Informasi Umum
Kompetensi Awal Sarana dan Prasarana
Peserta didik memahami struktur dan 1. Papan Tulis
fungsi organ-organ tubuh manusia, 2. Spidol
terutama yang terkait dengan sistem 3. Buku
pencernaan dan sistem sirkulasi. 4. LCD
Peserta didik mampu menjelaskan 5. Laptop
konsep homeostasis dan pentingnya 6. LKPD
keseimbangan dalam tubuh manusia.
Peserta didik memahami prinsip dasar
osmosis, difusi, dan transport aktif serta
hubungannya dengan mekanisme
pengaturan keseimbangan cairan dan
elektrolit dalam tubuh.
Peserta didik mengetahui jenis-jenis
limbah metabolik yang dihasilkan oleh
tubuh manusia dan peran sistem
ekskresi dalam pengelolaannya.
Peserta didik memahami struktur dan
fungsi ginjal serta peran ginjal dalam
pembentukan urin dan menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit
dalam tubuh.
Model Pembelajaran
Tatap Muka
Model Pembelajaran Discovery Based Learning
Komponen Inti
Capaian Pembelajaran
Peserta didik memiliki kemampuan mendeskripsikan bioproses yang terjadi dalam sel, dan
menganalisis keterkaitan struktur organ pada sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau
gangguan yang muncul pada sistem organ tersebut. Selanjutnya peserta didik memiliki kemampuan
menerapkan konsep pewarisan sifat, pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan sehari-hari
dan mengevaluasi gagasan baru mengenai evolusi. Konsep-kosep yang dipelajari diterapkan untuk
memecahkan masalah kehidupan yang diselesaikan dengan keterampilan proses secara mandiri
hingga menciptakan ide atau produk untuk mengatasi permasalah tersebut. Melalui keterampilan
proses juga dibangun sikap ilmiah dan profil pelajar pancasila.
Alur Tujuan Pembelajaran
11.3. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem ekskresi dan
mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat menjelaskan mekanisme serta gangguan
fungsi yang mungkin terjadi pada sistem ekskresi manusia melalui studi literatur, pengamatan,
percobaan, dan simulasi.
11.4 Menyajikan hasil analisis data dari berbagai sumber (studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi) pengaruh pola hidup dan kelainan pada struktur dan fungsi organ yang menyebabkan
gangguan sistem ekskresi manusia melalui berbagai bentuk media informasi.
...
Pemahaman Bermakna
Peserta didik memahami pentingnya menjaga kesehatan sistem ekskresi dan mengenali tanda-tanda
gangguan pada sistem tersebut.
Peserta didik mengetahui cara-cara menjaga kesehatan ginjal, seperti dengan menjaga asupan
cairan yang cukup, menghindari konsumsi alkohol dan obat-obatan yang berbahaya, serta menjaga
berat badan yang sehat.
Peserta didik mengetahui cara-cara mengatasi masalah kesehatan yang berkaitan dengan sistem
ekskresi, seperti dengan mengobati infeksi saluran kemih, mengatur asupan cairan dan elektrolit, atau
menjalani terapi ginjal untuk pengobatan penyakit ginjal.
Peserta didik memahami pentingnya kebersihan lingkungan dan menjaga kebersihan diri dalam
menjaga kesehatan sistem ekskresi.
Peserta didik mampu menghubungkan materi sistem ekskresi dengan materi-materi lain yang terkait,
seperti sistem pencernaan, sistem sirkulasi, dan sistem endokrin.
Pertanyaan Pemantik
1. Apa fungsinya ginjal?
2. Bagaimana proses pembentukan urine di dalam ginjal?
3. Mengapa warna urine yang dihasilkan ginjal berbeda-beda?
4. Apa yang terkandung di dalam urine?
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal 1. Membuka pembelajaran dengan salam, berdoa dan menanyakan kabar,
dan kehadiran peserta didik.
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
3. Guru menyampaikan tentang capaian tujuan pembelajaran yang akan
dipealajari pada pagi hari ini
4. Guru melakukan kegiatan apersepsi melalui kegiatan tanya jawab
Kegiatan Inti: Pertemuan 1
1) Guru mengajak murid untuk mengamati gambar organ ekskresi ginjal.
Menunjukkan beberapa sampel urine dalam botol yang dibawa siswa.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Apa
fungsinya ginjal? Bagaimana proses pembentukan urine di dalam ginjal?
Mengapa warna urine yang dihasilkan ginjal berbeda-beda? Apa yang
terkandung di dalam urine?
3) Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara.
4) Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan bahan praktikum
untuk eksperimen uji kandungan urine.
5) Siswa mempelajari cara kerja praktikum uji kandungan urine dan diberi
kesempatan untuk bertanya jika tidak paham.
6) Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja praktikum, dan
menyampaikan hati-hati saat menyalakan dan mematikan api pada bunsen.
7) Siswa secara berkelompok melakukan praktikum pengamatan sifat fisik urine
dan uji kandungan urine.
8) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk browsing internet
sesuai dengan subtopik tertentu berkaitan dengan organ ginjal, proses
pembentukan urine, faktor-faktor yang memengaruhi proses pembentukan
urine, dan karakteristik urine.
9) Siswa melakukan studi literatur atau browsing internet tentang organ ginjal,
proses pembentukan urine, faktor-faktor yang memengaruhi proses
pembentukan urine, dan karakteristik urine.
10) Pembelajaran kooperatif : Beberapa siswa ditunjuk sebagai tutor untuk
menjelaskan proses pembentukan urine.
11) Strategi alternatif : Bersama-sama siswa merencanakan praktik uji kandungan
urine.
12) Setiap kelompok menganalisis data hasil eksperimen uji kandungan urine.
13) Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan
mendiskusikan hasil browsing internet tentang organ ginjal, proses
pembentukan urine, faktor-faktor yang memengaruhi proses pembentukan
urine, dan karakteristik urine.
14) Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point tentang organ
ginjal, faktor-faktor yang memengaruhi proses pembentukan urine, dan
karakteristik urine.
15) Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil eksperimen uji
kandungan urine dan materi subtopik tertentu sesuai dengan yang ditugaskan
berkaitan dengan organ ginjal, proses pembentukan urine, faktor-faktor yang
memengaruhi proses pembentukan urine, dan karakteristik urine.
16) Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat tentang organ ginjal,
proses pembentukan urine, faktor-faktor yang memengaruhi proses
pembentukan urine, dan karakteristik urine.
17) Guru memberikan informasi tambahan sebagai pengembangan materi yang
dibahas.
Pertemuan 2
1) Guru mengajak murid untuk mengamati diri sendiri (secara langsung) atau
gambar orang yang kulitnya mengeluarkan keringat jika udara lingkungan panas
atau setelah bekerja keras.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Apa
tujuan kulit mengeluarkan keringat? Apa yang terkandung dalam keringat?
Mengapa keringat lebih banyak keluar pada saat suhu udara lingkungan
tinggi/panas?
3) Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara.
4) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk studi literatur atau
browsing internet tentang kulit, hati, gangguan dan teknologi sistem ekskresi,
dan proses hemodialisis (cuci darah).
5) Pembelajaran kooperatif : Beberapa siswa ditunjuk sebagai tutor untuk
penjelasan proses hemodialisis.
6) Siswa melakukan studi literatur atau browsing internet tentang kulit, hati, serta
gangguan dan teknologi sistem ekskresi.
7) Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan
mendiskusikan hasil browsing internet tentang kulit, hati, gangguan dan
teknologi sistem ekskresi, dan proses hemodialisis (cuci darah).
8) Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point tentang kulit, hati,
serta gangguan dan teknologi sistem ekskresi.
9) Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan materi tentang kulit,
hati, serta gangguan dan teknologi sistem ekskresi.
10) Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat antarsiswa.
11) Guru memberikan informasi tambahan sebagai pengembangan materi yang
dibahas, misalnya tentang proses hemodialisis (cuci darah), cangkok kulit (skin
grafting), dan cara menjaga ginjal agar senantiasa sehat.
Lampiran
Daftar Pustaka Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
LAMPIRAN 1
Rubrik Penilaian
A. Lembar Penilaian
Lembar Penilaian Sikap Spritual dan Sikap Sosial
Petunjuk : Lembar ini diisi oleh guru dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom sesuai dengan sikap
yang ditunjukan oleh peserta didik saat pembelajaran
Sikap yang dinilai
Nama Peserta Teliti Disiplin
No Skor total Nilai Akhir Predikat
Didik 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
Dst
Panduan Penskoran
Penilaian Keterampilan
Pengamatan Sifat Fisik Urine dan Menguji Kandungan Urine
Aspek penilaian : Keterampilan
Judul kegiatan : – Mengamati Sifat Fisik Urine dan Menguji Kandungan Urine
Aspek yang dinilai
Kesesuaian
Nama Kontribusi
No Persiapan alat pelaksanaan Laporan Skor Nilai
Siswa dalam
dan bahan dengan cara
kelompok
praktikum
kerja
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pedoman penilaian keterampilan: 1 = jika tidak baik; 2 = jika kurang baik; 3 = jika cukup baik; 4 = jika
sangat baik Skor maksimum = 16
Bagaimana struktur dan fungsi organ-organ tersebut? Simak penjelasan berikut ini:
1. Kulit
Kulit berperan untuk mengekskresikan urea, garam, dan kelebihan air melalui kelenjar keringat yang ada
di kulit. Keringat manusia terdiri dari air, garam, terutama garam dapur (NaCl), sisa metabolisme sel, urea, serta
asam. Kulit (integument) terdiri dari dua bagian yaitu epidermis dan dermis.
Epidermis Epidermis adalah lapisan terluar kulit dan terumata tersusun atas sel-sel epithelial mati
yang terus-menerus terlepas dan jatuh. Sel-sel baru mendorong ke atas dari lapisan-lapisan di
bawah, menggantikan sel-sel yang hilang. Ketebalan epidermis menentukan ketebalan kulit. Kulit
yang tebal, misalnya pada telapak tangan, ujung jari, memiliki lima lapis epidermis, yaitu stratum
basal, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum. Kulit yang
tipis, sperti yang melapisi tubuh, tidak memiliki stratum lusidum. Sel-sel pada stratum basal,
spinosum, dan stratum granulosum merupakan sel hidup karena mendapat nutrient dari kapiler di
jaringan ikat (dalam hal ini adalah dermis). Sebaliknya sel-sel di stratum lusidum dan stratum
korneum merupakan sel mati karena tidak mencapai lapisan ini.
Dermis Dalam dermis terdapat pembuluh darah, akar rambut, dan ujung saraf. Selain itu, terdapat
pula kelenjar keringat (glandula sudorifera) serta kelenjar minyak (glandula sebassea) yang terletak
dekat akar rambut dan berfungsi meminyaki rambut.
2. Paru-paru
Paru merupakan organ ekskresi yang berperan dalam mengeluarkan karbon dioksida (CO2) dan uap air
(H2O) yang dihasilkan dari respirasi. Karbon dioksida yang dihasilkan selama respirasi dalam sel diangkut
oleh hemoblobin dalam darah. Pada prinsipnya, CO2 diangkut dengan dua cara yaitu melalui plasma darah
dan diangkut dalam bentuk ion HCO3 melalui proses berantai yang disebut. Pertukaran gas terjadi di alveoli
(tunggal, alveolus), kantong-kantong udara yang menggugus di ujung bronkiolus paling kecil. Paru-paru
manusia mengandung jutaan alveoli, yang secara bersamaan memiliki area permukaan sekitar 100 m2, lima
puluh kali lebih luas daripada kulit. Oksigen di udara yang memasuki alveoli terlarut di dalam selaput lembab
yang melapisi permukaan dalam dan berdifusi dengan cepat melintasi epitelium ke dalam jejaring kapiler yang
mengelilingi setiap alveoli. Karbon dioksida berdifusi dalam arah yang berlawanan, dari kapiler melintasi
epitelium alveoli dan menuju ke dalam rongga udara.
3. Hati
Hati berperan untuk membuang urea, pigmen, empedu, dan racun. Hati merupakan kelenjar terbesar dalam
tubuh dan merupakan kelenjar detoksifikasi. Hati (mengeksresikan) kurang lebih ½ liter empedu setiap hari.
Empedu berupa cairan hijau kebiruan berasa pahit, dengan pH sekitar 7-7,6; mengandung kolesterol, garam
mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin. Empedu
berasal dari perombakan sel darah merah (eritrosit) yang telah tua dan rusak di dalam hati. Sel-sel hati yang
khusus bertgas merombak eritrosit disebut sel histiosit. Sel tersebut akan menguraikan hemoglobin menjadi
senyawa hemin, zat besi (Fe), dan globulin. Zat besi diambil dan disimpan dalam hati untuk dikembalikan ke
sumsum tulang. Globin digunakan lagi untuk metabolisme protein atau untuk membentuk Hb baru. Senayawa
hemin di dalam hati diubah menjadi zat warna empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin. Selanjutnya zar warna
tersebut dikirim ke usus dua belas jari dan dioksidasi menjadi urobilin. Urobilin berwarna kuning cokelat yang
berperan memberi warna pada feses dan urin.
4. Ginjal
Ginjal atau “ren” berbentuk seperti biji buah kacang merah (kara/ercis). Ginjal terletak di kanan dan di kiri
tulang pinggang yaitu di dalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah dua buah dan
berwarna merah keunguan. Ginjal sebelah kiri terletak agak lebih tinggi daripada ginjal sebelah kanan.
Sebuah saluran sempit yang disebut uereter terdapat di setiap ginjal. Ureter inilah yang terhubung ke kanting
besar yang disebut kandung kemih. Urin dikumpulkan dan disimpan dalam kandung kemih. Pada akhir
kandung kemih terdapat saluran berotot yang disebut uretra. Uretra bekerja sebagai saluran tempat
pembuangan. Urin terus mengalir keluar dari ginjal ke dalam ureter dan bergerak menuju kandung kemih
karena kontraksi dinding ureter. Kandung kemih dapat mengembang dan meperluas volumenya agar dapat
diisi urin.
Mekanisme Pembentukan Urine
Untuk mengetahui hal tersebut kalian bisa memahami setelah membaca materi berikut:
1. Mekanisme Pembentukan Urin Di dalam ginjal terjadi serangkaian proses pembentukan urin, yaitu filtrasi
(penyaringan), reabsorbsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengeluaran). Darah yang masuk ke
ginjal mengandung lebih banyak oksigen dan sedikit karbon dioksida. Biasanya, darah yang masuk memiliki
kadar air, garam mineral, dan produk limbah nitrogen yang lebih besar daripada darah yang meninggalkan
ginjal. Kelebihan garam mineral dan limbah nitrogen (seperti urea, kreatinin, dan asam urat) yang tidak
berguna lagi bagi tubuh akan dibuang.
a) Penyaringan Darah (Filtrasi) Proses filtrasi terjadi di antara glomerulus dan kapsula Bowman. Ketika
darah dari arteriol aferen memasuki glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi. Hal tersebut
menyebabkan air dan molekul-molekul yang tidak larut dalam darah melewati dinding kapiler pada
glomerulus. Kemudian, air dan molekul-molekul memasuki lempeng filtrasi dari kapsula Bowman. Hasil
filtrasi ini disebut filtrat glomerulus atau urin primer. Filtrat ini akan dipindahkan melalui tubulus kontortus
proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal, kemudian menuju tubulus pengumpul.
b) Penyerapan Kembali (Reabsorpsi) Ketika filtrat dipindahkan, darah di arteriol eferen glomerulus menjadi
sangat pekat. Hal tersebut terjadi karena hilangnya begitu banyak air. Selain itu, filtrasi mengandung
substansi-substansi besar yang tidak dapat melewati dinding kapiler glomerulus, seperti sel darah,
protein-protein besar, dan kepingan-kepingan lemak. Sementara itu, urin primer yang dihasilkan dari
kapsula Bowman, memasuki tubulus kontortus proksimal. Di titik pertautan antara kapiler-kapiler yang
melingkupi tubulus, diserap glukosa dan asam amino serta ion Na+. Urin primer yang memasuki
lengkung Henle telah lebih isotonik dengan darah di kapiler. Pada lengkung Henle terjadi penyerapan
garam NaCl dan air. Penyerapan berlanjut di tubulus kontortus distal. Di sini terjadi penyerapan
urea, kreatinin, bahan obat-obatan, H+, dan NH4–. Sementara itu, garam NaCl dan air serta ion
HCO3–
kembali diserap. Urin yang dihasilkan dari tubulus kontortus distal, disebut urin sekunder. Hasil
reabsorpsi ini mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang memberikan bau dan warna
pada urin.
c) Pengumpulan (Augmentasi) Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan memasuki tubulus
pengumpul. Di tubulus ini, masih terjadi penyerapan kembali air, garam NaCl, dan urea sehingga
terbentuk urin yang harus dibuang dari tubuh. Dari tubulus pengumpul, urin memasuki pelvis renalis,
lalu mengalir menuju ureter menuju kandung kemih (vesika urinaria). Ketika kandung kemih penuh,
orang akan merasakan keinginan untuk buang air kecil. Beberapa hal yang memengaruhi volume urin,
di antaranya zat-zat diuretik, suhu, konsentrasi darah, dan emosi. Jika sering mengonsumsi kopi dan
teh, zat diuretik (kafein) yang dikandungnya akan menghambat reabsorpsi air sehingga volume urin
meningkat. Pada saat terjadi peningkatan suhu, kapiler di kulit melebar dan air berdifusi keluar serta
kelenjar keringat menjadi aktif. Saat volume air turun, penyerapan air di ginjal berkurang sehingga
volume urin menurun. Begitu pula halnya ketika konsentrasi darah meningkat, atau ketika darah
menjadi lebih cair karena banyak mengonsumsi cairan.
