LAPORAN PENGKAJIAN
Oleh:
Tim Peneliti
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
ii
iii
RINGKASAN
Laporan uji lapangan pembenah tanah dolomit merek DAUN DEWA pada tanaman
Bawang merah. Percobaan dilakukan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Udayana, Pegok, Denpasar Selatan, Kodya Denpasar, dari bulan Agustus sampai dengan
November 2022. PT. NUSANTARA TETAP JAYA bermaksud mendaftarkan pembenah
tanah dolomit merek DAUN DEWA kepada Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan
Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian. Berkenaan dengan hal tersebut Fakultas
Pertanian Universitas Udayana diminta untuk melakukan pengujian lapangan efektivitas
pembenah tanah dolomit merek DAUN DEWA tersebut. Tujuan pengujian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas pembenah tanah dolomit merek DAUN DEWA terhadap Reaksi pH
Tanah dan Produktivitas Tanaman Bawang merah. Perlakuan disusun dalam 7 taraf yaitu:
kontrol (D0), 1.0 dosis NPK (DS), 0.5 dosis DAUN DEWA (D1), 1.0 dosis DAUN DEWA
(D2), 1.5 dosis DAUN DEWA (D3), 2.0 dosis DAUN DEWA (P4) dan 2.5 dosis DAUN
DEWA (D5). Percobaan dilakukan dengan empat ulangan sehingga terdapat 28 satuan
percobaan. Setiap satuan percobaan adalah petakan lahan dengan luas 25 m 2. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa dolomit merek DAUN DEWA terlihat dapat memperbaiki kondisi tanah
yang ditandai dengan meningkatnya pH tanah. Secara umum aplikasi dolomit merek DAUN
DEWA menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik dibandingkan
perlakuan kontrol. Tinggi tanaman, jumlah anakan, berat umbi kering per petak dan hasil
umbi kering per hektar perlakuan dolomit merek DAUN DEWA nyata lebih besar dan lebih
tinggi dibandingkan perlakuan kontrol. Perlakuan 2.0 dosis dolomit merek DAUN DEWA
terlihat paling efektif. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dolomit merek DAUN DEWA
tesebut efektif menaikan pH tanah serta efektif secara agronomi maupun ekonomi, sehingga
dapat dinyatakan lulus uji efektivitas. Dosis yang disarankan untuk tanaman Bawang merah
adalah 2.0 ton/ha dolomit merek DAUN DEWA yang diaplikasikan 1 minggu sebelum
tanam.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat-Nya,
penyusunan laporan pengkajian berjudul "Uji Efektivitas Pembenah Tanah (Dolomit) Merek
DAUN DEWA terhadap Reaksi pH Tanah dan Produktivitas Tanaman Bawang merah"
dapat diselesaikan. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan dosis
Dolomit merek DAUN DEWA terhadap reaksi/perubahan pH tanah terutama pada tanah
bereaksi masam dan produktivitas tanaman Bawang merah. Hasil kajian diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan acuan bagi para pemakai Dolomit terutama pada daerah-daerah
dengan kondisi agroekosistem yang mendekati lokasi pengkajian.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada :
1. Direktur Pupuk dan Pestisida, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian yang berkenan
memberi kepercayaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana untuk melakukan uji
efektivutas ini.
2. PT. NUSANTARA TETAP JAYA, yang telah mendukung dana dalam kegiatan
pengkajian ini.
3. Tim peneliti atas kerjasamanya sehingga Uji Efektivitas dapat berlangsung dengan lancar.
4. Semua pihak yang telah membantu dan terlibat dalam Uji Efektivitas ini.
Akhirnya, saran dan kritik demi perbaikan di masa yang akan datang sangat
diharapkan.
v
DAFTAR ISI
vi
I. PENDAHULUAN
Produktivitas lahan pertanian semakin lama semakin menurun karena kualitas tanah
yang semakin buruk. Salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas lahan yang telah
mengalami kerusakan adalah dengan aplikasi pembenah tanah, disertai dengan pemupukan
berimbang yang spesifik lokasi serta dikombinasikan dengan penggunaan bahan organik.
