NIM : A310210004
Kelas : 4A
Matkul : PERENCANAAN PEMBELAJARAN
INFORMASI UMUM
A. Identitas Modul
1. Nama Penyusun : Naufal Erlangga Putra
2. Institusi : SMP NEGERI 2 JUWANA
3. Jenjang Sekolah : SMP
4. Kelas : 7 (Tujuh)
5. Fase :D
6. Tahun Ajaran : 2023/2024
7. Alokasi Waktu : 6 JP
B. Kompetensi Awal
1. Pengetahuan atau Keterampilan
a) Peserta didik sudah membaca berbagai tipe teks fiksi dan non fiksi
b) Materi yang disampaikan guru, peserta didik diharap sudah membaca teks fiksi
dan non fiksi
2. Materi yang harus dipahami sebelum mempelajari materi teks fiksi dan non fiksi adalah
pengungkapan kejadian-kejadian yang aneh, peristiwa yang tidak mungkin terjadi
didunia nyata. Serta hal-hal yang bersifat unik dan ajaib
C. Profil Pelajar Pancasila
Peserta didik berkhebinekaan global, mandiri dan berfikir kreatif dalam menggambarkan
kejadian-kejadian aneh, peristiwa yang tidak mungkin terjadi didunia nyata dan bersifat
ajaib
D. Sarana dan Prasarana
1. Lembar Kerja Peserta Didik
2. Power point
3. Video pembelajaran
4. Laptop
5. Proyektor
6. Alat tulis
7. Internet
E. Target Peserta Didik
Peserta didik tidak ada kesulitan dalam memaparkan objek atau peristiwa secara terperinci
sehingga pambaca seolah-olah dapat merasakan langsung
F. Model Pembelajaran
Pembelajaran Luring (Tatap Muka)
Model Pembelajaran Discovery Learning
PENDAHULUAN
NO Kegiatan Durasi
1. Guru membuka kelas dengan ucapan salam, berdoa yang menunjukkan 10 menit
Profil Pelajar Pancasila yang religius
2. Guru menanyakan kabar kepada peserta didik
3. Guru mengingatkan siswa untuk menerapkan protokol kesehatan
4. Guru memberi motivasi kepada peserta didik yang berhubungan dengan
materi sekarang
5. Guru mengecek kehadiran peserta didik
6. Guru menjelaskan capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran dan
manfaat pembelejaran
7. Guru menghubungkan materi lalu dan materi sekarang, dengan cara
tanya jawab kepada peserta didik
8. Guru memberi pertanyaan pemantik kepada peserta didik dan
menyampaikan tujuan pembelajaran
9. Guru membuat kelompok di kelas menjadi beberapa kelompok kerja
KEGIATAN INTI
PENUTUP
NO Kegiatan Durasi
1. Guru menyimpulkan dan merefleksi materi yang diajarkan 10 menit
2. Peserta didik melakukan refleksi
3. Guru menyampaikan rencana pertemuan berikutnya
4. Guru memberikan pekerjaan rumah
5. Guru menutup pembelejaran dengan doa dan salam
Lembar Kerja
Peserta Didik
Oleh :
2
LKPD
3
LKPD
KEGIATAN KELOMPOK
5
LKPD
KEGIATAN INDIVIDU
5
LKPD
PENUGASAN
2. Silahkan itu buat laporan atau makalah dari tugas yang sudah
dikerjakan
4
TEKS FIKSI
CERITA FANTASI
Oleh : Naufal Erlangga Putra
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembelajaran antara lain sangat ditentukan oleh peran guru
dalam menyusun perencanaan pembelajaran. Salah satu proses perencanaan
pembelajaran yang berhubungan langsung dengan proses pembelajaran yang akan
dijalankan guru diwujudkan dalam bentuk Modul Ajar. Dalam Permendikbud Nomor
22 Tahun 2016 disebutkan bahwa, setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun Modul Ajar secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
serta perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Mawardi, 2019).
Salah satu indikator RPP yang berkualitas adalah aktivitas guru membuat
tujuan pembelajaran sesuai konsep pembelajaran yang diterapkan di sekolah. Tujuan
pembelajaran minimal dapat memungkinkan seseorang untuk memiliki kemauan
belajar dan meningkatkan keterampilan (Brown & Green, 2016: 7 dalam Budiastuti,
2021). Di dalam sebuah pembelajaran seorang guru harus mempunyai struktural
dalam mengajar. Struktural atau komponen tersebut meliputi Modul Ajar, LKPD,
Materi Pembelajaran, dan juga Evaluasi Pembelajaran.
