Haekal Abdalla Jouf (2306296126) - Historical & Anthropological Jurisprudence - FIlsafat Hukum
Haekal Abdalla Jouf (2306296126) - Historical & Anthropological Jurisprudence - FIlsafat Hukum
2306296126
HAM & GG
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM MAGISTER
JAKARTA
2023
Legal Positivism Movement
Dalam pandangan positivisme hukum, gerakan positivism hukum yang menilai bahwa:
● Hukum harus didasarkan pada peraturan yang jelas dan tegas
● Hukum harus berdasarkan pada fakta dan bukan pada nilai atau prinsip moral
Romantic Movement
Gerakan Romantis adalah gerakan intelektual dan seni yang muncul pada akhir
abad ke-18 dan awal abad ke-19 sebagai reaksi terhadap pemikiran klasik dan
rasionalistik pada masa Pencerahan. Gerakan ini menekankan pada nilai-nilai seperti
perasaan, imajinasi, dan keunikan budaya dan bangsa. Gerakan Romantis
mempengaruhi berbagai bidang, termasuk sastra, seni, musik, dan filsafat, dan juga
mempengaruhi perkembangan pemikiran hukum.
Salah satu tokoh penting dalam gerakan Romantis adalah Johann Gottfried
Herder, seorang filsuf dan sejarawan Jerman. Herder menolak kecenderungan
universalisasi pemikiran klasik dan rasionalistik, dan menekankan pada karakter unik
setiap periode sejarah, peradaban, dan bangsa. Menurut Herder, setiap bangsa
mempunyai karakter dan kualitas masing-masing dan tidak ada yang secara intrinsik
lebih unggul dari bangsa lain. Herder juga mengembangkan konsep "Volksgeist" atau
semangat nasional, yang menekankan pada pentingnya keunikan budaya dan bangsa
dalam membentuk identitas nasional.
Namun, gerakan Romantis juga memiliki kritik terhadap hukum positif yang
dianggap terlalu kaku dan terlalu terikat pada aturan-aturan formal. Gerakan ini
menekankan pada pentingnya keadilan dan moralitas dalam hukum, dan menolak
pandangan bahwa hukum hanya dapat dipahami melalui pengamatan terhadap praktik-
praktik hukum yang ada di masyarakat.
Namun, Rousseau juga memiliki kritik terhadap hukum positif yang dianggap terlalu
kaku dan terlalu terikat pada aturan-aturan formal. Ia menekankan pada pentingnya
keadilan dan moralitas dalam hukum, dan menolak pandangan bahwa hukum hanya
dapat dipahami melalui pengamatan terhadap praktik-praktik hukum yang ada di
masyarakat. Pemikiran Rousseau mempengaruhi berbagai tokoh penting dalam
perkembangan pemikiran Rousseau sangat berpengaruh dalam perkembangan filsafat
politik dan hukum modern. Konsepnya kontrak sosial dan kebebasan individu masih
menjadi dasar bagi banyak negara dan sistem hukum di seluruh dunia.
Edmund Burke
Edmund Burke adalah seorang filsuf dan politikus Inggris yang hidup pada abad ke-
18. Burke dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam gerakan Romantis, dan
karyanya mempengaruhi berbagai bidang, termasuk sastra, seni, musik, dan filsafat.
Burke juga mempunyai pengaruh yang besar dalam perkembangan pemikiran hukum.
Namun, Burke juga memiliki kritik terhadap hukum positif yang dianggap terlalu kaku
dan terlalu terikat pada aturan-aturan formal. Ia menekankan pada pentingnya keadilan
dan moralitas dalam hukum, dan menolak pandangan bahwa hukum hanya dapat
dipahami melalui pengamatan terhadap praktik-praktik hukum yang ada di masyarakat.
Pemikiran Burke mempengaruhi berbagai tokoh penting dalam perkembangan
pemikiran hukum, dan menjadi salah satu dasar dari pemikiran konservatif dalam politik
dan hukum.
Konsep organik ini menekankan pentingnya kerja sama dan saling ketergantungan
antara individu-individu dalam masyarakat. Burke juga menekankan pentingnya negara
dalam menjaga dan memelihara kesatuan masyarakat. Menurutnya, negara harus
bertanggung jawab untuk melindungi nilai-nilai dan tradisi yang telah diwariskan dari
generasi ke generasi. Pemikiran Burke sangat berpengaruh dalam perkembangan
filsafat politik dan hukum modern. Konsep organik dan pentingnya tradisi dan warisan
masih menjadi dasar bagi banyak negara dan sistem hukum di seluruh dunia.
Menurut pendekatan ini, masyarakat memiliki nilai-nilai, norma, dan tradisi yang
telah diwariskan dari generasi ke generasi. Nilai-nilai dan tradisi ini membentuk identitas
masyarakat dan membedakan satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Pendekatan organik juga menekankan pentingnya kerja sama dan saling
ketergantungan antara individu-individu dalam masyarakat.
