Anda di halaman 1dari 18

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN Agustus 2023


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MINNESOTA MULTIPHASIC PERSONALITY INVENTORY

Oleh:
Husnul Fahimah Suwardi
105501108922

Pembimbing:
dr. Hawaidah, Sp.KJ(K)

(Dibawakan dalam rangka tugas kepaniteraan klinik bagian Psikiatri)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

i
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa:

Nama : Husnul Fahimah Suwardi

Judul Refarat : Minnesota Multiphasic Personality Inventory

Telah menyelesaikan Refarat dalam rangka Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu


Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Agustus 2023

Pembimbing,

dr. Hawaidah, Sp.KJ(K)

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, hidayah,
kesehatan dan kesempatan-Nya sehingga referat dengan judul “Minnesota
Multiphasic Personality Inventory” ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW, sang pembelajar sejati yang
memberikan pedoman hidup yang sesungguhnya.

Pada kesempatan ini, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing, dr. Hawaidah,
Sp.KJ(K) yang telah memberikan petunjuk, arahan dan nasehat yang sangat
berharga dalam penyusunan sampai dengan selesainya referat ini.

Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan


kekurangan dalam penyusunan referat ini, baik dari isi maupun penulisannya.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak senantiasa penulis harapkan demi
penyempurnaan referat ini.

Demikian, semoga refarat ini bermanfaat bagi pembaca secara umum dan
penulis secara khususnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Agustus 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I
PENDAHULUAN 1
BAB II
A. DEFINISI 3
B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MMPI 3
C. MMPI 2 4
D. SKALA KLINIS MMPI 2 5
E. KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN MMPI 2 11
F. HASIL DAN INTERPRETASI 11
BAB III
KESIMPULAN 13
DAFTAR PUSTAKA 14

iv
BAB I

PENDAHULUAN

Kesehatan mental adalah bagian yang tak terpisahkan dari kesehatan, dan
telah ditetapkan oleh WHO sebagai “keadaan saat setiap individu menyadari
potensi diri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara
produktif dan menghasilkan, serta mampu untuk berkontribusi bagi
komunitasnya”. Maka dari itu, kesehatan mental harus diperhatikan layaknya
menjaga kesehatan fisik.2

Kepribadian merupakan suatu ciri seorang individu melakukan interaksi


dan bereaksi dengan individu lainnya. Hasil dalam kepribadian dapat bertemu bila
terdapat penyesuaian antar kedua faktor yaitu faktor endogen dan faktor eksogen
yang berdam- pak terhadap kepribadian yang berwujud dalam perubahan atau
perkembangan. Kepribadian memiliki sebuah karakteristik di dalam diri individu
yang relatif menetap, bertahan, yang memengaruhi penyesuaian diri individu
terhadap lingkungan.1

Pendidikan kedokteran itu menantang dan menuntut. Terlepas dari


kemampuan intelektual, ciri-ciri kepribadian diyakini menjadi faktor penting yang
mempengaruhi kinerja sekolah kedokteran, adaptasi psikologis, motivasi dalam
pendidikan kedokteran dan masalah psikologis, yang dapat mengganggu
pendidikan.3

Menilai masalah psikologis dan sifat kepribadian adalah praktik rutin


sebagai bagian dari proses penerimaan mahasiswa kedokteran. Minnesota
Multiphasic Personality Inventory (MMPI) adalah instrumen yang telah
digunakan secara global untuk menilai masalah kepribadian dan psikologis.
Prestasi akademik yang buruk terkait dengan skala histeria MMPI, penyimpangan
psikopat, dan skizofrenia.3

1
Masalah psikologis umum di kalangan mahasiswa kedokteran termasuk
kecemasan, depresi, dan ide bunuh diri, yang semuanya berhubungan dengan
kepribadian. Bukti menunjukkan bahwa mahasiswa kedokteran Thailand
cenderung memiliki skor lebih tinggi pada sebagian besar subskala MMPI pada
tahun ketiga sekolah kedokteran. Ini menunjukkan bahwa psikopatologi juga
dapat berhubungan dengan ciri-ciri kepribadian.3

