Anda di halaman 1dari 30

Laboratorium / SMF Ilmu Radiologi REFERAT

Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman

HOLOPROSENCEPHALY

Oleh
Olga Fanny Tantiwi Nurdin
NIM. 1510015022

Dosen Pembimbing
dr. Yudanti Riastiti, Sp. Rad

Laboratorium / SMF Ilmu Radiologi


Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Januari 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan referat tentang “Holoprosencephaly”.
Referat ini disusun dalam rangka tugas kepaniteraan klinik di Laboratorium Ilmu
Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada dr. Yudanti Riastiti,
M.Kes, Sp.Rad selaku dosen pembimbing klinik yang telah memberikan banyak
bimbingan, perbaikan dan saran penulis sehingga referat ini dapat diselesaikan
dengan baik. Penulis menyadari masih terdapat banyak ketidaksempurnaan dalam
referat ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan
referat ini. Akhir kata penulis berharap semoga referat ini menjadi ilmu bermanfaat
bagi para pembaca

Samarinda, Januari 2020

Penulis,

Olga Fanny Tantiwi Nurdin

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 3
1.2. Tujuan ............................................................................................................. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4
2.1. Tahapan Perkembangan Otak ......................................................................... 4
2.2. Definisi Holoprosencephaly ........................................................................... 6
2.3. Epidemiologi Holoprosencephaly .................................................................. 6
2.4. Faktor Risiko Holoprosencephaly .................................................................. 7
2.5. Klasifikasi Holoprosencephaly ...................................................................... 7
2.6. Manifestasi Klinis Holoprosencephaly .......................................................... 8
2.7. Gambaran Radiologis Holoprosencephaly ................................................... 11
2.8. Diagnosis Banding Holoprosencephaly ....................................................... 20
2.9. Tatalaksana Holoprosencephaly................................................................... 25
2.8. Komplikasi Holoprosencephaly ................................................................... 25
2.9. Prognosis Holoprosencephaly ...................................................................... 25
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................27
3.1 Kesimpulan...................................................................................................27
3.2. Saran.............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..28

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Holoprosencephaly pertama kali ditemukan oleh Rudius1 pada tahun
1588. Holoprosencephaly diambil dari kata “holo” yang berarti keseluruhan,
dan “procencephaly”, yang berarti prosensefalon. Holoprosencephaly adalah
anomali struktur parenkim otak berupa kegagalan pemisahan komplit otak depan.
1,2
Holoprosencephaly ditemukan pada 1 dari 250 fetus, dan 1 dalam 16.000
kelahiran hidup. Kebanyakan kasus akan meninggal, yang lahir hidup umumnya
tidak lebih dari 1 tahun.2
Perkembangan abnormal otak dapat menyebabkan displasia atau
malformasi parenkim otak. Hal ini sering ditemukan pada anak dengan
perkembangan terlambat, retardasi mental, atau epilepsi. Pada anak dengan
kelainan wajah sering ditemukan abnormalitas parenkim otak, sesuai dengan
DeMyer, et al: The face predicts the brain. 1,3,4,5
Studi saat ini menunjukkan bahwa hanya 3% dari semua janin dengan
HPE bertahan untuk dilahirkan dan sebagian besar bayi ini tidak bertahan
melewati enam bulan pertama kehidupan. Prognosis untuk anak didiagnosis
dengan HPE tergantung pada jenis HPE dan adanya anomali terkait. Anak yang
terkena dampak paling parah dapat hidup beberapa bulan atau tahun dan paling
terpengaruh mungkin menjalani hidup normal. Hampir dua pertiga dari pasien
yang terkena memiliki alobar HPE dan sekitar seperempat didiagnosis dengan
HPE semilobar.3
Radiologi berperan penting membantu diagnosis lebih dini kelainan
perkembangan otak dengan teknik non-invasif, melalui skrining pre-natal dengan
modalitas imaging sonografi atau fetal magnetic resonance imaging, agar dapat
dilakukan tatalaksana lebih awal, guna menurunkan morbiditas dan mortalitas.

