Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
HOLOPROSENCEPHALY
Oleh
Olga Fanny Tantiwi Nurdin
NIM. 1510015022
Dosen Pembimbing
dr. Yudanti Riastiti, Sp. Rad
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan referat tentang “Holoprosencephaly”.
Referat ini disusun dalam rangka tugas kepaniteraan klinik di Laboratorium Ilmu
Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada dr. Yudanti Riastiti,
M.Kes, Sp.Rad selaku dosen pembimbing klinik yang telah memberikan banyak
bimbingan, perbaikan dan saran penulis sehingga referat ini dapat diselesaikan
dengan baik. Penulis menyadari masih terdapat banyak ketidaksempurnaan dalam
referat ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan
referat ini. Akhir kata penulis berharap semoga referat ini menjadi ilmu bermanfaat
bagi para pembaca
Penulis,
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 3
1.2. Tujuan ............................................................................................................. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4
2.1. Tahapan Perkembangan Otak ......................................................................... 4
2.2. Definisi Holoprosencephaly ........................................................................... 6
2.3. Epidemiologi Holoprosencephaly .................................................................. 6
2.4. Faktor Risiko Holoprosencephaly .................................................................. 7
2.5. Klasifikasi Holoprosencephaly ...................................................................... 7
2.6. Manifestasi Klinis Holoprosencephaly .......................................................... 8
2.7. Gambaran Radiologis Holoprosencephaly ................................................... 11
2.8. Diagnosis Banding Holoprosencephaly ....................................................... 20
2.9. Tatalaksana Holoprosencephaly................................................................... 25
2.8. Komplikasi Holoprosencephaly ................................................................... 25
2.9. Prognosis Holoprosencephaly ...................................................................... 25
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................27
3.1 Kesimpulan...................................................................................................27
3.2. Saran.............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..28
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Holoprosencephaly pertama kali ditemukan oleh Rudius1 pada tahun
1588. Holoprosencephaly diambil dari kata “holo” yang berarti keseluruhan,
dan “procencephaly”, yang berarti prosensefalon. Holoprosencephaly adalah
anomali struktur parenkim otak berupa kegagalan pemisahan komplit otak depan.
1,2
Holoprosencephaly ditemukan pada 1 dari 250 fetus, dan 1 dalam 16.000
kelahiran hidup. Kebanyakan kasus akan meninggal, yang lahir hidup umumnya
tidak lebih dari 1 tahun.2
Perkembangan abnormal otak dapat menyebabkan displasia atau
malformasi parenkim otak. Hal ini sering ditemukan pada anak dengan
perkembangan terlambat, retardasi mental, atau epilepsi. Pada anak dengan
kelainan wajah sering ditemukan abnormalitas parenkim otak, sesuai dengan
DeMyer, et al: The face predicts the brain. 1,3,4,5
Studi saat ini menunjukkan bahwa hanya 3% dari semua janin dengan
HPE bertahan untuk dilahirkan dan sebagian besar bayi ini tidak bertahan
melewati enam bulan pertama kehidupan. Prognosis untuk anak didiagnosis
dengan HPE tergantung pada jenis HPE dan adanya anomali terkait. Anak yang
terkena dampak paling parah dapat hidup beberapa bulan atau tahun dan paling
terpengaruh mungkin menjalani hidup normal. Hampir dua pertiga dari pasien
yang terkena memiliki alobar HPE dan sekitar seperempat didiagnosis dengan
HPE semilobar.3
Radiologi berperan penting membantu diagnosis lebih dini kelainan
perkembangan otak dengan teknik non-invasif, melalui skrining pre-natal dengan
modalitas imaging sonografi atau fetal magnetic resonance imaging, agar dapat
dilakukan tatalaksana lebih awal, guna menurunkan morbiditas dan mortalitas.
3
1.2.Tujuan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan secara umum mengenai Holoprosencephaly. Tujuan secara
khususnya adalah mengetahui pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan dan
melihat gambaran radiologi yang khas pada Holoprosencephaly sehingga dapat
mempermudah menegakkan diagnosis serta membedakan dengan diagnosis
bandingnya secara radiologi.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
Sumber: Barkovich AJ, Raybaud C. Pediatric neuroimaging. 5th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2012 .p. 367-457.
