“TATA KALIMAT”
Mata Kuliah: Bahasa Indonesia
Dosen: Dr. Marwah Densi, S.Pd.,M.Pd
Disusun Oleh:
Nurul Fadillah (23 510 002)
Muh. Arnanda Nurdin (23 510 003)
Muh. Ayyub (23 510 015)
Bintang Tamar (23 510 016)
Nur Alyzia (23 510 034)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
Dapat menyusun dan Menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat
tantangan dan hambatanakan tetapi dengan bantuan dari berbagai
pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat perus harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ...................................................................................2
A. Kesimpulan ...........................................................................15
B. Saran ....................................................................................15
iii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tata dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah kaidah, aturan, dan
susunan;
C. cara menyusun; sistem (biasanya digunakan dalam kata
majemuk). Sedangkan
D. kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata
yang dapat berdiri
E. sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.
F. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan
pikiran yang
G. utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat
diucapkan
H. dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi
I. akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai
dengan huruf
J. kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat
berita atau yang
K. bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan
tanda seru (!)
L. untuk menyatakan kalimat perintah. Jadi, dapat disimpulka
pengertian dari tata
M. kalimat adalah kaidah penyusunan kata sehingga menjadi kalimat yang
baik dan benar
N. dan mempunyai arti sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan
kebenaran
O. Tata dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah kaidah, aturan, dan
susunan;
P. cara menyusun; sistem (biasanya digunakan dalam kata
majemuk). Sedangkan
Q. kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata
yang dapat berdiri
R. sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.
S. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan
pikiran yang
T. utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat
diucapkan
U. dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi
1
V. akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai
dengan huruf
W.kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat
berita atau yang
X. bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan
tanda seru (!)
Y. untuk menyatakan kalimat perintah. Jadi, dapat disimpulka
pengertian dari tata
Z. kalimat adalah kaidah penyusunan kata sehingga menjadi kalimat yang
baik dan benar
AA. dan mempunyai arti sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan
kebenaran
BB. Tata dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah kaidah, aturan,
dan susunan;
CC. cara menyusun; sistem (biasanya digunakan dalam kata
majemuk). Sedangkan
DD. kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian
kata yang dapat berdiri
EE. sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.
FF. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang
GG. utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan,
kalimat diucapkan
HH. dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi
II. akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai
dengan huruf
JJ. kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat
berita atau yang
KK. bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan
dan tanda seru (!)
LL. untuk menyatakan kalimat perintah. Jadi, dapat disimpulka
pengertian dari tata
MM. kalimat adalah kaidah penyusunan kata sehingga menjadi kalimat
yang baik dan benar
NN. dan mempunyai arti sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan
kebenaran
OO. Tata dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah kaidah, aturan,
dan susunan;
PP. cara menyusun; sistem (biasanya digunakan dalam kata
majemuk). Sedangkan
QQ. kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian
kata yang dapat berdiri
2
RR. sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.
SS. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang
TT. utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan,
kalimat diucapkan
UU. dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi
VV. akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat
dimulai dengan huruf
WW. kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan
kalimat berita atau yang
XX. bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan
dan tanda seru (!)
YY. untuk menyatakan kalimat perintah. Jadi, dapat disimpulka
pengertian dari tata
ZZ. kalimat adalah kaidah penyusunan kata sehingga menjadi kalimat
yang baik dan benar
AAA. dan mempunyai arti sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan
kebenaran
BBB. Tata dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah kaidah, aturan,
dan susunan;
CCC. cara menyusun; sistem (biasanya digunakan dalam kata
majemuk). Sedangkan
DDD. kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian
kata yang dapat berdiri
EEE. sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.
FFF. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang
GGG. utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan,
kalimat diucapkan
HHH. dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi
III.akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai
dengan huruf
JJJ. kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan
kalimat berita atau yang
KKK. bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan
dan tanda seru (!)
LLL. untuk menyatakan kalimat perintah. Jadi, dapat disimpulka
pengertian dari tata
MMM. kalimat adalah kaidah penyusunan kata sehingga menjadi kalimat
yang baik dan benar
3
NNN. dan mempunyai arti sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan
kebenaran
Tata adalah kaidah, aturan, dan susunan; cara menyusun; sistem
(biasanya digunakan dalam kata majemuk). Sedangkan kalimat
adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat
berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.