3
1.2.Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan secara umum mengenai Holoprosencephaly. Tujuan secara
khususnya adalah mengetahui pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan dan
melihat gambaran radiologi yang khas pada Holoprosencephaly sehingga dapat
mempermudah menegakkan diagnosis serta membedakan dengan diagnosis
bandingnya secara radiologi.

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tahapan Perkembangan Otak

Dalam perkembangan otak, ada periode yang dikenal sebagai periode


pacu tumbuh otak ( brain growth spurt ), yaitu saat dimana otak berkembang
sangat cepat. Pada manusia, periode pacu tumbuh otak pertama dimulai ketika
usia kehamilan ibu memasuki trimester ketiga. Pada trimester pertama dan kedua
kehamilan terjadi pembentukan sebagian besar neuron dan sebagian besar terjadi
pembentukan struktur susunan saraf pusat. Sehingga jika terjadi gangguan pada
masa ini akan menyebabkan kelainan struktural yang berat.6 Sedangkan, jika
terjadi gangguan pada trimester ketiga kehamilan dan periode selanjutnya
menyebabkan kerusakan bersifat mikrostruktural dan fungsional. Masa tersebut
merupakan masa pematangan sistem saraf pusat.7
Periode pacu tumbuh otak kedua terjadi setelah kelahiran hingga usia dua
tahun. Multiplikasi sel terjadi pada masa janin. Sedangkan sejak lahir hingga usia
dua tahun adalah saat neuron (sel saraf) di korteks otak membentuk sinaps
(hubungan antara sel saraf) yang sangat banyak. Di masa multiplikasi dan
pembentukan sinaps ini, otak harus mendapat prioritas utama dalam hal
pemenuhan zat-zat gizi sebagai bahan-bahan pembentukannya.8
Pembentukan susunan saraf pusat dimulai dari terbentuknya tabung saraf
yang terbentuk dari penebalan bagian dorsal ektoderm yang membentuk lempeng
neural. Lempeng neural akan membentuk lekukan yang kedua ujungnya akan
saling bertemu dan membentuk tabung neural atau neural tube. Penutupan
tabung neural dimulai pada akhir minggu ketiga dan berlangsung ke arah rostral
dan kaudal, dan menjelang akhir minggu keempat penutupan tabung neural telah
sempurna.9 Faktor genetik, imunologik dan defisiensi folat ikut berperan dalam
terjadinya defek tabung neural.10

5
Sumber: Barkovich AJ, Raybaud C. Pediatric neuroimaging. 5th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2012 .p. 367-457.

Awal perkembangan prosensefalon terjadi pada bulan kedua dan ketiga


kehamilan, tidak lama setelah tabung neural anterior menutup, terbentuk tiga
bagian utama yaitu Prosensefalon (fore brain), mesensefalon (midbrain), dan
Rombensefalon (hindbrain). Kelainan yang terjadi pada Prosensefalon biasanya
disertai dismorfik wajah karena mesoderm berinterkasi dengan ektoderm pada
bagian rostral yang membentuk wajah dan prosensefalon. Kemudian
Prosensefalon akan membelah memisahkan telensefalon dan diensefalon.
Telensefalon lalu membelah pada bidang sagital, membentuk kedua hemisfer
serebri, ventrikel lateralis, dan ganglia basalis. Dari bagian prosensefalon akan
terbantuk vesikel optik dan bulbus olfaktorius. Sedangkan, diensefalon
membentuk struktur-struktur midline korpus kalosum, thalamus, hipothalamus,
epithalamus dan kiasma optik.11

6
Sumber: Barkovich AJ, Raybaud C. Pediatric neuroimaging. 5th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2012 .p. 367-457

