Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ILMU FAAL DALAM OLAHRAGA

OLEH :
JULKIFLI
ARIF RAMADHAN
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
SEMESTER III

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM DOMPU
TAHUN AKADEMIK
2022-2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim,

Segala puji bagi Allah SWT., Tuhan yang selalu melimpahkan rahmat taufiq dan hidayah. Yang
Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Yang selalu memberikan petunjuk dan pertolongan kepada
hamba-hamba-Nya yang mau mendekatkan diri. Ia Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw.,
para keluarga, sahabat, pengikutnya dan siapa saja yang mencintainya.

makalah ini sangat penting untuk dikembangkan terutama untuk proses dalam pembelajaran dan
digunakan untuk panduan memudahkan belajar.

Selain itu, ini merupakan salah satu bagian penting dari upaya-upaya dalam melakukan
peningkatan pengetahuan tentang Islam dan Iptek. Diharapkan juga bisa mempermudah
pemahaman tentang materi serta informasi. Oleh karena itu, dengan ini diharapkan dapat
memberikan penjelasan secukupnya.

Akhirnya, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi pembelajaran. Semoga Allah SWT,
senantiasa menunjukkan jalan yang lurus dan melimpahkan berkah serta ridha-Nya. Aamiin

Dompu, 21 November 2022

Penyususun,

JULKIFLI

ARIF RAMADHAN

ii
DAFTAR ISI

COVER.........…………………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Struktur Sistem Nervorum..........................................................................................3

B. Fungsi Sistem Nervorum............................................................................................4

C. Mekanisme Sistem Nervorum....................................................................................5

D. Otak............................................................................................................................8

E. Sistem Saraf................................................................................................................9

F. Kelainan Sisten Saraf Dan Gejalanya.......................................................................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Olahraga dilihat dari sudut pandang ilmu faal olahraga adalah serangkaian gerak raga
yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan
fungsionalnya, sesuai dengan tujuannya melakukan olahraga. Salah satu tujuan olahraga agar
manusia bergerak (human movement), selain itu olahraga dalam perkembangnnya dapat di-
lakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan atau dilakukan untuk meningkatkan
prestasi. Jika kita mengkesampingkan kegiatan olahraga bukan tidak mungkin kondisi tubuh ini
jauh dari kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani merupakan salah satu hal yang paling penting
dan vital untuk kita dapat melakukan kegiatan atau aktivitas sehari-hari. Kebugaran jasmani
berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kerja seseorang agar semua berjalan dengan optimal
sesuai yang direncanakan sebelumnya. Pemerintah sendiri menjadikan olahraga sebagai pen-
dukung terwujudnya manusia Indonesia yang sehat dan menumbuhkan budaya olahraga guna
meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan yang cukup.
Mata kuliah Ilmu Faal Dasar ini merupakan pra syarat untuk mengikuti mata kuliah Ilmu
Faal Dasar. Demikian pula untuk mengikuti mata kuliah Ilmu Faal Dasar terlebih dahulu harus
memahami tentang struktur, fungsi dan mekanisme kerja tubuh manusia, terutama pada bahasan
kali ini yaitu tentang system persarafan pada manusia. Dalam mata kuliah Ilmu Faal Dasar akan
dipelajari tentang fungsi atau cara kerja organ-organ tubuh terutama pada bagian saraf manusia
yang mempengaruhi segala aktifitas tubuh secara mekanik. pengaruh itu dapat terjadi secara
spontan atau pun terencana. Membahas Pengertian Ilmu Faal dasar dan Ilmu Faal Olahraga, pe-
rubahan fisiologi yang bersifat sementara maupun yang bersifat menetap sebagai hasil pelatihan
berbagai kegiatan olahraga, Pengertian Ergosistema, Olahdaya anaerobik dan aerobilk serta tata
hubungannya, Latihan Pendahuluan (”Pemanasan”), Analisis penampilan olahraga mutu tinggi,
latihan otot dan gangguan pada otot, Fisiologi Pembebanan (beban eksternal dan beban internal),
dosis/volume latihan, mekanisme fisiologik untuk meningkatkan kemampuan maksimal dasar
yaitu kapasitas anaerobik dan kapasitas aerobic, olahraga dalam berbagai kondisi lingkungan
yang kurang menguntungkan (adaptasi dan aklimatisasi), Pemeliharaan Homeostasis, Pengaturan

iv
suhu tubuh, Kekurangan garam dan cairan tubuh, Ketahanan dan kelelahan, Pemulihan dari
Kelelahan, Fisiologi pembelajaran gerak ketrampilan dan latihan ketrampilan; Cara/alasan
menata urutan latihan fisik dan latihan teknik dalam kaitannya dengan masalah kelelahan dan
efisiensi pemanfaatan waktu. Penerapan Hukum Biofisika sederhana bagi Perbaikan Sistem ven-
tilasi ruangan Olahraga tertutup. Ke seluruhan materi tersebut harus dapat dikuasai oleh seoreang
pelatih, sehingga pelatih mampu menerapkan metode-metode latihan pada seorang atlit yang di-
latihnya.