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Tes ini adalah tes psychometric yang paling banyak digunakan untuk
mengukur psikopatologi orang dewasa di dunia. MMPI-2 digunakan dalam urusan
kesehatan mental, medis dan pekerjaan. MMPI-2 terdiri dari 567 soal dengan
pilihan jawaban benar/salah dari keadaan psikologis seseorang. Tes ini memiliki
sembilan skala validitas (atau skala 'kebohongan'), menilai kebohongan,
pembelaan diri, berpura-pura baik dan berpura-pura buruk, dan lainnya.2

B. Sejarah dan Perkembangan MMPI

Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) merupakan salah satu

instrumen penilaian kepribadian yang paling banyak diteliti dan digunakan di

Amerika Serikat, serta banyak diadaptasi di berbagai negara. Instrumen ini

disusun oleh Stark Hathaway, Ph.D, seorang psikolog, dan J. Charnley McKinley,

seorang neuropsikiater, dan dipublikasikan pertama kali pada tahun 1943 oleh

University of Minnesota Press yang memegang hak cipta sampai saat ini, dengan

harapan dapat bermanfaat dalam membantu menegakkan diagnosis. Tes MMPI

dapat digunakan untuk membedakan kelompok normal dan abnormal dalam

penegakkan diagnosis gangguan psikiatrik dan psikologis, serta untuk

memprediksi potensi neurotik atau psikotik dari seorang individu sebelum tanda

klinis muncul. Minnesota Multiphasic Personality Inventory merupakan gold-

standard dan merupakan instrumen yang paling banyak digunakan dan telah

terstandar sebagai alat ukur kepribadian dan psikopatologi pada dewasa.4

3
Minnesota Multiphasic Personality Inventory telah digunakan di lebih dari 50

negara dan memiliki lebih dari 100 bahasa terjemahan (Hebrew, Mandarin,

Belanda, Rusia, Spanyol, Indonesia, Jepang, Italia, Jerman, dan lainnya). MMPI

Bahasa Indonesia pertama kali dikembangkan oleh W. M. Roan, Yul Iskandar,

dan R. Salan pada tahun 1973. Namun, adaptasi ini masih dirasa kurang tepat

karena persoalan bahasa yang kurang lugas serta keterkaitan nilai dan budaya

yang berbeda. Kemudian dilakukan adaptasi kembali yang menghasilkan MMPI

Bahasa Indonesia edisi II oleh Syamsuddin, Limosa, Syauki, et al., pada tahun

1982.4

Minnesota Multiphasic Personality Inventory telah mengalami beberapa kali

perbaikan dan modifikasi sehingga terdapat beberapa versi, seperti MMPI,

MMPI-2, dan MMPI-2-RF (Restructured Form) yang merupakan modifikasi dari

MMPI-2. Saat ini, MMPI-2 dan MMPI-2-RF tersedia dan dapat digunakan, tetapi

MMPI versi orisinil sudah tidak digunakan lagi. Di Indonesia yang banyak

digunakan saat ini adalah MMPI-2.4

C. MMPI - 2

Revisi besar pertama dari MMPI adalah MMPI-2, yang standar pada sampel

nasional baru orang dewasa di Amerika Serikat dan dirilis pada tahun 1989. Hal

ini sesuai untuk digunakan dengan 18 orang dewasa dan lebih. revisi berikutnya

dari elemen uji tertentu telah diterbitkan, dan berbagai macam sub-skala juga

diperkenalkan selama bertahun-tahun untuk membantu dokter

menginterpretasikan hasil skala klinis asli, yang telah ditemukan mengandung

4
faktor umum yang membuat interpretasi dari nilai pada skala klinis sulit. MMPI-2

saat ini memiliki 567 item, semua format benar atau salah, dan biasanya memakan

waktu antara 1 dan 2 jam untuk menyelesaikan, tergantung pada tingkat

membaca.6

Data penelaian dari MMPI-2 sangat berguna dalam pengaturan kesehatan

kerja dalam presentasi kompleks dimana keraguan tentang apa yang benar-benar

salah dengan pasien ada. Sebagai contoh, MMPI-2 biasanya harus bisa

mendeteksi secara tidak sadar atau sadar somatizing berpura-pura sakit pada

pasien. MMPI 2 juga dapat digunakan untuk menilai stabilitas psikologis pada

pekerja di berisiko tinggi 'profesi' seperti pilot pesawat, polisi atau pekerja dalam