2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Urin Jumlah urine yang dikeluarkan oleh kita untuk setiap
harinya tidak sama. Banyak sedikitnya urin seseorang yang dikeluarkan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain sebagai berikut.
a) Jumlah air yang diminum Apabila kita banyak minum, maka konsentrasi protein darah akan turun,
sehingga tekanan koloid protein juga menurun. Hal ini menyebabkan tekanan filtrasi menjadi kurang
efektif.
b) Saraf Rangsangan saraf renalis menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju glomelurus,
akibatnya air dan darah ke glomelurus berkurang, sehingga tekanan juga menjadi berkurang. Hal ini
menyebabkan proses filtrasi menjadi kurang efektif.
c) Hormon Antidiuretik (ADH) ADH adalah hormon yang mempengaruhi penyerapan air oleh dinding
tubulus. Hormon inini dihasilkan oleh hipofisis posterior. Apabila kadar ADH dalam darah naik atau
berlebih, maka penyerapan air oleh dinding tubulus meningkat. Hal ini menyebabkan jumlah urine yang
terbentuk sedikit. sebaliknya apabila kadar ADH dalam darah turun atau berkurang, maka penyerapan
air oleh dinding tubulus menurun. Hal ini menyebabkan jumlah urine yang terbentuk banyak.
d) Kadar Garam Kadar garam yang harus berlebih/tinggi dikeluarkan dari darah supaya tekanan
osmotiknya tetap.
e) Penyakit Diabetes Melitus Seseorang yang menderita penyakit diabetes melitus (kencing manis),
pengeluaran glukosa diikuti pula oleh kenaikan volme urine.
f) Suhu Jika suhu internal dan eksternal naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat. Ini
menyebabkan pembuluh kutaneus melebar sehingga cairan tubuh berdifusi dari kapiler ke permukaan
kulit. Saat volume air dalam tubuh menurun, ADH disekresikan sehingga reabsorpsi air meningkat. Di
samping itu, peningkatan suhu merangsang pembuluh abdominal mengerut sehingga aliran darah di
glomelurus dan filtasi turun. Meningkatnya reabsorpsi dan berkurangnya aliran darah di glomelurus
mengurangi volume urin. Itulah sebabnya jika cuaca panas, kita jarang buang air.
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1) …………………………
2) …………………………
3) …………………………
4) …………………………
5) …………………………
Kelas :
MATERI: Sistem Ekskresi
PRAKTIKUM: Mengamati Struktur Mikroskopis Ginjal
TUJUAN:
Mengamati struktur mikroskopis ginjal.
Mengidentifikasi bagian-bagian dari ginjal dan fungsinya.
Memahami proses pembentukan urin dalam ginjal.
ALAT DAN BAHAN:
1) Preparat ginjal.
2) Mikroskop.
3) Objektif mikroskop 10x dan 40x.
4) Kertas dan pensil.
5) Cairan pembersih mikroskop.
LANGKAH KEGIATAN:
1) Siapkan preparat ginjal di bawah mikroskop.
2) Observasi struktur mikroskopis ginjal dengan menggunakan objektif mikroskop 10x dan 40x.
3) Identifikasi bagian-bagian ginjal, seperti glomerulus, tubulus, dan pelvis ginjal.
4) Tuliskan hasil observasi dan identifikasi pada kertas kerja.
5) Diskusikan fungsi masing-masing bagian ginjal.
6) Diskusikan proses pembentukan urin dalam ginjal dan peran masing-masing bagian dalam proses
tersebut.
HASIL OBSERVASI:
Bagian ginjal yang diamati:
Struktur mikroskopis yang diamati:
Identifikasi bagian-bagian ginjal:
Fungsi masing-masing bagian ginjal:
Proses pembentukan urin dalam ginjal:
KESIMPULAN:
1) Apa yang dapat kamu simpulkan dari hasil observasi dan identifikasi struktur mikroskopis ginjal?
2) Apa saja fungsi masing-masing bagian ginjal yang kamu identifikasi?
3) Bagaimana proses pembentukan urin dalam ginjal terjadi dan bagaimana peran masing-masing bagian
ginjal dalam proses tersebut?
CATATAN:
Pastikan kamu sudah membersihkan alat dan bahan setelah selesai praktikum.
Jangan lupa untuk menandatangani lembar kerja ini setelah selesai.
IDENTITAS MODUL
Penyusun : Suci Astuti, S.Pd.
Jenjang Sekolah :
Mata Pelajaran : Biologi
Fase / Kelas : F / XI
Domain : Sistem Gerak
Alokasi Waktu : 3 x Pertemuan (4 x45 Menit)
Informasi Umum
Fase capaian pembelajaran (Fase F) Domain Mata Pelajaran (Sistem Gerak)
Kompetensi Awal Sarana dan Prasarana
Peserta didik menganalisis hubungan antara 1. Papan Tulis
struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak 2. Spidol
dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga 3. Buku
dapat menjelaskan mekanisme gerak serta 4. LCD
gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem 5. Laptop
gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan,
percobaan, dan simulasi dan Menyajikan karya
tentang pemanfaatan teknologi dalam mengatasi
gangguan sistem gerak melalui penelusuran dari
berbagai sumber informasi.
Pertemuan 2
1) Guru mengajak murid untuk mengamati dan memperagakan kerja otot, misalnya
mengangkat lengan atau mengamati gambar/video peragaan binaraga.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya berkaitan dengan
gambar peragaan otot bekerja atau berkontraksi. Mengapa pada waktu
mengangkat lengan, otot tampak lebih besar dan terasa lebih keras? Mengapa
otot binaraga lebih besar dan berisi dibandingkan otot orang biasa?.
3) Siswa yang lainnya dapat mencoba memberikan jawaban/hasil analisis
sementara.
4) Siswa melakukan praktikum pengamatan kontraksi otot katak.
5) Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat praktikum.
6) Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi kesempatan untuk bertanya
jika tidak paham.
7) Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja praktikum yang
benar.
8) Siswa secara berkelompok melakukan percobaan pengamatan kontraksi otot
katak.
9) Siswa melakukan pencatatan data-data hasil praktikum.
10) Siswa melakukan studi literatur tentang struktur otot rangka, mekanisme kerja
otot, dan sifat kerja otot.
11) Siswa mencoba memperagakan gerakan antagonis berdasarkan gambar pada
buku literatur.
12) Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan
mendiskusikan hasil pengamatannya tentang kontraksi otot katak.
13) Siswa menganalisis informasi dari studi literatur tentang struktur otot rangka,
mekanisme kerja otot, dan sifat kerja otot.
14) Siswa menganalisis/mengidentifikasi gerakan-gerakan antagonis.
15) Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar kegiatan praktikum.
16) Diskusi kelas: setiap kelompok mempresentasikan hasil praktikum dan hasil
studi literatur. Siswa antarkelompok diberikan kesempatan untuk menanya
maupun menangggapi hal-hal yang didiskusikan.
17) Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat hasil pengamatan
siswa.
18) Guru memberikan tambahan informasi berkaitan dengan struktur otot rangka,
mekanisme kerja otot, sifat kerja otot, dan gerakan antagonis
Pertemuan 3
1) Guru mengajak murid untuk mengamati gambar bermacammacam gangguan
sistem gerak.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya berkaitan dengan
gambar bermacam-macam gangguan sistem gerak, contohnya, Mengapa bisa
terjadi osteoporosis? Apakah tulang yang patah bisa menyambung kembali?
3) Siswa yang lainnya dapat mencoba memberikan jawaban/hasil analisis
sementara.
4) Setiap kelompok melakukan studi literatur atau browsing internet untuk
mempelajari bermacam-macam gangguan sistem gerak dan teknologi sistem
gerak.
5) Kelompok berdiskusi untuk menjawab pertanyaan soal uji kompetensi.
6) Diskusi kelas: masing-masing kelompok membahas gangguan sistem gerak dan
teknologi sistem gerak. Siswa antarkelompok diberikan kesempatan untuk
menanya maupun menangggapi hal-hal yang didiskusikan.
7) Guru mengonfirmasi jika terjadi perbedaan pendapat tentang gangguan sistem
gerak dan teknologi sistem gerak.
8) Guru memberikan soal-soal kuis tentang sistem gerak untuk diperebutkan
seluruh siswa dan langsung diberikan nilai.
Kegiatan 1. Guru memberikan penguatan materi kepada peserta didik
penutup 2. Guru mengkomunkasikan rencana pembelajaran yang akan
dilakasanakan pada pertemuan berikutnya
3. Guru mengakhiri pembelajaran pada hari ini dengan doa penutup serta
mengucapkan salam
4. Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran dengan menuliskan
rangkuman materi pembelajaran di buku tulis
5. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang sudah melakukan
refleksi diri.
Lampiran
Daftar Pustaka Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
LAMPIRAN 1
Rubrik Penilaian
A. Lembar Penilaian
Lembar Penilaian Sikap Spritual dan Sikap Sosial
Petunjuk : Lembar ini diisi oleh guru dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom sesuai dengan sikap
yang ditunjukan oleh peserta didik saat pembelajaran
Sikap yang dinilai
Nama Peserta Teliti Disiplin
No Skor total Nilai Akhir Predikat
Didik 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
Dst
Panduan Penskoran
Penilaian Keterampilan
Pengamatan Sistem Gerak
No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai
Siswa Kesesuaian
Kontribusi
Persiapan alat pelaksanaan Laporan
dalam
dan bahan dengan cara praktikum
kelompok
kerja
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pedoman penilaian keterampilan: 1 = jika tidak baik; 2 = jika kurang baik; 3 = jika cukup baik; 4 = jika
sangat baik Skor maksimum = 16
Hubungan Antartulang
Hubungan antartulang di dalam tubuh disebut artikulasi. Agar artikulasi dapat bergerak, diperlukan struktur khusus
yang disebut sendi. Terbentuknya sendi dimulai dari kartilago di daerah sendi. Mula-mula kartilago akan
membesar lalu kedua ujungnya akan diliputi jaringan ikat. Kemudian kedua ujung kartilago membentuk sel-sel
tulang, keduanya diselaputi oleh selaput sendi (membran sinovial) yang liat dan menghasilkan minyak pelumas
tulang yang disebut cairan sinovial. Di dalam sistem rangka manusia, terdapat tiga jenis hubungan antartulang
yaitu sinartrosis, amfiartrosis, dan diartrosis.
a. Sinartrosis Sinartrosis adalah hubungan hubungan antartulang yang direkatkan oleh suatu jaringan ikat
yang mengalami osifikasi sehingga tidak memungkinkan adanya gerakan.
b. Amfiartrosis Amfiartosis adalah hubungan antartulang yang dihubungkan oleh kartilago sehingga
memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
c. Diartrosis. Diartrosis adalah hubungan antartulang yang memungkinkan terjadinya gerakan tulang secara
lebih bebas.
Jenis hubungan antartulang yang bersifat diartrosis adalah sebagai berikut:
1) Sendi Engsel
Sendi engsel merupakan hubungan antara bonggol tulang yang masuk ke dalam mangkuk tulang yang
tidak terlalu dalam dan adanya bagian pengganjal. Pada sendi engsel, gerakannya satu arah seperti
gerak engsel pintu. Contohnya sendi pada siku, lutut, mata kaki, dan ruas antarjari.
2) Sendi Putar
Pada sendi putar, ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Bentuk seperti ini
memungkinkan gerakan rotasi dengan satu poros. Contohnya sendi antara tulang hasta dan tulang
pengumpil dan sendi antara tulang atlas dengan tulang tengkorak. Pada sendi putar, ujung tulang yang
satu dapat mengitari ujung tulang yang lain.
3) Sendi Pelana
Sendi pelana merupakan hubungan antartulang yang memungkinkan terjadinya gerakan dua arah.
Contohnya adalah sendi antara tulang telapak tangan dengan pergelangan tangan dan dengan ruas jari
tangan.
4) Sendi Peluru
Pada sendi peluru, kedua ujung tulang berbentuk lekuk dan bongkol. Bentuk ini memungkinkan gerakan
bebas ke segala arah. Misalnya sendi antara tulang gelang bahu dan lengan atas, antara tulang gelang
panggul dan paha.
5) Sendi Luncur atau Sendi Geser
Pada sendi ini, kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan menggeser. Contohnya
sendi antartulang pergelangan tangan dan antartulang pergelangan kaki. Pada sendi ini, kedua ujung
tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan menggeser. Contohnya sendi antartulang pergelangan
tangan dan antartulang pergelangan kaki.
6) Sendi Kondoloid
Sendi kondiloid terjadi di antara dua tulang yang permukaannya berbentuk oval. Berupa gerak ke
samping dan gerak maju mundur, tetapi tidak mengitari poros. Contohnya sendi pada tulang pergelangan
tangan.
Macam-Macam Otot
Berdasarkan bentuk, susunan, dan cara kerjanya, otot manusia dibedakan 3 macam, yaitu: otot lurik (otot rangka),
otot polos, dan otot jantung.
a. Otot lurik (otot rangka)
Di sebut otot lurik karena sel otot ini memiliki bagian yang gelap dan terang yang memberikan
penampakan seperti lurik. Disebut otot rangka, karena otot ini melekat pada tulang (rangka) yang
berfungsi sebagai alat gerak aktif. Otot lurik terdapat pada sebagian besar tubuh dan anggota gerak.
Ujung otot lurik yang melekat pada tulang disebut urat otot (tendon). Tendon merupakan jaringan ikat
yang kuat dan liat.
b. Otot polos
Otot polos disebut juga otot dalam karena merupakan otot yang menyusun organ dalam tubuh manusia
yaitu : - saluran pencernaan (usus dan lambung) - pembuluh darah. - saluran pernapasan. - saluran
kelamin. - dindin rahim (uterus).
c. Otot jantung
Disebut otot jantung, kerena hanya terdapat pada jantung. Otot jantung berfungsi menggerakan jantung
untuk memompa darah kse seluruh bagian tubuh. Kontraksi dan relaksasi otot jantung menyebabkan
bilik jantung menyempit dan melebar secara berirama sehingga menimbulkan datak jantung. Otot jantung
terdapat pada jantung
Mekanisme Kerja
Otot Otot bekerja dengan cara berkontraksi. Jika mendapat rangasangan maka otot akan berkontraksi. Kontraksi
otot ditandai dengan otot jadi memendek, menegang, dan menggembung pada bagian tengahnya. Kontraksi otot
menyebab tulang tertarik, sehingga terjadi gerakan. Bila otot tidak bekerja maka otot akan berelaksasi yaitu
mengendur atau kembali ke ukuran semula. Untuk kembali ke keadaan semula setelah berkontraksi, maka perlu
bantuan gerakan otot lain yang sifat kerjanya berlawanan yaitu otot antagonis dan otot sinergis.
a. Kontrasksi otot
Kontraksi otot disebabkan karena pengaruh rangsangan melalui saraf. Zat pada sel otot yang peka
terhadap rangsangan adalah asetilkolin. Proses otot menerima rangsangan hingga terjadi kontraksi
adalah sebagai berikut: 1) Jika ada rangsangan, maka asetil kolin akan menerima rangsangan yang
berasal dari ujung saraf tersebut. 2) Asetil kolin kemudian akan membebaskan ion kalsium yang berada
pada sel otot. 3) Ion kalsium akan menyebabkan protein otot yang terdiri dari aktin dan myosin berikatan
membentuk aktomiosin. Ikatan aktin dan myosin ini yang menyebabkan otot memendek yang disebut
berkontraksi.
b. Relaksasi Otot
Jika otot tidak lagi berkontraksi maka ion kalsium akan kembali ke dalam plasma sel, sehingga
menyebabkan lepasnya pelekatan aktin dan myosin. Lepasnya pelekatan aktin dan myosin
menyebabkan otot kembali memanjang, mengendur, dan melemas. Kondisi tersebut disebut relaksasi.
c. Kelelahan Otot
Kontraksi otot secara terus menerus akan menyebabkan terjadinya kelelahan. Kelelahan ini disebabkan
karena saat bekerja otot menghasilkan asam laktat atau asam susu. Asam laktat akan dibawa darah
untuk dibuang keluar tubuh. Akan tetapi jika asam laktat ini tertimbun dalam otot dalam jumlah yang
banyak, maka akan menyebabkan timbulnya kelelahan dan pegal-pegal pada otot
LAMPIRAN 3
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1) …………………………
2) …………………………
3) …………………………
4) …………………………
5) …………………………
Kelas :
1. Kalian telah menyimak penjelasan tentang ciri-ciri tulang rawan dan tulang keras. Sekarang, identifikasikan
letak kedua jenis tulang tersebut dalam susunan rangka tubuh manusia. Lengkapilah tabel perbandingan
tulang keras dan tulang rawan.
