Daftar Pustaka
Salah satu ciri dan warna yang khas dari buah pikir
para tokoh bangsa adalah pemilihan kalimat yang tepat
dengan kedalaman makna yang indah. Di antaranya
tercermin pada alinea-alinea dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia tahun
1945. Hampir pada setiap kalimat dalam seluruh
paragraphnya memberikan gambaran yang jelas, terang,
dan inspirasional tentang kemana, harus bagaimana, dan
dengan semangat apa bangsa ini didirikan. Pembukaan
UUD 1945 sendiri merupakan dokumen sejarah yang
sangat berharga yang dihasilkan dari proses dialektika
ulaman dan cendikiawan muslim yang turut hadir dalam
perundingan pantia sembilan BPUPKI tahun 1945 dan
menghasilkan naskah pembukaan UUD 1945 yang juga
dikenal dengan nama Piagam Jakarta.
Lahirnya kalimat demi kalimat dalam setiap tarikan
nafas pembukaan UUD 1945, tentu diwarnai dengan
pemikiran yang mendalam, serta diskusi-diskusi yang
tajam dari para tokoh bangsa. Prosesnya panjang dan
melibatkan gesekan-gesekan pikiran antar tokoh bangsa.
Proses tersebut berbuah manis dengan lahirnya naskah
bersejarah sebagai sebuah landasan pergerakan dan visi
bangsa yang mendunia. Tidak kalah penting, pembukaan
UUD 1945 mengandung nilai-nilai kemanusiaan dan
keadilan yang mempertegas kemuliaan hati Bangsa
Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 terdiri atas 4 alinea.
Keempat alinea tersebut memiliki pesan yang sungguh
sangat mulia. Ada rasa kemanusiaan yang diperjuangkan,
ada kegigihan yang ditunjukkan, dan ada sisi religiusitas
yang menjadi pelita dalam mewujudkan suatu kehidupan
yang aman, damai, dan makmur, bukan hanya bagi
bangsa Indonesia saja tetapi bagi seluruh penduduk
semesta. Pesan-pesan tersebut secara lebih eksiplisit
diuraikan sebagai berikut:
Tidak, Saudara-saudara!
Kita bisa membangun negeri ini jika kita punya jati diri
bangsa oleh sebab itu kembali pada Preambule UUD
1945 dan berjuanglah untuk mengembalikan Pancasila
dan UUD 1945