Dari beberapa komponen tersebut modul ini akan membahas salah satu
komponen yaitu Materi Ajar atau Bahan Ajar. Bahan ajar atau Materi ajar adalah
separangkat atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode
pembelajaran, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara
sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan yaitu
mencapai kompetensi atau sub kompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo
dan jasmadi dalam Magdalena, 2020).
Modul ini berisikan mengenai materi ajar yang mempunyai CP Elemen
Membaca di SMP Kelas 7 yang menuntut peserta didik untuk mampu membaca dan
memirsa serta memahami suatu materi yang disampaikann. Modul ini menyampaikan
mengenai materi ajar teks fiksi cerita fantasi kelas 7 SMP. Materi tersebut akan
dikaitkan dengan kebahasaan serta makna yang tertera pada cerita fantasi. Melalui
modul ini guru diharapkan mampu memfasilitasi peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran yaitu membaca teks fiksi cerita fantasi dan bisa mengambil
makna serta pelajaran dari cerita fantasi yang dipaparkan dan diharapkan peserta
didik mampu mencari serta menelaah cerita fantasi yang ada didaerahnya masing-
masing.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Materi ajar ini dikhususkan untuk kelas 7 SMP dengan CP Elemen
Membaca Teks Fiksi Cerita Fantasi. Capaian Pembelajaran pada modul
ini yaitu :
Peserta didik memahami informasi berupa gagasan, pikiran,
pandangan, arahan atau pesan dari teks fiksi cerita fantasi dari teks
visual dan audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan
tersirat.
Peserta didik menginterpretasikan informasi untuk mengungkapkan
simpati, kepedulian, empati atau pendapat pro dan kontra dari teks
visual dan audiovisual.
Peserta didik menggunakan sumber informasi lain untuk menilai
akurasi dan kualitas data serta membandingkan informasi pada teks.
Peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai
topik aktual yang dibaca dan dipirsa.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran pada modul ini dikhususkan untuk kelas 7 SMP
dengan CP Elemen Membaca Teks Fiksi Cerita Fantasi. Tujuan
Pembelajaran pada modul ini yaitu :
1. Peserta didik mampu menjelaskan unsur intrinsik yang mendukung
pada teks fiksi cerita fantasi
2. Peserta didik mampu menjelaskan perubahan sikap tokoh pada teks
fiksi cerita fantasi dengan bukti-bukti yang sesuai
3. Peserta didik mampu mengungkapkan makna tersurat dan tersirat
dari teks fiksi cerita fantasi yang dibaca dengan menunjukkan bukti-
bukti yang mendukung
4. Peserta didik mampu menginterpretasikan bagian dari teks fiksi
cerita fantasi berbentuk visual yang menunjukkan simpati, kepedulian,
dan empati
D. PETUNJUK PEMBAGIAN MODUL
Berikut dibawah ini beberap hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan modul ini :
Peserta didik diberi contoh teks fiksi cerita fantasi. Contoh
dapat diambil dari modul ini, dapat pula dari berbagai sumber
lainya
Selanjutnya peserta didik membuat kelompok satu kelompok
berisikan 5 orang
Setiap kelompok diharap dapat mendiskusikan serta
mengumpulkan data dari teks yang ada
Peserta didik akan membuat kesimpulan dari cerita yang
diberikan mulai dari unsur intrinsik dan juga makna yang
tersirat
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi per kelompok dan
kelompok lain memberikan komentar
Peserta didik diberi latihan soal dan mengerjakanya
BAB 2
MATERI TEKS FIKSI "CERITA FANTASI
A. PENGERTIAN CERITA FANTASI
Cerita fantasi adalah cerita yang menampilkan tokoh, alur, latar,
atau tema yang derajat kebenarannya diragunakan, baik menyangkut
(hampir) seluruh maupun hanya sebagian cerita (Nurgiyantoro,
2012:295). Dalam sumber yang sama, cerita fantasi menurut Huck dkk
adalah cerita yang memiliki makna lebih dari sekedar yang dikisahkan.
Cerita fantasi bukan hanya cerita yang berkisah dengan tokoh tokoh
supranatural yang lazim muncul pada cerita masa lalu pada cerita masa
lalu, tetapi juga dapat melibatkan tokoh dan kehidupan modern. Cerita
fantasi menciptakan dunia imajinatif yang diciptakan sendiri oleh
pengarang cerita.
Kosasih (2018, hlm.241) mengemukakan “cerita fantasi merupakan
cerita yang sepenuhnya dikembangkan berdasarkan khayalan, fantasi,
dan imajinasi.” Seperti sebelumnya dijelaskan, karena cerita fantasi
banyak menggunakan khayalan maka kreativitas peserta didik dapat
dikembangkan dalam pembelajaran menyajikan gagasan untuk cerita
fantasi di sekolah.
