Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBELAJARAN IPA SD
Tentang
TEORI BELAJAR

Disusun Oleh :
Kelompok : 1 (Satu)
Nama / NIM :
Anisa Nur Latifah (2022201038)
Arin Suandari (2022201039)
Dimas Prasetya W (2022201046)
Nadia Manora Z (2022201056)
Silviana (2022201063)
Kelas / Semester : 17 – PSD / III (Tiga)
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dosen Pengampu : Sri Lestari, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH OKU TIMUR
2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang mana berkat limpahan rahmat-Nya
kami selaku penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Teori Belajar dalam
IPA SD” ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga dan sahabatnya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga bantuan dari pihak yang telah
mendukung kami mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Krtitik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Belitang, 11 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Macam-Macam Teori Belajar dan Penerapannya dalam Pembelajaran
IPA di SD .............................................................................................. 3
B. Menganalisis Taksonomi Bloom Dan Penerapan Dalam Pembelajaran ... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Melihat begitu pentingnya pendidikan dalam pembentukan sumber daya


manusia, maka peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang wajib dilakukan
secara berkesinambungan guna menjawab perubahan zaman. Masalah peningkatan
mutu pendidikan tentulah sangat berhubungan dengan masalah proses
pembelajaran. Proses pembelajaran yang sementara ini dilakukan di lembaga-
lembaga pendidikan kita masih banyak yang mengandalkan cara-cara lama dalam
penyampaian materinya. Di masa sekarang banyak orang mengukur keberhasilan
suatu pendidikan hanya dilihat dari segi hasil. Pembelajaran yang baik adalah
bersifat menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik
aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, sehingga dalam pengukuran tingkat
keberhasilannya selain dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah
dilakukan di sekolah-sekolah.
Peningkatan kualitas pendidikan harus dipenuhi melalui peningkatan
kualitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Pembaharuan
kurikulum yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tanpa mengesampingkan nilai-nilai luhur sopan santun dan etika serta didukung
penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, karena pendidikan yang
dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung seumur hidup menjadi tanggung
jawab keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah.
Tugas utama guru adalah mengelola proses belajar dan mengajar, sehingga
terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Interaksi
tersebut sudah pasti akan mengoptimalkan pencapaian tujuan yang dirumuskan
Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah agar siswa
memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampumenggunakan metode
ilmiah, bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan
lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta alam (Depdikbud, 1997:2).

1
Pembelajaran IPA memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan serta
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar tujuan
tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan dapat
melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah. Mutu
pembelajaran IPA perlu ditingkatkan secara berkelanjutan untuk mengimbangi
perkembangan teknologi. Sehingga seorang guru harus dapat mengetahui
karakteristik peserta didik terlebih dahulu , untuk itu penulis membuat makalah
mengenai “Teori-Teori Belajar dan Pendekatan Pembelajaran IPA di SD”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu teori belajar menurut teori Piaget, Brunner, dan Vygostsky?
2. Bagaimana cara menerapkan taksonomi bloom dalam pembelajaran IPA
SD?
3. Bagaimana penerapan konsep teori Piaget, Brunner, dan Vygostsky?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang teori belajar menurut teori Piaget, Brunner,
Vygostsky
2. Untuk mengetahui penerapan taksonomi bloom pada pembelajaran IPA SD
3. Untuk mengetahui konsep penerapan pada teori Piaget, Brunner, Vygostsky

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Macam-Macam Teori Belajar Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Ipa


Di Sd

1. Teori Belajar Piaget (Teori Perkembangan Kognitif)

Piaget mempunyai nama lengkap Jean Piaget, lahir di swiss tepatnya di


Neuchatel pada tahun 1896. Menurut Piaget seseorang mengalami perkembangan
kognitif melalui beberapa proses adaptasi intelektual yang melibatkan skemata,
asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi.

Tahap perkembangan kognitif menurut Jean Piaget

Tahap Umur Ciri pokok perkembangan


Sensorimotor 0-2 tahun Bayi bertindak dari tindakan reflek
Instintif pada saat lahir sampai
permulaan pemikiran simbolis.
Bayi membangun suatu
pemahaman tentang dunia melalui
Pengordinasian pengalaman-
pengalaman sensor dengan
tindakan fisik.
Praoperasi 2-7 tahun Penggunaan symbol/bahasa tanda,
ditandai dengan anak mulai
mempresentasikan dunia dengan
kata-kata dan gambar-gambar.
Kata-kata dan gambar-gambar ini
menunjukan adanya peningkatan
pemikiran simbolis dan
melampaui hubungan informasi
dengan tindakan fisik.

