Metode ilmiah adalah pendekatan sistematis untuk menghasilkan pengetahuan dan pemahaman
baru tentang dunia alam melalui observasi, pengujian, analisis, dan interpretasi data. Ini adalah kerangka kerja
yang digunakan oleh ilmuwan untuk menyelidiki fenomena alam, mengembangkan teori, dan menguji
hipotesis.
Pola pikir dalam metode ilmiah melibatkan:
• Kejujuran dan Ketelitian: Ilmuwan harus jujur dan akurat dalam pengamatan, pengumpulan data, dan
pelaporan hasil.
• Skeptisisme: Ilmuwan harus memiliki sikap skeptis terhadap temuan mereka sendiri dan temuan orang
lain. Mereka selalu harus mempertanyakan hasil dan mencari kerentanan dalam penelitian.
• Objektivitas: Ilmuwan harus berusaha menjaga objektivitas, yaitu menghindari bias dan emosi pribadi
dalam penelitian mereka. Mereka harus memisahkan pendapat pribadi dari fakta ilmiah.
2. Bagan keterkaitan antara ilmu pengetahuan, metode ilmiah, dan penelitian mencerminkan
hubungan yang erat antara ketiganya dalam proses pengembangan pengetahuan ilmiah. Berikut penjelasan
tentang hubungan ini:
C. Penelitian (Research):
Penelitian adalah proses konkrit di mana ilmuwan menerapkan metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan
penelitian atau menguji hipotesis.Melalui penelitian, data dikumpulkan, analisis dilakukan, dan kesimpulan
dihasilkan, yang kemudian ditambahkan ke kumpulan pengetahuan ilmiah.
6. Masalah Penelitian:
Masalah penelitian adalah suatu keadaan atau situasi yang memerlukan penyelidikan atau penerangan
lebih lanjut.
Masalah penelitian biasanya merupakan masalah yang lebih umum atau luas yang belum memiliki
jawaban yang jelas.
Masalah penelitian memberikan latar belakang dan konteks untuk mengapa penelitian perlu dilakukan.
Masalah penelitian cenderung lebih abstrak dan bersifat konseptual.
Rumusan Masalah:
Rumusan masalah adalah proses pengungkapan masalah penelitian dalam bentuk pernyataan atau
pertanyaan yang lebih spesifik dan dapat diteliti.
Rumusan masalah mengubah masalah penelitian menjadi sesuatu yang lebih terfokus dan dapat
dipecahkan.
Rumusan masalah akan mengarahkan peneliti pada tujuan penelitian yang jelas.
Rumusan masalah cenderung lebih konkret dan terukur.
7. Masalah penelitian yang baik memiliki beberapa ciri-ciri khusus yang membuatnya relevan, bermakna,
dan dapat dipecahkan. Berikut adalah ciri-ciri masalah yang baik:
• Relevan: Masalah tersebut harus relevan dengan disiplin ilmu atau bidang penelitian yang sedang
diamati. Masalah yang relevan akan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap pengetahuan
atau praktik dalam bidang tersebut.
• Bermakna: Masalah harus memiliki nilai atau makna yang jelas. Artinya, penyelesaian atau
pemahaman terhadap masalah tersebut akan memberikan manfaat atau kontribusi penting dalam
bidang yang bersangkutan.
• Terbatas: Masalah penelitian harus dirumuskan dengan jelas dan terbatas. Hal ini memungkinkan
peneliti untuk fokus pada aspek tertentu dari masalah tanpa menyelidiki terlalu banyak variabel
sekaligus. Dalam konteks ilmiah, masalah yang terlalu luas dapat sulit dipecahkan.
• Dapat Diukur: Masalah harus dapat diukur atau dinilai secara objektif. Ini memungkinkan
pengumpulan data yang relevan dan analisis yang akurat untuk menjawab masalah tersebut.
8. variable penelitian adalah Variabel adalah suatu ciri, sifat, karakteristik atau keadaan yang melekat
pada beberapa subjek, orang, atau barang yang dapat berbeda-beda intensitasnya, banyaknya
atau kategorinya.
Hubungan antar variable dalam sebuah penelitian :
A. Simetri/ Non kausalitas
B. Asimetri/Kausalitas
Contoh Daftar Pustaka: • Hirata, Andrea. (2006). Sang Pemimpi. Yogyakarta: Bentang.
.