Bahan pembenah tanah merupakan bahan-bahan basa lemah seperti batu gamping kalsit
(CaCO3) dan dolomit (CaMgCO3) merupakan bahan-bahan yang paling sering digunakan
untuk pengapuran. Tanah masam pada umumnya kurang baik atau tidak baik untuk budidaya
tanaman karena memiliki pH yang rendah dan sangat berpengaruh terhadap tanaman baik
langsung maupun secara tak langsung. Pengaruh yang langsung dapat merusak akar tanaman,
sedang pengaruh tak langsung dapat mempengaruhi ketersediaan unsur hara atau keracunan
terhadap unsur hara tertentu pada pH yang ekstrim, KTK (Kapasitas Tukar Kation) rendah,
kejenuhan basa rendah dan kejenuhan Al tinggi.
Tanah masam umumnya berada pada daerah lembab (humid), pada tanah tersebut
konsentrasi ion H+ lebih banyak dari ion OH–, dan tanah yang demikian biasanya kaya akan
unsur Al, Fe dan Mn. Tanah basa (alkali) sebagian besar terdapat pada daerah agak kering
(semiarid) hingga kering (arid). Pada tanah yang bereaksi basa konsentrasi ion OHˉ lebih
banyak dari ion H+, dan pada tanah ini kandungan unsur Al, Fe dan Mn rendah. Derajat
desosiasi ion H dalam komplek jerapan ion H+ bebas dalam larutan sangat menentukan
derajat kemasaman tanah.
Tanah menjadi masam karena unsur basa yang ada pada partikel tanah konsentrasinya
menurun yang dapat disebabkan oleh proses pencucian oleh air, akibat erosi, penanaman
yang terus menerus tanpa diimbangi dengan mempertahankan kesuburan tanah. Hilangnya
unsur-unsur basa tersebut kemudian diganti dengan unsur penyebab kemasaman, yaitu kation
H+ dan Al3+ (Rismunandar,1981).
Salah satu cara untuk mengatasi kekurangan unsur hara makro dan mikro pada tanah
dengan pH rendah adalah dengan pengapuran. Pengapuran adalah suatu teknologi pemberian
kapur kedalam tanah, yang bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat kimia, fisika dan biologi
tanah (Soepardi, 1986). Menurut Hardjowigeno (1995), umumnya bahan kapur untuk
pertanian adalah berupa kalsiun karbonat (CaCO3), dolomit (CaMgCO3), dan hanya sedikit
berupa CaO (Kalsium Oksida) atau Ca (OH)2 (Kalsium Hidroksida). Saat ini dolomit paling
banyak digunakan karena relative murah dan mudah didapat (Djuhariningrum dan Rusmadi,
1
2004). Disamping itu bahan tersebut dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan kimia dengan
tidak meninggalkan residu yang merugikan tanah (Safuan, 2002).
Nilai pH tanah memainkan peran penting pada produksi tanaman. Penurunan pH
tanah merupakan proses alam yang permanen pada tanah-tanah yang digunakan untuk
produksi tanaman (Rastija et al., 2014). Apabila kondisi pH tanah yang rendah tidak
dilakukan usaha perbaikan maka tanah akan menjadi semakin masam. Pengapuran dengan
berbagai bahan kapur (termasuk dolomit) telah direkomendasikan secara luas untuk
meningkatkan pH tanah (Rengel, 2003). Perbaikan nilai pH tanah pada tanah-tanah masam
akan memperbaiki ketersediaan hara tanah bagi tanaman (Miller and Donahue, 1990).
Pengapuran dengan menggunakan dolomit, lebih efisien dibandingkan dengan
pengapuran dengan kalsit, karena selain meningkatkan pH, dolomit mengandung Ca dan Mg.
Magnesium bersama dengan Ca adalah hara penting untuk tanaman (Wright et al., 2004).
Kekurangan Ca menyebabkan gangguan transformasi karbohidrat yang terlihat gejalanya
pada helaian daun. Kekurangan Mg mengganggu proses fisiologi selama periode
pertumbuhan tanaman (Szymanek et al., 2006).