Hal yang membuat kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang
penting yaitu karena melalui kalimat, seseorang dapat menyampaikan
maksudnya dengan jelas. Satuan bahasa yang sudah kita kenal
sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata (misalnya tidak) dan
frasa atau kelompok kata (mis. tidak tahu). Kedua bentuk itu, kata dan
frasa, tidak dapat mengungkapkan suatu maksud dengan jelas, kecuali
jika keduanya sedang berperan sebagai kalimat. Untuk dapat berkalimat
dengan baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu
kalimat.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun
tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun,
dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan
hurufkapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat
berita atau yangbersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan
pertanyaan dan tanda seru (!)untuk menyatakan kalimat perintah.
Jadi, dapat disimpulka pengertian dari tatakalimat adalah kaidah
penyusunan kata sehingga menjadi kalimat yang baik dan benardan
mempunyai arti sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan
kebenaran.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan
masalah mengenai Tata Kalimat yaitu:
- Apa saja yang menjadi unsur dalam “Tata Kalimat”?
- Apa saja struktur dalam “Kalimat”?
- Apa saja ciri-ciri dalam “Kalimat”?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu untuk
menambah pengetahuan kita tentang kalimat yang baik dan benar
sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang telah di tetapkan.
Penulis berharap dengan makalah ini dapat membantu pembaca
untuk mengetahui lebih lanjut tentang penataan suatu kalimat.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat
Kalimat berperan sangat penting dalam sebuah komunikasi karena
kalimat harus mampu menyampaikan informasi, menanyakan sesuatu,
atau bahkan mengekspresikan emosi manusia. Berikut ini adalah
beberapa pengertian kalimat menurut para ahli.
6
B. Unsur-unsur Kalimat
Gabungan kata dapat dianggap sebagai kalimat apabila memiliki
unsur-unsur pembentuk kalimat. Berikut ini unsur-unsur yang selalu
terdapat pada sebuah kalimat, diantaranya:
1. Subjek
2. Predikat
7
3. Objek
4. Keterangan
8
C. Jenis-jenis Kalimat
10
2. Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsi Subjeknya
Berdasarkan fungsi subjeknya, jenis kalimat dibagi menjadi dua
macam yaitu ada kalimat aktif dan juga kalimat pasif. Berikut penjelasan
mengenai kalimat aktif dan kalimat Pasif
a. Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat di mana subjeknya merupakan pelaku
atau melakukan perbuatan. Kalimat aktif adalah suatu kalimat yang
subjeknya (S) melakukan tindakan yang diungkapkan dalam predikat (P)
terhadap objeknya (O).
Ciri – ciri kalimat aktif
Subjek kalimat ini melakukan tindakan langsung terhadap objeknya.
Predikatnya selalu diawali dengan imbuhan me- atau ber-.
Memiliki pola S P O K, S P O atau S P K
Contoh:
Ibu menyiram bunga di taman.
S P K
Ayah membaca koran.
S P O
Polisi menangkap buronan narkoba kemarin malam.
S P O K
Kalimat aktif juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis
berdasarkan objeknya.
1) Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat ini adalah kalimat yang predikat atau verbanya selalu
membutuhkan objek untuk dikenai tindakan. Kalimat ini selalu memiliki
kata kerja yang selalu memerlukan objek, dan biasanya kata kerjanya
memiliki imbuhan me-, menye-, atau menge-
Contoh: memukul, memberi, menyeberangkan, mengelompokkan, dan
lain – lain.
Contoh kalimat:
Joni memukul anjing itu hingga kesakitan.
11
S P O K
Paman memberi adik sebuah mainan.
S P O pel
Anak kecil itu menyebrangkan nenek yang berdiri di pinggir jalan.
S P O pel
Guru mengelompokan anak muridnya ke dalam beberapa kelompok.
S P O K
2) Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif ini adalah kalimat yang predikat atau verbanya tidak
memerlukan objek. Namun, biasanya kalimat ini selalu diikuti dengan
pelengkap (pel), dan keterangan (K). Predikat pada kalimat ini biasanya
kata kerja yang diberi imbuhan ber – dan ter -.
