Anda di halaman 1dari 16

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

REFERAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN OKTOBER 2023
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

“NEURAL TUBE DEFECT”

OLEH :

Andi Ainil Ainul, S.Ked


105501104421

PEMBIMBING
dr. Deddy S.Razak,M.Kes,Sp.OG
Dibawakan Dalam Rangka Kepanitraan Klinik
Bagian Ilmu Obsetri Dan Ginekologi

FAKULTAS KEDOKTERAN & ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa :


Nama : Andi Ainil Ainul
NIM : 105501104421
Universitas : Universitas Muhamammadiyah Makassar
Judul Referat : “Neural Tube Defect”

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Obsetri
dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Oktober 2023


Pembimbing,

Dr. Deddy S. Razak, M.Kes, Sp.OG

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan referat ini dapat
diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda
Besar Nabi Muhammad SAW. Karena beliaulah sebagai suritauladan dalam
kehidupan dunia ini. Mudah-mudahan kita yang termasuk umatnya selalu
senantiasa dan setia kepadanya.

Referat dengan judul “Neural Tube Defect” ini dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat pada waktunya sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Obsetri Dan Ginekologi. Secara khusus
penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang mendalam kepada dr.
Deddy S.Razak, M.Kes, Sp.OG selaku pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dengan tekun dan sabar dalam membimbing, memberikan
arahan dan koreksi selama proses penyusunan tugas ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa penyusunan referat ini belum sempurna adanya


dan memiliki keterbatasan tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak, baik moral maupun material sehingga dapat berjalan dengan baik. Akhir
kata, penulis berharap agar referat ini dapat memberi manfaat kepada semua
orang.

Makassar, Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................

i KATA PENGANTAR ............................................................................................

ii DAFTAR ISI..........................................................................................................

iii BAB I

...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

BAB II..................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

A. Embriologi......................……………………………………………………...2

B. Definisi......................……………………………………………………….....4

C. Epidemiologi............................……………………………………………......4

D. Etiologi............................……………………………………………....…......5

E. Patofisiologi............................……………………………………………...... 5

F. Diagnosis............................……………………………………………....…....6

G. Tatalaksana............................……………………………………………....….7

H. Pencegahan............................……………………………………………....….9

BAB III………………………………………………………………………….....11

KESIMPULAN………………………………………………………………….....11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...…12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Neural tube defects (NTD) adalah anomali kongenital kompleks yang


disebabkan oleh malformasi tabung saraf yang memengaruhi otak dan atau tulang
belakang embrio yang sedang berkembang selama delapan minggu pertama
embriogenesis. Neural tube primer terjadi antara usia kehamilan 20 dan 28 hari
dan menyebabkan anencephaly, myelomeningocele (spina bifida terbuka), dan
craniorachischisis, sedangkan neural tube sekunder terjadi antara usia kehamilan
45 dan 53 hari dan menyebabkan spina bifida okulta hingga spina bifida yang
parah.1
Meskipun penyebab pasti NTD tidak diketahui, namun berbagai
penelitian menunjukkan adanya berbagai kemungkinan penyebab . Menurut model
ambang batas multifaktorial, sebagian besar NTD disebabkan oleh interaksi aditif
faktor risiko seperti status sosial ekonomi, defisiensi mikronutrien, dan kesehatan
ibu serta masalah genetik seperti konsumsi asam valproat. Karena perkembangan
embrio ditentukan oleh posisi, ukuran, dan total simpanan nutrisi ibu, status nutrisi
ibu mempengaruhi hasil kehamilan dan terkait dengan NTD. Berkurangnya
asupan asam folat selama masa prakonsepsi dan awal kehamilan meningkatkan
risiko melahirkan janin dengan NTD.1
Status sosial ekonomi yang rendah, paparan ibu terhadap faktor
lingkungan (misalnya pestisida dan bahan kimia), ibu yang merokok selama
kehamilan, faktor genetik, menunda memiliki anak, suplementasi asam folat yang
rendah sebelum atau selama kehamilan, jenis kelamin janin, dan kurangnya
perawatan antenatal, semuanya telah dikaitkan dengan NTD [15, 18-21]. Selain
itu, bukti menunjukkan bahwa paparan ibu terhadap asam valproat, obat anti-
epilepsi dan penstabil suasana hati, selama kehamilan meningkatkan risiko janin
terkena NTD.1