Tulang Rawan
Bagian Tulang keras Hialin Fibrosa Elastis
Ciri-ciri
Contoh
2. Pada rangka manusia terdapat persendian yang merupakan hubungan antar tulang. Persendian apakah
yang dapat bergerak bebas? Jelaskan dan berikan contohnya!
3. Perhatikan gambar berikut
Berdasarkan gambar tersebut, kalian deskripsikan gangguan pada sendi, jelaskan factor penyebabnya dan
bagaimana cara penyembuhannya?
IDENTITAS MODUL
Penyusun : Suci Astuti, S.Pd.
Jenjang Sekolah : DK PRIMA
Mata Pelajaran : Biologi
Fase / Kelas : F / XI
Domain : Sistem Koordinasi
Alokasi Waktu : 3 x Pertemuan (6 x45 Menit)
Informasi Umum
Kompetensi Awal Sarana dan Prasarana
Peserta didik perlu memahami struktur 1. Papan Tulis
dan fungsi sel serta jaringan pada 2. Spidol
organisme manusia, seperti sel saraf, 3. Buku
sel otot, dan jaringan epitel. 4. LCD
Peserta didik perlu mengerti tentang 5. Laptop
struktur dan fungsi organ pencernaan, 6. LKPD
seperti mulut, lambung, usus, dan
hati, serta proses pencernaan makanan
dan penyerapan nutrisi oleh tubuh.
Peserta didik perlu memahami struktur
dan fungsi organ pernapasan, seperti
paru-paru, trakea, dan bronkus, serta
proses respirasi dan peran oksigen dan
karbon dioksida dalam tubuh.
Peserta didik perlu mengerti tentang
struktur dan fungsi organ
kardiovaskular, seperti jantung,
pembuluh darah, dan sistem limfatik,
serta peran mereka dalam sirkulasi
darah dan transportasi nutrisi, oksigen,
dan limbah dalam tubuh.
Peserta didik perlu memahami struktur
dan fungsi sistem saraf, seperti otak,
sumsum tulang belakang, dan saraf
tepi, serta bagaimana sistem saraf
mempengaruhi perilaku, gerak, dan
persepsi.
Peserta didik perlu mengerti tentang
kelenjar endokrin dan hormon yang
dihasilkan, serta peran hormon dalam
mengatur fungsi tubuh dan menjaga
keseimbangan dalam tubuh.
Model Pembelajaran
Tatap Muka
Model Pembelajaran Discovery Based Learning
Model Problem Based Learning
Komponen Inti
Capaian Pembelajaran
Peserta didik memiliki kemampuan mendeskripsikan bioproses yang terjadi dalam sel, dan
menganalisis keterkaitan struktur organ pada sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau
gangguan yang muncul pada sistem organ tersebut. Selanjutnya peserta didik memiliki kemampuan
menerapkan konsep pewarisan sifat, pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan sehari-hari
dan mengevaluasi gagasan baru mengenai evolusi. Konsep-kosep yang dipelajari diterapkan untuk
memecahkan masalah kehidupan yang diselesaikan dengan keterampilan proses secara mandiri
hingga menciptakan ide atau produk untuk mengatasi permasalah tersebut. Melalui keterampilan
proses juga dibangun sikap ilmiah dan profil pelajar pancasila.
Alur Tujuan Pembelajaran
11.5. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi dan
mengaitkannya dengan proses koordinasi sehingga dapat menjelaskan peran saraf, hormon, dan alat
indra dalam mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada
sistem koordinasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
11.6 Mengevaluasi pemahaman diri tentang bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya
terhadap kesehatan diri, lingkungan, dan masyarakat.
11.7 Menyajikan hasil analisis data dari berbagai sumber (studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi) pengaruh pola hidup dan kelainan pada struktur dan fungsi organ sistem koordinasi yang
menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormon pada manusia melalui berbagai bentuk media.
11.8Melakukan kampanye antinarkoba dalam berbagai bentuk media informasi baik di lingkungan sekolah
maupun masyarakat.
...
Pemahaman Bermakna
Peserta didik dapat memahami Sistem Koordinasi dengan cara menghubungkan konsep yang satu
dengan yang lain. Misalnya, hubungan antara sistem saraf dan sistem endokrin, atau hubungan
antara hormon dan reseptor.
Peserta didik dapat memahami Sistem Koordinasi dengan cara menjelaskan konsep tersebut dengan
kata-kata mereka sendiri. Hal ini dapat membantu Peserta didik untuk memperkuat pemahaman
mereka terhadap konsep.
Peserta didik dapat memahami Sistem Koordinasi dengan cara mengaitkan konsep yang dipelajari
dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, bagaimana sistem koordinasi bekerja dalam
situasi stres atau bagaimana gangguan pada sistem koordinasi dapat mempengaruhi kesehatan.
Melakukan praktikum atau eksperimen: Peserta didik dapat memahami Sistem Koordinasi dengan
cara melakukan praktikum atau eksperimen yang berkaitan dengan konsep tersebut. Hal ini dapat
membantu Peserta didik untuk melihat konsep dalam tindakan dan memperkuat pemahaman
mereka..
Pertanyaan Pemantik
1. Bagaimana mekanisme penghantaran impuls (rangsang) dari reseptor (indra) hingga terjadi gerakan
tubuh?
2. Apa fungsi otak?
3. Apa fungsi sumsum tulang belakang?
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal 1. Membuka pembelajaran dengan salam, berdoa dan menanyakan kabar,
dan kehadiran peserta didik.
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
3. Guru menyampaikan tentang capaian tujuan pembelajaran yang akan
dipealajari pada pagi hari ini
4. Guru melakukan kegiatan apersepsi melalui kegiatan tanya jawab
Kegiatan Inti: Pertemuan 1
1) Guru mengajak murid untuk memperagakan dan membedakan gerak sadar
dengan gerak refleks.
2) Guru mengajak murid untuk mengamati gambar otak dan sumsum tulang
belakang.
3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya:
Bagaimana mekanisme penghantaran impuls (rangsang) dari reseptor (indra)
hingga terjadi gerakan tubuh? Apa fungsi otak? Apa fungsi sumsum tulang
belakang?
4) Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara.
5) Siswa duduk sesuai dengan kelompok kecil (misalnya empat orang).
6) Guru memberikan lembaran berisi suatu subtopik permasalahan tertentu
kepada setiap kelompok, yaitu tentang neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak
sadar dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls, sistem saraf pusat,
sistem saraf tepi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta
gangguan sistem saraf.
7) Setiap kelompok melakukan studi literatur atau browsing internet tentang
neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme
penghantaran impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf
simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan sistem saraf.
8) Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan
mendiskusikan hasil browsing internet tentang neuron dan sel neuroglia,
sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks, mekanisme penghantaran impuls,
sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, sistem saraf simpatis dan sistem saraf
parasimpatis, serta gangguan sistem saraf.
9) Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point sesuai dengan
pembahasan subtopik yang diberikan oleh guru, dilengkapi dengan pertanyaan
kuis.
10) Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan subtopik tertentu
tentang neuron dan sel neuroglia, sinapsis, gerak sadar dan gerak refleks,
mekanisme penghantaran impuls, sistem saraf pusat, sistem saraf tepi,
sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis, serta gangguan sistem
saraf.
11) Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat, misalnya tentang
mekanisme penghantaran impuls.
12) Guru memberikan informasi tambahan sebagai pengembangan materi yang
dibahas, misalnya menganjurkan memakai helm saat berkendaraan untuk
melindungi otak dari kecelakaan.
13) Kelompok penyaji presentasi selanjutnya memberikan beberapa pertanyaan
kuis kepada seluruh siswa untuk diperebutkan. Penjawab kuis yang benar
langsung diberi nilai.
Pertemuan 2
1) Guru mengajak murid untuk mengamati gambar lidah atau mengamati lidah
temannya.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Apa
fungsinya lidah? Mengapa permukaan lidah kasar seperti handuk? Mengapa
kita bisa merasakan pahitnya obat? Apakah semua area lidah peka terhadap
semua rasa?
3) Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara.
4) Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan bahan praktikum.
5) Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi kesempatan untuk bertanya
jika tidak paham.
6) Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja praktikum.
7) Siswa secara berkelompok melakukan praktikum menentukan area kepekaan
rasa pada lidah.
8) Siswa diberikan tugas untuk browsing di internet tentang indra pengecap
(lidah), penglihat (mata), pembau (hidung), pendengar (telinga), dan peraba
(kulit).
9) Setiap kelompok menganalisis data hasil eksperimen menentukan area
kepekaan rasa pada lidah.
10) Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan
mendiskusikan hasil browsing internet tentang indra pengecap (lidah), indra
penglihat (mata), pembau (hidung), indra pendengar (telinga), dan indra peraba
(kulit).
11) Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point tentang indra
pengecap (lidah), penglihat (mata), pembau (hidung), pendengar (telinga), dan
peraba (kulit).
12) Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil eksperimen
menentukan area kepekaan rasa pada lidah.
13) Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat tentang area kepekaan
rasa pada lidah.
14) Diskusi kelas tentang indra pengecap (lidah), penglihat (mata), pembau
(hidung), pendengar (telinga), dan peraba (kulit).
Pertemuan 3
1) Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing (misalnya 4 orang).
2) Guru menunjukkan gambar-gambar dan film/video tentang kasus
penyalahgunaan NAPZA.
3) Setiap kelompok disuruh menuliskan beberapa perumusan masalah berkaitan
dengan penyalahgunaan NAPZA di masyarakat.
4) Setiap kelompok melakukan studi literatur ataubrowsing internet tentang jenis
NAPZA dan dampak negatif penyalahgunaan NAPZA.
5) Siswa juga diberikan tugas studi literatur atau browsing internet tentang sistem
endokrin (hormon) dan abnormalitas sekresi hormon.
6) Setiap kelompok menganalisis informasi, berdiskusi, dan menyusun jawaban
permasalahan tentang jenis NAPZA dan dampak negatif penyalahgunaan
NAPZA.
7) Setiap kelompok menyusun rangkuman materi tentang sistem endokrin
(hormon) dan abnormalitas sekresi hormon.
8) Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan tentang jenis NAPZA dan
dampak negatif penyalahgunaan NAPZA. Siswa antarkelompok diberikan
kesempatan untuk menanya maupun menangggapi hal-hal yang didiskusikan.
9) Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat siswa tentang jenis
NAPZA dan dampak penyalahgunaan NAPZA.
10) Guru memberikan tambahan informasi tentang kiat-kiat untuk menghindari
penyalahgunaan NAPZA.
11) Setiap kelompok menyerahkan rangkuman tertulis tentang sistem endokrin
(hormon) dan abnormalitas sekresi hormon.
12) Strategi alternatif : Guru menugaskan kepada siswa mendesain dan membuat
poster, stiker, dan leaflet untuk kampaye antinarkoba.
Lampiran
Daftar Pustaka Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
LAMPIRAN 1
Rubrik Penilaian
A. Lembar Penilaian
Lembar Penilaian Sikap Spritual dan Sikap Sosial
Petunjuk : Lembar ini diisi oleh guru dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom sesuai dengan sikap
yang ditunjukan oleh peserta didik saat pembelajaran
Sikap yang dinilai
Nama Peserta Teliti Disiplin
No Skor total Nilai Akhir Predikat
Didik 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
Dst
Panduan Penskoran
Penilaian Keterampilan
Aspek penilaian : Keterampilan
Judul kegiatan : Indra Pengecap
Aspek yang dinilai
Nama Kesesuaian
Kontribusi
No Peserta Persiapan alat pelaksanaan Laporan Skor Nilai
dalam
didik dan bahan dengan cara praktikum
kelompok
kerja
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pedoman penilaian keterampilan: 1 = jika tidak baik; 2 = jika kurang baik; 3 = jika cukup baik; 4 = jika
sangat baik Skor maksimum = 16
Jenis Sistem
Saraf Sistem saraf bekerja berdasarkan impuls elektrokimia, untuk melayani tubuh dengan berbagai macam cara.
Sistem saraf berfungsi sebagai peninjau bagi tubuh dan pengumpul informasi tentang dunia diluar maupun
didalam tubuh kita. Selain itu juga berfungsi sebagai pusat komunikasi umu, pusat pemetaan strategi, dan sebagai
pembuat keputusan dalam segala sesuatu yang dilakukan tubuh.
a. Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat merupakan bagian sistem saraf yang mengkoodinasikan semua fungsi saraf. Sistem
saraf pusat terdiri atas:
1) Otak
Otak manusia terdiri atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan. Otak kiri mengendalikan tubuh bagian
kanan. Sebaliknya, otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri. Otak dibagi menjadi empat bagian,
yaitu otak besar (cerebrum), otak tengah, otak kecil (cerebellum), dan sumsum lanjutan.
2) Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis) Terdapat di dalam rongga tulang belakang. Fungsinya
sebagai penghubung impuls dari dan ke otak, memberi kemungkinan gerak refleks. Medula spinalis
bagian luar berwarna putih dan bagian dalam kelabu.
3) Gangguan pada Sistem Saraf
Sistem saraf pada manusia dapat mengalami kelainan atau penyakit. Penyebabnya dapat berasal dari
lingkungan (luar) atau dari dalam tubuh, antara lain sebagai berikut.
a) Epilepsi, yaitu suatu keadaan, bukan suatu penyakit, serangan muncul jika otak, atau bagian dari
otak tiba-tiba berhenti bekerja sebagaimana mestinya selama beberapa saat.
b) Meningitis merupakan radang selaput otak karena infeksi bakteri atau virus.
c) Ensefalitis merupakan peradangan jaringan otak, biasanya disebabkan oleh virus.
d) Neuritis merupakan gangguan saraf tepi akibat peradangan, keracunan, atau tekanan.
e) Rasa baal (kebas) dan kesemutan, gangguan sistem saraf akibat gangguan metabolisme,
tertutupnya aliran darah, atau kekurangan vitamin neurotropik (B1, B6, dan B12).
f) Epilepsi (ayan) merupakan penyakit serangan mendadak karena trauma kepala, tumor otak,
kerusakan otak saat kelahiran, stroke, dan alkohol.
g) Alzheimer merupakan sindrom kematian sel otak secara bersamaan.
h) Gegar otak merupakan bergeraknya jaringan otak dalam tengkorak menyebabkan perubahan
fungsi mental atau kesadaran.
i) Stroke, merupakan penyakit yang timbul karena pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah
sehingga otak menjadi rusak. Penyebab penyumbatan ini ialah adanya penyempitan pembuluh
darah (arteriosklerosis). Selain itu, bisa juga karena penyumbatan oleh suatu emboli. Ciri yang
tampak dari penderita stroke misalnya wajah yang tak simetris.
Sistem Hormon
1. Struktur Sistem Hormon
Sistem hormon (endokrin) adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi hormon, yaitu
senyawa organik pembawa pesan kimiawi di dalam aliran darah menuju sel atau jaringan tubuh. Sistem
endokrin berinteraksi dengan sistem saraf berfungsi mengatur aktivitas tubuh seperti metabolisme,
homeostasis, pertumbuhan, perkembangan seksual dan siklus reproduksi, siklus tidur, serta siklus nutrisi.
Karakteristik Kelenjar Endokrin
1) Tidak memiliki saluran dan menyekresikan hormon langsung ke dalam cairan di sekitar sel.
2) Menyekresi lebih dari satu jenis hormon, kecuali kelenjar paratiroid.
3) Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak pembuluh darah dan ditopang oleh jaringan ikat.
4) Masa aktif kelenjar endokrin dalam menghasilkan hormon berbeda-beda.
5) Sekresi hormon dapat distimulasi atau dihambat oleh kadar hormon lainnya dan senyawa nonhormon
dalam darah, serta impuls saraf.