2.2.Definisi Holoprosencephaly

Holoprosencephaly (HPE) adalah malformasi otak yang dihasilkan dari


kegagalan prosensefalon (otak depan embrio) untuk membelah menjadi dua
belahan otak yang berbeda; suatu kelainan yang disebabkan oleh gagalnya
proses pemisahan prosensefalon (forebrain masa embrio) menjadi 2 buah lobus
hemisfer otak. Hasil dari gagalnya pemisahan ini berupa otak yang hanya
memiliki 1 buah lobus hemisfer, dan kelainan struktur tulang tengkorak dan
wajah yang parah. Pada sebagian besar kasus HPE, malformasi yang terjadi
sangat berat sehingga bayi meninggal sebelum dilahirkan. Pada kasus yang
tidak terlalu berat, bayi dapat lahir dengan perkembangan otak yang normal
atau mendekati normal dan deformitas wajah yang mengenai mata, hidung, dan
bibir bagian atas. 11,12

2.3. Epidemiologi Holoprosencephaly


Holoprosencephaly ditemukan pada 1 dalam 250 fetus dan 1 dalam
13.000-16.000 kelahiran hidup. Di Amerika Serikat, prevalensi HPE dilaporkan
lebih tinggi pada ras Latin, Afrika, Amerika dan Pakistan. Beberapa kasus bersifat
sporadik, laki-laki sama banyaknya dengan perempuan. 1,3

7
2.4. Faktor Risiko Holoprosencephaly
 Faktor Ibu
Janin pada ibu dengan DM mempunyai resiko 1% untuk menderita HPE
Penyebab lainnya adalah konsumsi alkohol, dan riwayat infeksi TORCH.4
 Kelainan Gen
Sekitar 25-50% individu dengan HPE mempunyai kelainan kromosom.
Kelainan numerikal seperti trisomy 13, trisomy 18, and triploidy. Individu
dengan trisomy 13, arrhinensefali terlihat pada 70%, sedangkan trisomy 18
terjadi adalah defek pada korpus kallosum. Kelainan struktural kromosom
pada HPE, adalah delesi atau duplikasi dari koromosom 13, 18, 7, dan 21.

2.5 Klasifikasi Holoprosensfali


Holoprosencephaly dapat dibagi menjadi 4 tipe berdasarkan derajat
ketidaksempurnaan pembelahan prosencephalon.

8
Gambaran kelainan wajah pada kasus dengan Holoprosencephaly. Dari
kiri ke kanan : (a) cyclopia dan proboscis pada pasien dengan alobar
Holoprosencephaly; (b) hipotelorisme berat,pendataran tulang hidung dan
midline cleft and lip pada pasien dengan alobar Holoprosencephaly; (c) lobar
Holoprosencephaly; (d) microform Holoprosencephaly.

2.6 Manifestasi Klinis Holoprosencephaly


1.
Alobar HPE: Tampilan wajah khas berupa single eye-like structure
(cyclopia) dan overriding nose-like structure (proboscis).3

2. Semilobar HPE: Pada wajah, tampak mikrosefali, jarak mata yang


berdekatan dan hidung yang terdepresi dengan cleft lip.3

9
3. Lobar HPE: Wajah tampak seperti anak normal, jidat yang kurang lapang,
telinga besar, philtrum yang panjang dan hidung sedikit terdepresi.3

4. Middle interhemispheric fusion variant (MIHV): Tampilan wajah biasanya


normal.3

Beberapa manifestasi klinik yang sering terlihat pada anak dengan HPE:3
1. Perkembangan terlambat 7. Postur pendek dan gagal
2. Kejang tumbuh
3. Hidrosefalus 8. Kesulitan menyusui
4. Neural tube defects 9. Gangguan GI
5. Disfungsi hipothalamus dan 10. Pneumoni aspirasi
batang otak 11. Pola tidur tidak teratur
6. Disfungsi hipofisis

10
2.7 Gambaran Radiologi Holoprosencephaly
2.7.1 USG
1. Alobar HPE

Sumber: Winter TC, Kennedy AM, Byrne J, Woodward PJ. The cavum septi
pellucidi: why is it important? J Ultrasound Med 2010; 29(3):427–444.

Pada penampang koronal USG di atas menunjukkan adanya


monoventricel (*), thalamus yang menyatu (panah bawah) dan adanya sedikit
jaringan otak (panah atas).