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. EMBRIOLOGI

Penutupan tuba terjadi melalui rangkaian tahapan yang disebut sebagai

neurulasi. Neurulasi primer dimulai dari bagian tengah (mid-region) dari plat neural

pada minggu ketiga dan keempat kehamilan. Hasil akhir dari neurulasi primer ini

adalah terbentuknya tuba neural yang berperan dalam proses perkembangan otak dan

korda spinalis.2

Neurulasi sekunder terjadi pada minggu kelima dan keenam kehamilan dan

berperan dalam pembentukan korda di bagian koksigeal dan sakral yang nantinya akan

terhubung dengan tuba neural.2

Plat neural akan mengalami proliferasi, pergerakan, dan perubahan bentuk sel

sehingga terbentuklah cekungan neural (neural groove) di bagian medial dan lipatan

neural (neural fold) di bagian lateral. Lipatan neural akan terangkat dan saling

tergabung sehingga membentuk tuba neural.2

Proses penggabungan juga akan terjadi pada permukaan ektoderm yang berada

di tepi lipatan neural. Pada bagian pertemuan lipatan neural, sel-sel akan mengalami

apoptosis dan epitel neural akan bergabung menjadi satu.2

Ada beberapa teori mengenai lokasi titik penggabungan kedua lipatan neural ini.

Teori yang pertama menyatakan bahwa penggabungan lipatan neural terjadi di 5 titik

dengan arah penutupan yang berbeda-beda.2

 Titik pertama: titik bayangan pertemuan antara korda spinalis dan rhombensefalon.

Fusi pada titik ini berjalan ke kedua arah, yaitu sefal dan kaudal

2
 Titik kedua: pertemuan antara prosensefalon dan mesensefalon. Fusi pada titik ini

berjalan ke arah kaudal dan rostral

 Titik ketiga: ujung rostral dari plat neural. Fusi pada titik ini berjalan ke arah

kaudal dan akan bertemu dengan titik kedua

 Titik keempat: di antara titik pertama dan titik kedua. Fusi pada titik ini berjalan ke

arah kaudal

 Titik kelima: ujung kaudal cekungan neural. Fusi ini berjalan ke arah kranial

Teori yang kedua mengemukakan bahwa hanya terdapat 3 titik inisiasi

penutupan. Titik pertama dan titik ketiga sama dengan teori sebelumnya, sedangkan

inisiasi titik kedua dimulai dari pertemuan antara rhombensefalon dan mesensefalon.

Fusi pada titik ini akan berjalan ke kedua arah.2

Teori yang ketiga mengemukakan bahwa hanya ada 2 titik inisiasi, yaitu pada

regio rhombensefalon yang berjalan ke kedua arah dan pada ujung rostral dari

prosensefalon yang berjalan ke arah kaudal.2

Adanya ketiga teori ini menyimpulkan bahwa terdapat regio inisiasi penutupan

sehingga defek tuba dapat hanya terjadi di satu lokasi saja tanpa mengganggu lokasi

yang lain. Seluruh rangkaian ini terjadi dengan cepat dan akan selesai pada hari ke-25

pasca konsepsi.2

3
Gambar 1. Diagram penutupan tabung saraf dan asal mula NTD terbuka pada embrio

manusia.3

B. DEFINISI

Neural tube defects adalah suatu kelainan kongenital yang terjadi akibat

kegagalan penutupan lempeng saraf (neural plate) yang terjadi pada minggu ketiga

hingga keempat masa gestasi. Kelainan yang terjadi pada cacat tabung saraf biasanya

mengenai meningen, vertebra, otot, dan kulit. Kelainan yang termasuk dalam NTD

meliputi anencephaly,encephalocele,meningocelekranial ,myelomeningocele, spinal

meningocele, lipomeningocele, spina bifida, dan cacat otak lainnya.4

C. EPIDEMIOLOGI

Data epidemiologi menunjukkan neural tube defect (NTD) memiliki prevalensi

yang cukup tinggi untuk kategori kelainan kongenital. Prevalensinya lebih tinggi di

negara-negara berkembang yang dinilai memiliki asupan nutrisi lebih rendah

dibandingkan negara-negara maju.4,5

4
Secara global, sekitar 300.000 anak dilahirkan dengan cacat tabung saraf setiap

tahunnya, meskipun ini adalah kondisi yang dapat dicegah pada sebagian besar kasus.