Tanaman bawang merah merah biasanya tumbuh pada tanah yang gembur, subur,
banyak mengandung bahan organik serta air yang cukup (Rismunandar, 1989). Pada lahan
dengan pH yang rendah (pH< 5.6) disarankan agar dilakukan pemberian dolomit dengan
dosis 1.0-1.5 ton/ha. Peningkatan pH ini penting untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara
Ca (kalsium) dan Mg (magnesium), terutama pada lahan-lahan yang diusahakan secara
intensif, karena unsur Ca dan Mg sulit tersedia dalam kondisi masam (Hanafiah, 2008)
PT. NUSANTARA TETAP JAYA bermaksud untuk mendaftarkan formulasi
pembenah tanah dolomit merek DAUN DEWA pada Pusat Perlindungan Varietas Tanaman
dan Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian. Untuk memperoleh izin tersebut disyaratkan
untuk dilakukan uji efektivitas. Dalam rangka uji efektivitas, Fakultas Pertanian Universitas
Udayana, diminta untuk melakukan uji efektivitas pembenah tanah dolomit merek DAUN
DEWA tersebut. Uji efektivitas tanaman Bawang merah telah dilakukan di Lahan Percobaan
Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Pegok, Denpasar Selatan, Kodya Denpasar.
1.2 Tujuan
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembenah tanah dolomit
merek DAUN DEWA terhadap Reaksi pH Tanah dan Produktivitas Tanaman Bawang
merah.
2
II. METODOLOGI
Pengujian dilakukan selama 3 bulan mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan
November 2022
Tabel 1. Perlakuan dan dosis DAUN DEWA yang diujikan dalam percobaan.
3
2.5 Pelaksanaan percobaan
Persiapan tanah dilakukan dengan cara mengolah tanah secara sempurna. Tanah
digemburkan dan masing-masing petak perlakuan dibuat dengan ukuran 5 x 5 m. Antar
perlakuan dibuat selokan dengan ukuran lebar 40 cm dan kedalaman 50 cm.
Bibit bawang merah yang digunakan sebagai bahan tanam diseleksi dengan ukuran 3
– 4g. Sebelum ditanam bagian ujung tanam dipotong 1/4 bagian untuk mempercepat
munculnya tunas. Bibit ditanam dengan jarak 10 cm x 20 cm dengan satu umbi per lubang.
Pembenah tanah dolomit merek DAUN DEWA diaplikasikan 1 minggu sebelum
tanam. Pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali, pertama adalah pupuk Phonska diberikan
seluruhnya pada saat tanam dan urea diberikan 1/3 bagian sesuai dengan dosis rekomendasi.
Pemupukan kedua diberikan hanya untuk urea sebanyak 1/3 bagian saat umur 15 hari
setelah tanam (HST), dan sisanya 1/3 bagian lagi untuk urea diberikan saat tanaman umur
25 hari setelah tanam (HST).
Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan menerapkan prinsip budidaya tanaman
sehat dan intensif, meliputi : pengairan, penyiangan, pemupukan serta pengendalian hama
dan penyakit.
2.6 Pengamatan
Parameter pengamatan dalam percobaan ini adalah :
1. Kondisi perubahan pH yang terjadi pada tanah tersebut.
2. Pertumbuhan tanaman Bawang Merah meliputi (tinggi tanaman, jumlah anakan) dan
3. Hasil bawang merah per hektar diduga dari konversi hasil per petak sebagai berikut.
10.000 m2
Hasil per hektar = x hasil per petak (kg)
(5m x 5 m)
Data yang diperoleh selanjutnya diuji dengan menggunakan analisis ragam. Jika
diantara dua perlakuan terjadi perbedan nyata, dilanjutkan dengan menggunakan uji Beda
Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf p = 0,05. Adapun model analisis ragam sebagai berikut :
Yij = m + Ti ij ; i = 1,2 . . . t
Yij = respon pupuk ke i dan ulangan ke j M = nilai tengah umum
Ti = pengaruh perlakuan (pupuk “.........” ) ke - i
ij = pengaruh galat percobaan pupuk “ .........” ke i dan ulangan ke j
4
2.8 Uji Efektivitas secara Agronomis
Nilai RAE perlakuan standar = 100%, sehingga nilai RAE pupuk yang diuji efektif
dibanding perlakuan standar jika mempunyai nilai RAE ≥ 100%.
Pembenah tanah dolomit yang diuji dinilai lulus uji efektivitas apabila perlakuan
pembenah tanah yang diuji mempunyai sifat kimia, fisik, dan/atau biologi, pertumbuhan
dan/atau hasil yang secara statistik berbeda nyata pada taraf uji α 5% dibandingkan kontrol.
