak dapat
• Perubahan bentuk digerakkan
• Krepitus – suara berderak • Mati rasa dan kelumpuhan
Prinsip Penilaian Cedera Musculoskeletal

• Nyeri
- Tingkat rasa nyeri (1 – 10)
- Nyeri Persisten? Nyeri tekan? Nyeri saat digerakkan?
• Apakah bengkak? Memar?
• Apakah ada perdarahan? (Tertutup/Terbuka)
• Apakah ada perubahan bentuk?
• Periksa bagian distal alat gerak
- Denyut nadi atau waktu pengisian darah kapiler
- Sensasi (rabaan, cubitan)
- Motorik (Menggerakan jari)
- Kekuatan (kekuatan menggenggam, kekuatan dorongan kaki
Penanganan Patah Tulang

Pemeriksaan Stabilkan bagian


Penilaian dini
fisik yang patah

Atasi perdarahan
Baringkan Lakukan
dan rawat luka
korban pembidaian
(jika ada)
Pembidaian
Definisi:
• Penggunaan alat untuk stabilisasi nyeri,
bengkak atau perubahan bentuk bagian
tubuh

Alasan pembidaian:
• Mencegah gerakan tulang patah atau
dislokasi sendi
• Mengurangi nyeri atau penderitaan
• Minimalkan kerusakan jaringan lunak
(syaraf, arteri, vena dan otot)
• Mencegah patah tertutup menjadi
terbuka
• Minimalkan kehilangan darah atau syok
Penanganan Patah Tulang
Patah Tulang Ekstremitas Atas (Lengan) Patah Tulang Ekstremitas Bawah (Tungkai)

Pada patah tulang Stabilkan kaki yang


Berikan terbuka  rawat luka, patah dengan
penyangga/bantalan tekan di sekitar luka, mengikatnya ke
bukan pada tulang kaki yang sehat

Jangan
Bisa menggunakan tinggikan/elevasi
sling
kaki yang cedera
Manfaat Fiksasi atau Pembidaian
• Mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah
pada jaringan sekitar

• Mengurangi rasa nyeri

• Meng0ntrol perdarahan,
terutama perdarahan dalam

• Mempermudah proses transportasi


Macam-macam Bidai
Bidai minimal harus meliputi/menutupi
dua persendian terdekat dengan area
yang cidera
Contoh Pembidaian
Pembidaian ekstrimitas atas
• Bahu & clavicle
• Tanda & gejala: Bahu tampak ”turun”, berubah bentuk (tidak
simetris), nyeri
Teknis Melakukan Fiksasi
• Gunakan bahan yang kaku, dengan lebar dan panjang yang cukup untuk
memberikan rasa nyaman sehingga cukup untuk memfiksasi sendi diatas dan
dibawah patahan

• Lakukan jika tidak menyebabkan nyeri

• Selalu berikan bantalan

• Lakukan sesuai dengan bentuk


ditemukan atau sesuai dengan
posisi nyaman pasien

• Periksa kembali motorik, sensasi dan


sirkulasi darah di area distal setelah
melakukan fiksasi

• Jangan meluruskan atau melakukan reposisi


• Lengan atas
• Siku
• Bidai siku pada posisi ditemukan, jangan coba meluruskan
bila posisi tertekuk
• Lengan bawah
• Jari
Prinsip Penanganan Dislokasi Sendi dan Patah Tulang
1. Minimalkan gerak di area cedera
2. Fiksasi bagian tubuh yang cedera
- Dapat menggunakan alat (bidai) atau tanpa alat
3. Jika terjadi patah tulang terbuka, tangani perdarahan
terlebih dahulu setelah itu lakukan pembidaian
4. Periksa fungsi motorik, sensai dan sirkulasi
- Periksa sebelum dan sesudah melakukan
pembidaian
Gendongan Lengan Gendongan Elevasi
Patah Tulang Pelvis
Cara membidai dengan 1 bidai pada cedera tungkai bawah

Ukur mulai dari tengah Satu rescuer melakukan


paha s/d 10 cm dibawah dan menjaga stabilisasi
pergelangan manual. Satu memegang
ankle & memasukan bidai
ke bawah kaki
3

4 Lakukan ankle hitch 5

Ikat dengan pembalut, Periksa tanda vital


mulai dari distal s/d paha
P3K
Kegawat Daruratan
Pada Kebakaran

Akbar Wilendra
Struktur Kulit

3 lapisan kulit:
• Epidermis
• Dermis
• Endodermis
Luka Bakar
• Luka yang disebabkan oleh panas, baik
secara fisik, elektrikal, maupun kimiawi
• Bentuk luka bakar:

Terbakar Melepuh
Burn (terbakar)

Burn
•Disebabkan oleh ‘dry heat’
•Contoh: panas dari api,
permukaan benda yang
panas, radiasi matahari
Burn (terbakar)

Chemical burn Friction burn Radiation burn

Electrical burn
Scald (melepuh)