Contoh: bekerja, belajar, berlari, berterimakasih, tertawa, tertidur, dan
lain – lain.
Contoh kalimat:
Ayahku bekerja di perusahaan nasional.
S P K
Budi belajar dengan sangat giat.
S P K
Dena berterimakasih kepada orang itu.
S P pel.
Aku tertidur di kursi.
S P K
3) Kalimat Aktif Ekatransitif
Kalimat ini adalah kalimat aktif yang hanya memiliki 3 unsur
kalimat yaitu, Subjek (S), Predikat (P), dan Objek (O).
Contoh:
Aku membeli sebuah buku.
S P O
12
Burung jalak memakan cacing.
S P O
4) Kalimat Aktif Dwitransitif
Kalimat ini adalah kalimat aktif yang harus memiliki 4 unsur
kalimat, yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), da Pelengkap (pel.)
Contoh:
Aku melihat gadis yang berambut pirang itu
S P O pel.
Kakak merawat kucing yang dia temui di jalanan.
S P O pel.
Ani menanam bunga mawar asli dari afrika.
S P O pel.
b. Kalimat Pasif
Kalimat pasif yang merupakan kalimat yang terdapat subjek yang
melakukan pekerjaan dengan ciri-ciri utama menggunakan imbuhan di-,
ke-an, dan ter- dalam kata kerja yang disematkan dalam kalimat pasif.
Kalimat pasif ini juga dapat dibedakan berdasarkan predikatnya menjadi
kalimat pasif dengan predikat sebagai tindakan dan kalimat pasif
dengan predikat sebagai keadaan.
Ciri – ciri kalimat pasif
Subjeknya dikenai tindakan oleh objek.
Kata kerjanya selalu berimbuhandi-, ke – anatau ter-.
Biasanya diikuti dengan kata oleh, dan dengan.
Kalimat pasif ini juga dapat dibedakan berdasarkan subjek yang
digunakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1) Kalimat Pasif Transitif
Kalimat pasif transitif merupakan kalimat pasif yang dilengkapi
dengan objek kalimat, baik objek tersebut dilengkapi dengan
keterangan/pelengkap ataupun tidak. Adapun pola dasar kalimat ini
adalah O-P-S atau O-P-S-K.
13
Contoh kalimat:
Nasi dimasak ibu
O P S
Mobil diperbaiki ayah kemarin ketika sedang tidak bekerja
O P S K
Jambu dilempar Tono.
O P S
2) Kalimat Pasif Intransitif
Kalimat pasif intransitif adalah kalimat pasif yang tidak memiliki
objek. Jenis kalimat pasif ini dapat diidentifikasi apakah kalimat ini bisa
berubah menjadi kalimat aktif atau tidak. Adapun pola dasar kalimat ini
adalah S-P atau S-P-K.
Contoh kalimat:
Sayur dijual di pasar pagi.
S P K
Kakak terjatuh.
S P
Buku itu tertinggal di kelas.
S P K
Semua pertanyaan dijawab dengan benar.
S P K
3. Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapannya
Berdasarkan pengucapannya, kalimat bisa dibagi menjadi kalimat
langsung dan kalimat tidak langsung.
a. Kalimat Langsung
Adalah kalimat yang digunakan untuk mengutip ucapan seseorang
tanpa merubah sedikitpun apa yang diutarakan oleh orang itu. Tanda
petik digunakan untuk membedakan kalimat kutipan dengan kalimat
yang menjelaskan kutipan itu.
14
Selain itu, huruf pertama dalam kalimat langsung juga harus
menggunakan huruf kapital.Didalam kalimat yang menggunakan petikan
dengan kalimat pengiringnya dipisahkan menggunakan tanda baca
koma (,).
Contoh kalimat:
Dilan mengatakan, “Aku akan pergi ke Bandung besok”
Ibu berkata,”Dimana adek sekarang?”
Adik bertanya, “Maksud kakak bagaimana?”
b. Kalimat tidak langsung
Adalah kalimat yang digunakan untuk menceritakan kembali pokok
ucapan seseorang tanpa perlu mengutipnya sama persis seperti ucapan
aslinya. Kalimat ini terdiri dari lebih dari satu klausa dan dihubungkan
dengan kata tertentu seperti bahwa, jika, dll.
