Anda di halaman 1dari 6

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................1
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................2
A. Latar Belakang...........................................................................................................................2
B. Tujuan........................................................................................................................................3
Tantangan Telefarmasi di Indonesia.......................................................................................................3
A. Kendala Infrastruktur.................................................................................................................3
B. Keterbatasan aksesibilitas..........................................................................................................3
Penutup..................................................................................................................................................5
A. Kesimpulan................................................................................................................................5
B. Saran..........................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................5

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bentuk layanan Telefarmasi.....................................................................................2
Gambar 2.Aplikasi Halodoc.......................................................................................................3
TANTANGAN TEKNOLOGI TELEFARMASI DI INDONESIA

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada abad ke-21, penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi mengalami
perkembangan pesat yang berdampak pada pemberian layanan kesehatan di banyak
negara. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam sektor kesehatan, seperti
pelayanan telefarmasi, membuka perspektif baru dalam pemberian layanan kesehatan.
Telefarmasi menjadi alternatif untuk memperluas jangkauan apotek dengan
menggunakan sistem informasi kesehatan elektronik yang memudahkan apoteker dalam
mengakses informasi tentang pemeriksaan dan terapi obat.

Di Indonesia, telemedicine telah menjadi salah satu inovasi terpenting di bidang


kesehatan. Konsep ini mengacu pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) untuk menyediakan layanan medis jarak jauh. Salah satu fitur utama telemedicine
adalah telefarmasi, di mana pasien dapat berinteraksi dengan apoteker atau staf apotek
melalui platform komunikasi digital [1] Sehingga Pasien tidak perlu mengunjungi
apotek secara fisik untuk mendapatkan saran atau informasi tentang pengobatan.
Telefarmasi merupakan salah satu layanan kesehatan kepada pasien yang membutuhkan
konsultasi tanpa interaksi pribadi [2]. Dapat mengakses layanan ini melalui telepon,
aplikasi pesanan online, atau panggilan video.

Gambar 1. Bentuk layanan Telefarmasi

Dengan demikian, telefarmasi memberikan kemudahan dan aksesibilitas yang


lebih besar bagi pasien, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil atau sulit
dijangkau [3]Melalui komunikasi digital, pasien dapat berkonsultasi dengan staf apotek
tentang penggunaan obat, dosis yang tepat, efek samping atau pertanyaan lain terkait
perawatan obat tersedia secara online. Produk telefarmasi juga bermanfaat bagi pasien
yang menderita penyakit kronis atau yang membutuhkan perawatan jangka panjang.
Pasien dapat menerima perawatan dan dukungan tindak lanjut secara teratur di apotek
melalui komunikasi digital. Ini dapat membantu mengelola kesehatan mereka dan
memastikan penggunaan obat yang benar dan efektif.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan tantangan
penggunaan teknologi telefarmasi di Indonesia. Serta memberikan tawaran solusi untuk
meningkatkan layanan kesehatan secara efektif.

Tantangan Telefarmasi di Indonesia


Inovasi teknologi telefarmasi memungkinkan apotek untuk menawarkan apotek klinik
kepada pasien diabetes melitus (DM) yang membutuhkan pelayanan rutin selama pandemi
COVID-19, menjaga jarak dan meminimalkan pertemuan tatap muka. [4] Telefarmasi
memiliki manfaat yang signifikan, terutama dalam meningkatkan ketersediaan dan kualitas
pelayanan kesehatan di Indonesia. Namun, untuk keberhasilan penerapan telefarmasi di
Indonesia, beberapa tantangan penting harus diatasi antara lain kendala infrastruktur dan
keterbatasan aksesibilitas.

A. Kendala Infrastruktur
Penggunaan telefarmasi memerlukan penggunaan teknologi yang handal, antara lain
koneksi internet yang stabil dan perangkat komunikasi yang baik. Jika terjadi malfungsi
teknis atau masalah dalam sistem telemedicine, apoteker akan kesulitan untuk
memberikan layanan yang memadai kepada pasien [5].

Keamanan data dan perlindungan data. Karena telefarmasi melibatkan pertukaran


informasi medis dan sensitif antara pasien, penyedia layanan kesehatan dan pihak lain.
Keamanan dan kerahasiaan data ini merupakan tantangan utama karena risiko kebocoran
data dan kemungkinan pelanggaran data [5]
B. Keterbatasan aksesibilitas
Telefarmasi dapat membantu meningkatkan akses ke layanan kesehatan, masih ada
tantangan aksesibilitas bagi kelompok masyarakat yang kurang beruntung atau tinggal di
daerah terpencil. Faktor-faktor seperti kebutuhan perangkat keras, konektivitas internet,
dan literasi digital dapat menjadi hambatan bagi ketersediaan layanan
telemedicine. Tantang pada teknologi telefarmasi dapat mengurangi manfaat telefarmasi
bagi populasi tertentu. [5]. Seperti masih rendahnya kesadaran pemerintah terhadap
lembaga dan infrastruktur yang tidak memadai serta pola pikir yang terus tertinggal. [6]

a. Aplikasi Halodoc

Gambar 2.Aplikasi Halodoc

Halodoc adalah salah satu contoh apotek bebas yang populer di


Indonesia [7]. Telefarmasi adalah bentuk perawatan kesehatan yang
menggunakan teknologi komunikasi jarak jauh, seperti aplikasi ponsel atau
platform online, untuk memberikan saran, diagnosis, dan perawatan medis
kepada pasien tanpa harus mengunjungi dokter atau apoteker secara langsung.