5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Hasil Uji Mutu Pembenah Tanah DAUN DEWA
3.1.2 Hasil Analisis Contoh Tanah Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan
Hasil analisis terhadap contoh tanah sebelum dan sesudah diberi perlakuan adalah
sebagai berikut : ( Tabel 3 ).
Tabel 3. Hasil Analisis Contoh Tanah Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan Dolomit
Merek DAUN DEWA terhadap Perubahan Reaksi Tanah (pH).
Berdasarkan hasil analisis tanah didapatkan bahwa aplikasi dolomit DAUN DEWA
cukup efektif meningkatkan pH tanah. Pembenah tanah merek DAUN DEWA merupakan
6
jenis Dolomit yang sifatnya bisa memperbaiki sifat kimia tanah dengan menaikkan pH tanah.
Hal ini dapat dilihat dari komposisi kandungan haranya dimana kandungan Calsium Oksida
(CaO) = 29.17 % dan Magnesium Oksida (MgO) = 19.04%. Kedua senyawa ini
merupakan faktor yang sangat penting dalam menaikkan pH tanah. Sebagaimana yang telah
dijelaskan oleh Harry (1982), senyawa-senyawa kalsium dan magnesium yang diberikan ke
tanah akan mengalami pelarutan di bawah pengaruh tekanan pariel yang variabel dari
karbondioksida dan kompleks koloida asam akan mengabsorbsi banyak sekali ion kalsium
dan magnesium. Dari hasil pengukuran terhadap perubahan pH di atas (Tabel 3) dapat dilihat
pada waktu sebelum diberi perlakuan pH aktual menunjukkan angka 5,8 akan tetapi setelah
diberi perlakuan pembenah tanah merek DAUN DEWA mulai level dosis (0.5, 1 .0 , 1.5, 2.0
dan 2.5) ton/ha, maka perubahan pH yang terjadi meningkat berturut-turut menjadi 5,8; 5.9;
6,0; 6,2 dan 6,2 atau bertambah masing- masing sebesar 0,0; 0,1; 0,2; 0,4 dan 0,4. Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian Dolomit DAUN DEWA dapat memberikan pengaruh yang
nyata terhadap peningkatan pH tanah.
Semakin tinggi dosis Dolomit DAUN DEWA yang diberikan ke dalam tanah maka
peningkatan pH yang terjadi juga semakin tinggi. Perlakuan dosis 2.0 dan 2.5 ton/ha
merupakan perlakuan yang paling tinggi meningkatkan pH tanah diantara yang lain, yakni
mampu meningkatkan nilai pH sebesar 0,4. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi dosis
dolomit yang diberikan maka senyawa-senyawa kalsium dan magnesium yang berada dalam
tanah juga semakin tinggi sehingga ion-ion H yang diikat oleh kedua senyawa tersebut juga
semakin banyak sehingga dalam terikatnya ion H dapat mengurangi ion-ion H yang bergerak
bebas. Selain itu juga dapat meningkatkan kepekatan ion Hidroksil dan cenderung alkalin
yang sifatnya basa.
7
Tabel 4. Hasil Pengamatan Pengaruh Dosis Dolomit DAUN DEWA terhadap Tinggi
Tanaman, dan Jumlah anakan Bawang merah
Aplikasi dolomit merek DAUN DEWA menghasilkan tinggi tanaman bawang merah
sekitar 34.36-35.31 cm atau lebih tinggi sekitar 14.19-17.35% dibandingkan dengan kontrol
yang hanya sekitar 30.09 cm dan lebih tinggi hingga 3.71-6.58% dibandingkan perlakuan
pembanding 1.00 dosis NPK dengan tinggi sekitar 33.13 cm. Demikian juga untuk jumlah
anakan semua perlakuan dosis dolomit merek DAUN DEWA menghasilkan jumlah anakan
bawang merah sekitar 5.62-6.68 atau lebih tinggi sekitar 27.44-51.47% dibandingkan
dengan kontrol yang hanya sekitar 4.41 anakan dan lebih tinggi hingga 0.90-19.92%,
dibandingkan perlakuan pembanding 1.00 dosis NPK yang hanya sekitar 5.57 anakan.
8
Tabel 5. Rata-rata berat umbi per rumpun (gram), berat umbi per petak (kg), dan berat umbi
per hektar (ton) pada perlakuan dosis pupuk Dolomit DAUN DEWA.