2. Rumusan Masalah
A. Apa Saja Struktur Sistem Nervorum ?
B. Bagaimana Fungsi Sistem Nervorum ?
C. Bagaimana Mekanisme Sistem Nervorum ?
D. Apa Yang Dimaksud Dengan Otak ?
E. Apa Yang Dimaksud Dengan System Saraf ?
F. Apa Saja Kelainan Sistem Saraf Dan Gejalanya ?

3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Saja Struktur Sistem Nervorum
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Fungsi Sistem Nervorum
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Mekanisme Sistem Nervorum
4. Untuk Mengetahui Apakah Yang Dimaksud Dengan Otak
5. Untuk Mengetahui Apakah Yang Dimaksud Dengan System Saraf
6. Untuk Megetahui Apa Saja Kelainan Sistem Saraf Dan Gejalanya

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. STRUKTUR SISTEM NERVORUM

Serabut saraf merupakan benang-benang panjang yang terbentang mulai dari susunan
saraf pusat (SSP) yaitu otak, sum-sum tulang belakang (medulla spinalis) dan ganglion-ganglion
ke susunan saraf perifer.
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut
saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang
merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel
glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel
Schwann disebut neurilemma.
1. Bagian sel saraf
- Dendrit
- Axon
- Membran Axon
- Axoplasma
- Myelin Sheath
- Node of Renvier

vi
2. Warna saraf
- Warna abu-abu yaitu warna asli serabut saraf
- Warna putih yaitu warna serabut saraf yang dilapisi oleh myelin sheath
3. Pengelompokan saraf
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel
saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
4. Sistem saraf
- Saraf Pusat yaitu, otak, sumsum tulang belakang (medulla spinalis), dan ganglion-ganglion
- Saraf tepi atau saraf perifer yaitu susunan yang terletak di luar susunan saraf pusat

B. FUNGSI SISTEM NERVORUM

1. Serabut saraf
Fungsi serabut saraf adalah menghantarkan impuls akibat rangsangan yang diterima re-
septor ke SSP melalui saraf aferen dan SSP menghantarkan impuls ke efektor melalui saraf ef-
eren.
2. Sel saraf
Sel saraf atau neuron berfungsi mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau
tanggapan. Jutaan sel saraf ini membentuk suatu sistem saraf. Setiap neuron terdiri dari satu
badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua
macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).

3. Dendrit dan Axon


Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi
mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya,
dendrit pendek.

4. Membran axon dan Axoplasma


Membran axon befungsi sama dengan membrane sel pada umumnya yaitu sebagai
pemisah, pelindung, dan penghubung antara bagian dalam dan luar axon dan memiliki fungsi

vii
khusus yaitu mampu menghantarkan impuls elektro kimia. Sedangkan Axoplasma (caian dalam
axon) berisi cairan kental dan merupakan bagian dari cairan interstisial.

5. Myelin sheath
Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang
tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran im-
puls.

6. Sel saraf sensorik


Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,
yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori
berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

7. Sel saraf motorik


Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelen-
jar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di
sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedan-
gkan aksonnya dapat sangat panjang.

8. Sel saraf intermediet


Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sis-
tem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau
berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet
menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok ser-
abut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedan-
gkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf

C. MEKANISME SISTEM NERVORUM


Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinap-
sis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut. .

viii
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut
saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan
bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan ku-
tub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada
indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan poten-
sial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang
perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diame-
ter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh im-
puls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat
berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria
dalam sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan
impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka im-
puls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah
impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.

2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis


Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinap-
sis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma ton-
jolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang dise-
but vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinap-
sis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinap-
sis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan mem-
bran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neu-
rontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinap-
sis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat
di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin

ix
yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel
pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor
menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya
maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot
terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis
yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis
saraf-saraf lainnya.
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting
maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3
lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang dise-
but meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terda-
pat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid.
Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan
mekanik.
3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan
otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan
sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf
pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih
terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk
kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

x
D. OTAK
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesense-
falon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.
1. Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan ke-
hendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang
berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah be-
lakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu
terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam
proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di seki-
tar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misal-
nya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativi-
tas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
2. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terda-
pat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas
(dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan
pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
3. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya
maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
4. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
5. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju
ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung,

xi
tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan.Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin,
batuk, dan berkedip.
6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls
sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan im-
puls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tan-
duk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls
dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk
saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang
membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf
otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf
otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak salu-
ran pencernaan, dan sekresi keringat.