2. Semilobar HPE

Sumber: Volpe P, Campobasso G, De Robertis V, Rembouskos G. Disorders of


prosencephalic development. Prenat Diagn 2009;29(4):340–354. Fotos J, Olson R, Kan

Pada penampang koronal USG menunjukkan monoventricel (*) dan


thalamus yang menyatu parsial (T).

11
3. Lobar HPE

Sumber: Wong HS, Lam YH, Tang MH, Cheung LW, Ng LK, Yan KW. First-
trimester ultrasound diagnosis of holoprosencephaly: three case reports. Ultrasound

Pada lobar HPE, terdapat fissura interhemisfer pada hampir seluruh garis
tengah dan thalamus sepenuhnya atau hampir benar-benar terpisah. Korpus
callosum dapat normal atau tidak lengkap, tetapi septum cavum pellucidum
selalu tidak ada.

4. MIHV

Sumber: Malinger, G, etc. Differential diagnosis in foetuses with absent septum


pellucidum. Ultrasound Obstet Gynecol 2005; 25: 42–49.

Pada pasien di atas menunjukkan agenesis (kegagalan berkembang) dari


corpus callosum, komunikasi ventrikel lateral hanya di bagian tengahnya
dengan tanduk anterior yang berukuran normal dan otak tengah yang tidak

12
memiliki belahan. Seperti yang terlihat pada gambar di atas ventrikel lateral
terpisah (panah putih) dengan fissura interhemisfer lengkap.

2.7.2 CT-Scan
1. Alobar HPE

Sumber: Nolan R. Altman, Donald H. Altman, Jerome J. Sheldon, Juan


Leborgne. Holoprosencephaly Classified by Computed Tomography. AJNR :5,
July/August 1984

Pada Axial CT scan mendemonstrasikan thalamus yang menyatu, mantel


cerebral anterior berbentuk sabit, dan monoventrikel.

2. Semilobar HPE

Sumber: Nolan R. Altman, Donald H. Altman, Jerome J. Sheldon, Juan


Leborgne. Holoprosencephaly Classified by Computed Tomography. AJNR :5,
July/August 1984

Terlihat monoventrikle persisten, kista dorsal, dan tidak adanya


hemisferisasi.

13
3. Lobar HPE

Sumber: Nolan R. Altman, Donald H. Altman, Jerome J. Sheldon, Juan


Leborgne. Holoprosencephaly Classified by Computed Tomography. AJNR :5,
July/August 1984
Thalamus yang benar-benar terpisahkan, tidak ada septum pellucidum,
corpus callosum yang belum sempurna, dan kista dorsal posterior kecil (B dan
C). Terlihat juga pengembangan parsial falx dan pembesaran ventrikel yang
parah (D dan E).

14
2.7.3 MRI
1. Alobar HPE

Sumber: CDK-248/ vol. 44 no. 1 th. 2017

15
Sumber: Pagon RA, Adam MP, Ardinger HH, et al. GeneReviews:
Holoproensephaly overview. University of Washington. Seattle: 2015.

Sumber: Hahn JS, Barnes PD. Neuroimaging advances in holoprosencephaly:


refining the spectrum of the midline malformation. Am J Med Genet C Semin Med Genet
2010; 154C(1):120–132.
Alobar HPE merupakan tipe HPE yang paling berat, dimana hanya ada 1
“monoventrikel”, dan tidak ada fissura (celah) di hemisfer otak. MRI dari alobar
HPE, terlihat pembesaran garis tengah dari monoventricle (holoventricle, panah
merah) yang bergabung dengan lobus frontalis dan garis tengah substantia grisea
(thalamus dan basal ganglia, panah biru).
2. Semilobar HPE

16
Sumber: Hahn JS, Barnes PD. Neuroimaging advances in holoprosencephaly:
refining the spectrum of the midline malformation. Am J Med Genet C Semin Med Genet
2010; 154C(1):120–132.

Sumber: Javad, Hashim, etc. Semilobar Holoprosencephaly with Neurogenic


Hypernatraemia: Two new cases. Sultan Qaboos University Med J, 2013(13).