2. Jenis Sistem Hormon
Hormon dihasilkan oleh kelenjar. Kelenjar endokrin (kelenjar buntu) adalah kelenjar yang tidak mempunyai
saluran khusus yang menghasilkan hormon.
Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar buntu dibedakan menjadi:
1) Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misal hormon yang memegang peranan dalam metabolisme.
2) Kelenjar yang bekerja mulai masa tertentu, misal hormon kelamin.
3) Kelenjar yang bekerja sampai masa tertentu saja, misal hormon pertumbuhan, hormon timus.
Berdasarkan aspek macam dan letaknya, kelenjar buntu dibedakan terdiri atas:
1) Kelenjar hipofisis, terletak di dasar otak besar
2) Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok, terletak di daerah leher.
3) Kelenjar paratiroid atau kelenjar anak gondok, terletak di dekat kelenjar gondok.
4) Kelenjar epifise.
5) Kelenjar timus atau kelenjar kacangan.
6) Kelenjar adrenal atau suprarenalis, terletak di atas ginjal.
7) Kelenjar pankreas atau pulau-pulau Langerhans, terletak di sebelah bawah lambung (ventrikulus).
8) Kelenjar usus dan lambung.
9) Kelenjar kelamin atau kelenjar gonad, pada wanita terletak di daerah rongga perut, pada pria di dalam
buah zakar dalam kantong skrotum.
3. Gangguan pada Sistem Hormon Sistem hormon dapat mengakibatkan terjadinya gangguan atau kelainan.
Pengaruh pola hidup dapat menyebabkan kelainan pada struktur dan fungsi organ sistem hormon pada
manusia. Berikut beberapa gangguan akibat kelebihan maupun kekurangan produksi hormon pada tubuh.
1) Gigantisme, pertumbuhan raksas akibat kelebihan hormon somatotrof
2) Akromegali, pertumbuhan pada ujung-ujung tulang pipa akibat kelebihan hormon somatotrof
3) Kretinisme, kekerdilan diakibatkan kekurangan hormon somatotrof
4) Morbus basedow, meningkatnya denyut jantung, gugup, emosional, peulupuk mata terbuka lebar, dan
bola mata melotot (eksoftalmus) diakbatkan karena kelebihan hormon tiroksin.
5) Mixoedem, kegemukan yang luar biasa serta kecerdasan menurun diakibatkan kelebihan hormon
tiroksin
6) Tetanus, kekurangan hormon parathohormon
7) Akromegali, kelebihan hormon somatotrof
8) Diabetes mellitus, kekurangan hormon insulin
Sistem Indra
1. Struktur dan Jenis Sistem Indra
Sistem indera merupakan salah satu bagian dari sistem koordinasi yang merupakan reseptor atau penerima
rangsang. Alat indera merupakan reseptor yang peka terhadap perubahan lingkungan dan rangsangan.
Setiap reseptor hanya menerima jenis perubahan lingkungan dalam bentuk rangsangan tertentu. Oleh karena
itu, reseptor diberi nama menurut jenis rangsangan yang diterimanya, yaitu sebagai berikut.
Fotoreseptor, penerima rangsang cahaya.
Kemoreseptor, penerima rangsang zat kimia.
Mekanoreseptor, menerima rangsang fisik, misalnya sentuhan.
Audioreseptor, penerima rangsang suara.
Termoreseptor, penerima rangsang panas/temperatur.
A. Indra Penglihatan
Mata merupakan indera penglihatan yang bertindak sebagai fotoreseptor yang mampu menerima
rangsangan berupa cahaya. Mata manusia terdiri dari 3 bagian utama yaitu bola mata, tulang orbita dan
alat penunjang/ tambahan. Bola mata terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
1) Sklera (tunika fibrosa) merupakan lapisan terluar dari bola mata yang berwarna putih dan tidak
bening. Berfungsi untuk mempertahankan bentuk mata dan melindungi bagian-bagian dalam bola
mata
2) Koroid (tunika vaskulosa) merupakan lapisan tengah yang berwarna gelap dan banyak mengandung
pembuluh darah dan pigmen. Berfungsi untuk mencegah pemantulan cahaya yang masuk kedalam
bola mata dan mensuplai nutrisi bagi mata berupa kebutuhan makanan dan oksigen serta
pigmen bagi retina mata sehingga mampu menyerap refleksi cahaya pada mata. 3) Retina (tunika
nervosa), lapisan terdalam mata yang banyak mengandung sel reseptor cahaya.
B. Indra Pembau
Hidung merupakan indera pembau yang menerima rangsangan zat kimia yang bertindak sebagai
kemoreseptor. Reseptor hidung adalah saraf olfaktori dan terletak pada langitlangit rongga hidung yang
peka terhadap molekul bau (odoran). Daerah yang sensitive terhadap rasa bau terletak di bagian atap
rongga hidung dimana terdapat dua jenis se yaitu: sel penyokong berupa sel sel epitel dan sel-sel
pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel syaraf.
C. Indra Pengecap.
Lidah berfungsi sebagai indra pengecap yang biasa dikenal dengan kemoreseptor cair. Reseptor lidah
adalah papilla (tonjolan) yang terletak di permukaan lidah dan di dalamnya terdapat tunas pengecap
yang peka terhadap molekul yang dapat larut dalam air liur. Indera pengecap terdapat pada lidah,
Permukaan lidah bersifat kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan yang disebut papilla. Papilla yang
terdapat pada lidah adalah papilla filiformis (fili: benang, papilla fungiformis (fungi: jamur) dan papilla
sircumvalata (sirkum: bulat)
D. Indra Peraba
Kulit berfungsi sebagai indra peraba yang biasa dikenal dengan mekanoreseptor atau tangoreseptor.
Kulit memiliki reseptor. Reseptor kulit terdiri dari korpus-korpus pada lapisan epidermis dan dermis yang
dapat merasakan berbagai rangsangan.
1) Reseptor ujung saraf tanpa selaput, terletak pada lapisan epidermis, merasakan sakit/nyeri.
2) Reseptor ujung rambut, terletak di sekitar folikel rambut, merasakan gerakan rambut.
3) Ujung saraf Paccini, merasakan tekanan kuat.
4) Ujung saraf Ruffini, merasakan panas.
5) Ujung saraf Krausse, merasakan dingin.
6) Ujung saraf Meissner, merasakan sentuhan.
7) Diskus Merkel, terletak pada lapisan epidermis, merasakan sentuhan, tekanan ringan, dan
sakit/nyeri
E. Indra Pendengaran
Telinga merupakan indra pendengaran (fonoreseptor) dan sebagai pendeteksi keseimbangan
(ekuilibrium). Telinga menerima rangsangan berupa getaran sehingga disebut fonoreseptor. Reseptor
telinga untuk pendengaran adalah organ korti pada koklea, dan untuk keseimbangan adalah otolith.
Telinga berfungsi untuk menerima gelombang suara. Gelombang suara merupakan suatu perubahan
penekanan dan peregangan dari molekul udara yang disebabkan oleh bergetarnya suatu benda.
Kerasnya suara bergantung pada besarnya getaran (amplitudo) dan tinggi nada suara bergantung pada
frekuensi (getaran/detik) dari suatu gelombang.
LAMPIRAN 3
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1) …………………………
2) …………………………
3) …………………………
4) …………………………
5) …………………………
Kelas :
MATERI: Sistem Ekskresi
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem saraf?
4. Gambarkan skema penjalaran impuls pada gerak sadar dan gerak refleks!
IDENTITAS MODUL
Penyusun : Suci Astuti, S.Pd.
Jenjang Sekolah : DK PRIMA
Mata Pelajaran : Biologi
Fase / Kelas : F / XI
Domain : Sistem Pencernaan Makanan
Alokasi Waktu : 3 x Pertemuan (6 x45 Menit)
Informasi Umum
Fase capaian pembelajaran (Fase F) Domain Mata Pelajaran (Sistem Pencernaan
Mkananan)
Kompetensi Awal Sarana dan Prasarana
Peserta didik menganalisis hubungan antara 1. Papan Tulis
struktur jaringan penyusun organ pada sistem 2. Spidol
pencernaan dan mengaitkannya dengan nutrisi dan 3. Buku
bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan proses 4. LCD
pencernaan serta gangguan fungsi yang mungkin 5. Laptop
terjadi pada sistem pencernaan manusia melalui
studi literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi. Serta menyajikan hasil analisis data dari
berbagai sumber (studi literatur, pengamatan,
percobaan, dan simulasi) tentang kelainan pada
struktur dan fungi jaringan pada organ-organ
pencernaan yang menyebabkan gangguan sistem
pencernaan dan melakukan uji zat makanan yang
terkandung dalam berbagai jenis bahan makan
serta mengaitkannya dengan kebutuhan energi bagi
setiap individu dan teknologi, terkait sistem
pencernaan (teknologi pengolahan pangan dan
keamanan pangan) melalui berbagai bentuk media
informasi.
Pertemuan 2
1) Guru mengajak murid untuk mengamati torso atau gambar sistem
pencernaan makanan.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya nama
dan fungsi masing-masing organ sistem pencernaan makanan.
3) Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara.
4) Setiap kelompok melakukan studi literatur atau browsing internet untuk
mengetahui organ-organ penyusun sistem pencernaan makanan dengan
fungsinya masing-masing sebagai alat pencerna secara mekanis ataupun
enzimatis.
5) Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan
mendiskusikan hasil browsing internet tentang organ-organ penyusun sistem
pencernaan makanan dengan fungsinya masing-masing sebagai alat pencerna
secara mekanis ataupun enzimatis.
6) Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point sesuai dengan
subtopik yang ditugaskan oleh guru.
7) Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan materi tentang
organ-organ penyusun sistem pencernaan makanan dengan fungsinya masing-
masing sebagai alat pencerna secara mekanis ataupun enzimatis (sesuai
dengan subtopik yang ditugaskan). Siswa antarkelompok diberikan kesempatan
untuk menanya maupun menangggapi hal-hal yang didiskusikan.
Pertemuan 3
1) Guru mengajak murid untuk mengamati gambar mulut/lidah/ bibir yang
menderita sariawan.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, misalnya: Apa
yang menyebabkan mulut terkena sariawan? Bagaimana cara
menyembuhkannya?
3) Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara.
4) Setiap kelompok melakukan studi literatur atau browsing internet tentang
gangguan dan teknologi sistem pencernaan makanan.
5) Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan
mendiskusikan hasil browsing internet tentang gangguan dan teknologi sistem
pencernaan makanan.
6) Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point sesuai dengan
subtopik yang ditugaskan oleh guru.
7) Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan materi tentang
gangguan dan teknologi sistem pencernaan makanan. Siswa antarkelompok
diberikan kesempatan untuk menanya maupun menangggapi hal-hal yang
didiskusikan.
8) Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat tentang gangguan dan
teknologi sistem pencernaan makanan. • Guru memberikan informasi tambahan
sebagai pengembangan materi yang dibahas.
Lampiran
Daftar Pustaka Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
LAMPIRAN 1
Rubrik Penilaian
A. Lembar Penilaian
Lembar Penilaian Sikap Spritual dan Sikap Sosial
Petunjuk : Lembar ini diisi oleh guru dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom sesuai dengan sikap
yang ditunjukan oleh peserta didik saat pembelajaran
Sikap yang dinilai
Nama Peserta Teliti Disiplin
No Skor total Nilai Akhir Predikat
Didik 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
Dst
Panduan Penskoran
Penilaian Keterampilan
Pengamatan Uji Makanan
No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai
Siswa Kesesuaian
Kontribusi Laporan
Persiapan alat pelaksanaan
dalam praktikum (Uji
dan bahan dengan cara
kelompok Zat Makanan)
kerja
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pedoman penilaian keterampilan: 1 = jika tidak baik; 2 = jika kurang baik; 3 = jika cukup baik; 4 = jika
sangat baik Skor maksimum = 16
2. Protein
Protein adalah zat makanan yang mengandung unsur karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N).
Protein memiliki fungsi sebagai berikut: a. Sumber energi b. Sebagai zat pembangan dalam tubuh c. Berperan
dalam sistesis zat=zat penting tubuh seperti hormone dan enzim d. Perbaikan dan pemeliharaan jaringan
tubuh.
3. Lemak
Lemak sering disebut lipid dan tersusun atas unsur C, H dan O. Di dalam satu molekul lemak terdapat satu
molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak. Asam lemak debadakan menjadi dua yaitu asam lemak jenuh
dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh banyak terdapat pada daging, keju, susu dan mentega.
Sedangkan asam lemmak tak jenuh banyak terdapat pada minyak kedelai, minyak kelapa, ikan dan minyak
goreng.
Fungsi lemak bagi tubuh adalah:
a. Marupakan sumber energi
b. Sebagai pelarut vitamin A, D, E dan K
c. Sebagai pelindung organ-organ tubuh
d. Pembangun bagian sel
e. Sebagai makanan cadangan
4. Vitamin
Vitamin adalah zat organic yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit. Meskipun diperlukan dalam
jumlah sedikit, vitamin memiliki peran sangat penting bagi tubuh seperti untuk kesehatan mata dan tulang.
Semua jenis vitamin dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin B
dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K). Untuk lebih memahami jenis vitamin dan
fungsinya.
5. Mineral
Mineral diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang relative sedikit. Sumber mineral dapat berasal dari
tumbuhan maupun hewan. Fungsi mineral bagi tubuh Antara lain:
a. Bahan pembentuk berbagai jaringan tubuh, misalnya tulang, gigi, rambut, kuku, kulit dan sel darah merah.
b. Sebagai bahan pengatur, misalnya keseimbangan keasaman cairan tubuh, proses penggumpalan darah
dan membantu proses metabolisme dalam tubuh.
Pencernaan Makanan
Pencernaan makanan adalah proses perubahan makanan dari ukuran yang besar menjadi kecil. Proses
pencernaan pada manusia terdiri dari dua jenis, yaitu pencernaan secara mekanik dan pencernaan secara
kimiawi. Proses pencernaan tersebut berlangsung di dalam saluran pencernaan atau organ-organ pencernaan.
Makanan dapat diserap oleh saluran pencernaan makanan dan diedarkan ke seluruh tubuh setelah berbentuk
molekul-molekul yang kecil.
b. Kelenjar pencernaan
Kelenjar pencernaan berperan untuk menghasilkan berbagai enzim pencernaan. Enzim-enzim yang
dihasilkan oleh kelenjar pencernaan ini dibutuhkan untuk membantu proses pencernaan makanan.
Kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah (saliva), pankreas, dan hati yang berperan untuk
menghasilkan enzim/getah pencernaan sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh.
Gangguan/Kelainan pada Sistem Pencernaan
Ada beberapa penyakit yang akan mengancam sistem pencernaan manusia, antara lain.
a. Diare Merupakan salah satu gangguan sistem pencernaan yang banyak dialami. Dimana gangguan
pencernaan ini akan membuat perut terasa mulas dan feses penderita menjadi encer.
b. Gastritis Merupakan penyakit atau gangguan dimana dinding lambung mengalami peradangan.
Gangguan ini disebabkan karena kadar asam klorida atau Hcl terlalu tinggi. Selain itu, Gastritis juga
dapat disebabkan karena penderita mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kuman
penyebab penyakit.
c. Maag merupakan penyakit yang sudah tidak aneh lagi untuk kita semua, karena penyakit yang satu ini
biasanya dialami oleh banyak orang. Maag merupakan penyakit atau gangguan sistem pencernaan yang
ditandai dengan adanya rasa perih pada dinding lambung, selain itu maag juga disertai dengan adanya
rasa mual dan perut menjadi kembung.
d. Sembelit Merupakan salah satu gangguan pada sistem pencernaan dimana si penderita akan
mengeluarkan fases yang keras. Gangguan ini terjadi disebabkan karena usus besar menyerap air
terlalu banyak.
e. Hemaroid atau wasir Yaitu pembengkakan berisi pembuluh darah yang membesar. Pembuluh darah
yang terkena gangguan ini yaitu berada di sekitar atau di dalam bokong, entah itu di dalam anus atau di
dalam rektum.
f. Parotitis Epidimika Penyakitinimenyerang kelenjar ludahterutama kelenjarparotis. Akibatnya, kelenjar
yang terserang menjadi bengkak, panas, dan nyeri. Parotitis disebabkan oleh sejenis virus yang
ditularkan melalui air ludah.
g. Apendisitis Merupakan gangguan sistem pencernaan yang mana umbai cacing atau usus buntu
mengalami peradangan. Apendisitis ini biasanya terjadi ketika ada sisasisa makanan yang terjebak serta
tidak bisa keluar di umbai cacing. Sehingga lama kelamaan umbai cacing tersebut akan menjadi busuk
serta akan menimbulkan peradangan yang menjalar ke usus buntu.
h. Sariawan Seperti yang kita ketahui, sariawan merupakan gangguan sistem pencernaan yang biasanya
muncul di sekitar mulut. Ketika kita mengalami gangguan ini maka ketika makan akan merasakan perih.