Asam folat prakonsepsi merupakan pencegahan utama yang sudah dikenal luas,

namun penerapannya masih tertinggal dari ilmu pengetahuan dasar. 5 Spina bifida dan

anencephaly merupakan dua bentuk NTD yang paling umum, terjadi pada 1 dari 1.000

kehamilan di Amerika Serikat, 1/100 di Cina utara, 8/1.000 di Inggris, dan

diperkirakan 300.000 atau lebih bayi yang baru lahir di seluruh dunia setiap tahunnya.4

Di turki kelahiran tahun 2018, terdapat 3475 kasus NTD saat lahir (27,5 per

10.000). Angka kematian bayi lahir hidup dengan NTD adalah 13,5% pada tahun

pertama, dan 15,6% pada akhir Maret 2022. NTD berhubungan dengan 11,7% kasus

ToPFA, 2,5% lahir mati dan 2,8% kematian bayi pada tahun 2014-2019. 9 Di Ethiopia,

hasil yang bervariasi mulai dari 30,87 hingga 42,5 per 1000 kelahiran dilaporkan pada

prevalensi cacat tabung neural.8

Di Indonesia, neural tube defect masih menduduki peringkat ketiga dalam

kelainan bawaan setelah talipes equinovarus dan celah orofasial (sumbing). Dari 956

bayi yang dimasukkan dalam survei dari September 2014 sampai Maret 2018 terdapat

18,4% bayi mengalami neural tube defect.4

Mortalitas NTD adalah sekitar 0,1% dari total kematian di seluruh dunia.

Hampir setengah kasus mortalitas NTD disebabkan oleh terminasi kehamilan elektif

karena anomali fetal dan stillbirth. Sekitar 75% bayi dengan neural tube defect yang

masih hidup akan mengalami mortalitas di bawah 5 tahun.4

D. ETIOLOGI

Faktor genetik dan lingkungan berperan utama dalam cacat tabung saraf.

Namun, ada banyak faktor lain yang berkontribusi, seperti obesitas, diabetes,

5
disregulasi kekebalan tubuh, antagonis asam folat, penghambat dihidrofolat reduktase,

status sosioekonomi, geografi, etnis, dan sebagainya, yang juga berperan penting.

Meskipun peran geografi dan etnis tidak diketahui, kelainan tabung saraf bervariasi

berdasarkan lokasi. Status sosial ekonomi yang rendah dikaitkan dengan tidak

tersedianya suplementasi asam folat selama kehamilan. Pita ketuban mengganggu

perkembangan tabung saraf, obat-obatan yang dapat dinitrosasi, dan hipertermia ibu

merupakan faktor risiko tambahan yang mungkin terjadi. Lingkungan fisik dan kimia,

termasuk faktor-faktor seperti radiasi, stres, hipervitaminosis A, rubella,

toksoplasmosis, Cytomegalovirus, dan limbah beracun dari tempat pembuangan akhir

dalam jarak 3 km, juga berkontribusi sampai batas tertentu.6

E. PATOFISIOLOGI

Seluruh rangkaian proses di atas dipengaruhi oleh berbagai macam gen dan

protein sinyal yang kompleks. Adanya kegagalan dalam proses persinyalan atau

pembentukan protein akan menyebabkan terjadinya neural tube defect.7

Kegagalan sering ditemukan saat proses pembentukan lipatan neural dari plat

neural atau saat proses adhesi sel-sel lipatan neural di bagian midline sehingga lipatan

tidak dapat membentuk aposisi yang baik.7

Asam folat memegang peranan penting dalam proses sintesis asam nukleat dan

reaksi metilasi. Banyak varian gen yang berperan dalam jalur folat-homosistein yang

dinilai dapat mempengaruhi neurulasi dari berbagai sisi dan menyebabkan neural tube

defect.7

Defek pada tuba juga dapat terjadi pasca penutupan. Defek dapat terjadi kapan

pun selama masa kehamilan. Selain mempengaruhi sistem saraf pusat, adanya defek

pada tuba juga akan mempengaruhi embriogenesis lainnya sehingga dapat ditemukan

kelainan kongenital lain.7


6
F. DIAGNOSIS

Anamnesis

Wanita usia subur dapat datang dengan riwayat status sosial ekonomi yang

rendah, kurangnya suplementasi asam folat selama kehamilan, riwayat keluarga,

kelemahan, kelelahan, sesak napas karena anemia, diabetes, dan asupan obat untuk

epilepsi. Diagnosis biasanya dilakukan sebelum dan sesudah kelahiran. Diagnosis

prenatal dilakukan melalui pemeriksaan ultrasonografi. Kadang-kadang dapat

ditemukan pada anak yang lebih besar atau bahkan orang dewasa. Anencephaly lebih

mematikan sehingga mudah didiagnosis sebelum lahir. Gejala-gejala kemih,

kelemahan neurologis, dan keluhan kardiovaskular sering dikaitkan dengan NTD.6

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik NTD bervariasi sesuai dengan ukuran dan jenis cacatnya.