Sumber: Pagon RA, Adam MP, Ardinger HH, et al. GeneReviews:


Holoproensephaly overview. University of Washington. Seattle: 2015

Pada semilobar HPE lobus frontal dan parietal berdifusi dan fisura
interhemisfer hanya tampak pada bagian posterior, terlihat juga pada hasil MRI
sudah ada septum yang memisahkan antar hemisfer di bagian posterior.

17
3. Lobar HPE

Sumber: Hahn JS, Barnes PD. Neuroimaging advances in holoprosencephaly:


refining the spectrum of the midline malformation. Am J Med Genet C Semin Med Genet
2010; 154C(1):120–132

Sumber: Pagon RA, Adam MP, Ardinger HH, et al. GeneReviews:


Holoproensephaly overview. University of Washington. Seattle: 2015

Lobar HPE merupakan tipe HPE yang paling ringan. Pada lobar HPE
sebagian besar hemisfer serebral dan ventrikel lateral sudah terpisah, tetapi lobus
frontalis kiri dan kanan masih menyatu. Seperti pada hasil MRI di atas, hemisfer
serebral sudah terpisah (panah biru), namun corpus callosum belum terbentuk
secara normal.
4. Middle Interhemispheric Fusion Variant (MIHV)

18
Sumber: Simon EM, Barkovich AJ. Holoprosencephaly: new concepts. Magn
Reson Imaging Clin N Am 2001; 9: 149–64.

Sumber: Winter TC, Kennedy AM, Woodward PJ. Holoprosencephaly: a survey of


the entity, with embryology and fetal imaging. Radiographics 2015; 35: 275–90. doi:
http://dx.doi. org/10.1148/rg.351140040

Sumber: Pagon RA, Adam MP, Ardinger HH, et al. GeneReviews:


Holoproensephaly overview. University of Washington. Seattle: 2015

19
Pada MIHV lobus frontalis bagian posterior dan lobus parietal gagal
berpisah, belahan basal ganglia dengan thalamus tidak jelas, dan tidak ada badan
dari corpus callosum. Terdapat fissure sylvian yang vertikal dan abnormal
melewati garis tengah dari vertex otak (panah merah).

2.8 Diagnosis Banding


2.8.1 Hydrocephalus
2.8.1.1 Definisi

Hydrocephalus adalah pelebaran ventrikel otak yang disertai


peningkatan tekanan intrakranial akibat meningkatnya jumlah cairan
serebrospinal (CSS) yang disebabkan oleh gangguan produksi, sirkulasi dan
absorbsinya.12,13
2.8.1.2 Manifestasi Klinis
Hydrocephalus pada bayi (sutura masih terbuka pada umur kurang dari 1
tahun) didapatkan gambaran :17,18
 Kepala membesar  Sunset phenomenon
 Sutura melebar  Cracked pot sign
 Ubun-ubun membonjol  Vena di kepala melebar
2.8.1.3 Gambaran Radiologis

20
Sumber: G. Malinger, D. LeV, D. Kidron, F. Heredia, R. Hershkovitz And T.
Lerman-Sagie. Differential Diagnosis In Fetuses With Absent Septum Pellucidum.
Ultrasound Obstet Gynecol 2005; 25: 42–49.

21
Sumber: Jasem Y. Al-Hashel, Azza A.H. Rady, Doaa Y. Soliman, and
Periasam Vembu. Diagnostic Dilemma in a Young Woman with Acute Headache:
Delayed Diagnosis of Third Ventricular Colloid Cyst with Hydrocephalus. 2015

CT scan aksial polos otak menunjukkan obstruktif Hydrocephalus


ventricle lateral ditunjukkan oleh panah putih dengan tanda-tanda edema otak.