3
Operasi konkret 8-11 tahun Memakai aturan jelas/logis, pada
tahap ini anak akan dapat berpikir
secara logis mengenai peristiwa-
peristiwa yang konkret dan
mengklasifikasikan benda-benda
ke dalam bentuk-bentuk yang
berbeda.
Operasi Formal 11 tahun keatas Pada tahap ini remaja berpikir
dengan cara yang lebih abstrak,
logis dan lebih idealis.

Penerapan Teori Piaget Dalam Pembelajaran IPA Di SD

Menurut Piaget, ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
merancang pembelajaran di kelas, terutama dalam pembelajaran IPA. Ketiga hal
tersebut yaitu:

1) Seluruh anak melewati tahapan yang sama secara berurutan.


2) Anak mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau
kejadian.
3) Apabila hanya kegiatan fisik yang diberikan kepada anak, tidaklah cukup
untuk menjamin perkembangan intelektual anak.

Cara Pembelajaran IPA Di SD Berdasarkan Teori Piaget

1) Guru harus selalu memperhatikan pada setiap siswa apa yang mereka
lakukan, apakah mereka melaksanakan dengan benar, apakah mereka tidak
mendapatkan kesulitan.
2) Guru harus berbuat seperti apa yang Piaget perbuat yaitu memberikan
kesempatan kepada anak untuk menemukan sendiri jawabannya, sedangkan
guru harus selalu siap dengan alternative jawaban bila sewaktu-waktu
dibutuhkan.

4
3) Pada akhir pembelajran, guru mengulas kembali bagaimana siswa dapat
menemukan jawaban yang diinginkan.

2. Teori Belajar Brunner

Brunner merupakan salah seorang ahli psikolog perkembangan dan ahli


belajar kognitif. Beliau beranggapan bahwa belajar merupakan kegiatan perolehan
informasi. Kegiatan perolehan informasi tersebut meliputi pembentukan kategori-
kategori. Di antara kategori-kategori tersebut ada kemungkinan saling berhubungan
yang disebut sebagai koding. Teori belajar Brunner ini disebut sebagai teori belajar
penemuan.

Ada tiga tahap penampilan mental yang dikemukan oleh Brunner, yaitu:

1) Tahap Penampilan Enaktif


Tahap ini sejajar dengan tahap sensori motor pada Piaget, dimana
anak pada dasarnya mengembangkan keterampilan motorik dan kesadaran
dirinya dengan lingkungannya.
2) Tahap Penampilan Ikonik
Tahap ini sejajar dengan tahap praoperasi pada Piaget, pada tahap ini
penampilan mental anak sangat dipengaruhi oleh persepsinya, dimana
persepsi tersebut bersifat egosentris dan tidak stabil. Mereka belum
mengembangkan kontrol pada persepsinya yang memungkinkan mereka
melihat dirinya sendiri dengan suatu pola yang tetap.
3) Tahap Penampilan Simbolik
Tahap ini sejajar dengan tahap operasi formal pada piaget, pada tahap
ini pengembangan keterampilan berbahasa dan kemampuan untuk
mengartikan dunia luar dengan kata-kata dan idenya. Anak yang memulai
untuk secara simbolik memperoses informasi.
Tidak seperti Piaget, pembagian tahapan oleh Brunner bukanlah
merupakan suatu hal yang kaku melainkan bersifat fleksibel tidak
dimaksudkan untuk menentukan kesiapan anak untuk belajar. Brunner

5
beranggapan bahwa semenjak kecil secara intuitif, manusia sudah dapat
menangkap konsep-konsep IPA.

Penerapan Teori Belajar Brunner Dalam Pembelajaran IPA Di SD

Penerapannya yaitu dalam proses pembelajaran di kelas, Brunner


mengembangkan model pembelajran penemuan. Model ini pada prinsipnya
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh informasi sendiri dengan
bantuan guru dan biasanya menggunakan barang yang nyata. Peran guru dalam
pembelajaran ini bukanlah sebagai seorang pemberi informasi melainkan seorang
penuntun untuk mendapatkan informasi.

Cara Pembelajaran IPA Di SD Berdasarkan Teori Brunner

1. Pembelajar (siswa) akan mudah mengingat materi pembelajaran apabila


informasi tersebut didapatkan sendiri, bukan merupakan informasi
perolehan.
2. Apabila pembelajaran telah memperoleh informasi, maka dia akan
mengingat lebih lama.