Hasil bawang merah per petak aplikasi dolomit merek DAUN DEWA sekitar 12.84-
14.79 kg atau lebih tinggi sekitar 27.00-46.29% dibandingkan dengan perlakuan kontrol yang
hanya sekitar 10.11 kg dan lebih tinggi hingga 1.42-16.82% dibandingkan perlakuan
pembanding 1.00 dosis NPK dengan hasil sekitar 12.66 kg. Seluruh perlakuan dosis dolomit
merek DAUN DEWA yang diaplikasikan nyata dapat meningkatkan hasil/ha dibandingkan
kontrol maupun pembanding 1.00 dosis NPK. Rata-rata hasil/ha perlakuan dolomit merek
DAUN DEWA sekitar 5.14-5.94 ton/ha atau lebih tinggi sekitar 27.23-47.03% dibandingkan
dengan perlakuan kontrol yang hanya sekitar 4.04 ton/ha dan lebih tinggi hingga 1.58-
17.39% dibandingkan perlakuan pembanding 1.00 dosis NPK dengan hasil sekitar 5.06
ton/ha.
Efektivitas Agronomi Relatif merupakan salah satu ukuran efektivitas suatu pupuk.
Suatu pupuk dinyatakan efektif secara agronomi apabila memiliki nilai efektivitas agronomi
relative ≥ 95%. Dengan nilai efektivitas agronomi relatif ≥ 95% berarti pupuk tersebut
dapat meningkatkan hasil lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan hasil pupuk
pembanding terhadap kontrol.
Dari data yang tersaji pada Tabel 5 terlihat bahwa kombinasi pupuk NPK dengan
Dolomit DAUN DEWA mulai dosis 0.5 sampai 2.5 ton/ha mampu meningkatkan Nilai
Relativitas Agronomis (RAE) secara nyata dengan nilai efektivitas agronomi ≥ 95% yaitu
sekitar 107.8-186.3%. Nilai Relative Agronomi (RAE) tertinggi diperoleh pada perlakuan
kombinasi pupuk standar ditambah pupuk Dolomit DAUN DEWA pada dosis 2.0 ton/ha
(perlakuan D4) yaitu sebesar 186.3%.
9
3.1.5 Analisa Usahatani
Kelayakan secara ekonomi usaha tani suatu pupuk dapat dilihat dari peubah
keuntungan dan perhitungan nilai R/C. Hasil analisis usahatani pada pengujian efektivitas
pembenah tanah dolomit merek DAUN DEWA disajikan pada Tabel 6.
1. Harga Bawang merah pada bulan November 2022 adalah Rp. 20.000,- per kg.
2. Total Biaya Usahatani meliputi : Biaya Saprodi, tenaga kerja, sewa lahan, dan
biaya lain-lain. (analisa usahatani secara rinci pada lampiran 1-7)
Aplikasi pupuk Dolomit DAUN DEWA pada semua dosis yang dicoba (dosis 0.5
sampai 2.5 ton/ha) dalam basis pemupukan standar memberikan pendapatan yang lebih tinggi
dibanding dengan kontrol, dengan nilai R/C 1.28 sampai 1.40. Sementara perlakuan standar
memperoleh nilai R/C sebesar 1.28. Pendapatan paling rendah yang diperoleh dari usahatani
ini adalah pada kontrol (perlakuan tanpa pemupukan) dengan nilai R/C sebesar 1.10 dengan
mengasumsikan bahwa semua komponen produksi yang dikeluarkan untuk usahatani sama,
kecuali penambahan biaya pemupukan. Aplikasi pupuk Dolomit DAUN DEWA dengan
dosis 0.5-2.5 ton/ha efektif secara ekonomi karena memiliki keuntungan yang positif dan
nilai R/C >1. Perlakuan dosis 2.0 ton/ha dolomit merek DAUN DEWA menghasilkan
keuntungan tertinggi sekitar Rp. 33,880,000,- dengan nilai R/C tertinggi yaitu 1.40.