Sumber: Jasem Y. Al-Hashel, Azza A.H. Rady, Doaa Y. Soliman, and Periasam
Vembu. Diagnostic Dilemma in a Young Woman with Acute Headache: Delayed
Diagnosis of Third Ventricular Colloid Cyst with Hydrocephalus. 2015

MRI Otak, FLAIR potongan aksial yang memperlihatkan massa


berbentuk bundar di ventrikel ketiga, dengan pembesaran kedua ventrikel
lateral yang terlihat oleh panah putih. MRI Otak pada pasien yang sama,

22
potongan sagital menunjukan massa berbentuk oval di ventrikel ketiga pada
foramen Monro, dengan Hydrocephalus.

2.8.2 Hydranencephaly
2.8.2.1 Definisi
Hydranencephaly merupakan suatu kondisi bawaan langka dimana
sebagian besar bagian dari belahan otak dan corpus striatum digantikan oleh
cairan cerebrospinal dan jaringan glial. Hydranencephaly adalah nekrosis
masif hemisfer otak pada janin, dengan penyingkiran debris yang akan
meninggalkan struktur bilateral kista, biasanya jarang mengenai basal
ganglia, brainstem, dan cerebellum. Sebagian besar dari hemisfer otak
digantikan oleh CSS. Adanya falx cerebri membedakan antara hidranensefali
dengan Holoprosencephaly. 15

2.8.2.2 Manifestasi Klinis


Hydranencephaly biasanya dapat terdeteksi saat lahir karena kepala
membesar. Beberapa bayi mungkin tampak sehat saat lahir tetapi kemudian
mungkin gagal untuk tumbuh pada tingkat yang normal.16 Iritabilitas, susah
makan, kejang infantil atau kejang, dan kelenturan atau kekakuan lengan dan
kaki adalah gejala dari gangguan ini. Beberapa individu yang terkena
mungkin mengalami berlebihan refleks otot (hyperreflexia) dan / atau
peningkatan tonus otot (hypertonia). Tubuh pengaturan suhu miskin,
gangguan penglihatan dan keterbelakangan mental juga dapat terjadi.16,17
Gejala lain mungkin termasuk:18
 Visual penurunan
 Kurangnya pertumbuhan
 Keadaan tuli
 Kebutaan
 Kelumpuhan
 Intelektual defisit

23
2.8.2.3 Gambaran Radiologis

Sumber: Karl-Heinz H Deeg, Ingmar Gassner. Sonographic diagnosis of brain


malformations. Part 2: Holoprosencephaly - Hydranencephaly - Septum Pellucidum
Agenesis - Schizencephaly - Septo-optic dysplasia. 2010.

Hydranencephaly (potongan koronal): Hemisfer cerebri digantikan oleh


cavitas berisi cairan. Terdapat Fisura interhemispheric, falx cerebri, dan
ventrikel ketiga. Hydranencephaly (potongan sagital): Tidak adanya otak
frontal dan parietal. Otak oksipital (disuplai dengan darah oleh arteri posterior)
normal.

Sumber: Living Art Enterprises, LLC/Science Source


Gambar CT aksial (cross sectional) dari bayi baru lahir menunjukkan
penggantian sebagian besar belahan otak dengan kepadatan cairan. Ada
beberapa parenkim otak sisa posterior, menuju bagian bawah gambar. Parenkim
residu ini terdiri dari thalamus dan fossa posterior yang khas pada kasus
hidranensefali. Ini adalah penampilan khas dari hydranencephaly yang pada
dasarnya adalah perubahan destruktif yang melibatkan belahan otak yang
berhubungan dengan penghinaan dalam rahim.

24
2.9 Tatalaksana Holoprosencephaly
Tatalaksana Holoprosencephaly bervariasi tergantung malformasi
parenkim otak dan anomali lain yang ditemukan. Penanganan sebaiknya
multidisiplin dan dalam bentuk tim. Penatalaksanaan multidisiplin antara lain:
 Terapi sulih hormon pada anak dengan disfungsi kelenjar pituitari
 Obat-obat anti-epilepsi dapat menurunkan frekuensi dan intensitas kejang.
 Pemasangan nasogastric tube untuk pemberian nutrisi
 Jika terdapat celah bibir dan langit- langit, diperlukan reparasi bedah sedini
mungkin, atau dengan nipples, cups, and parental training.
 Jika dengan hidrosefalus, dilakukan pemasangan ventriculo-peritoneal shunt
(VP-Shunt)
 Terapi suportif dan konseling orangtua menjadi aspek utama.

