Anda di halaman 1dari 4

Konseling Kelompok

Paper

oleh

Kelompok 6

Ferderina Rebok (Ketua Kelompok)


Dede Yohanis Mohar (Anggota)
Desiana Wagarefe (Anggota)
Devin Klarita Awom (Anggota)
Peter Padamai (Anggota)
Priskalisintike Mansumbauw (Anggota)
Triger Yedersan Kase (Anggota)
Venturianus Ataupah (Anggota)

PRODI BIMBINGAN KONSELING KRISTEN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN INSTITUT AGAMA KRISTEN
NEGERI KUPANG 2023
Prosedur Perekrutan Anggota Kelompok

a. Cara merekrut anggota/peserta kelompok

Standar kerja seperti yang di jelaskan secara detail dalam disiplin pimpinan kelompok
seharusnya di penuhi dalam rekrutmen anggota kelompok. Seringkali petunjuk – petunjuk ini
bersifat lebih eksplisit untuk rekrutmen anggota – anggota dengan latar belakang institusional
seperti sekolah – sekolah , organisasi usaha dan organisasi industri. Beberapa petunjuk yang
berlaku untuk kedua latar belakang di atas adalah sebagai berikut :

 Pengumuman seharusnya meliputi pernyataan eksplisit tujuan kelompok , panjang dan


jangka waktu program serta jumlah partisipan / peserta .
 Pengumuman seharusnya meliputi pernyataan eksplisit tentang kualifikasi pimpinan
untuk memimpin kelompok – kelompok yang di maksud.
 Pengumuman seharusnya meliputi pernyataan eksplisit tentang honor pimpinan yang
merinci jumlah – jumlah untuk jasa kerja , makanan , penginapan , materi dan sejenisnya
dan juga jumlah untuk jasa lanjutan.
 Anggota kelompok seharusnya di paksa untuk masuk dalam suatu kelompok oleh para
superior ( senior ) atau pimpinan kelompok.
 Pernyataan tidak puas yang tidak bisa di tunjukkan dengan bukti ilmiah seharusnya tidak
di buat.

b. Cara menyaring anggota/peserta kelompok


Semenjak ada bukti bahwa tidak setiap orang bisa mengambil keuntungan dari suatu
pengalaman kelompok , pimpinan seharusnya memberlakukakn beberapa bentuk prosedur
penyaringan untuk memastikan bahwa calon anggota kelompok memahami apa yang akan
diharapakan darinya dan untuk menyeleksi para anggota yang bisa mengambil keuntungan dari
program tersebut untuk dirinya sendiri dan partisipan lain. Beberapa petunjuk umum untuk
memastikan bahwa kondisi – kondisi / syarat – syarat ini terpenuhi adalah :
 Calon anggota kelompok seharusnya dihargai atas kemampuannya mendapatkan
keuntungan – keuntungan tertentu dari program ( pengalaman ) tersebut.
 Calon anggota kelompok seharusnya di informasikan bahwa keikutsertaanya haruslah
bersifat sukarela ( jika ada perkecualian, harus didata secara lengkap ).
 Calon anggota kelompok seharusnya di beri tahu tentang apa yang di harapkan dari
mereka , resiko – resiko apa yang mungkin muncul dan teknik – teknik apa yang
pimpinan akan gunakan.
 Calon anggota kelompok seharusnya diberitahukan bahwa mereka mempunyai kebebasan
untuk keluar dari kelompok tersebut.
 Calon anggota kelompok seharusnya diberitahu bahwa mereka mempunyai kebebasan
untuk menolak saran atau nasehat dari pimpinan dan angota – anggota kelompok.

c. Konsep kerahasiaan dalam konseling kelompok


Ada kesepakatan umum di antara pimpinan – pimpinan kelompok bahwa kerahasiaan
merupakan suatu syarat untuk pengembangan kepercayaan dalam konseling kelompok. Beberapa
petunjuk umum tentang kerahasiaan adalah sebagai berikut :

 Pemimpin kelompok seharusnya menahan diri dan tidak membuka data identitas anggota
– anggota kelompok yang tidak perlu ketika mencari konsultasi.
 Semua data yang di dapat dari anggota kelompok untuk tujuan riset harus di dapatkan
hanya setelah anggota – anggota kelompok tersebut memberikan ijn tertulisnya.
 Pimpinan kelompok harus menyamarkan semua data yang mengidentifikasi anggota –
anggota kelompok jika itu di pakai dalam publikasi.
 Pimpinan kelompok secara berkala seharusnya mengingatkan anggota kelompok tentang
pentingnya kerahasiaan dalam konseling kelompok.
 Pimpinan kelompok seharusnya memberitahu anggota – anggota kelompok tentang
batasan – batasan hukum kerahasiaan pimpinan dan anggota kelompok lainnya.
d. Pola-pola penghentian dan tindak lanjut konseling kelompok
Kritik utama tentang penghentian tindak lanjut penanganan konseling kelompok, adalah
penghentian dalam jangka pendek dan tidak ada tindak lanjut yang di berikan. Situasi ini
seringkali terjadi apabila pimpinan kelompok tidak ada di tempat atau memiliki
kesibukan lain dalam kurun waktu yang tidak ditentukan.

e. Prosedur umum untuk menangani tindakan yang tercela atau tidak sesuai dengan kode
etik
Biasanya ada prosedur – prosedur tertentu yang di tetapkan oleh gabungan profesional
untuk mengatur anggotanya. Kode etik atau standar etika ini tidak hanya merupakan
instrumen tetapi juga merupakan kriteria hukum. Maka dari itu kode etik mengatur para
profesional untuk mengetahui tanggung jawab etikanya dan menjalankanya dengan baik.
Hampir semua kode etik juga memberikan prosedur yang harus diikuti apabila ada
seseorang yang terbukti melakukan tindakan yang tercela, tindakan yang tidak sesuai
dengan kode etik yang ada.

Anda mungkin juga menyukai