6
Sumber: Barkovich AJ, Raybaud C. Pediatric neuroimaging. 5th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2012 .p. 367-457
2.2.Definisi Holoprosencephaly
7
2.4. Faktor Risiko Holoprosencephaly
Faktor Ibu
Janin pada ibu dengan DM mempunyai resiko 1% untuk menderita HPE
Penyebab lainnya adalah konsumsi alkohol, dan riwayat infeksi TORCH.4
Kelainan Gen
Sekitar 25-50% individu dengan HPE mempunyai kelainan kromosom.
Kelainan numerikal seperti trisomy 13, trisomy 18, and triploidy. Individu
dengan trisomy 13, arrhinensefali terlihat pada 70%, sedangkan trisomy 18
terjadi adalah defek pada korpus kallosum. Kelainan struktural kromosom
pada HPE, adalah delesi atau duplikasi dari koromosom 13, 18, 7, dan 21.
8
Gambaran kelainan wajah pada kasus dengan Holoprosencephaly. Dari
kiri ke kanan : (a) cyclopia dan proboscis pada pasien dengan alobar
Holoprosencephaly; (b) hipotelorisme berat,pendataran tulang hidung dan
midline cleft and lip pada pasien dengan alobar Holoprosencephaly; (c) lobar
Holoprosencephaly; (d) microform Holoprosencephaly.
9
3. Lobar HPE: Wajah tampak seperti anak normal, jidat yang kurang lapang,
telinga besar, philtrum yang panjang dan hidung sedikit terdepresi.3
Beberapa manifestasi klinik yang sering terlihat pada anak dengan HPE:3
1. Perkembangan terlambat 7. Postur pendek dan gagal
2. Kejang tumbuh
3. Hidrosefalus 8. Kesulitan menyusui
4. Neural tube defects 9. Gangguan GI
5. Disfungsi hipothalamus dan 10. Pneumoni aspirasi
batang otak 11. Pola tidur tidak teratur
6. Disfungsi hipofisis
10
2.7 Gambaran Radiologi Holoprosencephaly
2.7.1 USG
1. Alobar HPE
Sumber: Winter TC, Kennedy AM, Byrne J, Woodward PJ. The cavum septi
pellucidi: why is it important? J Ultrasound Med 2010; 29(3):427–444.
2. Semilobar HPE
11
3. Lobar HPE
Sumber: Wong HS, Lam YH, Tang MH, Cheung LW, Ng LK, Yan KW. First-
trimester ultrasound diagnosis of holoprosencephaly: three case reports. Ultrasound
Pada lobar HPE, terdapat fissura interhemisfer pada hampir seluruh garis
tengah dan thalamus sepenuhnya atau hampir benar-benar terpisah. Korpus
callosum dapat normal atau tidak lengkap, tetapi septum cavum pellucidum
selalu tidak ada.
4. MIHV
12
memiliki belahan. Seperti yang terlihat pada gambar di atas ventrikel lateral
terpisah (panah putih) dengan fissura interhemisfer lengkap.
2.7.2 CT-Scan
1. Alobar HPE
2. Semilobar HPE
13
3. Lobar HPE
14
2.7.3 MRI
1. Alobar HPE
15
Sumber: Pagon RA, Adam MP, Ardinger HH, et al. GeneReviews:
Holoproensephaly overview. University of Washington. Seattle: 2015.
16
Sumber: Hahn JS, Barnes PD. Neuroimaging advances in holoprosencephaly:
refining the spectrum of the midline malformation. Am J Med Genet C Semin Med Genet
2010; 154C(1):120–132.
Pada semilobar HPE lobus frontal dan parietal berdifusi dan fisura
interhemisfer hanya tampak pada bagian posterior, terlihat juga pada hasil MRI
sudah ada septum yang memisahkan antar hemisfer di bagian posterior.
17
3. Lobar HPE
Lobar HPE merupakan tipe HPE yang paling ringan. Pada lobar HPE
sebagian besar hemisfer serebral dan ventrikel lateral sudah terpisah, tetapi lobus
frontalis kiri dan kanan masih menyatu. Seperti pada hasil MRI di atas, hemisfer
serebral sudah terpisah (panah biru), namun corpus callosum belum terbentuk
secara normal.
4. Middle Interhemispheric Fusion Variant (MIHV)
18
Sumber: Simon EM, Barkovich AJ. Holoprosencephaly: new concepts. Magn
Reson Imaging Clin N Am 2001; 9: 149–64.