E. SISTEM SARAF

1. Sistem Saraf Sadar


Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar
dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang
belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

1. Tiga pasang saraf sensori


2. lima pasang saraf motor
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor.

xii
Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf kranial
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang mele-
wati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian
saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf
pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asal-
nya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf pung-
gung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3
buah pleksus yaitu sebagai berikut.
a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher,
bahu, dandiafragma.
b. Pleksusbrachialismempengaruhibagiantangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sum-
sum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa
jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk gan-
glion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang
berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasim-
patik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion.
Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada
sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf
parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ
yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem
saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah
dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

xiii
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik Simpatik
 memperbesar pupil
 mengecilkan pupil
 menghambat aliran ludah
 menstimulasi aliran ludah
 mempercepat denyut jantung
 memperlambat denyut jantung
 mengecilkan bronkus
 membesarkan bronkus
 menghambat sekresi kelenjar pencer-
 menstimulasi sekresi kelenjar pencer-
naan
naan
 menghambat kontraksi kandung
 mengerutkan kantung kemih
kemih

3. Gerak Refleks
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran
impuls oleh saraf.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa dis-
adari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke
saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh
otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh
efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa
dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya
berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari re-
septor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh
set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf
motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung
refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada
di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks

xiv
sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang
misalnya refleks pada lutut.
ada dua macam reflex yaitu:
a. Reflex sederhana meiputi, interoceptor dan exteroceptor
-rasa haus dan lapar
-mengantuk
-batuk dan bersin
-berkedip

b. Reflex complex
-naik sepeda
-melempar bola basket
-memasukan bola ke gawang
dsb
Lingkaran reflex
RANGSANGAN è RECEPTOR è SARAF AFEREN è SARAF PUSAT è SARAF EF-
EREN è EFEKTOR

F. KELAINAN SARAF DAN GEJALANYA


1. Kelainan Saraf
Cerebral Palsy (CP) bila didefinisikan adalah kelainan motorik dini oleh karena cacat di
otak. CP bukan penyakit dan tidak bersifat progresif. Gerakan tubuh di luar kemauan dan
terdapat gangguan koordinasi. CP terjadi pada 1-2 dari 1.000 bayi, tapi 10 kali lebih sering
ditemukan pada bayi prematur dan lebih sering ditemukan pada bayi yang sangat kecil.
f.1. gbr. Anak yang mengalami kelainan saraf

Ada beberapa faktor resiko anak menderita CP di antaranya, anak yang lahir dengan barat
badan rendah (prematur atau gizi buruk), anak yang lahir kembar, infeksi pada waktu dalam
kandungan (resiko naik 9X), gangguan pembekuan darah atau kekentalan darah, kekurangan O2,
kelainan placenta (gumpalan darah yang menuju sirkulasi darah bayi), ibu yang cacat mental,
dan pengaruh obat-obatan/zat selama kehamilan.

xv
Sedangkan gejala saraf yang ditemukan seperti dikatakan Dr. Melani Yustina, Sp.S dalam
sebuah seminar bertajuk “Penyakit Kelainan Saraf Pada Bayi” di RS Pantai Indah Kapuk (19/4),
adalah kejang-kejang/kelumpuhan, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan
bicara, dan gangguan sifat serta tingkah laku/intelejensia.
Anak yang menderita CP biasanya akan mengalami gangguan-gangguan motorik seperti,
gerakan-gerakan di luar kendali, jalan seperti robot, tungkai dan lengan lemas, atau kombinasi di
antaranya.
Cara pengobatannya bisa digolongkan melalui obat-obatan atau non obat-obatan.
Penyembuhan melalui obat bisa dengan obat anti kejang, vitamin otak, atau obat untuk
mengurangi kekakuan otot. Sedangkan melalui non-obat bisa dengan cara dioperasi (bedah saraf-
Meningocele, Hydrocephalus, Spina Bifida), fisioterapi, pelatihan okupasi, speech therapy,
sekolah luar biasa, kacamata untuk gangguan refraksi, operasi mata untuk Strabismus, alat bantu
dengar, Orthopedi, dan terapi keluarga dibantu psikolog.
Anak-anak dengan CP memerlukan pengobatan jangka panjang. Perlu kesabaran dari
orang tua dan keluarga untuk melayaninya. Oleh karena itu, pengobatannya pun memerlukan
biaya yang tinggi dengan hasil yang belum tentu maksimal.
Untuk mencegah mendapat bayi dengan CP, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Jangan menikah pada umur yang terlalu muda
2. Jangan menikah dengan pasangan yang masih ada hubungan keluarga
3. Jagalah kesehatan fisik dan mental pada waktu kehamilan
4. Hindari rokok, minuman beralkohol, obat-obatan yang tidak dianjurkan dokter
5. Lakukan aktifitas fisik sehari-hari yang sehat dan menyenangkan
6. Usahakan agar selalu dapat istirahat dan tidur nyenyak
7. Memeriksakan secara teratur pada dokter sejak mulai kehamila