3. Teori Belajar Vygostsky

Vygostsky merupakan tokoh konstruktivisme social, yang mana


menyatakan bahwa siswa akan dapat lebih mudah menemukan dan memahami
konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-
masalah itu dengan temannya. Teori ini merupakan teori yang mendasari
pembelajaran kooperatif.

Penerapan Teori Belajar Vygostsky Dalam Pembelajaran IPA Di SD

1. Walaupun anak tetap dilibatkan dalam pembelajaran aktif, guru harus secara
aktif mendampingi setiap kegiatan anak-anak. Dalam istilah teoritis, berarti
anak-anak bekerja dalam Zone of proximal development dan guru
menyediakan scaffolding bagian anak selama melalui ZPD.

6
2. Secara khusus Vygostsky mengemukakan bahwa disamping guru, teman
sebaya juga berpengaruh penting pada perkembangan kognitif anak, kerja
kelompok secara kooperatif tampaknya mempercepat perkembangan anak.
3. Gagasan tentang kelompok kerja kreatif ini diperluas menjadi pengajaran
pribadi oleh teman sebaya, yaitu seorang anak mengajari anak lainnya yang
agak tertinggal dalam pembelajaran. Satu anak bisa lebih efektif
membimbing anak lainnya melewati ZPD karena mereka sendiri baru saja
melewati tahap itu sehingga bisa dengan mudah melihat kesulitan-kesulitan
yang dihadapi anak lain dan menyediakan scaffolding yang sesuai.

B. Menganalisis Taksonomi Bloom Dan Penerapan Dalam Pembelajaran

Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi


dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu
atau prinsip yang mendasari klasifikasi Semua hal yang bergerak, benda diam,
tempat, dan kejadian-kejadian sampai pada kemampuan berpikir dapat
diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi. Taksonomi tujuan
pembelajaran adalah pengelompokan tujuan pembelajaran dalam kawasan kognitif
afektif dan psikomotorik. Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang
perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pembelajaran, karena segala kegiatan
pembelajaran bermuara pada tercapainya tujuan tersebut. Agar proses pembelajaran
dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang guru dituntut untuk mampu
menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas. Kendati
demikian, dalam kenyataan di lapangan saat ini, tampaknya kita masih dapat
menemukan permasalahan yang dihadapi guru (calon guru) dalam merumuskan
tujuan pembelajaran yang hendak dilakukannya, yang berujung pada inefektivitas
dan inefesiensi pembelajaran. Taksonomi adalah suatu klasifikasi atau
pengelompokan benda menurut ciri-ciri tertentu. Dalam bidang pendidikan,
taksonomi digunakan untuk mengklasifikasikan tujuan instruksional.

Taksonomi Bloom memiliki hirarki yang paling banyak (6) hirarki), baik
yang belum direvisi maupun yang sudah dire visi. Taksonomi Bloom pertama kali

7
disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan
dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut
dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.

Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu: Domain kognitif


yang meliputi perilaku yang menekankan aspek intelektual seperti pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan berpikir. Domain afektif mencakup perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, harga diri, dan gaya
koping. Domain psikomotorik mencakup perilaku yang menekankan keterampilan
motorik seperti menulis tangan, menulis, berenang, dan menggunakan mesin.
Beberapa istilah lain yang menggambarkan hal yang sama dalam ketiga bidang
tersebut adalah ungkapan Ki Hajar Dewantara, yaitu: kreativitas, rasa, dan tujuan.
Selain itu, juga dikenal konsep: penalaran, evaluasi, dan praktik. Dari masing-
masing domain tersebut, dibagi menjadi beberapa kategori dan subkategori, yang
secara hirarkis berurutan (ditingkatkan) dari aktivitas yang sederhana hingga yang
lebih kompleks. Perilaku pada setiap level agaknya melibatkan perilaku pada level
yang lebih rendah, seperti domain kognitif, mencapai “pemahaman” pada level
kedua juga membutuhkan “pengetahuan” pada level pertama.

Taksonomi Bloom Revisi terdiri dari dua dimensi yaitu dimensi proses
kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi proses kognitif mengacu pada proses
yang digunakan siswa untuk mempelajari sesuatu, sedangkan dimensi pengetahuan
adalah jenis pengetahuan yang dipelajari siswa (Amer, 2006:214). Menurut
Krathwohl (2002: 215), tingkat hasil belajar proses kognitif berdasarkan taksonomi
Revised Bloom bersifat hierarkis, artinya kategori ukuran proses kognitif diurutkan
menurut tingkat kerumitannya. Memahami lebih sulit daripada Mengingat,
menerapkan lebih sulit daripada memahami, dll. Namun, adalah mungkin untuk
tumpang tindih kategori proses kognitif dalam taksonomi Bloom dengan kategori
proses kognitif lainnya.