3.2 Pembahasan
Secara umum dari hasil pengujian didapatkan bahwa aplikasi dolomit merk DAUN
DEWA dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah dibandingkan
perlakuan kontrol dan pembanding 1.00 dosis NPK. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
aplikasi Dolomit DAUN DEWA pada semua dosis yang dicoba (dosis 0.5 sampai 2.5
ton/ha) dalam basis pemupukan standar menghasilkan berat umbi basah per rumpun, berat
umbi basah per petak serta berat umbi kering per petak dan hasil per hektar yang lebih tinggi
10
dibandingkan dengan perlakuan kontrol maupun pembanding 1.00 dosis NPK. Pengaruh
pemberian Dolomit DAUN DEWA terhadap peningkatan hasil disebabkan karena Dolomit
DAUN DEWA mengandung Ca dan MgO yang cukup tinggi yakni Calsium Oksida (CaO)
= 29.17%; Magnesium Oksida (MgO)= 19.04%. Senyawa ini merupakan faktor yang sangat
penting dalam menaikkan pH tanah.
11
unsur MgO sangat penting dalam pembentukan karbohidrat, protein termasuk pembentukan
klorofil dalam proses fotosintesis yang menghasilkan pati, gula, serta berperan dalam sintesis
minyak atau peningkatan minyak. Unsur Ca berperan dalam sistem perakaran tanaman,
meningkatkan kualitas buah, meningkatkan pemanjangan sel tanaman, serta berperan dalam
aktivitas stomata daun dan proses metabolism penyerapan nutrisi lainnya.
Pemupukan yang seimbang merupakan dasar kesehatan tanaman. Kekurangan dan
ketidak seimbangan unsur hara dapat menyebabkan tanaman lebih rentan terhadap serangan
hama dan penyakit, sebaliknya apabila ketersediaan unsur hara memadai dan seimbang,
maka tanaman dapat menyerap unsur hara dengan baik dan kesehatan tanaman akan terjaga.
12
IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
Dari hasil uji aplikasi Dolomit merek DAUN DEWA dapat ditarik beberapa
kesimpulan :
1. Aplikasi Dolomit merek DAUN DEWA berpengaruh positif terhadap reaksi pH
tanah.
2. Dilihat dari peningkatan terhadap nilai pH tanah, aplikasi Dolomit merek DAUN
DEWA mulai level dosis 0.5 sampai 2.5 ton/ha mampu meningkatkan pH tanah
dari 0,1 sampai 0.4 (dari pH 5,8 meningkat menjadi 6,2)
3. Aplikasi Dolomit merek DAUN DEWA semuanya mampu meningkatkan
pertumbuhan, dan hasil bawang merah yang nyata lebih baik dibanding kontrol
maupun perlakuan pembanding 1.00 dosis NPK.
4. Aplikasi Dolomit merek DAUN DEWA efektif secara agronomi maupun ekonomi
dengan keuntungan ekonomi yang positif, dengan nilai R/C > 1 dan nilai EAR ≥
95%.
5. Perlakuan Dolomit merek DAUN DEWA 2.0 ton/ha (2.0 dosis) juga dinilai paling
efektif baik secara agronomi maupun ekonomi.
4.2 Rekomendasi
Pembenah tanah Dolomit DAUN DEWA mampu meningkatkan nilai pH
tanah, mulai level dosis 0.5 sampai 2.5 ton/ha sebesar 0,1 sampai 0.4 (dari pH 5,8
meningkat menjadi 6,2) dan meningkatkan hasil tanaman Bawang merah serta
efektif secara agronomi dan ekonomi sehingga pupuk tersebut dapat dinyatakan
lulus uji efektivitas Lapangan. Dosis yang dianjurkan untuk tanaman Bawang
merah adalah 2.0 ton/ha dalam basis pemupukan standar (500kg NPK Phonska +
400kgUrea).
13
DAFTAR PUSTAKA
Djuhariningrum T, dan Rusmadi. 2004. Penentuan kalsit dan dolomit secara kimia dalam
batu gamping dari madura. Pusat Pengembangan Bahan Galian dan Geologi
Nuklir-Batan.8:332- 334
Follet RH, Murphy, Donahue RL. 1981. Fertilizer and Soil Amandements. New Jersey:
Prentice Hall Inc.
Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta. Hal 173.
Hanafiah. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Raja Grafindo Press.
Harry, O. Buckman dan N.C Brady. 1982. Ilmu Tanah. (Terjemahan)
Bhratara Karya Aksara. Jakarta
Miller, W.M. and R.L. Donahue. 1990. Soils: An Introduction to Soils and Plant Growth.