2.9 Komplikasi Holoprosencephaly


Sering ditemukan, diabetes insipidus, tergangunya keseimbangan antara
asupan cairan dan ekskresi urin. Disfungsi dari otak dapat menyebabkan
kejang, kesulitan makan, mengatur suhu tubuh, gangguan denyut jantung, dan
pernapasan. Indera penciuman berkurang (Hiposmia) atau sama sekali tidak ada
(anosmia).

2.10 Prognosis Holoprosencephaly


Tingkat kelangsungan hidup bayi dengan Holoprosencephaly bervariasi,
tergantung jenis Holoprosencephaly yang diderita, tetapi secara umum,
kematian berkorelasi positif dengan tingkat keparahan malformasi otak. Anak
dengan Holoprosencephaly alobar, didapati malformasi seperti cyclopia dan
proboscis jarang bertahan pada periode postnatal. Pada kasus dengan
malformasi wajah yang tidak berat dapat hidup lebih lama, sebagian kecil
kasus bertahan lebih dari satu tahun. Anak-anak dengan Holoprosencephaly
selain alobar lebih banyak bertahan hidup sampai dewasa.

25
Penyebab kematian tersering adalah infeksi pernapasan, dehidrasi
sekunder karena diabetes insipidus yang tidak terkontrol, kejang, dan sequelae
batang otak yang mengakibatkan tidak terkontrolnya pernapasan dan denyut
jantung.
Kerusakan motorik yang berat terdapat pada tipe alobar dan semilobar,
anak dengan MIHV dapat berjalan dengan bantuan, dapat mengontrol anggota
badan mereka, dan bahkan mengucapkan kata-kata atau kalimat.

26
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di bab sebelumnya, maka


dapat disimpulkan, bahwa Holoprosencephaly merupakan kasus jarang,
prevalensinya 1 dari 13.000 - 16.000 kelahiran hidup. Holoprosencephaly
memiliki 4 variasi yakni prosensefali alobar, holoporsensefali semilobar, dan
Holoprosencephaly lobar dan MIHV. Pada Holoprosencephaly sering ditemukan
kelainan wajah. Kebanyakan fetus yang terkena akan meninggal, atau usianya
tidak lebih dari 1 tahun. Kelangsungan hidup bayi dengan Holoprosencephaly
bervariasi, tergantung jenis Holoprosencephaly yang diderita, tetapi secara
umum, kematian berkorelasi positif dengan tingkat keparahan malformasi otak.
Namun, anak-anak dengan Holoprosencephaly selain alobar lebih banyak
bertahan hidup sampai dewasa. Penatalaksanaan kasus Holoprosencephaly
memerlukan pendekatan multidisiplin agar dapat memberikan hasil maksimal.

3.2. Saran
Berdasarkan uraian diatas disarankan agar dapat mengetahui dan
memahami definisi, faktor risiko, klasifikasi, manifestasi klinis, tatalaksana,
sedini mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi dan prognosis yang buruk.
Diharapkan juga penulisan referat terbaru mengenai Holoprosencephaly maupun
penyakit lainnya sehingga pengetahuan dan wawasan mengenai penyakit dapat
bertambah.