Scald
•Disebabkan oleh ‘wet
heat’
•Contoh: uap panas, air
panas, minuman panas
Klasifikasi Luka Bakar

Luka Luka Luka


bakar bakar bakar
derajat 1 derajat 2 derajat 3
Klasifikasi Luka Bakar
Luka Bakar Derajat 1

Menyebabkan kemerahan dan


bengkak pada lapisan kulit terluar

Tidak terdapat lepuhan/blister

Lapisan paling atas kulit rusak


Luka Bakar Derajat 1

Penanganan:
• Cool: Disiram dengan air dingin
minimal 10 menit
• Protect: tutupi dengan perban
steril yang tidak menempel
• Jangan diberi minyak,
mentega, pasta gigi, dsb. 
dapat menyebabkan infeksi
Luka Bakar Derajat 2

Lapisan atas dan dermis kulit


rusak

Kemerahan terang, bengkak,


terdapat blister/lepuhan

Luka bakar sangat sakit bila


disentuh
Luka Bakar Derajat 2

Penanganan:
• Cool: Disiram dengan air dingin
minimal 10 menit
• Protect: tutupi dengan perban
steril yang tidak menempel atau
mitela basah
• Jangan diberi minyak, mentega,
pasta gigi, dsb.  dapat
menyebabkan infeksi
Luka Bakar Derajat 3

Lapisan epidermis, dermis, hingga


subkutan rusak

Berwarna kehitaman, kecokelatan,


hingga memutih; hangus; tidak terasa
sakit lagi karena ujung saraf rusak
terbakar; penebalan (leathery)
Luka Bakar Derajat 3

Penanganan:
• Panggil bantuan (ambulans)
• Protect: tutupi dengan perban steril yang tidak
menempel
• Jangan siram atau dioles mentega, pasta gigi,
dst.
• Tinggikan bagian yang terbakar
• Pantau tanda vital
• Siapkan perawatan untuk kemungkinan shock
• Rujuk ke RS sesegera mungkin
Panduan Umum Penanganan Luka Bakar

Stop proses pembakaran


• Siram dengan air
• Gunakan fire blanket Jangan lepaskan pakaian
• Jauhkan korban dari area terbakar yang menempel ke kulit
• Stop, drop, roll

Dinginkan luka  siram air


Balut bagian yang terbakar
dingin mengalir minimal 10
jika memungkinkan
menit
Stop, drop, and roll

Salah satu cara untuk


memadamkan api yang
membakar seseorang.

Stop  berhenti

Drop  jatuhkan badan ke tanah

Roll berguling hingga api padam


Pendinginan
Pertolongan pertama pada semua kasus luka
bakar

Lakukan segera

Lakukan selama minimal 10 menit. Kurang dari


10 menit  melepuh/blister

Gunakan air bersih dingin yang mengalir

Membantu meredakan nyeri, mengurangi


kemungkinan pembengkakan dan bekas luka
Pembalutan Luka Bakar

Lakukan jiika memungkinkan  luka


bakar tidak menempel ke pembalut

Gunakan plastik pembungkus atau


pembalut yang tidak mudah
menempel pada luka (misal: mitela
basah)
Pembalutan Luka Bakar

Menggunakan mitela lembab/basah


Perlu diperhatikan!

Jangan gunakan mentega,


Jangan gunakan es batu Jangan pecahkan lepuhan
minyak, pasta gigi, dst.
Obat Luka Bakar

Bioplacenton  bukan termasuk


dalam tindakan P3K luka bakar

Hati-hati penggunaan berlebihan 


obat keras (mengandung antibiotik
kelas 5)  resep dokter
?

©G. Rafifa
CONFINED SPACE
Pengertian
• Ruang tertutup atau sebagian tertutup yang
bertekanan atmosfir dan tidak dimaksudkan
sebagai ruang kerja
• Mengandung tingkat pencemaran berbahaya
• Memiliki kekurangan atau atau kelebihan
oksigen, menyebabkan penghisapan dan
• Berakses keluar masuk terbatas
• Tidak dirancang untuk ruang kerja dan pekerjaan
terus menerus.
Contoh-contoh Ruang Terbatas

Tanki penyimpanan air, bahan bakar


atau tanki bahan-bahan kimia

Bunker -Terowongan,
Saluran pembuangan, selokan, septic tank
atau saluran limbah, Container dan lain sebagainya.
Sumur air konvensional,

Silo ( gudang penyimpanan)


Jenis aktifitas yang dapat menyebabkan
seseorang masuk ke dalam ruang terbatas,
diantaranya:

• Perawatan atau pembersihan,


• Pemeriksaan,
• Pekerjaan panas ( pengelasan, penggerindaan,
pemotongan ),
• Perbaikan atau pemasangan peralatan,
• Proses pertolongan pada korban di dalam ruang terbatas.
Potensi Kecelakaan
• Luka karena terkena putaran mekanik,
• Benturan benda atau alat,
• Tersengat arus listrik,
• Terpeleset, terjatuh, tersayat benda atau dinding
yang tajam,
• Terpapar suhu udara yang sangat panas,
• Iritasi, pingsan atau meninggal karena terpapar gas
beracun,
• Lemas, pingsan atau meninggal karena kekurangan
oksigen,
• Kebakaran,
• Iritasi kulit karena terpapar zat kimia tertentu.
Contoh Kasus :

• Empat pekerja perusahaan rekanan Pertamina, PT Bukitafit Bumi Persada (BBP),


tewas di dalam tangki bahan kimia ketika sedang membersihkan saluran pipa di
lokasi pengeboran minyak di Dusun Wangun-reja, Desa Rancabango, Kec.
Patokbeusi. Menurut keterangan rekan korban dan salah seorang dokter di
Puskesmas Sukamandi, korban diduga keracunan setelah menghirup gas jenis
hidrogen sulfida (H2S).

• 2 orang teknisi ITC Cempaka Mas Jakarta meninggal dunia ketika melakukan
pembersihan saluran limbah sedalam 3 meter. Diduga korban meninggal karena
kekurangan oksigen di dalam saluran limbah tersebut.

• Meninggalnya seorang pekerja ketika sedang melakukan pengurasan / pembersihan


sumur air konvensional, karena kekurangan oksigen atau karena keracunan jenis-
jenis gas berbahaya.
Faktor Bahaya Pada Ruang Terbatas

Faktor Fisik:
• Bahaya mekanik : adanya mesin-mesin atau perangkat-
perangkat mekanik yang berputar, penempatan benda-
benda atau peralatan-peralatan kerja,

• Bahaya elektrik : adanya sumber listrik yang tidak terisolasi


dengan baik,

• Bahaya berkaitan dengan konstruksi ruangan : ruang


bersekat-sekat / berliku-liku, ruangan basah / licin, adanya
benda-benda tajam, kontruksi rapuh,

• Bahaya kondisi ruangan : suhu yang ekstrim, kebisingan dan


terbatasnya penerangan
Faktor Kimia :
• Gas beracun, misalnya : H2S, SO2,
• Kondisi oksigen yang tidak normal,
• Bau karena bahan-bahan kimia yang menyengat,
• Gas yang dapat terbakar ( flammable gas ),
• Paparan zat kimia berbahaya pada fisik manusia.
?
EVAKUASI DAN TRANSPORTASI
Tujuan

 Mengerti dasar cara mengangkat yang aman


(Safety Lifting)
 Mampu mengangkat & memindahkan korban
dengan aman.
Prinsip Dasar Lifting

 Tekuk lutut, jaga kelurusan tulang


belakang
 Dekatkan benda yang akan diangkat ke
badan
 Pandangan lurus kedepan, kencangkan
otot perut & angkat dengan otot paha.
 Jangan mengangkat dengan cara
menghentak
 Beban maksimal 20 kg
 Cari bantuan bila perlu
Cara Mengangkat yang Salah
Beberapa Cara Mengangkat & Memindah
Korban
One Man/Rescuer
Clothes drag
Shoulder drag

Blanket drag
Leg drag
Fireman’s Carry & Drag
Two Rescuers

Two-hand

Three-hand

Four-hand
Two Rescuers
Mengangkat dengan 3 Orang Penolong

 Penolong pada arah kepala


sebagai komando
 Dekati korban dengan salah
satu kaki berlutut dan yang
lain pada arah kepala diangkat
(kuda-kuda)
 Masukkan tangan dibawah
korban hingga ke seberang
Mengangkat dengan 3 Orang Penolong
 Angkat dan taruh pada kuda-
kuda
 Peluk/dekap korban ke
badan.
 Pandangan lurus, tegangkan
perut. Dengan tumpuan pada
otot paha, angkat korban
 Pindahkan korban dengan
berjalan kaki didepan.
Teknik Log Roll dan memindahkan korban ke tandu:

1. Komando di posisi
kepala bertugas mem-
pertahankan jalan
nafas dan memper-
tahankan posisi kepala
tetap sejajar dengan
tubuh serta memper-
hatikan CAB.
2. Tangan penolong
berada pada titik-titik
tertentu.
Teknik Log Roll dan memindahkan korban ke tandu:
3. Komando
diberikan untuk
setiap tindakan
sambil tetap
menjaga posisi
kepala sejajar dan
ABC.
4. Penolong kedua
memeriksa
bagian punggung
korban, dan
memeriksa
cedera lain.
Teknik Log Roll dan memindahkan korban ke tandu:

5. Tandu dirapatkan
kepunggung
korban dan
secara
bersamaan di
turunkan.
Teknik Log Roll dan memindahkan korban ke tandu:

6. Korban difiksasi
dan siap
dievakuasi.
Alat untuk Mengangkat

©G. Rafifa
Alat untuk Mengangkat

Anda mungkin juga menyukai