NTD terbuka mudah terlihat, sedangkan jenis NTD yang tertutup membutuhkan usaha

lebih keras untuk mendeteksinya. Berat badan lahir anak mungkin rendah. Sekitar

sepertiga dari kasus-kasus tersebut berhubungan dengan kelainan bawaan lainnya,

seperti celah langit-langit, testis yang tidak turun, omfalokel, talipes, dan lain-lain.

Peningkatan lingkar kepala yang diperumit oleh hidrosefalus. Cacat tulang belakang

tertutup berhubungan dengan lipomielokel dan lipomeningomielokel. Fistula enterik

dorsal, imperforasi anus, kelainan jantung dan ginjal pada pembentukan notochord

yang abnormal, jambul rambut, dan skoliosis pada kasus diastematomyelia, polidaktili

yang berhubungan dengan ensefalokel adalah fitur tambahan yang mungkin ada pada

kondisi yang jarang terjadi. Mielomeningokel sering kali merupakan struktur seperti

kantung dengan kebocoran cairan CSF. Ambulasi yang terlambat, gangguan kognitif.

Ibu mungkin pucat dan anemia.6

7
G. TATALAKSANA

1. Suplementasi Asam Folat

Banyak penelitian menunjukkan bahwa suplementasi asam folat perikonsepsi

dengan fortifikasi makanan yang kaya akan asam folat memiliki hasil yang signifikan

(50% hingga 70%) dalam mencegah gangguan tabung saraf. Dosis asam folat yang

direkomendasikan untuk semua wanita yang menginginkan kehamilan adalah 0,4

hingga 0,8 mg per hari.6

Namun, wanita yang telah memiliki anak dengan NTD atau riwayat keluarga

yang positif harus mengonsumsi 4 mg asam folat setiap hari satu bulan sebelum

pembuahan hingga tiga bulan pertama kehamilan untuk mencegah kekambuhan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dibutuhkan waktu sekitar 20 minggu untuk

mencapai tingkat asam folat dalam sel darah merah yang normal untuk mencegah

cacat tabung saraf. Jadi, wanita harus menerima asam folat 5 hingga 6 bulan sebelum

pembuahan.6

2. Pembedahan Janin dan Pasca Kelahiran untuk Mielomeningokel

Pembedahan perbaikan mielomeningokel pada janin akan menghentikan

kebocoran cairan tulang belakang sehingga menghentikan herniasi otak kecil,

mencegah pembentukan hidrosefalus. Penutupan spina bifida melalui pembedahan

pascakelahiran harus dilakukan dalam waktu 72 jam. Uji coba kontrol acak di

Amerika Serikat mengusulkan bahwa peningkatan ambulasi dan perilaku kognitif

lebih banyak terjadi pada pembedahan prenatal dibandingkan pembedahan

pascakelahiran. Data yang baru-baru ini dipublikasikan menunjukkan bahwa

perbaikan prenatal dapat meningkatkan fungsi kandung kemih dengan lebih sedikit

trabekulasinya dibandingkan pembedahan pascakelahiran konvensional. 6

3. Pirau Ventrikuloperitoneal
8
Hidrosefalus ditangani dengan pirau ventrikuloperitoneal, yang mengalirkan

cairan serebrospinal dari ventrikel ke rongga peritoneum. 6

4. Antipiretik

Penggunaan antipiretik pada hipertermia dapat mengurangi kemungkinan

terjadinya NTD. 6

5. Konseling prenatal

Setelah USG prenatal dan pemeriksaan lainnya mengkonfirmasi diagnosis NTD,

ibu dan anggota keluarga harus menerima konseling mengenai penatalaksanaan,

kemungkinan prognosis, komplikasi, dan rujukan ke spesialisasi lain untuk

pendekatan yang komprehensif terhadap penyakit ini. 6

6. Pengendalian Diabetes Gestasional

Ibu hamil yang menderita diabetes memiliki peluang lebih besar untuk

melahirkan anak dengan NTD. Oleh karena itu, pengendalian diabetes gestasional

membantu mencegah dan mengurangi kejadian NTD. 6

7. Penilaian dan Penanganan Pasca kelahiran

Dengan tidak adanya skrining prenatal, anak-anak dengan NTD memerlukan

penilaian segera setelah lahir mengenai lokasi cacat, ukuran, dan kebocoran cairan

serebrospinal, serta infeksi apa pun, yang harus ditangani dengan tepat. Pastikan

tindakan aseptik selama penilaian. Penggunaan sarung tangan non-lateks mengurangi

risiko sensitisasi terhadap lateks. Cakupan antibiotik spektrum luas untuk mencegah

infeksi, balutan steril dan direndam dalam larutan garam, penilaian neurologis

membantu dalam berbagai hal untuk memfasilitasi kehidupan pascakelahiran.