industri tenaga nuklir.7

D. Skala Klinis MMPI - 2

Penilaian atau sistem skoring MMPI-2 dapat dilakukan dengan

menggunakan perangkat lunak yang secara resmi beredar di Amerika Serikat oleh

National Computer Service. Perangkat lunak ini dapat melakukan penilaian pada

skala validitas dan skala klinis setara dengan penilaian menggunakan personal

computer. Proses penilaian juga dapat dibantu sebuah scanner jika peserta tes

cukup banyak. Hasil tes sudah dalam bentuk templates yang ada dan dapat

dikirimkan dalam bentuk surat biasa ataupun surat elektronik.5

Minnesota Multiphasic Personality Inventory 2 terdiri dari 567 butir soal

yang dikelompokkan menjadi 3 skala, yaitu 8 (delapan) skala validitas, 10

(sepuluh) skala klinis, dan 15 (lima belas) skala konten. Masing-masing sekala

5
tersebut terdiri atas beberapa subskala lagi yang akan dijelaskan pada tabel di

bawah.5

Tabel 1. Skala Validitas MMPI-25

VALIDITY SCALES

Variable Respones Inconsistecy VRIN

True Response Inconsistency TRIN

Infrequency F

Back Infrequency Fb

Infrquency-Psychopathology Fp

Symptom Validity FBS

Lie L

L Correction K

Superative S

Tabel 1. Skala Klinis MMPI-25

CLINICAL SCALES

Hypochondriasis Hs (1)

Depression D (2)

Hysteria Hy (3)

Psychopathic Deviate Pd (4)

Maculinity-Feminity Mf (5)

Paranoia Pa (6)

Psychashenia Pt (7)

Schizophrenia Sc (8)

6
Hypomania Ma (9)

Social Introversion Si (0)

1. Hipokondriasis (Hs)

Skala 1 awalnya dirancang untuk membedakan penderita hipokondriasis

dengan para pasien dengan tipe-tipe psikiatrik lainnya. Meskipun skala itu dapat

menunjukan diagnosis hipokondriasis, namun skala itu paling berguna sebagai

sebuah skala untuk mengindikasikan berbagai macam karakteristik kepribadian,

tetapi belum tentu konsisten dengan diagnostik untuk hipokondriasis.5

2. Depresi

Skala dua berhubungan dengan brooding, kelambanan fisik, perasaan depresi

yang subjektif, apati mental, dan malfungsi fisik. Skor tinggi mungkin

mengindikasikan berbagai kesulitan di salah satu bidang atau lebih. Orang yang

mendapat skor tinggi pada skala 2 biasanya dideskripsikan sebagai orang yang

suka mengkritik dirinya, menarik diri, suka menyendiri, pendiam dan retiring

(mengundurkan diri).5

3. Histeria

Dirancang untuk mengindikasikan pasien-pasien yang telah mengembangkan

gangguan-gangguan atau motorik-motorik yang berbasis psikogenetik. Fitur

penting orang yang mempunyai skor tinggi pada skala ini adalah mereka secara

stimulan melaporkan keluhan-keluhan fisik tertentu, tetapi juga menggunakan

7
gaya pengingkaran dimana mereka mungkin mengekspresikan optimisme secara

berlebih-lebihan.5

4. Deviasi Psikopatik

Skala ini untuk menilai tingkat penyesuaian sosial seseorang secara umum.

Pertanyaan-pertanyaannya berhubungan dengan bidang-bidang seperti derajat

pengasingan diri dari keluarga, kedap sosial, masalah dengan sekolah dan figur

otoritas, dan penarikan diri dan masyarakat.5

5. Minat (pria/wanita)

Skala ini dirancang untuk mengidentifikasi laki-laki yang mengalami masalah

dengan perasaan homoseksual dan kebingungan identitas gender. Akan tetapi,

upaya ini kurang berhasil karena skor yang tinggi tampaknya tidak mempunyai

kaitan yang jelas dengan preferensi seksual.5

6. Paranoid

Untuk mengidentifikasi orang dengan kondisi atau keadaan paranoid. Ia

mengukur derajat sensitifitas interpersonal, kebijakan diri, dan kecurigaan

seseorang. Elevasi ringan pada skala 6 menunjukan bahwa orang itu emosional,

berhati lembut, dan mengalami sensitivitas interpersonal. Bila elevasi lebih tinggi,