B. CIRI-CIRI CERITA FANTASI
Ciri-ciri cerita fantasi adalah sebagai berikut :
Memiliki ide cerita yang tidak dibatasi oleh realita atau
kenyataan dunia (bersifat fiksi).
Tema dalam cerita fantasi adalah magic (sihir), supernatural
atau futuristik.
Ide cerita terbuka terhadap daya khayal penulis dan tidak
dibatasi realitas atau kehidupan nyata.
Di dalam cerita fantasi biasanya banyak terdapat keanehan
seperti sihir, makhluk ajaib, maupun sesuatu yang misterius.
Penggunaan latar dapat menembus ruang dan waktu.
Terdapat tokoh yang memiliki keunikan tersendiri, seperti
memiliki kekuatan super untuk menyelamatkan dunia.
C. STRUKTUR CERITA FANTASI
Cerita fantasi memiliki struktur teks tersendiri, yang dapat
menunjukkan bahwa cerita tersebut merupakan ceritafantasi.
Biasanya dalam cerita fantasi mengandung unsur-unsur yang tidak
mungkin ada di dunia nyata. Struktur teks cerita fantasi masih
sama teks narasi umumnya. Adapun struktur teks cerita fantasi
menurut Kemendikbud (2017, hlm.54), yaitu sebagai berikut :
Orientasi
Orientasi merupakan bagian yang mengenalkan latar, tokoh, dan
kisah, baik dari segi waktu, tempat maupun peristiwa. Orientasi
juga biasa digunakan untuk menata berbagai adegan dan
menjelaskan hubungan antar tokoh.
Komplikasi
Bagian di mana konflik mulai muncul. Konflik adalah
pertentangan atau kesukaran-kesukaran bagi tokoh utama.
Komplikasi menjelaskan bagaimana sebab-akibat konflik yang
terjadi antar tokoh. Bagian ini akan bergradasi memuncak hingga
mencapai klimaks.
Resolusi atau penyelesaian masalah.
Bagian ini adalah penyelesaian dari berbagai konflik yang terjadi.
Resolusi juga dapat menjadi pernyataan akhir terhadap kondisi
yang dialami oleh tokoh utamanya. Catatan: Di antara ketiga
struktur utama di atas, pengarang dapat menyisipkan beberapa
struktur lain, seperti abstraksi atau gambaran umum, klimaks atau
puncak ketegangan, dan terakhir koda atau penutup cerita yang
berisi amanat.
D. KAIDAH KEBAHASAAN CERITA FANTASI
Terdapat 6 ciri-ciri kebahasaan dalam cerita fantasi, yaitu
Penggunaan kata ganti dan nama orang sebagai sudut pandang
penceritaan. (contoh: aku,mereka, dia, dikau, engkau, Quen,
Angel Biru).
Penggunaan kata yang mencerap panca indera dalam diskripsi
latar (tempat, waktu, dansuasana),
Menggunakan pilihan kata dengan makna kias dan makna
khusus. Contoh: Monster itu bekaki empat, Langkah seribunya
penuh dengan keberanian, Semakin mendekat semakin melawan.
Kata sambung penanda urutan waktu Kata sambung urutan
waktu itu, sementara itu, bersamaan dengan itu, tiba-tiba,
ketika, sebelum, dan sebagainya. Penggunaan kata sambung
uruan waktu untuk menandakan datangnya tokoh lain atau
perubahan latar, baik latar suasana, waktu, dan tempat.
Contoh:
1. Sebelum Alien itu datang langit mendung
2. Tiga tahun yang lalu, gunung itu memuntahkan lahar dingin
3. Akhirnya, Raja Zahab berkuasa kembali di kerajaan Saturnus.
Penggunaan kata/ungkapan keterkejutan. Penggunaan
kata/ungkapan keterkejutan berfungsi untuk menggerakan
cerita (memulai masalah). Contoh:
a. Tiba-tiba pesawat tempur melepaskan tembakan petamanya
b. Ditengah pesta datanglah preman-preman itu
c. Tanpa kuduga, cermin ajaib berpindah tempat
Penggunaan dialog/kalimat langsung dalam cerita.
E. LANGKAH-LANGKAH MENCERITAKAN KEMBALI CERITA FANTASI
Banyak cerita fantasi yang dapat kamu baca. Setelah kamu
membaca cerita fantasi, kamu dapat menceritakan kembali cerita
fantasi secara tertulis dan lisan.
1. Penyampaian Kembali Isi Cerita Fantasi secara Tertulis Cara
mudah untuk menulis kembali sebuah cerita fantasi secara tertulis
sebagai berikut.
Membaca cerita fantasi dengan saksama.
Menentukan peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam cerita
fantasi.