Setiap bagian dari masyarakat memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda,
namun semuanya saling terkait dan membentuk suatu kesatuan yang utuh. Pendekatan
organik ini sangat berpengaruh dalam perkembangan sosiologi dan filsafat politik
modern. Konsep organik dan pentingnya tradisi, kebudayaan, dan bahasa masih
menjadi dasar bagi banyak negara dan sistem hukum di seluruh dunia.
Hukum Alam
Pemikiran hukum alam muncul pada abad ke-17 sebagai reaksi terhadap
pandangan bahwa hukum berasal dari kekuasaan raja atau penguasa. Pemikiran
ini menekankan bahwa hukum memiliki dasar yang lebih tinggi, yaitu alam atau
Tuhan. Pemikiran hukum alam menjadi sangat populer pada abad ke-18 dan
mempengaruhi perkembangan hukum dan filsafat hukum di Eropa.
Reaksi terhadap pemikiran hukum alam muncul pada abad ke-19 sebagai
kritik terhadap pandangan bahwa hukum memiliki dasar yang lebih tinggi dari
manusia. Beberapa alasan munculnya reaksi ini antara lain:
Pemikiran hukum alam dianggap terlalu idealis dan tidak memperhatikan realitas
sosial dan politik dalam pembentukan hukum.
Pengaruh Reaksi terhadap Pemikiran Hukum Alam pada Filsafat Hukum Reaksi
terhadap pemikiran hukum alam memiliki pengaruh yang besar pada filsafat hukum.
Friedrich Karl von Savigny adalah seorang ahli hukum dan sejarawan
hukum Jerman yang hidup pada abad ke-18 dan ke-19. Ia dikenal sebagai salah
satu pendiri aliran Filsafat Hukum Sejarah atau Historical School of
Jurisprudence.
Volkgeist
3. Hukum Romawi memiliki pengaruh yang besar pada hukum Eropa dan
hukum sipil modern.
5. Hukum sipil modern harus dipahami sebagai suatu fenomena sosial yang
berkembang dari waktu ke waktu dan tidak dapat dipahami secara terpisah
dari konteks sejarah dan budaya masyarakatnya.
6. Hukum sipil modern juga terkait dengan perkembangan sosial dan politik
masyarakat.
10. Hukum sipil modern juga terkait dengan identitas nasional suatu masyarakat
dan mempengaruhi perkembangan hukum di Jerman dan Eropa.
Dalam konteks pemikiran hukum, F.K. von Savigny adalah salah satu tokoh
penting dalam gerakan Romantic Reaction pada abad ke-19. Menurut Savigny,
hukum Romawi adalah dasar dari hukum sipil Eropa dan berkembang dari waktu
ke waktu sesuai dengan karakteristik khas masyarakat Romawi. Oleh karena itu,
penting untuk memahami sejarah hukum Romawi dalam memahami hukum sipil
Eropa secara keseluruhan.
Oleh karena itu, Savigny menolak upaya untuk mengadopsi kode hukum
Prancis dan mempertahankan hukum Romawi yang disesuaikan dengan kondisi
Jerman. Savigny juga menekankan bahwa hukum sipil modern terkait dengan
perkembangan bahasa, adat istiadat, dan tradisi suatu masyarakat. Oleh karena
itu, hukum sipil modern harus mencerminkan karakteristik khas dari masyarakat
yang bersangkutan.
Menurut Savigny, sistem hukum Romawi adalah entitas yang hidup dan
organik. Hukumnya tumbuh dan berubah seiring waktu sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Ia menekankan bahwa hukum bukanlah sesuatu yang bersifat
statis, tetapi dinamis dan terus berkembang.
Anthropological Jurisprudence
Max Gluckman: Max Gluckman adalah seorang antropolog Inggris yang memiliki
kontribusi besar dalam pengembangan antropologi hukum. Ia menyoroti pentingnya
konflik dalam masyarakat sebagai fokus analisis hukum. Pandangan ini mengarah pada
pemahaman hukum sebagai respons terhadap konflik sosial.
Laura Nader: Laura Nader adalah antropolog Amerika yang dikenal karena
pandangannya tentang "studying up," yaitu melibatkan antropolog dalam memahami
lembaga-lembaga yang memiliki kekuasaan dalam masyarakat, seperti perusahaan
multinasional. Ia mendorong pengkajian hukum dari perspektif kritis.
Sally Falk Moore: Moore adalah seorang antropolog Amerika yang berfokus pada
hubungan antara hukum dan perkembangan sosial. Ia mengembangkan teori "hukum
sebagai sistem sosial" yang menekankan kompleksitas sistem hukum dalam konteks
budaya.
Victor Turner: Turner adalah seorang antropolog sosial yang mengembangkan konsep
"krisis struktural" untuk memahami perubahan hukum dalam masyarakat. Ia
memandang hukum sebagai mekanisme untuk menyelesaikan konflik yang muncul
selama krisis struktural.