19
Pada MIHV lobus frontalis bagian posterior dan lobus parietal gagal
berpisah, belahan basal ganglia dengan thalamus tidak jelas, dan tidak ada badan
dari corpus callosum. Terdapat fissure sylvian yang vertikal dan abnormal
melewati garis tengah dari vertex otak (panah merah).
20
Sumber: G. Malinger, D. LeV, D. Kidron, F. Heredia, R. Hershkovitz And T.
Lerman-Sagie. Differential Diagnosis In Fetuses With Absent Septum Pellucidum.
Ultrasound Obstet Gynecol 2005; 25: 42–49.
21
Sumber: Jasem Y. Al-Hashel, Azza A.H. Rady, Doaa Y. Soliman, and
Periasam Vembu. Diagnostic Dilemma in a Young Woman with Acute Headache:
Delayed Diagnosis of Third Ventricular Colloid Cyst with Hydrocephalus. 2015
Sumber: Jasem Y. Al-Hashel, Azza A.H. Rady, Doaa Y. Soliman, and Periasam
Vembu. Diagnostic Dilemma in a Young Woman with Acute Headache: Delayed
Diagnosis of Third Ventricular Colloid Cyst with Hydrocephalus. 2015
22
potongan sagital menunjukan massa berbentuk oval di ventrikel ketiga pada
foramen Monro, dengan Hydrocephalus.
2.8.2 Hydranencephaly
2.8.2.1 Definisi
Hydranencephaly merupakan suatu kondisi bawaan langka dimana
sebagian besar bagian dari belahan otak dan corpus striatum digantikan oleh
cairan cerebrospinal dan jaringan glial. Hydranencephaly adalah nekrosis
masif hemisfer otak pada janin, dengan penyingkiran debris yang akan
meninggalkan struktur bilateral kista, biasanya jarang mengenai basal
ganglia, brainstem, dan cerebellum. Sebagian besar dari hemisfer otak
digantikan oleh CSS. Adanya falx cerebri membedakan antara hidranensefali
dengan Holoprosencephaly. 15
23
2.8.2.3 Gambaran Radiologis
24
2.9 Tatalaksana Holoprosencephaly
Tatalaksana Holoprosencephaly bervariasi tergantung malformasi
parenkim otak dan anomali lain yang ditemukan. Penanganan sebaiknya
multidisiplin dan dalam bentuk tim. Penatalaksanaan multidisiplin antara lain:
Terapi sulih hormon pada anak dengan disfungsi kelenjar pituitari
Obat-obat anti-epilepsi dapat menurunkan frekuensi dan intensitas kejang.
Pemasangan nasogastric tube untuk pemberian nutrisi
Jika terdapat celah bibir dan langit- langit, diperlukan reparasi bedah sedini
mungkin, atau dengan nipples, cups, and parental training.
Jika dengan hidrosefalus, dilakukan pemasangan ventriculo-peritoneal shunt
(VP-Shunt)
Terapi suportif dan konseling orangtua menjadi aspek utama.
25
Penyebab kematian tersering adalah infeksi pernapasan, dehidrasi
sekunder karena diabetes insipidus yang tidak terkontrol, kejang, dan sequelae
batang otak yang mengakibatkan tidak terkontrolnya pernapasan dan denyut
jantung.
Kerusakan motorik yang berat terdapat pada tipe alobar dan semilobar,
anak dengan MIHV dapat berjalan dengan bantuan, dapat mengontrol anggota
badan mereka, dan bahkan mengucapkan kata-kata atau kalimat.
26
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Berdasarkan uraian diatas disarankan agar dapat mengetahui dan
memahami definisi, faktor risiko, klasifikasi, manifestasi klinis, tatalaksana,
sedini mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi dan prognosis yang buruk.
Diharapkan juga penulisan referat terbaru mengenai Holoprosencephaly maupun
penyakit lainnya sehingga pengetahuan dan wawasan mengenai penyakit dapat
bertambah.
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Slovis TL. Caffey’s pediatric diagnostic imaging vol 1. 11th ed. Philadelphia:
Mosby Elsevier; 2008 .p. 659-61.
2. Sarwar M. CT of congenital brain malformation. St Louis, USA: Warren H.Green;
1985 .p. 50-67.
