1.2 Tujuan
1. Mengetahui definisi agama menurut pandangan Karl Mark sebagai candu masyarakat
BAB II
TINJAUAN TEORI
Karl Marx meyimpulkan Agama sebagai candu memiliki arti bahwa dalam agama
manusia tidak menjadi diri sendiri, melainkan ia menjadi objek Tuhan. Manusia tidak
mengobjektifkan diri sendiri dalam kehidupan nyata ini. Teori Karl Marx ini dilatar belakangi
oleh prinsip-prinsip ekonomi dan politik yang dihubungkan dengan agama. Teori ini juga
mengindikasikan bahwa manusia tidak menjadi diri sendiri, tidak mampu merealisasikan
kehendak diri, dan tidak memiliki otonomi terhadap dirinya.Manusia terasing dari diri sendiri
disebabkan doktrin agama. Namun, ia tetap selalu terlibat dalam agama. Sebelum manusia
mencapai kebahagian yang senyatanya, agama mesti dihilangkan karena menawarkan
kebahagian semu bagi manusia – manusia tertindas. Namun karena agama adalah produk dari
kondisi sosial, maka agama tidak dapat ditiadakan kecuali dengan meniadakan bentuk kondisi
sosial tersebut. Marx yakin bahwa agama itu tidak punya masa depan.
Agama menjadi semacam pelarian karena realitas memaksa manusia untuk melarikan
diri. Manusia hanya dapat merealisasikan diri secara semu yakni dalam khayalan agama
karena struktur masyarakat tidak mengizinkan manusia merealisasikan diri dengan sungguh –
sungguh. Karena dalam kenyataannya manusia menderita, manusia lalu mengharapkan
mencapai keselamatan dari surga. Oleh karenanya, penyebab keterasingan yang utama
haruslah ditemukan dalam keadaan masyarakat itu sendiri. Dengan demikian, kritik tidak
berhenti pada agama karena tidak mengubah apa yang melahirkan agama, yaitu manusia
Menurut Marx, kondisi – konsisi materiallah yang membuat manusia mengalenasikan diri
dalam agama. Kondisi materi disini adalah satu – satunya tindakan fundamental manusia
dalam masyarakat. Marx juga menyatakan agama menjelma sebagai benda obyektif yang
eksistensinya berada diluar manusia yang tidak terjangkau.
Karl Marx merupakan salah satu filosofi dengan gagasan yang sering mengejutkan orang –
orang sekitarnya. Metarialisme historis menjadi ciri khas pembahasan Karl Marx.
Materialisme historis dipahami sebagai sejarah yang dikaitkan dengan materi. Hal ini
dikarenakan keberadaan menentukan kesadaran, artinya kondisi – kondisi kehidupan materi
menentukan kesadaran normative seseorang. Pemikiran Marx sangat dipengaruhi oleh Hegel,
meskipun antar keduanya berbeda.
DAFTAR PUSAKA
Doyl Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, (Jakarta : Gramedia, 1988), hlm 142
Irzum Farihah, Jurnal Ilmu Aqidah dan studi keagamaan volume 3, No.. 2, Sekolah tinggi
agama Islam negeri Kudus, Desember 2015
Misbahul Munir, Citra Ilmu, Edisi 24 Vol. xii, No.. 160, 161, 162 Oktober 2016