Konseling Kelompok
Konseling Kelompok
Paper
oleh
Kelompok 6
Standar kerja seperti yang di jelaskan secara detail dalam disiplin pimpinan kelompok
seharusnya di penuhi dalam rekrutmen anggota kelompok. Seringkali petunjuk – petunjuk ini
bersifat lebih eksplisit untuk rekrutmen anggota – anggota dengan latar belakang institusional
seperti sekolah – sekolah , organisasi usaha dan organisasi industri. Beberapa petunjuk yang
berlaku untuk kedua latar belakang di atas adalah sebagai berikut :
Pemimpin kelompok seharusnya menahan diri dan tidak membuka data identitas anggota
– anggota kelompok yang tidak perlu ketika mencari konsultasi.
Semua data yang di dapat dari anggota kelompok untuk tujuan riset harus di dapatkan
hanya setelah anggota – anggota kelompok tersebut memberikan ijn tertulisnya.
Pimpinan kelompok harus menyamarkan semua data yang mengidentifikasi anggota –
anggota kelompok jika itu di pakai dalam publikasi.
Pimpinan kelompok secara berkala seharusnya mengingatkan anggota kelompok tentang
pentingnya kerahasiaan dalam konseling kelompok.
Pimpinan kelompok seharusnya memberitahu anggota – anggota kelompok tentang
batasan – batasan hukum kerahasiaan pimpinan dan anggota kelompok lainnya.
d. Pola-pola penghentian dan tindak lanjut konseling kelompok
Kritik utama tentang penghentian tindak lanjut penanganan konseling kelompok, adalah
penghentian dalam jangka pendek dan tidak ada tindak lanjut yang di berikan. Situasi ini
seringkali terjadi apabila pimpinan kelompok tidak ada di tempat atau memiliki
kesibukan lain dalam kurun waktu yang tidak ditentukan.
e. Prosedur umum untuk menangani tindakan yang tercela atau tidak sesuai dengan kode
etik
Biasanya ada prosedur – prosedur tertentu yang di tetapkan oleh gabungan profesional
untuk mengatur anggotanya. Kode etik atau standar etika ini tidak hanya merupakan
instrumen tetapi juga merupakan kriteria hukum. Maka dari itu kode etik mengatur para
profesional untuk mengetahui tanggung jawab etikanya dan menjalankanya dengan baik.
Hampir semua kode etik juga memberikan prosedur yang harus diikuti apabila ada
seseorang yang terbukti melakukan tindakan yang tercela, tindakan yang tidak sesuai
dengan kode etik yang ada.