Sariawan terjadi karena panas dalam pada rongga lidah atau rongga mulut.
i. Cacingan Penyakit cacingan tentunya sudah tidak asing lagi di tengah-tengah masyarakat Indonesia, hal
ini disebabkan karena hampir 80 % orang Indonesia mengalami penyakit yang satu ini. Cacingan
merupakan penyakit yang menyerang sistem pencernaan manusia
LAMPIRAN 3
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1) …………………………
2) …………………………
3) …………………………
4) …………………………
5) …………………………
Kelas :
LKPD 1
Ekaperimen Uji Vitamin C
e. Pertanyaan
1) Perubahan apakah yang terjadi pada larutan yodium tersebut?
2) Apakah perubahan akhir yang terjadi pada larutan-larutan tersebut?
3) Perubahan tersebut menunjukkan apa?
4) Cobalah lakukan percobaan tadi untuk buah-uahan lain yang ada di sekitar kalian dan catat
hasilnya.
5) Buatlah laporan tertulis hasil eksperimen ini kemudian kumpulkan kepada bapak atau ibu guru
LKPD 2
1. Perhatikan gambar berikut ini.
Berilah nama bagian-bagian organ pencernaan sesuai dengan nonor pada gambar.
2. Makanan pada saat di mulut, lambung, dan usus halus mengalami pemecahan molekul zat makanan.
Coba Anda uraikan proses pencernaan molekul zat makanan yang terjadi di mulut, lambung, dan
usus halus.
IDENTITAS MODUL
Penyusun : Suci Astuti, S.Pd.
Jenjang Sekolah : DK PRIMA
Mata Pelajaran : Biologi
Fase / Kelas : F / XI
Domain : Sistem Pernapasan
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (4 x45 Menit)
Informasi Umum
Kompetensi Awal Sarana dan Prasarana
Peserta didik sebaiknya sudah memahami 1. Papan Tulis
konsep sel dan jaringan dalam tubuh 2. Spidol
manusia. Mereka harus memahami bahwa 3. Buku
organ-organ di dalam tubuh manusia 4. LCD
terdiri dari jaringan-jaringan sel yang 5. Laptop
memiliki fungsi dan karakteristik tertentu. 6. LKPD
Peserta didik sebaiknya sudah memiliki
pengetahuan dasar tentang anatomi dan
fisiologi tubuh manusia, seperti organ-
organ di dalam sistem pernapasan dan
fungsinya. Mereka juga perlu memahami
bagaimana sistem pernapasan bekerja
dan terkait dengan sistem lain dalam
tubuh manusia.
Peserta didik sebaiknya sudah terampil
dalam menggunakan alat ukur, seperti
pengukur tekanan darah atau termometer,
karena pengukuran adalah bagian penting
dari mempelajari sistem pernapasan.
Peserta didik sebaiknya sudah terampil
dalam mengamati dan menafsirkan hasil
pengamatan, seperti mengamati
gambaran histologi paru-paru atau
menafsirkan hasil tes fungsi pernapasan.
Peserta didik sebaiknya memiliki
kemampuan berpikir kritis dan logis,
karena mempelajari sistem pernapasan
membutuhkan pemahaman yang
mendalam tentang konsep dan prinsip-
prinsip dasar, serta kemampuan untuk
menganalisis dan menginterpretasi data
dan informasi yang kompleks..
Model Pembelajaran
Tatap Muka
Model Pembelajaran Discovery Learning
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Komponen Inti
Capaian Pembelajaran
Peserta didik memiliki kemampuan mendeskripsikan bioproses yang terjadi dalam sel, dan
menganalisis keterkaitan struktur organ pada sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau
gangguan yang muncul pada sistem organ tersebut. Selanjutnya peserta didik memiliki kemampuan
menerapkan konsep pewarisan sifat, pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan sehari-hari
dan mengevaluasi gagasan baru mengenai evolusi. Konsep-kosep yang dipelajari diterapkan untuk
memecahkan masalah kehidupan yang diselesaikan dengan keterampilan proses secara mandiri
hingga menciptakan ide atau produk untuk mengatasi permasalah tersebut. Melalui keterampilan
proses juga dibangun sikap ilmiah dan profil pelajar pancasila.
Alur Tujuan Pembelajaran
11.1. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem respirasi dan
mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan proses pernapasan serta
gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem respirasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi.
11.2 Merencanakan, melaksanakan, dan menyajikan hasil analisis data dari berbagai sumber (studi
literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi) mengenai pengaruh pencemaran udara emisi
gas buang kendaraan bermotor, asap rokok, kabut asap, dan kelainan pada struktur serta
fungsi jaringan organ pernapasan terhadap kesehatan.
...
Pemahaman Bermakna
Peserta didik memahami konsep-konsep dasar sistem pernapasan, seperti organ-organ pernapasan,
mekanisme pernapasan, dan pertukaran gas. Memahami konsep dasar akan memudahkan Anda
dalam memahami konsep yang lebih kompleks.
Peserta didik membuat catatan dan diagram tentang materi sistem pernapasan dapat membantu
Anda dalam mengingat informasi yang telah dipelajari. Catatan dan diagram juga dapat membantu
Anda menghubungkan konsep-konsep yang berbeda menjadi satu kesatuan.).
Pertanyaan Pemantik
1. Mengapa tubuh orang bernapas hangat?
2. Mengapa dada dan perut kita tampak kembang-kempis?
3. Bagaimana mekanisme pernapasan sehingga udara dari luar bisa masuk keparu-paru?
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal 1. Membuka pembelajaran dengan salam, berdoa dan menanyakan kabar,
dan kehadiran peserta didik.
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
3. Guru menyampaikan tentang capaian tujuan pembelajaran yang akan
dipealajari pada pagi hari ini
4. Guru melakukan kegiatan apersepsi melalui kegiatan tanya jawab
Kegiatan Inti: Pertemuan 1
1) Guru mengajak murid untuk mengamati gambar saluran dan organ pernapasan
dan gejala yang tampak pada temannya yang melakukan pernapasan
(misalnya: dada dan perut kembang kempis, menghasilkan embusan udara
hangat dari hidungnya).
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, misalnya:
Mengapa tubuh orang bernapas hangat? Mengapa dada dan perut kita tampak
kembang-kempis? Bagaimana mekanisme pernapasan sehingga udara dari luar
bisa masuk ke paru-paru?
3) Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara.
4) Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat praktikum.
5) Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi kesempatan untuk bertanya
jika tidak paham.
6) Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja praktikum yang
benar.
7) Siswa secara berkelompok melakukan eksperimen menghitung kapasitas vital
paru-paru dan frekuensi pernapasan pada manusia, serta simulasi tentang
pengaruh rokok dan asap pembakaran terhadap kesehatan sistem pernapasan.
8) Siswa mencatat data-data hasil praktikum.
9) Guru memberikan lembaran berisi suatu masalah/kasus yang terjadi di
masyarakat berkaitan dengan gangguan dan teknologi sistem pernapasan
kepada setiap kelompok, misalnya: pengaruh pencemaran udara terhadap
pernapasan, bahaya merokok terhadap kesehatan sistem pernapasan, merokok
di kalangan pelajar dan pencegahannya, bahaya merokok di tempat umum,
bahaya rokok elektronik, pencegahan penyakit kanker paru-paru, TBC, asma,
dan bahaya tenggelam di dalam air.
10) Siswa melakukan studi literatur tentang organ penyusun sistem pernapasan
pada manusia, mekanisme pernapasan, pengendalian dan kecepatan
pernapasan, transpor dan pertukaran gas, volume dan kapasitas paru-paru.
11) Strategi alternatif: Guru bersama siswa merancang peralatan eksperimen
mengukur kapasitas vital paru-paru manusia (sebagai eksperimen tambahan).
12) Siswa menganalisis data hasil eksperimen tentang kapasitas vital paru-paru dan
frekuensi pernapasan pada manusia.
13) Siswa menganalisis mekanisme pernapasan.
14) Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar kegiatan praktikum.
15) Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil eksperimen menghitung
kapasitas vital paru-paru dan frekuensi pernapasan pada manusia dan hasil
studi literatur tentang organ penyusun sistem pernapasan pada manusia,
mekanisme pernapasan, pengendalian dan kecepatan pernapasan, transpor
dan pertukaran gas, serta volume dan kapasitas paru-paru. Siswa
antarkelompok diberikan kesempatan untuk menanya maupun menangggapi
hal-hal yang didiskusikan.
16) Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat siswa.
17) Guru memberikan tambahan informasi, misalnya berkaitan dengan mekanisme,
pengendalian, dan kecepatan pernapasan.
Pertemuan 2
1) Guru mengajak murid untuk mengamati gambar kanker paru-paru dan orang
yang sedang merokok.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Apa
yang menyebabkan kanker paru-paru? Apakah merokok dapat menyebabkan
kanker paru-paru? Bagaimana cara mencegah kanker paru-paru?
3) Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara.
4) Siswa duduk sesuai dengan kelompok (misalnya 4 orang).
5) Setiap kelompok melakukan studi literatur atau browsing internet dan berdiskusi
dengan teman sekelompoknya untuk mencari pemecahan masalah.
6) Setiap kelompok melakukan eksperimen mengukur udara pernapasan serangga
(90 menit terakhir).
7) Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan
mendiskusikan hasil browsing internet tentang berkaitan dengan gangguan
dan teknologi sistem pernapasan kepada setiap kelompok.
8) Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point sesuai dengan
pembahasan masalah.
9) Setiap kelompok menganalisis data hasil eksperimen mengukur udara
pernapasan serangga.
10) Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan pemecahan
masalah berkaitan dengan gangguan dan teknologi sistem pernapasan (sesuai
dengan permasalahan yang diberikan guru). Siswa antarkelompok diberikan
kesempatan untuk menanya maupun menangggapi hal-hal yang didiskusikan.
11) Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat tentang gangguan dan
teknologi sistem pernapasan.
12) Guru memberikan informasi tambahan sebagai pengembangan materi yang
dibahas.
13) Setiap kelompok mempresentasikan hasil eksperimen mengukur udara
pernapasan serangga.
Lampiran
Daftar Pustaka Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
LAMPIRAN 1
Rubrik Penilaian
A. Lembar Penilaian
Lembar Penilaian Sikap Spritual dan Sikap Sosial
Petunjuk : Lembar ini diisi oleh guru dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom sesuai dengan sikap
yang ditunjukan oleh peserta didik saat pembelajaran
Sikap yang dinilai
Nama Peserta Teliti Disiplin
No Skor total Nilai Akhir Predikat
Didik 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
Dst
Panduan Penskoran
Penilaian Keterampilan
Pengamatan Sistem Pernapasan
Aspek penilaian : Keterampilan
Judul kegiatan : – Menghitung Kapasitas Vital Paru-Paru dan Frekuensi Pernapasan
– Mengukur Udara Pernapasan Hewan Serangga
Aspek yang dinilai
Kesesuaian
Nama Kontribusi
No Persiapan alat pelaksanaan Laporan Skor Nilai
Siswa dengan cara
dalam
praktikum
dan bahan kelompok
kerja
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pedoman penilaian keterampilan: 1 = jika tidak baik; 2 = jika kurang baik; 3 = jika cukup baik; 4 = jika
sangat baik Skor maksimum = 16
Keluar masuk udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan
tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya,
apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. Proses pernapasan selalu terjadi
dua siklus, yaitu inspirasi (menghirup udara) dan ekspirasi (mengeluarkan udara). Berdasarkan cara
melakukan inspirasi dan ekspirasi serta tempat terjadinya pernafasan manusia dapat melakukan 2 mekanisme
pernapasan,
yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadinya secara bersamaan.
Pernapasan dada
Mekanisme pernapasan dada
1. Fase Inspirasi pernapasan dada Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut: Otot antar
tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi --> tulang rusuk terangkat (posisi datar) -->
Paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan
udara luar --> udara luar masuk ke paru-paru.
2. Fase ekspirasi pernapasan dada. Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah sebagai berikut: Otot
antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru menyusut --> tekanan udara dalam
paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
Pernapasan perut
Pernapasan Perut Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot
diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan
menjadi dua tahap yakni sebagai berikut:
1. Fase inspirasi pernapasan perut. Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut: sekat rongga
dada (diafraghma) berkontraksi --> posisi dari melengkung menjadi mendatar --> paru-paru
mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara
masuk.
2. Fase ekspirasi pernapasan perut. Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut: otot
diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung --> paru-paru mengempis --> tekanan
udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1) …………………………
2) …………………………
3) …………………………
4) …………………………
5) …………………………
Kelas :
Sistem Pernapasan
Tujuan: Memahami sistem pernapasan manusia dan fungsinya dalam tubuh.
Pendahuluan:
1) Apa itu sistem pernapasan?
2) Apa saja organ-organ yang terlibat dalam sistem pernapasan?
3) Bagaimana cara kerja sistem pernapasan?
Kesimpulan:
1) Apa yang telah Anda pelajari tentang sistem pernapasan manusia?
2) Mengapa penting untuk menjaga kesehatan sistem pernapasan?
IDENTITAS MODUL
Penyusun : Suci Astuti, S.Pd.
Jenjang Sekolah : DK PRIMA
Mata Pelajaran : Biologi
Fase / Kelas : F / XI
Domain : Sistem Pertahanan Tubuh
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (4 x45 Menit)
Informasi Umum
Kompetensi Awal Sarana dan Prasarana
Peserta didik memahami dasar-dasar 1. Papan Tulis
anatomi dan fisiologi manusia, 2. Spidol
khususnya sistem organ dan jaringan 3. Buku
tubuh. 4. LCD
Peserta didik mempelajari prinsip dasar 5. Laptop
biologi sel dan mekanisme kerja seluler 6. LKPD
dalam tubuh manusia.
Peserta didik memahami konsep dasar
imunitas dan mekanisme pertahanan
tubuh terhadap penyakit dan infeksi.
Peserta didik mampu mengidentifikasi
berbagai macam jenis penyakit yang
disebabkan oleh infeksi dan
mekanisme penularannya.
Peserta didik memahami pentingnya
pola hidup sehat dan perilaku yang
dapat meningkatkan sistem pertahanan
tubuh, seperti olahraga, makanan
bergizi, dan kebersihan diri.
Peserta didik mampu mengenal
berbagai jenis obat dan vaksin yang
digunakan untuk meningkatkan sistem
pertahanan tubuh manusia.
Peserta didik mampu mengidentifikasi
dan mencegah berbagai penyakit yang
menyerang sistem pertahanan tubuh
manusia, seperti HIV/AIDS, kanker, dan
penyakit autoimun.
Peserta didik memahami pentingnya
peran individu dan masyarakat dalam
memperkuat sistem pertahanan tubuh
manusia, seperti dengan cara menjaga
kebersihan lingkungan dan
menghindari paparan bahan kimia
berbahaya.
Model Pembelajaran
Tatap Muka
Model Problem Based Learning
Komponen Inti
Capaian Pembelajaran
Peserta didik memiliki kemampuan mendeskripsikan bioproses yang terjadi dalam sel, dan
menganalisis keterkaitan struktur organ pada sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau
gangguan yang muncul pada sistem organ tersebut. Selanjutnya peserta didik memiliki kemampuan
menerapkan konsep pewarisan sifat, pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan sehari-hari
dan mengevaluasi gagasan baru mengenai evolusi. Konsep-kosep yang dipelajari diterapkan untuk
memecahkan masalah kehidupan yang diselesaikan dengan keterampilan proses secara mandiri
hingga menciptakan ide atau produk untuk mengatasi permasalah tersebut. Melalui keterampilan
proses juga dibangun sikap ilmiah dan profil pelajar pancasila.
Alur Tujuan Pembelajaran
11.14. Menganalisis peran sistem dan imunisasi terhadap proses fisiologi di dalam tubuh.
11.15 Melakukan kampanye pentingnya berbagai program dan jenis imunisasi serta kelainan pada sistem
imunitas dalam berbagai bentuk media informasi.
Pemahaman Bermakna
Peserta didik memahami fungsi dari sistem pertahanan tubuh, yaitu untuk melindungi tubuh dari
serangan patogen seperti virus, bakteri, dan parasit.
Peserta didik mengetahui komponen-komponen dari sistem pertahanan tubuh, seperti sel darah putih,
limpa, dan kelenjar timus.
Peserta didik mengetahui perbedaan antara sistem pertahanan tubuh non-spesifik dan spesifik.
Peserta didik memahami cara kerja dari sistem pertahanan tubuh spesifik, yaitu dengan produksi
antibodi untuk melawan patogen yang spesifik.
Peserta didik mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas sistem pertahanan tubuh,
seperti nutrisi, olahraga, dan gaya hidup sehat.