kecurigaan dan sensitifitas seseorang menjadi lebih ekstrim dan konsisten dalam

proses-proses psikotik.5

7. Psikastenia

Skala ini mudah dilihat sebagai pengukuran kecemasan dan gangguan

penyesuaian diri secara umum. Pasien dengan skor tinggi menunjukkan

8
kecemasan, tegang dan kegelisahan. Mereka akan mudah sekali khawatir dan

sangat cemas meskipun terhadap masalah kecil. Mereka merasa terancam dan

takut. Dalam berkonsentrasi sulit. Orang lain melihat dirinya ragu-ragu dan

khawatir dengan terlalu banyak introspeksi diri, obsesif dan kompulsif hampir

setiap waktu. Terkadang simptom fisik menyertainya terutama pada detak jantung.

Seringkali pasien menganggapnya sakit jantung.5

8. Skizofrenia

Skala ini dirancang untuk mengidentifikasi orang yang mengalam kondisi

skizofrenik atau mirip. Tujuan ini sebagian berhasil dalam arti bahwa diagnosis

skizofrenia muncul sebagai sebuah kemungkinan dalam kasus orang yang

mendapat skor tinggi. Akan tetapi, bahkan orang yang mendapat skor cukup

tinggipun belum tentu memenuhi kriteria skizofrenia.5

9. Hipomania

Pada skala 9 awalnya dikembangkan untuk mengidentifikasikan orang yang

mengalami gejala-gejala hipomanik. Gejala-gejala ini mungkin mencakup

periode-periode siklus euphoria, iritabilitas yang mengikat, dan aktivitas tidak

produktif yang eksesif yang mungkin digunakan sebagai distraksi untuk

menghancurkan depresi. Skala ini efektif bukan hanya dalam mengidentifikasi

orang dengan kondisi manik tingkat sedang, tetapi juga dalam mengidentifikasi

karakteristik kelompok-kelompok bukan pasien.5

10. Interversi Sosial

Skala ini dikembangkan dari personal mahasiswa pada pertanyaan-pertanyaan

yang terkait dengan kontinum introversi- ekstraversi. Skala ini divalidasi

9
berdasarkan sejauh mana mahasiswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan

sosial. Skor yang tinggi menunjukan bawah responden pemalu, mempunyai

keterampilan sosial yang terbatas, merasa tidak nyaman dalam interaksi sosial,

dan menarik diri dari banyak situasi interpersonal.5

Tabel 3. Skala Konten MMPI-25

CONTENT SCALES

Anxiety ANX

FRS FRS

Obsessions OBS

Depression DEP

Health Concerns HEA

Bizarre Mentation BIZ

Anger ANG

Cynicism CYN

Antisocial Practices ASP

Type A TPA

Low Self-Esteem LSE

Social Discomfort SOD

Family Problems FAM

Work Interference WRK

Negative Treatment Indicators TRT

Perbaikan terus dilakukan pada MMPI-2 agar skala yang ada sesuai standar

keadaan terkini sehingga mampu mewakili kelompok- kelompok sampel dengan

cara memperbaharui, memperbaiki, atau menghapus item-item pada MMPI-2.

10
Versi remaja juga perlu dikembangkan lagi untuk usia kurang dari sama dengan

18 tahun.5

E. Kelebihan dan Kekurangan MMPI - 2

1. Kelebihan7

 Inventori kepribadian yang paling banyak digunakan di dunia.

 Inventori laporan diri.

 Terdapat skala yang secara eksplisit mengevaluasi validitas pelaksanaan tes.

 Versi tes yang secara khusus didesain untuk remaja dan dan dewasa.

2. Kekurangan7

 Isi berorientasi mendalam pada psikopatologi.

 Dibutuhkan kemampuan baca, paling tidak klien/ testee lulus SMP.

 Item yang banyak.

 Pilihan hanya ya/ tidak.

 Skala content overlap.