6th Edn., Prentice Hall, Englewood Cliffs, NJ., USA., ISBN: 9780138202262,
Pages: 768.
Rismunandar, 1981. Pengetahuan Dasar tentang Perabukan. Sinar Baru. Bandung.
Rismunandar. 1989. Tanaman Jambu Biji. Sinar Baru, Bandung.
Rastija, D., Z. Vladimir, and M. Rastija. 2014. Impacts of Liming with Dolomite on Soil
pH and Phosphorus and Potassium Availabilities. 13th Alps-Adria Scientific
Workshop Villach, Ossiacher See, Austria.
Rengel Z. 2003. Handbook of soil acidity. Marcel Dekker, Inc. New York – Basel.
Szymanek, M., B. Dobrzañski jr., I. Niedziólka and R. Rybczyñski. 2006. Sweet Corn:
Harvest and Technology; Physical Properties and Quality. B. Dobrzañski
Institute of Agrophysics Polish Academy of Sciences. 227p
Soepardi, G. 1986. Sifat dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu-ilmu Tanah. Fakultas
Pertanian IPB. Bogor. 591 hal.
Safuan, L.O. 2002. Kendala Pertanian Lahan Kering Masam Daerah Tropika dan Cara
Pengelolaannya. IPB. Bogor.
Tisdale, S. L. Nelson W. L. and Beatson. J.V 1985. Soil Fertility and Fertilits Macmillan
Publishing. Co: New York
Wright, R., P. Deuter, T. Napier, R. Dimsey, J. Duff, B. Walsh, L. Hill, S. Learmonth, I.
Kay, B. Nolan and J. Lovatt. 2004. Sweet corn problem solver and beneficial
identifier. The State of Queensland, Dept, Primary Industries and Fisheries. 41p.
14
Lampiran 1. Analisa Usahatani Bawang Merah Tanpa Pupuk (D0)
15
Lampiran 2 Analisa Usahatani Bawang Merah dengan Pemupukan Standar (DS)
16
Lampiran 3 Analisa Usahatani Bawang Merah dengan Pemupukan Standar
ditambah Dolomit DAUN DEWA dosis 0.5 ton/ha (D1)
17
Lampiran 4 Analisa Usahatani Bawang Merah dengan Pemupukan Standar
ditambah Dolomit DAUN DEWA dosis 1.0 ton/ha (D2)
18
Lampiran 5 Analisa Usahatani Bawang Merah dengan Pemupukan Standar
ditambah Dolomit DAUN DEWA dosis 1,5 ton/ha (D3)
19
Lampiran 6 Analisa Usahatani Bawang Merah dengan Pemupukan Standar
ditambah Dolomit DAUN DEWA dosis 2,0 ton/ha (D4)
20
Lampiran 7 Analisa Usahatani Bawang Merah dengan Pemupukan Standar
ditambah Dolomit DAUN DEWA dosis 2,5 ton/ha (D5)
21
Lampiran 8.
Surat Pengantar Uji Efektivitas Pembenah Tanah Dolomit Merek DAUN DEWA
22
Lampiran 9.
Hasil Uji Mutu Pembenah Tanah Dolomit Merek DAUN DEWA
23
Lampiran (10) Visualisasi Kegiatan Penelitian Dolomit merek DAUN DEWA
Aplikasi Dolomit merek DAUN DEWA Penyiangan gulma, penyulaman dan penjarangan
pada masing-masing petak pengujian. tanaman bawang merah untuk disisakan satu
tanaman dan dipelihara sampai akhir pengujian.
A B
(A) Keragaan tanaman bawang merah pada perlakuan 1.0 dosis NPK + 1.5 dosis Dolomit DAUN
DEWA dan (B) Keragaan tanaman bawang merah pada perlakuan 1.0 dosis NPK + 2.0 dosis
Dolomit DAUN DEWA.
24
Kegaiatan panen bawang merah pada masing-masing petak pengujian Dolomit merek
DAUN DEWA di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
D4
D3
D0
Perbandingan hasil panen bawang merah pada masing-masing perlakuan. Kontrol (D0),
Perlakuan 1.0 dosis NPK + 1.5 dosis Dolomit DAUN DEWA (D3), dan Perlakuan 1.0 dosis
NPK + 2.0 dosis Dolomit merek DAUN DEWA (D4).
25