Peserta didik mengetahui cara-cara menjaga kesehatan sistem pertahanan tubuh, seperti
menerapkan pola hidup sehat dan menghindari faktor risiko yang dapat melemahkan sistem
pertahanan tubuh.
Pertanyaan Pemantik
1. Apa yang dimaksud sistem pertahanan tubuh?
2. Bagaimana reaksi tubuh jika ada kuman penykit yang menginfeksi?
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal 1. Membuka pembelajaran dengan salam, berdoa dan menanyakan kabar,
dan kehadiran peserta didik.
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
3. Guru menyampaikan tentang capaian tujuan pembelajaran yang akan
dipealajari pada pagi hari ini
4. Guru melakukan kegiatan apersepsi melalui kegiatan tanya jawab
Kegiatan Inti: Pertemuan 1
1) Guru mengajak murid untuk membaca kisah nyata anak balita penderita AIDS.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Apakah
penyakit AIDS tersebut? Mengapa penderita AIDS badannya sangat kurus?
Apakah penderita AIDS kehilangan sistem pertahanan tubuh?
3) Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara.
4) Siswa duduk secara berkelompok (3–5 siswa) diberikan tugas melakukan kajian
literatur/browsing di internet sesuai dengan subtopik yang diberikan oleh guru,
yaitu tentang pertahanan nonspesifik (alamiah) dan pertahanan spesifik
(adaptif).
5) Diskusi dalam kelompok untuk menganalisis pertahanan nonspesifik (alamiah),
yaitu pertahanan fisik, kimia, dan mekanis terhadap agen infeksi, fagositosis,
inflamasi (peradangan) dan zat antimikroba nonspesifik (interferon dan
komplemen).
6) Diskusi dalam kelompok untuk menganalisis pertahanan spesifik, yaitu
komponen respons imunitas spesifik, interaksi antibodi-antigen, dan jenis
imunitas.
7) Masing-masing kelompok menyiapkan bahan presentasi sesuai dengan
subtopik dilengkapi dengan soal-soal kuis.
8) Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil pembahasan tentang
pertahanan nonspesifik (alamiah) dan pertahanan spesifik.
9) Setelah presentasi, setiap kelompok membacakan soal-soal kuis untuk dijawab
oleh siswa dan langsung diberikan nilai oleh kelompok penyaji presentasi
(penilaian teman sejawat).
10) Guru memberikan tambahan informasi.
11) Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat.
12) Strategi alternatif : Guru mengajak siswa untuk merencanakan bermain peran
(role play ) untuk memahami sistem pertahanan tubuh. Guru membimbing siswa
melakukan observasi lapangan ke rumah sakit untuk mencari informasi tentang
layanan imunisasi.
Pertemuan 2
1) Guru membagi kelompok. Setiap kelompok memiliki anggota 10 orang yang
akan bermain peran dengan tema yang ditentukan oleh guru, yaitu mekanisme
respons imunitas humoral atau respons imunitas seluler.
2) Siswa duduk berkumpul dengan kelompoknya.
3) Kelompok diberikan tugas mempelajari skema mekanisme respons imunitas
humoral atau respons imunitas seluler.
4) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk bertanya, misalnya:
Apakah peranan makrofag? Apa yang dihasilkan sel plasma? Apa yang
dihasilkan sel T?
5) Siswa anggota kelompok membagi tugas untuk bermain peran, misalnya
sebagai sel T sitotoksik, sel T helper , atau sel T supresor, dan lain-lain.
6) Kelompok menyusun skenario sesuai dengan tema.
7) Siswa mempelajari perannya masing-masing dan memasang label/name tag .
8) Siswa anggota kelompok melakukan latihan untuk memahami perannya
masing-masing dalam bermain peran dengan tema mekanisme respons
imunitas humoral atau respons imunitas seluler.
9) Kelompok tampil bermain peran sesuai dengan tema.
10) Setelah permainan selesai, siswa bisa menanggapi dan menanya hal-hal yang
kurang dipahami.
11) Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat, misalnya tentang
perbedaan peranan MHC kelas I dengan MHC kelas II.
12) Dilanjutkan diskusi tentang faktor-faktor yang memengaruhi sistem pertahanan
tubuh dan gangguan sistem pertahanan tubuh.
Lampiran
Daftar Pustaka Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
LAMPIRAN 1
Rubrik Penilaian
A. Lembar Penilaian
Lembar Penilaian Sikap Spritual dan Sikap Sosial
Petunjuk : Lembar ini diisi oleh guru dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom sesuai dengan sikap
yang ditunjukan oleh peserta didik saat pembelajaran
Sikap yang dinilai
Nama Peserta Teliti Disiplin
No Skor total Nilai Akhir Predikat
Didik 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
Dst
Panduan Penskoran
Penilaian Keterampilan
Aspek penilaian : Keterampilan
Judul kegiatan : Pembuatan Poster atau Leaflet untuk Berkampanye Pentingnya Berbagai Program dan
Jenis Imunisasi
Aspek yang dinilai
Nama
N Kesesuaia Susuna Ketepatan waktu Sko Nila
Pesert Model/bentuk/perpadu
o n dengan n penyelesaian/pengumpul r i
a didik an warna
tema kaliamt an
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pedoman penilaian keterampilan: 1 = jika tidak baik; 2 = jika kurang baik; 3 = jika cukup baik; 4 = jika
sangat baik Skor maksimum = 16
LAMPIRAN 2
Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik
Fungsi Sistem Pertahanan Tubuh
B-Friend, sistem Pertahanan Tubuh (Sistem Imunitas) adalah sistem pertahanan yang berkenan dalam mengenal,
menghancurkan serta menetralkan benda-benda asing atau sel-sel abnormal yang berpotensi merugikan bagi
tubuh. Sedangkan Imunitas (kekebalan) adalah kemampuan tubuh untuk menahan atau menghilangkan benda
asing serta sel-sel abnormal..
Agar kita lebih memahami sistem kekebalan tubuh, maka kita perlu mengetahui fungsi dari sistem kekebalan
tubuh, yaitu :
1. Mempertahankan tubuh dari pathogen invasif (dapat masuk ke dalam sel inang), misalnya virus dan bakteri
2. Melindungi tubuh terhadap suatu agen dari lingkungan eksternal yang berasal dari tumbuhan dan hewan
(makanan tertentu, serbuk sari dan rambut binatang), serta zat kimia (obat-obatan dan polutan).
3. Menyingkirkan sel-sel yang sudah rusak akibat suatu penyakit atau cidera, sehingga memudahkan
penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.
4. Mengenali dan menghancurkan sel abnormal (mutan) seperti kanker.
MEKANISME PERTAHANAN
TUBUH B-Friend, mekanisme pertahanan tubuh merupakan imunitas bawaan sejak lahir, berupa komponen
normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat, dan siap mencegah serta menyingkirkan dengan cepat
antigen yang masuk ke dalam tubuh. Tubuh manusia memiliki dua macam mekanisme pertahanan tubuh,
yaitu pertahanan non Spesifik (alamiah) dan pertahanan tubh spesifik (adaptif). BFriend, mari kita bahas satu
persatu.
1. Pertahanan Nonspesifik
1) Pertahanan Fisik, Kimia, dan Mekanis terhadap Agen Infeksi Kulit yang sehat dan utuh, menjadi garis
pertahanan pertama terhadap antigen, membran mukosa yang melapisi permukaan bagian dalam
tubuh, menyekresikan mucus sehingga dapat merangkap antigen, serta menutup jalan masuk ke sel
epitel. Cairan tubuh yang mengandung zat kimia antimikroba, Zat kimia ini membentuk lingkungan
buruk bagi beberapa mikroorganisme. Pembilasan oleh air mata, saliva, dan urine, berperan juga dalam
perlindungan terhadap infeksi dan mengandung enzim Lisozim.
2) Fagositosis Merupakan garis pertahanan ke-2 bagi tubuh melalui proses penelanan dan pencernaan
mikroorganisme dan toksin yang berhasil masuk ke dalam tubuh. Proses ini dilakukan oleh neutrofil dan
makrofag, yang bergerak secara kemotaksis (dipengaruhi oleh zat kimia). Makrofag dibedakan menjadi
makrofag jaringan ikat. Makrofag dan prekursornya (monosit) dan Sistem makrofag mononukleus.
3) Inflamasi (Peradangan) B-Friend, apakah inflamasi itu? Kita uraikan disini ya. Inflamasi adalah
reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera, yang ditandai dengan kemerahan, panas,
pembengkakan, nyeri, dan kehilangan fungsi. Tujuannya untuk membawa fagosit dan protein plasma
ke jaringan yang terinfeksi untuk mengisolasi, menghancurkan, menginaktifkan agen penyerang,
membersihkan debris, serta mempersiapkan penyembuhan dan perbaikan jaringan
4) Zat Antimikroba Spesifik yang Diproduksi Tubuh Zat antimikroba terdiri dari Interferon, yaitu protein
antivirus yang berfungsi menghalangi multiplikasi virus dan Komplemen, yaitu protein plasma yang tidak
aktif dan dapat diaktifkan oleh berbagai bahan dari antigen.
2. Pertahanan Spesifik (Adaptif) B-Friend, Sistem pertahanan tubuh spesifik merupakan sistem kompleks yang
memberikan respons imun terhadap antigen yang spesifik, misalnya bakteri, virus, dan toksin yang dianggap
asing. Apa saja yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh spesifik? Mari kita uraikan dalam modul ini
1) Komponen Respons Imunitas Spesifik Antigen, zat yang merangsang respons imunitas, terutama dalam
menghasilkan antibodi.Terdiri atas bagian determinan antigen (epitop), yaitu bagian antigen yang
membangkitkan respons imun, dan hapten, yaitu molekul kecil yang jika sendirian tidak dapat
menginduksi produksi antibodi, melainkan harus bergabung dengan carrier yang bermolekul besar.
2) Interaksi Antibodi dan Antigen
a) Fiksasi komplemen, yaitu aktivasi sistem komplemen (± protein serum) oleh antibodi. jika terjadi
infeksi, protein pertama dalam rangkaian protein komplemen diaktifkan, memicu aktivasi protein-
protein berikutnya. Hasilnya adalah virus dan sel-sel patogen mengalami lisis.
b) Netralisasi, terjadi jika antibodi menutup sistem determinan antigen, sehingga antigen menjadi
tidak berbahaya.
c) Aglutinasi (penggumpalan), terjadi jika antigen berupa materi partikel.
d) Presipitasi (pengendapan) yaitu pengikatan silang molekul-molekul antigen yang terlarut dalam
cairan tubuh.
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1) …………………………
2) …………………………
3) …………………………
4) …………………………
5) …………………………
Kelas :
Orientasi Peserta Didik Pada Masalah
JAKARTA, KOMPAS.com - Akurasi Antigen Disebut Lebih Rendah dari PCR. Direktur Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi
menjelaskan alasan pemerintah masih menggunakan tes swab antigen untuk diagnosis Covid-19. Nadia
membenarkan bahwa akurasi tes swab antigen bisa lebih rendah daripada tes swab PCR. "Tetapi WHO
sudah merekomendasikan ini sebagai alat diagnostik dan ini membantu mendeteksi dengan cepat
terutama pada daerah yag memiliki keterbatasan pemeriksaan PCR," jelas Nadia. Terlebih, pada
masa pandemi saat ini penting untuk segera menemukan kasus positif Covid-19 agar dapat segera
dipisahkan dari populasi sehat. Dengan demikian dapat memutuskan rantai penularan termasuk varian
baru virus corona penyebab Covid-19. Nadia mengatakan Walau akurasi dibawah PCR tetapi masih
cukup sensitif dan spesifik untuk mengenali kasus positif Covid-19.
Sumber: Kompas
Berdasarkan berita diatas, Catalah hal-hal penting dan ajukan pertanyaan yang mewakili permasalahan
pada berita tersebut!
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
No
Gambar Keterangan
.
Basofil:………………………………………
………………..
1.
Eusinofil:………………………………………
…………………..
2.
Neutrofil:………………………………………
……………..
3.
Limfosit:………………………………………
………… ……..
4.
Monosit:………………………………………
………………..
5.
IDENTITAS MODUL
Penyusun : Suci Astuti, S.Pd.
Jenjang Sekolah : DK PRIMA
Mata Pelajaran : Biologi
Fase / Kelas : F / XI
Domain : Sistem Reproduksi
Alokasi Waktu : 3 x Pertemuan (6 x45 Menit)
Informasi Umum
Kompetensi Awal Sarana dan Prasarana
Peserta didik memiliki pemahaman 1. Papan Tulis
yang baik tentang konsep dasar sistem 2. Spidol
reproduksi manusia dan peranannya 3. Buku
dalam keberlangsungan hidup 4. LCD
manusia. 5. Laptop
Peserta didik mengetahui struktur dan 6. LKPD
fungsi organ reproduksi pada pria dan
wanita serta perbedaannya.
Peserta didik memiliki pemahaman
tentang proses pembentukan sel
kelamin pada pria dan wanita serta
perbedaan antara keduanya.
Peserta didik mengetahui hormon yang
terlibat dalam regulasi sistem
reproduksi pada pria dan wanita serta
peranannya dalam mengatur
perkembangan dan fungsi sistem
reproduksi.
Peserta didik memiliki pemahaman
yang baik tentang tahapan siklus
menstruasi pada wanita serta hormon
yang terlibat dalam setiap tahapan.
Peserta didik mengetahui tahapan
perkembangan embrio dan janin pada
kehamilan serta peran hormon dalam
proses tersebut.
Model Pembelajaran
Tatap Muka
Model Problem Based Learning
Komponen Inti
Capaian Pembelajaran
Peserta didik memiliki kemampuan mendeskripsikan bioproses yang terjadi dalam sel, dan
menganalisis keterkaitan struktur organ pada sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau
gangguan yang muncul pada sistem organ tersebut. Selanjutnya peserta didik memiliki kemampuan
menerapkan konsep pewarisan sifat, pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan sehari-hari
dan mengevaluasi gagasan baru mengenai evolusi. Konsep-kosep yang dipelajari diterapkan untuk
memecahkan masalah kehidupan yang diselesaikan dengan keterampilan proses secara mandiri
hingga menciptakan ide atau produk untuk mengatasi permasalah tersebut. Melalui keterampilan
proses juga dibangun sikap ilmiah dan profil pelajar pancasila.
Alur Tujuan Pembelajaran
11.9. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya dalam
proses reproduksi manusia melalui studi literatur, pengamatan.
11.10Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan fungsinya
dalam proses reproduksi manusia melalui studi literatur dan pengamatan.
11.11Menganalisis penerapan prinsip reproduksi pada manusia dan pemberian ASI ekslusif dalam program
keluarga berencana sebagai upaya menanggulangi pertambahan penduduk serta meningkatkan
kualitas hidup sumber daya manusia (SDM).
11.12Menyajikan hasil analisis mengenai pengaruh pergaulan bebas, penyakit, dan kelainan pada
struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem reproduksi manusia dan teknologi terkait
sistem reproduksi melalui berbagai bentuk media informasi.
11.13Membuat ulasan pentingnya menyiapkan generasi terencana dalam rangka meningkatkan mutu sumber
daya manusia (SDM) dalam bentuk makalah ilmiah.
Pemahaman Bermakna
Peserta didik mempunyai pemahaman tentang masalah kesehatan yang terkait dengan sistem
reproduksi pada pria dan wanita serta cara mencegah dan mengobatinya. Pemahaman bermakna
dapat diukur dari kemampuan seseorang untuk menjelaskan dengan benar dan jelas tentang sistem
reproduksi manusia, serta mampu memahami implikasi sosial, etika, dan moral dari teknologi
reproduksi dan aborsi.
Peserta didik memiliki kemampuan seseorang untuk menerapkan konsep-konsep dalam sistem
reproduksi pada situasi kehidupan sehari-hari, misalnya dalam hubungan seksual yang sehat dan
aman, serta dalam memutuskan untuk menggunakan teknologi reproduksi.
Pertanyaan Pemantik
1. Apakah perbedaan anatomi sistem reproduksi wanita dengan laki-laki?
2. Bagaimana siklus menstruasi pada wanita?
3. Apa peranan penting ASI bagi balita??
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal 1. Membuka pembelajaran dengan salam, berdoa dan menanyakan kabar,
dan kehadiran peserta didik.
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
3. Guru menyampaikan tentang capaian tujuan pembelajaran yang akan
dipealajari pada pagi hari ini
4. Guru melakukan kegiatan apersepsi melalui kegiatan tanya jawab
Kegiatan Inti: Pertemuan 1
1) Guru mengajak murid untuk mengamati gambar anatomi sistem reproduksi laki-
laki
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Apakah
fungsi dari organ-organ reproduksi laki-laki? Bagaimana mekanisme
pembentukan spermatozoid?
3) Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara.
4) Guru menugaskan kelompok untuk studi literatur/browsing internet tentang
anatomi dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki, hormon
kelamin laki-laki, dan spermatogenesis.
5) Setiap kelompok melakukan studi literatur/ browsing internet tentang anatomi
dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki, hormon kelamin
laki-laki, dan spermatogenesis.
6) Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan
mendiskusikan hasil browsing internet tentang anatomi dan fungsi organ-organ
penyusun sistem reproduksi laki-laki, hormon kelamin laki-laki, dan
spermatogenesis.
7) Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point sesuai dengan
subtopik yang diberikan oleh guru. Siswa antarkelompok diberikan kesempatan
untuk menanya maupun menangggapi hal-hal yang didiskusikan.
8) Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan tentang anatomi
dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki, hormon kelamin
laki-laki, dan spermatogenesis (sesuai dengan subtopik yang diberikan guru).
9) Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat tentang anatomi dan
fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi laki-laki, hormon kelamin laki-
laki, dan spermatogenesis.
10) Guru memberikan informasi tambahan sebagai pengembangan materi yang
dibahas, misalnya tentang skema spermatogenesis.
Pertemuan 2
1) Guru mengajak murid untuk mengamati anatomi sistem reproduksi wanita.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya, misalnya: Di
manakah tempat tumbuhnya bayi? Mengapa wanita mengalami menstruasi?
Bagaimana wanita melahirkan anaknya?
3) Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara.
4) Guru menugaskan kelompok untuk studi literatur/browsing internet tentang
anatomi dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi wanita, hormon
kelamin wanita, oogenesis, siklus menstruasi, fertilisasi, kehamilan, kelahiran,
terjadinya anak kembar, dan laktasi.
5) Setiap kelompok melakukan studi literatur/browsing internet tentang anatomi
dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi wanita, hormon kelamin
wanita, oogenesis, siklus menstruasi, fertilisasi, kehamilan, kelahiran, terjadinya
anak kembar, dan laktasi.
6) Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan
mendiskusikan hasil browsing internet tentang anatomi dan fungsi organ-organ
penyusun sistem reproduksi wanita, hormon kelamin wanita, oogenesis, siklus
menstruasi, fertilisasi, kehamilan, kelahiran, terjadinya anak kembar, dan laktasi.
7) Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point sesuai dengan
subtopik yang diberikan oleh guru. Siswa antarkelompok diberikan kesempatan
untuk menanya maupun menangggapi hal-hal yang didiskusikan.
8) Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan tentang anatomi
dan fungsi organ-organ penyusun sistem reproduksi wanita, hormon kelamin
wanita, oogenesis, siklus menstruasi, fertilisasi, kehamilan, kelahiran, terjadinya
anak kembar, dan laktasi (sesuai dengan subtopik yang diberikan guru)..
Pertemuan 3
1) Guru menyuruh semua kelompok memajang/memperlihatkan majalah dinding
yang telah dibuat sebelumnya.
2) Seluruh siswa disuruh membaca artikel-artikel yang terdapat di majalah dinding.
3) Guru juga menyuruh siswa mengamati gambar-gambar gangguan sistem
reproduksi, seperti tumor/kanker leher rahim, pertumbuhan mioma pada leher
rahim, dan metode kontrasepsi.
4) Setiap kelompok disuruh menuliskan pertanyaan/masalah terhadap isi artikel-
artikel pada majalah dinding kelompok lainnya, gangguan sistem reproduksi,
dan metode kontrasepsi.
5) Pertanyaan/masalah dari suatu kelompok diberikan ke kelompok lainnya.
6) Setiap kelompok mempersiapkan jawaban pertanyaan berkaitan dengan isi
artikel majalah dinding (dampak negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku
negatif yang berkaitan dengan sistem reproduksi).
7) Setiap kelompok melakukan studi literatur/browsing internet tentang gangguan
reproduksi, dan metode kontrasepsi.
8) Diskusi dalam kelompok untuk menyusun jawaban-jawaban
pertanyaan/masalah dari kelompok lain.
9) Diskusi kelas, masing-masing kelompok mengemukakan jawaban pertanyaan
yang diberikan dari kelompok lain. Siswa antarkelompok diberikan kesempatan
untuk menanya maupun menangggapi hal-hal yang didiskusikan.
10) Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat tentang dampak
negatif akibat pernikahan usia dini dan perilaku negatif yang berkaitan
dengan sistem reproduksi, gangguan reproduksi, dan metode kontrasepsi.
11) Guru memberikan tambahan informasi agar siswa tidak melakukan pernikahan
dini, tidak melakukan perilaku negatif berkaitan dengan sistem reproduksi, tidak
melakukan coitus pranikah, dan selalu waspada atau menjaga diri agar tidak
menjadi korban pelecehan seksual.
12) Strategi alternatif : Guru mengajak siswa menghitung masa subur dan masa
tidak subur dengan menggunakan kalender berkaitan dengan siklus menstruasi
pada wanita model pembelajaran proyek. Guru menugaskan kepada siswa
untuk membuat majalah dinding dengan tema “Dampak negatif pernikahan dini”.
Lampiran
Daftar Pustaka Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
LAMPIRAN 1
Rubrik Penilaian
A. Lembar Penilaian
Lembar Penilaian Sikap Spritual dan Sikap Sosial
Petunjuk : Lembar ini diisi oleh guru dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom sesuai dengan sikap
yang ditunjukan oleh peserta didik saat pembelajaran
Sikap yang dinilai
Nama Peserta Teliti Disiplin
No Skor total Nilai Akhir Predikat
Didik 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
Dst
Panduan Penskoran
Penilaian Keterampilan
Aspek penilaian : Keterampilan
Judul kegiatan : Pembuatan Majalah Dinding dengan Topik Dampak dari Pernikahan Usia Dini dan
Perilaku Negatif Berkaitan dengan Sistem Reproduksi
Aspek yang dinilai
Nama
N Kesesuaia Susuna Ketepatan waktu Sko Nila
Pesert Model/bentuk/perpadu
o n dengan n penyelesaian/pengumpul r i
a didik an warna
kaliamt an
tema
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pedoman penilaian keterampilan: 1 = jika tidak baik; 2 = jika kurang baik; 3 = jika cukup baik; 4 = jika
sangat baik Skor maksimum = 16
Reproduksi Pria
a. Hipogonadisme Merupakan penurunan fungsi testis disebabkan oleh gangguan interaksi hormon (misalnya
hormon androgen dan hormon testoteron). Gangguan ini menyebabkan infertilitas ,impotensi dan tidak adanya
tanda-tanda kepriaan. Penanganan dengan cara terapi hormon
b. Kriptokidisme Merupakan kegagalan dari satu atau dua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam
skrotum pada waktu bayi. Penanganan dengan cara pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk
merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
c. Uretritis Merupakan peradangan pada uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil.
Organism yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamyd trachomatis, ureplasma urealytium atau
virus herpes.
d. Prostatis Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya: Echerichia coli maupun bakteri lain.
e. Epididimitis Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pada pria. organisme
penyebab : E.coli dan Chlamydia.
f. Ghonorhoe Di bagian-bagian organ kelaminnya terdapat benjolan-benjolan yang merah dan membengkak,
terkadang pecah dengan sendirinya. Dapat juga berupa kencing nanah.
LAMPIRAN 3
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1) …………………………
2) …………………………
3) …………………………
4) …………………………
5) …………………………
Kelas :
Isilah kotak yang kosong pada bagan berikut!
2. .....................
1........
1. ........................
2. ........................
3. ........................ 1. ........................
2. ........................
3. ........................
Berilah nama organ yang ditunjuk huruf dan sebutkan fungsinya
Vulva
1. ..........................................
2. ..........................................
3. ..........................................
1. ....................................... 4. ..........................................
2. .......................................
3. .......................................
3
1. ..........................................
2. .......................................... 2
3. .......................................... 1
4. ..........................................
Struktur organ reproduksi wanita.
Berilah nama organ yang ditunjuk huruf dan sebutkan fungsinya
h
IDENTITAS MODUL
Penyusun : Suci Astuti, S.Pd.
Jenjang Sekolah : DK PRIMA
Mata Pelajaran : Biologi
Fase / Kelas : F / XI
Domain : Sistem Sirkulasi
Alokasi Waktu : 4 x Pertemuan (4 x45 Menit)
Informasi Umum
Fase capaian pembelajaran (Fase F) Domain Mata Pelajaran (Sistem Sirkulasi)
Kompetensi Awal Sarana dan Prasarana
Peserta didik menganalisis hubungan antara 1. Papan Tulis
struktur jaringan penyusun organ pada sistem 2. Spidol
sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya 3. Buku
sehingga dapat menjelaskan mekanisme peredaran 4. LCD
darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi 5. Laptop
pada sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi. Dan
Menyajikan hasil analisis data dari berbagai sumber
(studi) literatur, pengamatan, percobaan, dan
simulasi. Kelainan pada struktur dan fungsi darah,
jantung, dan pembuluh darah yang menyebabkan
gangguan sistem peredaran darah manusia dan
teknologi terkait sistem sirkulasi melalui berbagai
bentuk media presentasi..
Pertemuan 2
1) Guru mengajak murid untuk mengamati gambar/skema transfusi darah sistem
ABO.
2) Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan untuk bertanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu berkaitan dengan skema transfusi darah, misalnya: Apakah golongan
darah O bisa diberikan kepada semua golongan darah?
3) Siswa yang lainnya dapat mencoba memberikan jawaban/ hasil analisis
sementara.
4) Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan bahan praktikum.
5) Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi kesempatan untuk bertanya
jika tidak paham.
6) Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja praktikum dan
menyampaikan pesan agar berhatihati saat menusuk ujung jari menggunakan
lanset agar tetap steril dan tidak terjadi infeksi.
7) Siswa secara berkelompok melakukan tes golongan darah sistem ABO dan
sistem Rhesus.
Pertemuan 3
1) Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar/skema peredaran darah
pulmonalis dan sistemik.
2) Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan untuk bertanya sebagai ungkapan rasa
ingin tahu berkaitan dengan mekanisme peredaran darah, misalnya: Bagaimana
arah aliran darah dalam tubuh? Mengapa darah bisa diedarkan ke seluruh
tubuh?
3) Siswa yang lainnya dapat mencoba memberikan jawaban/hasil analisis
sementara.
4) Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan bahan praktikum.
5) Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi kesempatan untuk bertanya
jika tidak paham.
6) Guru memberikan penjelasan bagaimana cara menghitung denyut nadi yang
praktis dan benar serta menyampaikan pesan agar teliti dalam menghitung
denyut nadi.
7) Siswa secara berkelompok melakukan penghitungan denyut nadi dan mencatat
datanya.
8) Pembelajaran kooperatif: Siswa antarteman sekelompok saling memberi
arahan/diskusi untuk memahami skema peredaran darah.
9) Studi literatur tentang sistem limfa.
10) Siswa menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi frekuensi denyut nadi
berdasarkan data-data hasil pengamatan. Siswa menjawab pertanyaan-
pertanyaan pada lembar kegiatan praktikum.
11) Siswa menganalisis mekanisme peredaran darah pulmonalis dan sistemik
berdasarkan skema.
12) Siswa menganalisis informasi tentang sistem limfa.
13) Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan hasil praktikumnya.
14) Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat siswa tentang faktor-
faktor yang memengaruhi frekuensi denyut nadi.
15) Guru memberikan tambahan informasi tentang mekanisme sistem peredaran
darah pulmonalis dan sistemik, serta sistem limfa.
Pertemuan 4
1) Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar-gambar gangguan dan
teknologi sistem peredaran darah.
2) Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin
tahu berkaitan dengan gambar yang diamatinya tentang gangguan dan
teknologi sistem peredaran darah.
3) Siswa yang lainnya bisa mencoba memberikan jawaban sementara.
4) Setiap kelompok melakukan studi literatur atau browsing internet untuk
mengetahui gangguan dan teknologi berkaitan sistem peredaran darah.
5) Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk menganalisis dan
mendiskusikan hasil browsing internet tentang gangguan dan teknologi
berkaitan sistem peredaran darah.
6) Siswa menyusun materi presentasi dalam bentuk power point .
7) Diskusi kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan materi tentang
gangguan dan teknologi berkaitan sistem peredaran darah. Siswa
antarkelompok diberikan kesempatan untuk menanya maupun menangggapi
hal-hal yang didiskusikan.
8) Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat tentang gangguan dan
teknologi berkaitan sistem peredaran dara
Kegiatan 1. Guru memberikan penguatan materi kepada peserta didik
penutup 2. Guru mengkomunkasikan rencana pembelajaran yang akan
dilakasanakan pada pertemuan berikutnya
3. Guru mengakhiri pembelajaran pada hari ini dengan doa penutup serta
mengucapkan salam
4. Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran dengan menuliskan
rangkuman materi pembelajaran di buku tulis
5. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang sudah melakukan
refleksi diri.
Lampiran
Daftar Pustaka Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
LAMPIRAN 1
Rubrik Penilaian
A. Lembar Penilaian
Lembar Penilaian Sikap Spritual dan Sikap Sosial
Petunjuk : Lembar ini diisi oleh guru dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom sesuai dengan sikap
yang ditunjukan oleh peserta didik saat pembelajaran
Sikap yang dinilai
Nama Peserta Teliti Disiplin
No Skor total Nilai Akhir Predikat
Didik 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
Dst
Panduan Penskoran
Penilaian Keterampilan
Pengamatan Sistem Sirkulasi
No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai
Siswa Kesesuaian
Kontribusi
Persiapan alat pelaksanaan Laporan
dalam
dan bahan dengan cara praktikum
kelompok
kerja
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pedoman penilaian keterampilan: 1 = jika tidak baik; 2 = jika kurang baik; 3 = jika cukup baik; 4 = jika
sangat baik Skor maksimum = 16
Jantung
Jantung adalah organ sistem peredaran darah yang bertugas memompa darah dan mengalirkan darah dalam
pembuluh darah, yang terletak pada rongga dada di antara kedua paru-paru, di atas diafragma dengan posisi
condong ke kiri. Jantung dilapisi oleh perikardium yang mengandung cairan perikardia. Perikardium berfungsi
untuk melindungi jantung agar tidak terluka karena bergesekan ketika berdetak.
Pembuluh darah
Pembuluh darah adalah jalur bagi darah yang mengalir berasal dari jantung menuju ke jaringan tubuh, dan
sebaliknya.
Menurut struktur dan fungsinya, pembuluh darah dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Pembuluh Darah Nadi (Arteri)
Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang membawa darah meninggalkan atau keluar jantung.
Arteri condong terdapat agak lebih dalam di jaringan badan. Pembuluh arteri banyak mengandung
oksigen (02) kecuali arteri pulmonalis yang membawa darah dari jatung ke paru-paru mengandung
karbon dioksida (C02).
b. Pembuluh Darah Balik (Vena)
Pembuluh darah balik (vena) adalah pembuluh darah yang mengangkut darah menuju ke jantung.
Pembuluh balik terdiri atas tiga lapisan, seperti pembuluh arteri. Dari susunan dalam ke arah luar adalah
endotel, otot polos dan jaringan elastik, serta jaringan ikat fibrosa. Pembuluh balik banyak mengandung
karbon dioksida (CO2) kecuali vena pulmonalis yang membawa darah dari paru-paru ke jatung
mengandung oksigen (O2)
c. Pembuluh Kapiler
Pembuluh darah kapiler merupakan pembuluh yang menghubungkan ujung pembuluh nadi terkecil
dengan ujung pembuluh balik. Meskipun diameter sebuah kapiler benar-benar kecil, kuantitas kapiler
yang timbul berasal dari sebuah arteriol tergolong besar supaya keseluruhan daerah sayatan melintang
yang tersedia untuk aliran darah meningkat. Pada orang dewasa kurang lebih terdapat 90.000 km
kapiler.
Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah manusia dikendalikan oleh organ jantung yang berguna untuk memompa darah agar
mampu mengalir ke semua tubuh. Saat otot jantung berelaksasi, jantung dalam keadaan mengembang,
volumenya besar, dan tekanannya kecil.
Berdasarkan cara kerjanya sistem peredaran darah dibagi menjadi dua, yaitu peredaran darah kecil dan
peredaran darah besar.
1) Peredaran darah Kecil Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah yang mengalirkan darah dari
jantung ke paru-paru dan lagi lagi ke jantung. Urutannya adalah Jantung (bilik kanan) > Arteri pulmonalis
> paru-paru > vena pulmonalis > jantung (serambi kiri).
2) Peredaran Darah Besar Peredaran darah besar adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang
kaya oksigen dari bilik kiri jantung lalu diedarkan ke semua jaringan tubuh. Urutannya adalah Jantung
(bilik kiri) > Aorta > seluruh tubuh > vena cava > jantung (serambi kanan).