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Slovis TL. Caffey’s pediatric diagnostic imaging vol 1. 11th ed. Philadelphia:
Mosby Elsevier; 2008 .p. 659-61.
2. Sarwar M. CT of congenital brain malformation. St Louis, USA: Warren H.Green;
1985 .p. 50-67.
3. Edelman RR, Hesselink JR, Zlatkin MB, Crues JV. Clinical magnetic resonance
imaging vol 2. 3rd ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006 .p. 1721-3.
4. Barkovich AJ, Raybaud C. Pediatric neuroimaging. 5th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2012 .p. 367-457.
5. Geng X, Oliver G. Pathogenesis of holoprosencephaly. J Clin Investig 2009;
119(6):1403-13. doi: 10.1172/JCI38937
6. De Graaf-Peters VB, Haddens-Algra M. Ontogeny of the human central nervous
system: What is happening when? J Earl Hum Dev.2006;82:257-66.
7. Volpe JJ. Neural tube formation and prosencephalic development. Ddalam: Volpe
JJ. Neurology of the newborn. Edisi ke-5. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2008.
H. 3-50.
8. Leveno KJ, Cunningham FG, Gant NF, dkk. Obstetri williams. Edisi 21. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009. H. 76-78.
9. Fitzgerald MJT, Grumer G, Mtui E. Clinical neuroanatomy and neuroscience.
Edisi ke-6. Philadelphia:Elsevier Saunders; 2012.
10. Blom HJ, Shaw GM, den heijer M, Funnel RH. Neural tube defects and folate:
case far from closed. Nat Rev Neuriscience. 2006;7:724-31.
11. Volpe P, Campobasso G, De Robbetis V, Rembouskos G,. Disorders of
prosencephalic development. Prenat Diagn. 2009;29:340-54.
12. Hamza, A & Higgins MJ. Holoprosencephaly. Autops Case Report. 2017;7(4)
13. Dubourg C, Bendavid C, Pasquier L, Henry C, Odent S, David V.
Holoprosencephaly.Orphanet J Rare Dis. 2007;2:8.
14. Pagon RA, Adam MP, Ardinger HH, et al. GeneReviews: Holoproensephaly
overview. University of Washington. Seattle: 2015.

28
15. Kurtz AB, Johnson PT. Diagnosis please. Case 7: Hydranencephaly. Radiology.
1999;210(2):419-22.
16. Rais-Bahrami K, Naqvi M. Hydranencephaly and maternal cocaine use: a case
report. Clin Pediatr. 1990; 29:729-30.
17. 10. Larroche J, Droulle P, Dalezoide A, et al. Brain damage in monozygous
twins. Biol Neonate 1990;57:261-78.
18. Hadi H, Mashini I, Devoe L, et al.Ultrasonic prenatal diagnosis of
hydranencephaly. A case report. J Reprod Med. 1986;31:254-6.
19. Winter TC, Kennedy AM, Byrne J, Woodward PJ. The cavum septi pellucidi: why
is it important? J Ultrasound Med 2010; 29(3):427–444.
20. Wong HS, Lam YH, Tang MH, Cheung LW, Ng LK, Yan KW. First-trimester
ultrasound diagnosis of holoprosencephaly: three case reports. Ultrasound
21. Malinger, G, etc. Differential diagnosis in foetuses with absent septum pellucidum.
Ultrasound Obstet Gynecol 2005; 25: 42–49.
22. Nolan R. Altman, Donald H. Altman, Jerome J. Sheldon, Juan Leborgne.
Holoprosencephaly Classified by Computed Tomography. AJNR :5, 1984.
23. Hahn JS, Barnes PD. Neuroimaging advances in holoprosencephaly: refining the
spectrum of the midline malformation. Am J Med Genet C Semin Med Genet
2010; 154C(1):120–132.
24. Javad, Hashim, etc. Semilobar Holoprosencephaly with Neurogenic
Hypernatraemia: Two new cases. Sultan Qaboos University Med J, 2013(13).
25. Simon EM, Barkovich AJ. Holoprosencephaly: new concepts. Magn Reson
Imaging Clin N Am 2001; 9: 149–64.
26. Jasem Y. Al-Hashel, Azza A.H. Rady, Doaa Y. Soliman, and Periasam Vembu.
Diagnostic Dilemma in a Young Woman with Acute Headache: Delayed
Diagnosis of Third Ventricular Colloid Cyst with Hydrocephalus. 2015
27. Karl-Heinz H Deeg, Ingmar Gassner. Sonographic diagnosis of brain
malformations. Part 2: Holoprosencephaly - Hydranencephaly - Septum
Pellucidum Agenesis - Schizencephaly - Septo-optic dysplasia. 2010.

29

Anda mungkin juga menyukai