Kalimat tidak langsung penulisanya tidak menggunakan tanda petik.
Intonasi yang digunakan kalimat tidak langsung yaitu datar dan terkesan
menurun pada bagian akhir kalimat.
Contoh kalimat:
Paman berkata kepadaku bahwa aku harus rajin belajar.
Nenek mengatakan bahwa aku harus pulang lebih cepat karena hujan
akan turun nanti sore.
Ketua kelompok mengucapkan terima kasih karena kalian sudah datang
pada acara kunjungan.
Dani mengatakan kepadaku bahwa nanti malam akan belajar bersama.
15
D. Kalimat Efektif
Dikutip dari Buku Terampil Menulis Paragraf karya Asul Wiyanto,
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan atau
informasi secara singkat dan lengkap.Meski singkat dalam penggunaan
kata, kalimat efektif harus mencakup semua informasi yang lengkap dan
mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar.Kaidah bahasa ini
mencakup unsur gramatikal, sintaksis, serta memenuhi syarat-syarat
komunikasi.
Dengan begitu, informasi yang disampaikan mudah diterima dan
dipahami oleh pendengar atau pembaca.Kalimat efektif tak hanya
digunakan dalam ragam bahasa tulis resmi seperti karya ilmiah skripsi,
makalah, tesis, disertasi, laporan penelitian, dan sejenisnya.Akan tetapi,
kalimat efektif juga digunakan dalam bahasa lisan saat sedang
berbicara.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif dan Contohnya
Setiap kalimat pasti memiliki ciri khas yang menjadi pembeda dari jenis
kalimat lain. Hal tersebut berlaku pada kalimat efektif. Ciri ciri kalimat
efektif sebagai berikut
1.Kesatuan
Kesatuan berarti keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur
bahasa yang digunakan, sehingga kesatuan ini menjadi padu dan
serasi.
2. Kepaduan (koherensi)
Maksud koherensi terjadi pada hubungan yang padu antara unsur-unsur
pembentukan kalimat.Kepaduan sendiri merupakan syarat dari kalimat
efektif sehingga diharapkan setiap informasi yang diterima tidak
terpecah-pecah.
3. Kesejajaran (Paralel)
Kesejajaran (paralel) adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan
dalam suatu kalimat tertentu.
4. Ketepatan
Maksud ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan dalam
pembentukan suatu kalimat sehingga terciptalah pengertian yang pasti.
16
5. Kevariasian
Kevariasian adalah kalimat efektif yang menunjukkan penggunaan
kalimat yang tidak monoton.Kalimat yang digunakan sebaiknya
bervariasi dengan memanfaatkan jenis-jenis kalimat yang ada dalam
bahasa Indonesia.
6. Kehematan
Kehematan adalah usaha menghindari pemakaian kata yang tidak perlu.
Hemat berarti tidak menggunakan kata-kata mubazir sehingga tidak ada
penjamakan kata dan pengulangan subjek.
7. Kelogisan
Kelogisan adalah ide kalimat yang dapat diterima oleh akal dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Kesimpulannya, kalimat efektif adalah satuan bahasa yang lengkap
dan sesuai kaidah.
17
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Setelah kami berusaha untuk menguraikan pembahasan
mengenai tata kalimat, kami dapat menyimpulkan bahwa kalimat adalah
satuan bahasa terkecil yang dapat digunakan untuk menyampaikan ide
atau gagasan. Suatu pernyataan dapat dikatakan kalimat jika di dalam
pernyataan itu sekurang-kurangnya terdapat predikat dan subjek, baik
disertai objek, pelengkap, atau keterangan maupun tidak, bergantung
kepada tipe verba predikat kalimat tersebut. Unsur-unsur kalimat yaitu
terdiri dari subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
Kalimat didasarkan pada adanya intonasi, tanda baca, jeda, dan
keterkaitannya pada konstruksi lain yang lebih besar, kalimat ditandai
juga dengan kemungkinannya untuk diubah susunannya tanpa
mengakibatkan terjadinya perubahan makna.
B.Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran
kepada pembaca dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari
bahwa masi banyak kekurangan baik dari bentuk maupun insinya.
Apabila di dalam makalah ini terdapat kata-kata yang salah
ataupun kurang tepat kami menyarankan kepada pembaca agar dapat
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
19