Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nikita Oky Masayu

NIM : (1107622077)

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Tugas : Analisis Film The Ron Clark Story

The Ron Clark Story


Film Ini menceritakan pengalaman nyata seorang guru Bernama Ron Clark yang mengajar di
sebuah sekolah dasar di New York. Ia mengajar siswa "terpilih" dengan metode pengajaran
yang berbeda. Ron Clark adalah menjadi guru yang sangat inovatif, kreatif, cerdas, pantang
menyerah, penyayang dan semangat mengajar di kelas. Ron Clark atau Mr. Clark pertama
kali mengajar di Sekolah Dasar Snowdon di Aurora, California Utara pada tahun 1994 selama
sekitar empat tahun. Dia menjadikan sekolah dasar ini nilai kelulusan tertinggi secara
keseluruhan di kota tersebut. Singkat cerita, pada usia 27 tahun ia akhirnya memutuskan
untuk pindah ke New York. Karena, ia masih dianggap sebagai guru tidak tetap di sekolah
tersebut dan Clark merasa tersinggung dengan salah satu penghargaan yang namanya diukir
di atas trotoar. Mr. Clark berusaha mencari sekolah baru tempatnya mengajar di New York.
Walau sulit, akhirnya Clark mendapatkan tempat mengajar di sekolah yang notabennya
terkenal dengan anak-anak “Bandel” atau “Sulit diatur”. Di sekolah itulah Clark bersikeras
untuk mengajar dan menghadapi berbagai tantangan kesulitan dalam mengajar anak
muridnya.

Permasalahan yang ada dalam proses belajar mengajar di kelas Mr. Clark :

 Mengajar siswa dengan karakteristik berbeda-beda.


Dilihat dari sekolahnya yang telah memberi peringkat di tiap kelas, kepala sekolah
memberi posisi Clark untuk menjadi guru di kelas dengan peringkat terendah. Di
dalam kelas itu terdapat banya karakteristik yang harus dibenahi dari siswa yang
suka berkelahi, mencuri, taruhan, tidak beretika, tidak sopan, pendiam, dsb.
 Kepala sekolah “My school, my rule, my way”.
Kepala sekolah tidak setuju dengan gaya ajar Clark yang menurutnya tidak biasa dan
tidak akan berpengaruh pada prestasi si anak. Kepala sekolah hanya berorientasi
dengan nilai saja. Semakin tinggi nilai semakin baik, tidak peduli bagaimana kondisi si
anak dia hanya mementingkan tingkat prestasi sekolah saja.
 Mengantarkan siswa yang sudah dilabeli buruk untuk bisa lulus ujian nasional.
Tidak cukup dengan masalah di atas, karena anak didiknya ini duduk di bangku
senior maka Clark juga harus membimbing anak didiknya untuk berprestasi di bidang
akademisnya agar semua lulus ujian nasional.

Upaya Mr. Clark untuk mengatasi permasalahan di atas :