3. Edelman RR, Hesselink JR, Zlatkin MB, Crues JV. Clinical magnetic resonance
imaging vol 2. 3rd ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006 .p. 1721-3.
4. Barkovich AJ, Raybaud C. Pediatric neuroimaging. 5th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2012 .p. 367-457.
5. Geng X, Oliver G. Pathogenesis of holoprosencephaly. J Clin Investig 2009;
119(6):1403-13. doi: 10.1172/JCI38937
6. De Graaf-Peters VB, Haddens-Algra M. Ontogeny of the human central nervous
system: What is happening when? J Earl Hum Dev.2006;82:257-66.
7. Volpe JJ. Neural tube formation and prosencephalic development. Ddalam: Volpe
JJ. Neurology of the newborn. Edisi ke-5. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2008.
H. 3-50.
8. Leveno KJ, Cunningham FG, Gant NF, dkk. Obstetri williams. Edisi 21. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009. H. 76-78.
9. Fitzgerald MJT, Grumer G, Mtui E. Clinical neuroanatomy and neuroscience.
Edisi ke-6. Philadelphia:Elsevier Saunders; 2012.
10. Blom HJ, Shaw GM, den heijer M, Funnel RH. Neural tube defects and folate:
case far from closed. Nat Rev Neuriscience. 2006;7:724-31.
11. Volpe P, Campobasso G, De Robbetis V, Rembouskos G,. Disorders of
prosencephalic development. Prenat Diagn. 2009;29:340-54.
12. Hamza, A & Higgins MJ. Holoprosencephaly. Autops Case Report. 2017;7(4)
13. Dubourg C, Bendavid C, Pasquier L, Henry C, Odent S, David V.
Holoprosencephaly.Orphanet J Rare Dis. 2007;2:8.
14. Pagon RA, Adam MP, Ardinger HH, et al. GeneReviews: Holoproensephaly
overview. University of Washington. Seattle: 2015.
28
15. Kurtz AB, Johnson PT. Diagnosis please. Case 7: Hydranencephaly. Radiology.
1999;210(2):419-22.
16. Rais-Bahrami K, Naqvi M. Hydranencephaly and maternal cocaine use: a case
report. Clin Pediatr. 1990; 29:729-30.
17. 10. Larroche J, Droulle P, Dalezoide A, et al. Brain damage in monozygous
twins. Biol Neonate 1990;57:261-78.
18. Hadi H, Mashini I, Devoe L, et al.Ultrasonic prenatal diagnosis of
hydranencephaly. A case report. J Reprod Med. 1986;31:254-6.
19. Winter TC, Kennedy AM, Byrne J, Woodward PJ. The cavum septi pellucidi: why
is it important? J Ultrasound Med 2010; 29(3):427–444.
20. Wong HS, Lam YH, Tang MH, Cheung LW, Ng LK, Yan KW. First-trimester
ultrasound diagnosis of holoprosencephaly: three case reports. Ultrasound
21. Malinger, G, etc. Differential diagnosis in foetuses with absent septum pellucidum.
Ultrasound Obstet Gynecol 2005; 25: 42–49.
22. Nolan R. Altman, Donald H. Altman, Jerome J. Sheldon, Juan Leborgne.
Holoprosencephaly Classified by Computed Tomography. AJNR :5, 1984.
23. Hahn JS, Barnes PD. Neuroimaging advances in holoprosencephaly: refining the
spectrum of the midline malformation. Am J Med Genet C Semin Med Genet
2010; 154C(1):120–132.
24. Javad, Hashim, etc. Semilobar Holoprosencephaly with Neurogenic
Hypernatraemia: Two new cases. Sultan Qaboos University Med J, 2013(13).
25. Simon EM, Barkovich AJ. Holoprosencephaly: new concepts. Magn Reson
Imaging Clin N Am 2001; 9: 149–64.
26. Jasem Y. Al-Hashel, Azza A.H. Rady, Doaa Y. Soliman, and Periasam Vembu.
Diagnostic Dilemma in a Young Woman with Acute Headache: Delayed
Diagnosis of Third Ventricular Colloid Cyst with Hydrocephalus. 2015
27. Karl-Heinz H Deeg, Ingmar Gassner. Sonographic diagnosis of brain
malformations. Part 2: Holoprosencephaly - Hydranencephaly - Septum
Pellucidum Agenesis - Schizencephaly - Septo-optic dysplasia. 2010.
29