Mengembangkan peristiwa-peristiwa tersebut menjadi sebuah
cerita fantasi dengan kalimat sendiri.
2. Penyampaian Kembali Isi Cerita Fantasi secara Lisan Isi cerita
fantasi dapat diceritakan secara lisan. Sebelum bercerita, kamu
harus memahami unsur-unsur intrinsik cerita fantasi yang
bersangkutan. Perhatikan cara menceritakan kembali cerita fantasi
berikut :
Membaca keseluruhan kisah atau peristiwa dalam cerita fantasi.
Kamu harus membaca atau mendengarkan dengan saksama
pembacaan cerita fantasi. Sebaiknya, kamu membaca atau
mendengarkan cerita fantasi dari awal hingga akhir, jangan
sepenggal-penggal. Jika membaca atau mendengarkan cerita
fantasi sepenggal-penggal, kamu tidak dapat memahami isi
cerita fantasi secara utuh.
Mencatat tokoh-tokoh dalam cerita fantasi Cerita fantasi
memiliki beberapa tokoh. Tokoh-tokoh dalam cerita fantasi
terdiri atas tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Cerita
fantasi menampilkan kisah dari tokoh yang dapat dijadikan
suatu nasihat atau pendidikan dalam menjalani kehidupan
sehari-hari.
Mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam cerita fantasi
Peristiwa-peristiwa penting akan menunjukkan tahap-tahap
alur. Peristiwa dalam cerita fantasi disebut kejadian. Peristiwa
merupakan sesuatu yang terjadi, dialami, dan mengandung
tindakan dari tokoh. Kalimat-kalimat yang menunjukkan
peristiwa merupakan kalimat yang mengandung tindakan tokoh.
Banyak peristiwa ditampilkan dalam cerita fantasi, tetapi tidak
semua peristiwa tersebut berfungsi sebagai pendukung alur.
Oleh karena itu, peristiwa-peristiwa dalam cerita fantasi
dibedakan menjadi peristiwa fungsional, kaitan, dan acuan.
Mencatat latar cerita fantasi Cerita fantasi menyajikan tempat,
waktu, dan suana cerita. Keterangan tempat dalam cerita
fantasi misalnya di kerajaan, di hutan, di laut, di sekolah, di
kantor, atau di jalan. Sementara itu, keterangan waktu pada
cerita fantasi, misalnya pada suatu hari, hari Minggu, malam
hari, atau pagi hari, bahkan periode sejarah singkat.
Keterangan suasana misalnya sepi, ramai, sedih, atau gembira.
Menceritakan kembali cerita fantasi berdasarkan tokoh,
peristiwa, dan latar yang telah dicatat. Cerita fantasi yang telah
dibaca dapat diceritakan kembali dengan memahami cerita,
tokoh, latar dan peristiwa-peristiwa yang telah dicatat.
Ceritakan isi cerita fantasi dengan menggunakan kalimatmu
sendiri. Namun, nama, latar, dan peristiwa pada cerita fantasi
tidak boleh diubah.
Memperhatikan penampilan dan gerakan tubuh Cerita fantasi
yang telah dibaca dapat diceritakan isinya dengan gaya yang
tidak dibuat-buat. Gunakan gerakan tubuh yang lain (wajah,
mata, lengan) untuk mendukung cerita. Akan tetapi, ingat
jangan menggunakan gerakan tubuh berlebihan (over acting).
Memperhatikan intonasi, irama, artikulasi, dan lafal. Cerita
fantasi yang telah kamu baca dapat kamu ceritakan kepada
orang lain dengan menggunakan intonasi, irama, artikulasi, dan
pelafalan jelas. Intonasi, irama, artikulasi dan pelafalan
bertujuan memperkuat isi cerita.
Menceritakan bagian pembuka, inti, dan penutup secara urut.
Kamu harus menceritakan isi cerita fantasi secara runtut.
Jangan menceritakan isi cerita fantasi secara sepenggal-
penggal. Penceritaan isi cerita yang tidak runtut dapat
menyebabkan jalan cerita berbeda dengan cerita fantasi yang
dibaca.
Mengakhiri dengan penutup cerita santun Setelah selesai
menceritakan isi cerita fantasi kepada orang lain, jangan lupa
menutup cerita. Kamu dapat menutup cerita dengan
menyampaikan amanat atau nasihat dalam cerita fantasi. Sertai
ajakan jika nasihat itu pantas menjadi teladan. Sebaliknya,
sertai imbauan pelarangan jika perbuatan tokoh cerita tidak
pantas dicontoh.
LATIHAN SOAL
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan tepat!
Bacalah kutipan teks cerita fantasi berikut ini untuk menjawab soal no 1-5