Manajemen bedah cacat tabung saraf tertutup sangat menantang dan kompleks. Para

praktisi harus memahami embriologi yang mendasari terkait dengan cacat spesifik dan

9
manajemen bedah kontemporer untuk mengurangi risiko pembentukan fistula CSF

atau kompromi neurologis, yang menyebabkan morbiditas yang tinggi. 6

H. PENCEGAHAN

Organisasi Kesehatan Dunia dalam Standar Perawatan Ibu dan Neonatal

memiliki panduan tentang pencegahan cacat tabung saraf. Standar tersebut

menyatakan bahwa 'semua wanita, sejak mereka mulai mencoba untuk hamil hingga

usia kehamilan 12 minggu, harus mengkonsumsi suplemen asam folat. Wanita yang

memiliki janin yang didiagnosa mengalami cacat tabung saraf atau telah melahirkan

bayi dengan cacat tabung saraf harus menerima informasi tentang risiko kekambuhan,

diberi tahu tentang efek perlindungan dari suplementasi folat perikonseptual dan

ditawari suplementasi dosis tinggi'. Sistem perawatan kesehatan memiliki persyaratan

tertentu yang harus dipenuhi sebelum pencegahan cacat tabung saraf yang efektif

dapat dicapai.5

Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat dan Pusat

Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menerbitkan sumber daya untuk mencegah

cacat lahir tabung saraf, yang dapat digunakan di berbagai komunitas di seluruh dunia.

Sumber ini memiliki empat langkah: memobilisasi; merencanakan tindakan; menguji

pesan dan materi; dan menyampaikan, melacak, dan mengevaluasi program.5

BAB III

KESIMPULAN

10
Penutupan tuba terjadi melalui rangkaian tahapan yang disebut sebagai

neurulasi. Neural tube defects adalah suatu kelainan kongenital yang terjadi akibat

kegagalan penutupan lempeng saraf (neural plate) yang terjadi pada minggu ketiga

hingga keempat masa gestasi. Secara global, sekitar 300.000 anak dilahirkan dengan

cacat tabung saraf setiap tahunnya, meskipun ini adalah kondisi yang dapat dicegah

pada sebagian besar kasus. Faktor genetik dan lingkungan berperan utama dalam cacat

tabung saraf. Tatalaksana neural tube defects yaitu Suplementasi Asam Folat,

Pembedahan Janin dan Pasca Kelahiran untuk Mielomeningokel, Pirau

Ventrikuloperitoneal, antipiretik, Konseling prenatal, Pengendalian Diabetes

Gestasional, Penilaian dan Penanganan Pascakelahiran. Organisasi Kesehatan Dunia

dalam Standar Perawatan Ibu dan Neonatal memiliki panduan tentang pencegahan

cacat tabung saraf. Standar tersebut menyatakan bahwa 'semua wanita, sejak mereka

mulai mencoba untuk hamil hingga usia kehamilan 12 minggu, harus mengkonsumsi

suplemen asam folat.

DAFTAR PUSTAKA

11
1. Mohamed F, Dheresa S, Raru T et all. Determinants of neural tube defects among

newborns in public referral hospitals in Eastern Ethiopia. BMC Nutrition. 2023.

2. Singh R, Munakomi S. Embryology, Neural Tube. Treasure Island (FL):

StatPearls Publishing. 2023.

3. Isakovic J, Simunic I, Jagecic D. Overview of Neural Tube Defects: Gene–

Environment Interactions, Preventative Approaches and Future Perspectives.

Biomedicines.2022

4. Wulan AJ, Simanjuntak DL. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Neural

Tube Defect. Majority. 2016.

5. The author. Preventing Neural Tube Defects. Journal of Tropical Pediatrics. 2017.

6. Bhandari J, Thada P. Neural Tube Disorders. Treasure Island (FL): StatPearls

Publishing. 2023.

7. Hassan A. Prevalence, Associated Factors, and Outcome of Neural Tube Defects:

A Retrospective Study. Biomedical & Pharmacology Journal. 2021.

12

Anda mungkin juga menyukai