Komponen Darah
Darah merupakan bagian tubuh yang sangat penting. Darah dalam tubuh terdiri atas plasma darah dan sel-sel
darah. Komposisi susunan darah tersebut meliputi 55% plasma darah dan 45% sel – sel darah yang terdiri atas
eritrosit, leukosit, dan trombosit. Dalam plasma darah terbagi lagi atas 90% air dan 10% zat terlarut, meliputi
protein, garam mineral, bahan organik, sisa metabolik, hormon, dan gas.
Transfusi darah
Transfusi darah adalah pemberian darah dari seseorang kepada orang yang memerlukan. Orang yang memberi
darah disebut donor, sedangkan orang yang menerima darah disebut resipien. Dalam transfusi darah, donor
harus memperhatikan jenis aglutinogen (antigen) yang dimilikinya. Sedangkan, pada resipien yang perlu
diperhatikan adalah aglutininnya (antibodi).
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1) …………………………
2) …………………………
3) …………………………
4) …………………………
5) …………………………
Kelas :
Langkah Kerja
1. Sediakan stop-watch atau arloji. Hitunglah denyut nadi Anda dengan cara berikut.
2. Tempelkan jari telunjuk dan jari tengah Anda pada pergelangan tangan. Bila perlu tekan sedikit
hingga denyutan semakin terasa.
3. Hitunglah jumlah denyut nadi dalam 1 menit, kemudian catat. Ulangi sebanyak 3 kali, kemudian ambil
rata-ratanya.
4. Hitung pula denyut nadi Anda setelah selesai berlari-lari selama 1 menit.
5. Kumpulkan data penghitungan jumlah nadi seluruh teman sekelas Anda, dan bandingkan.
Pertanyaan:
1. Mengapa terjadi perbedaan frekuensi denyut nadi antara saat istirahat dengan setelah berlari-lari?
2. Menurut Anda, apakah denyut nadi setiap orang sama? Jelaskan alasannya.
3. Berdasarkan eksperimen di atas, coba Anda simpulkan faktor apa saja yang mempengaruhi frekuensi
denyut nadi.
4. Buatlah laporan hasil eksperimen ini dan kumpulkan kepada bapak atau ibu guru. Tabel Pengamatan
Informasi Umum
Fase capaian pembelajaran (Fase F) Domain Mata Pelajaran (Struktur dan Fungsi
Jaringan Hewan)
Kompetensi Awal Sarana dan Prasarana
Peserta didik menganalisis keterkaitan antara 1. Papan Tulis
struktur sel pada jaringan hewan dengan fungsi 2. Spidol
organ pada hewan berdasarkan hasil pengamatan 3. Buku
dan Menyajikan data hasil pengamatan berbagai 4. LCD
bentuk sel penyusun jaringan hewan untuk 5. Laptop
menunjukkan keterkaitannya dengan letak dan
fungsi dalam bioproses dan aplikasinya dalam
berbagai aspek kehidupan.
Pertemuan 2
1) Guru mengajak murid untuk mengamati torso tubuh manusia.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya berkaitan dengan
organ-organ penyusun sistem organ, misalnya: Organ-organ apakah yang
menyusun sistem peredaran darah, sistem reproduksi wanita, atau sistem
koordinasi?.
3) Siswa yang lainnya dapat mencoba memberikan jawaban/hasil analisis
sementara.
4) Siswa duduk secara berkelompok (3–5 siswa) diberikan tugas melakukan kajian
literatur/browsing di internet sesuai dengan subtopik yang diberikan oleh guru,
yaitu tentang organ dan sistem organ pada manusia, sel punca atau stem cell ,
serta tumor dan kanker.
5) Diskusi dalam kelompok untuk menganalisis topik tentang organ dan sistem
organ pada manusia, sel punca atau stem cell , serta tumor dan kanker.
6) Masing-masing kelompok menyiapkan bahan presentasi sesuai dengan
subtopik yang diberikan guru dilengkapi dengan soalsoal kuis.
7) Diskusi kelas: Setiap kelompok mempresentasikan hasil pembahasan tentang
organ dan sistem organ pada manusia, sel punca atau stem cell , serta tumor
dan kanker.
8) Setelah presentasi, setiap kelompok membacakan soal-soal kuis untuk dijawab
oleh siswa dan langsung diberikan nilai oleh kelompok penyaji presentasi
(penilaian teman sejawat). Siswa antarkelompok diberikan kesempatan untuk
menanya maupun menangggapi hal-hal yang didiskusikan.
9) Guru memberikan tambahan informasi.
10) Guru mengonfirmasi jika terjadi perbedaan pendapat tentang organ dan sistem
organ pada manusia, sel punca atau stem cell , serta tumor dan kanker.
11) Guru bersama siswa menyepakati hasil pengembangan materi.
Lampiran
Daftar Pustaka Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
LAMPIRAN 1
Rubrik Penilaian
A. Lembar Penilaian
Lembar Penilaian Sikap Spritual dan Sikap Sosial
Petunjuk : Lembar ini diisi oleh guru dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom sesuai dengan sikap
yang ditunjukan oleh peserta didik saat pembelajaran
Sikap yang dinilai
Nama Peserta Teliti Disiplin
No Skor total Nilai Akhir Predikat
Didik 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
Dst
Panduan Penskoran
Penilaian Keterampilan
Presentasi Kelompok Tentang Jenis, Struktur Jaringan Hewan/Manusia dan Fungsinya
No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai
Siswa Tampilan
Mengemukakan Komunikasi
Isi Materi Power
Point Pendapat antarteman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pedoman penilaian keterampilan: 1 = jika tidak baik; 2 = jika kurang baik; 3 = jika cukup baik; 4 = jika
sangat baik Skor maksimum = 16
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1) …………………………
2) …………………………
3) …………………………
4) …………………………
5) …………………………
Kelas :
Lengkapi tabel berikut :
Informasi Umum
Fase capaian pembelajaran (Fase F) Domain Mata Pelajaran (Struktur dan Fungsi
Jaringan Tumbuhan)
Kompetensi Awal Sarana dan Prasarana
Peserta didik menganalisis keterkaitan antara 1. Papan Tulis
struktur sel pada jaringan tumbuhan dengan 2. Spidol
fungsi organ pada tumbuhan berdasarkan hasil 3. Buku
pengamatan dan menyajikan data hasil 4. LCD
pengamatan struktur anatomi jaringan 5. Laptop
tumbuhan untuk menunjukkan keterkaitannya
dengan fungsi dalam bioproses..
Pertemuan 2
1) Guru mengajak murid untuk mengamati langsung berbagai organ tumbuhan
baik organ vegetatif (daun, batang, dan akar) maupun organ generatif
(bunga, buah, dan biji).
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya berkaitan dengan
organ-organ pada tumbuhan. Misalnya, mengapa berbagai jenis organ
tumbuhan memiliki perbedaan warna dan tekstur? Apakah semua organ pada
tumbuhan tersusun dari jenis jaringan yang berbeda-beda? Bagaimana susunan
jaringan pada daun, batang, dan akar?
3) Siswa yang lainnya dapat mencoba untuk memberikan jawaban/ hasil analisis
sementara.
4) Siswa mencoba mengamati dan membandingkan anatomi akar, batang, dan
daun pada tumbuhan monokotil dan dikotil.
5) Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan bahan praktik.
6) Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi kesempatan untuk menanya
jika tidak paham.
7) Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja praktikum yang
benar, yaitu cara mengamati anatomi akar, batang, dan daun.
8) Siswa secara berkelompok membuat preparat segar anatomi organ (akar,
batang, dan daun) dan melakukan pengamatan menggunakan mikroskop
secara cermat dan teliti.
9) Siswa menggambar objek hasil pengamatan.
Lampiran
Daftar Pustaka Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
LAMPIRAN 1
Rubrik Penilaian
A. Lembar Penilaian
Lembar Penilaian Sikap Spritual dan Sikap Sosial
Petunjuk : Lembar ini diisi oleh guru dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom sesuai dengan sikap
yang ditunjukan oleh peserta didik saat pembelajaran
Sikap yang dinilai
Nama Peserta Teliti Disiplin
No Skor total Nilai Akhir Predikat
Didik 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
Dst
Panduan Penskoran
Penilaian Keterampilan
Presentasi Kelompok Tentang Jenis dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai
Siswa Tampilan
Mengemukakan Komunikasi
Isi Materi Power
Point Pendapat antarteman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pedoman penilaian keterampilan: 1 = jika tidak baik; 2 = jika kurang baik; 3 = jika cukup baik; 4 = jika
sangat baik Skor maksimum = 16
Jaringan Meristem sendiri ada 2 jenis, primer dan sekunder. Meristem primer merupakan sel
perkembangan langsung dari sel embrional, sehingga merupakan lanjutan dari pertumbuhan embrio.
Sedangkan meristem sekunder berasal dari jaringan dewasa yang telah mengadakan deferensiasi seteri
kambium dan kambuim gabus.
Jaringan Permanen
Sebuah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi dengan ciri khasnya:
1. Epidermis
2. Parenkim
3. Penyokong
4. Pengangkut
5. Gabus
Nah, kedua jaringan di atas itu berbeda untuk tumbuhan dikotil dan monokotil. Dikotil adalah tumbuhan
berkeping dua sedangkan monokotil adalah tumbuhan berkeping satu.
Proses Pengangkutan Zat Tumbuhan
Semua yang di bahas di atas ini berfungsi sebagai trasportasi makanan pada tumbuhan. Tumbuhan
memiliki 2 proses pengangkutan, ekstravaskuler dan intravaskuler.
Ekstravaskular merupakan pengangkutan zat yang tidak melalui berkas pembuluh angkut. Air masuk ke
silinder pusat (stele) tumbuhan dari epidermis. Ada 2 cara Ekstravaskular:
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1) …………………………
2) …………………………
3) …………………………
4) …………………………
5) …………………………
Kelas :
Lengkapi tabel tentang modifikasi epidermis berikut :
Jaringan Parenkim
Jaringan Penguat
a. Sklerenkim
b. Kolenkim
Jaringan Pengangkut
a. Floem
b. Xilem
IDENTITAS MODUL
Penyusun : Suci Astuti, S.Pd.
Jenjang Sekolah : DK PRIMA
Mata Pelajaran : Biologi
Fase / Kelas : F / XI
Domain : Sel
Alokasi Waktu : 3 x Pertemuan (6 x45 Menit)
Informasi Umum
Fase capaian pembelajaran (Fase F) Domain Mata Pelajaran (Sel)
Kompetensi Awal Sarana dan Prasarana
Peserta didik memahami komponen kimiawi 1. Papan Tulis
penyusun sel, ciri hidup pada sel yang 2. Spidol
ditunjukkan oleh struktur, fungsi, dan proses 3. Buku
yang berlangsung di dalam sel sebagai unit 4. LCD
terkecil kehidupan dan menganalisis berbagai 5. Laptop
proses pada sel yang meliputi mekanisme
transpor pada membran (difusi, osmosis,
transpor aktif, endositosis dan eksositosis);
reproduksi, dan sintesis protein sebagai dasar
pemahaman bioproses dalam sistem hidup.
Pertemuan 3
1) Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis gambar/film
video tentang contoh transpor zat melalui membran, seperti pertukaran
oksigen dengan karbon dioksida atau menunjukkan potongan batang
kangkung segar yang direndam dalam air dan batang kangkung yang
tidak direndam dalam air.
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanya berkaitan
dengan film/video transpor zat melalui membran, atau mengapa terdapat
perbedaan antara batang kangkung yang direndam dalam air dengan
batang kangkung yang tidak direndam dalam air.
3) Siswa mencoba memberikan jawaban yang sesuai dengan pendapatnya
masing-masing.
4) Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan bahan
praktikum.
5) Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi kesempatan untuk
menanya jika tidak paham.
6) Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas cara kerja praktikum
yang benar tentang difusi, osmosis, dan plasmolisis.
7) Siswa secara berkelompok melakukan eksperimen tentang difusi,
osmosis, dan plasmolisis dengan cermat dan teliti.
8) Siswa menganalisis data hasil eksperimen difusi, osmosis, dan
plasmolisis.
9) Siswa menjawab pertanyaan di lembar praktikum berkaitan dengan
eksperimen difusi, osmosis, dan plasmolisis.
10)Setiap kelompok mempresentasikan hasil eksperimen difusi, osmosis,
dan plasmolisis.
11)Siswa antarkelompok diberikan kesempatan untuk menanya maupun
menanggapi hal-hal yang didiskusikan.
12)Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan pendapat tentang hasil
eksperimen yang dipresentasikan siswa.
13)Guru memberikan tambahan informasi untuk pengembangan materi.
Kegiatan 1. Guru memberikan penguatan materi kepada peserta didik
penutup 2. Guru mengkomunkasikan rencana pembelajaran yang akan
dilakasanakan pada pertemuan berikutnya
3. Guru mengakhiri pembelajaran pada hari ini dengan doa penutup serta
mengucapkan salam
4. Peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran dengan menuliskan
rangkuman materi pembelajaran di buku tulis
5. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang sudah melakukan
refleksi diri.
Lampiran
Daftar Pustaka Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
Buku Guru Biologi Kelas 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi .
LAMPIRAN 1
Rubrik Penilaian
A. Lembar Penilaian
Lembar Penilaian Sikap Spritual dan Sikap Sosial
Petunjuk : Lembar ini diisi oleh guru dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom sesuai dengan sikap
yang ditunjukan oleh peserta didik saat pembelajaran
Sikap yang dinilai
Nama Peserta Teliti Disiplin
No Skor total Nilai Akhir Predikat
Didik 1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
Dst
Panduan Penskoran
Penilaian Keterampilan
Pengamatan Sel dan Jaringan Tumbuhan dan Hewan
Aspek yang dinilai
Kontribusi
Nama Kesesuaian Inisiatif
No dalam Hasil laporan Skor Nilai
Siswa pelaksanaan dalam
teman tertulis
dengan cara kerja berkerja
kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pedoman penilaian keterampilan: 1 = jika tidak baik; 2 = jika kurang baik; 3 = jika cukup baik; 4 = jika
sangat baik Skor maksimum = 16
Tubuh kita, kucing, anjing, bakteri, jamur, tumbuhan, semua itu tersusun dari berbagai sel. Iya memang
betul bahwa ada yang lebih kecil dari sel, yaitu makromolekul dan organel. Urutan kompleksitas dari
sistem kehidupan adalah sebagai berikut.
Sel memiliki karakteristik suatu makhluk hidup, ia bisa bertumbuh, memetabolisme makanan, adaptasi
terhadap lingkungan, memberikan respons pada stimuli, menjaga respons homeostasis, bahkan pada
saat tertentu bisa melakukan reproduksi.
Struktur Sel
Sel itu ada banyak jenisnya. Jenis tersebut dikelompokkan berdasarkan materi genetik, membran inti,
dan sitoplasmanya. Kali ini, kita akan membahas jenis sel berdasarkan keberadaan membran inti, yaitu
sel prokariotik dan eukariotik. Di mana letak perbedaannya?
Materi genetik dalam sebuah sel ada yang dibungkus oleh membran inti dan ada juga yang nggak
dibungkus membran inti. Kalau dibungkus membran inti, disebut sel eukariotik. Sedangkan, kalau nggak
dibungkus membran inti, disebut sel prokariotik.
Komponen dasar yang dimiliki oleh semua sel, baik sel prokariotik maupun eukariotik adalah DNA,
ribosom, sitosol, dan membran plasma. Sebelum menuju jenis selnya, gue mau menguraikan terlebih
dahulu komponen pada sel beserta fungsinya masing-masing.
Kalau kita lihat strukturnya, karakteristiknya sudah jelas terlihat. Iya, kan? Berikut ini karakteristik atau
ciri-ciri sel eukariotik.
Sel tumbuhan mempunyai struktur membran sel, inti sel, dan ditoplasma yang didalamnya terdapat organel-
organel sel yang tidak jauh berbeda dengan sel hewan, hanya saja pada sel tumbuhan tidak ditemukan sentriol,
akan tetapi, sel tumbuhan memilki dinding sel, plastida dan vakuola. Sentriol tidak terdapat pada sel tumbuhan
karena telah diketahui bahwa perlengkapan pembelahan sel terbentuk tanpa adanya sentriol atau struktur lain
yang tampak dalam sentrosom.
LAMPIRAN 3
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
Nama Kelompok :
Nama Anggota Kelompok :
1) …………………………
2) …………………………
3) …………………………
4) …………………………
5) …………………………
Kelas :
Cermati berbagai skema gambar berbagai organel sel di kolom pertama tabel berikut, kemudian
deskripsikan struktur dan fungsinya pada kolom yang tersedia!