2. Peran Nutrisi

Anak sehat dan cerdas dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan (nutrisi dan
stimulasi). Orang tua diharapkan memberikan nutrisi dan stimulasi yang berguna bagi
pertumbuhan anak.
Komponen nutrisi yang dibutuhkan oleh anak adalah karbohidrat sebagai sumber energi,
protein sebagai sumber pengganti sel tubuh yang rusak, lemak sebagai sumber energi dan
insulator jaringan saraf, serta vitamin dan mineral sebagai zat pelengkap agar proses
pembentukan energi dan sel baru lancar.
Tapi, penambahan salah satu dari komponen gizi tanpa memperhitungkan keseimbangan
dapat mengakibatkan efek kekurangan di satu sisi dan kelebihan di sisi lain. Contoh suplementasi

xvi
DHA yang tidak terkendali dapat menekan produksi AA yang mengakibatkan efek samping
perdarahan.
Kaitannya dengan peran nutrisi dalam mencegah kelainan syaraf pada bayi atau penderita
CP adalah karena hampir seluruh jaringan otak terdiri atas jaringan lemak. Berbagai asam lemak,
mineral, dan vitamin berperan untuk pembentukan sel saraf & mielin seperti, asam amino,
vitamin B & asam folat, dan vitamin C-E-beta caroten-selenium.
Semua zat-zat tersebut terdapat di makanan yang setiap hari dikonsumsi oleh anak. Maka
dari itu, selain pemberian ASI dan makanan pendamping ASI, orang tua harus bisa memberikan
makanan yang terbaik untuk anaknya.
Proses makan berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan nutrisi anak dan stimulator
perkembangan (fisik, kecerdasan, emosional). Cara praktis dan murah yang dapat dilakukan oleh
setiap keluarga.

xvii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemantauan atau pemonitoran dan pengontrolan setiap kegiatan dalam tubuh baik dalam
keadaan bangun ataupun tidur dilakukan oleh jaringan saraf yang kompleks. Jaringan ini mem-
bentuk suatu sistem yang disebut sistem persarafan (nervous system).
Sistem persarafan inilah yang menerima, mentrasmisis, menyimpan danmerespon infor-
masi/rangsangan/stimulus/impuls yang ditarik dari dalam atau dari luar tubuh.
Sistem persarafan bekerja bersama-sama dengan sistem endokrin atau sistem kelenjar un-
tuk melakukan sebagian besar pengontrolan dan pengatuan dalam tubuh.
Pada umumnya sistem persarafan mengatur kegiatan-kegiatan sebagai berikut, yaitu kon-
taksi dan relaksasi otot. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam alat-alat pencernaan, pernafasan,
dan peedaan darah. Sedangkan sistem endokrin, terutama mengatur komposisi dan lingkungan-
dalam setiap set dan organ, serta seluruh tubuh.
Organ-organ yang menyusun sistem persarafan adalah otak, sumsum tulang belakang,
saraf perifei dan indra-indra tubuh.
Kesimpulan dari sistem saraf ini bahwa sistem saraf pada manusia sangat penting,
karena saraf merupakan pusat sistem pergerakan aktif pada manusia. Dan apabila organ pada sis-
tem saraf pada manusia ada yang rusak, maka akan terganggu juga sistem pergerakan yang
menggerakan seluruh tubuh, dan dari pembahasan sistem saraf diatas, kita bisa mengetahui ke-
lainan-kelainan pada organ dan penanggulangan atau pengobatan pada organ tersebut.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Ucup. Dkk. (2008). Modul Anatomi Manusia. Bandung : Universitas Pendidikan Indone-
sia. Habibudin, Tjetjep. (2009). Modul Ilmu Faal I. Bandung : Univesitas Pendidikan Indonesia
Achmad, Sofyan. (1992). Physical Activity Sciences. Campaign : Illinois.
Syamsuri, Istamar. (2006). Biologi 2a. Malang : Erlangga.
Tersedia :
http://www.majalah-farmacia.com/images/articles/m/0606_60.jpg[18 maret 2008]
http://www.youtube.com/watch?v=tlXUmgr-SWU[15 juni 2009]
http://www.google.com
http://www.wikipedia.com
http://www.google.co.id/search?q=jembatan+Varol&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a[2 september 2004]
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf_pusat[8 mei 2001]
http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/search/pengertian-ilmu-faal-kerja[23 juni 2009]

xix

Anda mungkin juga menyukai