Strategi penanaman taksonomi pembelajaran IPA pada jenjang SD, strategi


penanaman taksonomi pembelajaran IPA dapat dilakukan di dalam kelas pada

8
kegiatan pembelajaran, di luar kelas, pengkondisian lingkungan dan keteladanan.
Berikut adalah strategi penanaman domain-domain taksonomi pembelajaran IPA ;

a) Domain penegtahuan
Siswa sd perlu dibekali dengan pengetahuan IPA yang sesuai dengan
kognitifnya dan mampu memahaminya. Berikut adalah strategi
penanaman pengetahuan IPA pada siswa SD:
 Guru melakukan kegiatan pembelajaran secara bertahap dari
materi yang termudah dan tersulit sehingga siswa menjadi
lebih mudah memahami materi IPA.
 Guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA lebih berfokus
pada konsep dan senantiasa memberikan penguatan dan
penekanan pada hal hal yang penting. Selama ini, banyak
guru yang melaksanakan pembelajaran IPA lebih berfokus
pada soal Latihan sehingga pemahaman siswa belum optimal
 guru melaksanakan pembelajaran bermakna.pembelajaran
dikatakan bermakna jika siswa mampu mengkaitkan
berbagai konsep -konsep IPA. Banyak siswa yang masih
lemah dalam mengkaitkan konsep IPA dan cenderung
menganggap konsep IPA berdiri sendiri dan tidak berkaitan
 guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA menggunakan
media pembelajaran. Selama ini masih banyak guru yang
melaksanakan pembelajaran IPA dengan metode ceramah
dan hanya mengandalkan tutur dan kapur. Media
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan atensi dan
motivasi belajar siswa serta berperan besar dalam membantu
siswa memahami konsep IPA
 Sekolah menyediakan buku dan referensi IPA yang cukup
dan memadai bagi siswa
 Sekolah menyediakan fasilitas internet kepada siswa agar
siswa senantiasa up-date tentang perkembangan IPA.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada pembahasan dapat di simpulkan bahwa teori belajar adalah suatu teori
yang di dalam nya terdapat tata cara pengaplikasikan kegiatan belajar mengajar
antara guru dan siswa,perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan
di kelas maupun di luar kelas,namun teori belajar ini tidahlah semudah yang di
kira,dalam prosesnya teori membutuhkan berbagai sumber sarana yang yang dapat
menunjang seperti:lingkungan siswa,kondisi psikologis siswa,perbedaan tingkat
kecerdasan siswa.
Semua unsur ini dapat dijadikan bahan acuan untuk menciptakan suatu
model teori belajaryang di anggap cocok,tifak perlu terpaku dengan kurikulum yang
ada asalkan tujuan dari teori belajar ini sama dengan tujuan pendidikan. Teori-teori
tersebut menjelaskan apa itu belajar dan bagaimana belajar itu terjadi.
Teori ini dinamakan teori Bloom karena teori ini dikemukakan oleh seorang
ahli yang bernama B. Bloom. Teori ini mengungkapkan ada dua faktor utama yang
dominan terhadap hasil belajar yaitu karakteristik siswa yang meliputi
(kemampuan, minat, hasil belajar sebelumnya, motivasi) dan karakter pengkajian
yang meliputi(guru dan fasilitas belajar). Melalui taksonomi Bloom inilah telah
berhasil memberikan inspirasi kepada banyak pakar pendidikan dalam
mengembangkan teori-teori maupun praktek pembelajaran.

B. Saran

Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan
ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih
kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan kritik
membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin dan Wahyuni. 2012. Teori Belajar dan Pembelajara. Jakarta:


Aruzz Media.
Hakim, Lukmanul. 2019. Perencanaan Pembelajaran. Wahana Prima
Bandung.
Sugandi, Achmad. 2007. Teori Pembelajaran. UNNES PRESS. Semarang
Anderson dan Krathwhol. 2001. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom,
Terjemahan Prihantoro.2010. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
https://www.slideshare.net/khulelbuyun1/pertemuan2ipasdpptx
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar. Volume. 3, Nomor 1 April 2018
ISSN: 2527-5445. http://ejournal.ihdn.ac.id/index. Php/AW.

11

Anda mungkin juga menyukai