 Memahami dan menganalisis karakteristik tiap siswanya.
Mr. Clark menganalisis karakteristik masing-masing anak didiknya. Ia harus
melakukan itu untuk menemukan strategi pembelajaran apa yang paling tepat untuk
diterapkan pada anak didiknya. Dimulai dari pendekatan secara pribadi dengan
bercerita, menanyakan cita-cita, dan kegemaran sisiwa-siswinya.
 Bertemu dengan wali murid untuk mendiskusikan perkembangan anaknya.
Clark menyadari bahwa usahanya sendiri tidak akan embuahkan hasil jika tidak
dibarengi dengan bantuan orang tua siswa di rumah. Maka, Clark berusaha untuk
mencari alamat siswa satu persatu dan mengujungi orang tua siswa. Dapat dilihat
berbagai macam latar belakang siswa ada mulai dari orang tua yang tidak punya
waktu (sibuk), tidak peduli, Abusive, hingga lingkungan rumah yang buruk. Clark
berusaha menjalin komunikasi dengan orang tua untuk membentuk anak didiknya
menjadi lebih baik lagi di sekolah.
 Membangun kebiasaan baik siswanya.
Anak didik Clark merupakan anak yang kurang beretika. Clark membangun kebiasaan
untuk mengantre, membenahi cara posisi duduk siswa agar sopan di kelas,
membawa wadah untuk membuang permen karet siswa supaya tidak makan di
kelas, dll.
 Melakukan berbagai strategi pembelajaran.
Clark memiliki ambisi yang kuat untuk merubah anak didiknya menjadi lebih baik
lagi. Ia menerapkan berbgai cara pendekatan dengan : menggunakan berbagai media
gambar motivasi yang ditempel di dipapan tulis dan dinding kelas, bercerita dengan
memberikan tema situasi belajar, menggunakan media musik untuk pembelajaran
memori, dan melakukan pendekatan pribadi dengan ikut bermain saat jam istirahat
agar lebih dekat dan siswa merasa terbuka, tidak canggung, dan bisa masuk kedunia
mereka.
 Berusaha menemukan potensi siswanya.
Dengan menganalisis Clark berusaha mencari tahu bakat apa yang terpendam dan
harus dikembangkan siswanya. Mulai dari menemukan kertas hasil gambar yang
bagus dan berusaha mencari tahu siapa yang menggambar. Alhasil di akhir ia
berhasil mengembangkan potensi anak didiknya seperti Tayshawn (menggambar),
Ria Santinan (Sians), Julio Vasquez (matematika), dan Shamika (English).

Keberhasilan Mr.Clark :

 Berhasil merubah anak didiknya menjadi individu yang lebih baik.


 Berhasil menggugah orang tua untuk berperan aktif dalam perkembangan anak.
 Berhasil menghantarkan anak didiknya lulus ujian nasional dengan peringkat
tertinggi diantara kelas lain.
 Berhasil menemukan berbagai potensi anak didiknya.
 Berhasil menjadi sosok inspiratif dan panutan bagi anak didiknya.

Teori Belajar yang digunakan Mr.Clark :

 Kognitif
Clark menanamkan proses belajar yang kompleks untuk merangsang kinerja otak
siswanya dengan cara -cara seperti kegiatan menganalisis
keadaan/situasi/permasalahan, mengolah suatu informasi yang diterima, dan proses
pemecahan masalah.
 Humanistik
Clark sadar bahwa pembelajaran harus didasari atas kepentingan bersama. Clark
ingin siswanya tahu seberapa penting kegiatan belajar bersamanya di sekolah untuk
kehidupan mereka kedepanya. Maka Clark disini berusaha membangun kegiatan
belajar yang menyenangkan dengan menghias kelas, menempelkan berbagai maca
kata/kalimat motivasi dikelas.
 Behavioristik
Walau teori ini terkesan kurang cocok diterpakan pada manusia namun, di beberapa
situasi guru harus menerapkan teori ini untuk membangun kesadaran siswa. Clark
memberikan reward (hadiah) pada siapa saja yang dapat menjawab pertanyaanya
dikelas sehingga siswa menjadi tertarik. Clark juga memberikan punishment
(hukuman) bagi siapa saja yang tidak mendengar perkataanya di kelas jika sudah
berulang kali ditegur.
 Multiple intelligence
Clark percaya bahwa setiap anak itu tidak sama dan memiliki perbedaan yang
mendasar. Clark juga paham tidak semua anak dikelasnya dapat mengikuti standar
yang sudah diterapkan oleh sekolah terutama dibidang akademik. Kecerdasan yang
dimiliki anak tidak hanya bersumberkan pada kognitif saja. Maka dari itu Clark
mengupayakan strategi pembejaran yang dapat diikuti oleh semua siswanya dengan
bernyanyi, menari, mengambar, diajak ke museum, disajikan alat peraga di depan
kelas, dll. Dengan teori ini Clark akhirnya berhasil menggali berbagai kecerdasan
siswanya.

Anda mungkin juga menyukai