F. Hasil dan Interpretasi

Hasil tes MMPI-2 yang dilaporkan kepada pengambil tes hanya berupa

gambaran umum, interpretasi, dan kesimpulannya saja. Tidak semua skala

dicantumkan dalam hasil tes MMPI-2. Hasil tes pada umumnya berupa: sikap

terhadap tes, indeks kapasitas mental, profil klinis, indeks kepribadian dasar, serta

kesimpulan dan saran yang diisi oleh psikiater yang bertanggung jawab. Selain

itu, disertakan juga surat pernyataan dari psikiater, bahwa pengambil tes

11
dinyatakan sehat atau tidak sehat secara risiko, tidak berisiko atau berisiko,

mampu atau tidak mampu, dan pernyataan lain sesuai dengan kepentingan tes

yang dilakukan.7

Kombinasi dari skala validitas, skala klinis, dan skala konten sangat

membantu dalam menilai keadaan psikologis total seorang pasien. Konfigurasi

dari empat skala validitas dapat memberikan informasi yang cukup penting dalam

interpretasi skala klinis. Penting juga untuk memperhatikan karakteristik

demografis seperti usia, ras, asal daerah, inteligensi, pendidikan, status

sosioekonomi, dalam mengevaluasi pola profil peserta tes. Profil individu tersebut

harus divalidasi terhadap hasil tes dan informasi non-tes lainnya yang ada tentang

seseorang, seperti hasil anamnesis, data observasi, dan informasi latar belakang

pasien. Kemudian klinisi dapat memformulasikan etiologi atau perilaku abnormal

yang mendasari, membuat diagnosis, dan jika diperlukan, menyusun rencana

penatalaksanaan.7

12
BAB III

KESIMPULAN

Tes ini adalah tes psychometric yang paling banyak digunakan untuk

mengukur psikopatologi orang dewasa di dunia. Perancang MMPI adalah R

Starke Hathaway , PhD, dan JC McKinley , MD. MMPI merupakan hak cipta dari

University of Minnesota. Revisi besar pertama dari MMPI adalah MMPI-2, yang

standar pada sampel nasional baru orang dewasa di Amerika Serikat dan dirilis

pada tahun 1989. Hal ini sesuai untuk digunakan dengan 18 orang dewasa dan

lebih. D. Skala klinis MMPI - 2 adalah hipokondriasis, depresi, histeria, deviasi

psikopatik, minat (pria/wanita), paranoid, psikastenia, skizofrenia, hipomania, .

interversi sosial.

Kelebihan MMPI adalah inventori kepribadian yang paling banyak

digunakan di dunia, inventori laporan diri, terdapat skala yang secara eksplisit

mengevaluasi validitas pelaksanaan tes dan versi tes yang secara khusus didesain

untuk remaja dan dan dewasa. Sedangkan kekurangan MMPI adalah isi

berorientasi mendalam pada psikopatologi, dibutuhkan kemampuan baca, paling

tidak klien/ testee lulus SMP, item yang banyak, pilihan hanya ya/ tidak dan skala

content overlap.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Pontoh V, Kaunang T, Munayang H. (2019). Hubungan Indeks Kepribadian


Dasar Minnesota Multiphasic Personality Inventory-2 (MMPI-2) Adaptasi
Indonesia dengan Supplementary Scale College Maladjustment pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Semester 1 Tahun Ajaran 2018/2019
Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal e-Clinic (eCl).
2. Setyogomo A, Rusdianto D, Fanani L. (2019). Pembangunan Sistem
Interpretasi Hasil Tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory)
di Lembaga Psikologi MetaPROGRESS. Jurnal Pengembangan Teknologi
Informasi dan Ilmu Komputer.
3. Thongpibul K, Varnado P, Wongpakaran N et all. (2019). Does MMPI
assessed at medical school admission predict psychological problems in later
years?. BMC Research Notes.
4. Kim S, Lee H, Lee K. (2020). Assessment of suicidal risk using Minnesota
multiphasic personality inventory-2 restructured form. BMC Psychiatry.
5. Floyd A, Gupta V. Minnesota Multiphasic Personality Inventory. StatPearls
Publishing LLC. 2023.
6. Tinella L, Caffo A, Lopez A. (2021). The Impact of Two MMPI-2-Based
Models of Personality in Predicting Driving Behavior. Can Demographic
Variables Be Disregarded?. Brain Sciences.
7. Kim S, Lee H, Lee K. (2021). Screening of Mood Symptoms Using MMPI-2-
RF Scales: An Application of Machine Learning Techniques. Journal of
Personalized Medicine.
8. Hsu Y, Ye Z, Dai L et all. (2022). Understanding MMPI-2 response structure
between schizophrenia and healthy individuals. Frontiers in Psychiatry.

14

Anda mungkin juga menyukai