Halodoc adalah platform telefarmasi yang memungkinkan pasien terhubung


dengan dokter secara online melalui aplikasi seluler. Pasien dapat menemui
dokter melalui chat atau video call dengan dokter yang terdaftar di platform.
Selain itu, Halodoc juga menawarkan layanan pengiriman obat ke rumah,
sehingga pasien dapat dengan mudah membeli obat tanpa harus mengunjungi
apotek fisik. Melalui Halodoc, pasien juga dapat melihat riwayat
kesehatannya, membuat janji bertemu dokter atau mengirim hasil tes lab ke
dokter. Halodoc telah menjadi salah satu platform telemedicine terpopuler di
Indonesia karena kemampuannya untuk menghubungkan pasien dengan dokter
dengan mudah dan memberikan akses yang lebih mudah ke layanan
kesehatan. Layanan resep online Halodoc diawasi oleh apoteker. Penyerahan
obat diatur oleh layanan antar Gojek, dimana apotek atau apoteker menyiapkan
obat beserta aturan pakai obatnya. Aplikasi Medisend by Halodoc digunakan
untuk mendokumentasikan penyampaian dan penambahan informasi produk
obat [8].

Penutup

A. Kesimpulan
Telefarmasi merupakan inovasi teknologi penting di Indonesia yang memanfaatkan
platform komunikasi digital untuk memberikan layanan medis jarak jauh kepada pasien.
Telefarmasi memberikan kemudahan dan aksesibilitas yang lebih besar bagi pasien, terutama
mereka yang tinggal di daerah terpencil atau sulit dijangkau. Ini juga membantu pasien
dengan penyakit kronis atau perawatan jangka panjang dalam mengelola kesehatan mereka.
Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk keberhasilan penerapan telefarmasi
di Indonesia. Tantangan tersebut meliputi kendala infrastruktur seperti koneksi internet yang
stabil, keamanan dan perlindungan data, serta keterbatasan aksesibilitas bagi kelompok
masyarakat yang kurang beruntung atau tinggal di daerah terpencil. Kolaborasi yang efektif
antara pasien, pemerintah, sektor swasta, dan institusi akademik juga menjadi faktor penting
dalam mengatasi tantangan tersebut. Meskipun demikian, telefarmasi, seperti Halodoc, telah
membuktikan manfaatnya dalam meningkatkan ketersediaan dan kualitas pelayanan
kesehatan di Indonesia.

B. Saran
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan kolaborasi yang efektif antara pasien,
pemerintah, sektor swasta, dan institusi akademik. Dalam hal ini, peran Halodoc sebagai
contoh implementasi telefarmasi sukses di Indonesia dapat menjadi inspirasi dalam
meningkatkan ketersediaan dan kualitas pelayanan kesehatan.

Dengan upaya bersama dan peningkatan infrastruktur serta kebijakan yang mendukung,
telefarmasi memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan memberikan manfaat yang
signifikan bagi masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
[1] M. B. Laili, “ANALISIS IMPLEMENTASI SISTEM TELEMEDIKA DAN E-HEALTH DI INDONESIA SERTA
PROSPEK KEDEPANNYA,” 2016.

[2] E. Yen, E. J. Coadey, N. Dawn, T. Kyla, R. S. Madeyah, and Dr. E. M. Faller, “A Review of
Telepharmacy in Asia,” International Journal of Research Publication and Reviews, vol. 03,
no. 12, pp. 1551–1569, 2022, doi: 10.55248/gengpi.2022.31246.

[3] A. Poudel and L. Nissen, “Telepharmacy: a pharmacist’s perspective on the clinical


benefits and challenges,” Integr Pharm Res Pract, vol. Volume 5, pp. 75–82, Oct. 2016, doi:
10.2147/iprp.s101685.

[4] G. N. Iftinan, N. Wathoni, and K. Lestari, “Telepharmacy: A potential alternative approach


for diabetic patients during the COVID-19 pandemic,” Journal of Multidisciplinary
Healthcare, vol. 14. Dove Medical Press Ltd, pp. 2261–2273, 2021. doi:
10.2147/JMDH.S325645.

[5] A. Ameri, F. Salmanizadeh, S. Keshvardoost, and K. Bahaadinbeigy, “Investigating


Pharmacists’ Views on Telepharmacy: Prioritizing Key Relationships, Barriers, and Benefits,”
Journal of Pharmacy Technology, vol. 36, no. 5, pp. 171–178, Oct. 2020, doi:
10.1177/8755122520931442.

[6] J. G. Aninnas, J. Fahri, F. M. Alhadar, and Z. Abdullatif, Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat


Adat Terpencil Suku Tugutil, Halmahera Timur, Maluku Utara, vol. 2, no. 1. 2022.

[7] J. Sudharta, “Halodoc,” halodoc.com, 2016.

[8] D. A. P. Satrya Dewi, P. E. Arimbawa, and N. P. Wintariani, “Halodoc Selama Pandemi


Covid-19 di Apotek Satrya Pharmacy,” Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas
Muhammadiyah Buton, vol. 9, no. 2, pp. 337–346, May 2023, doi:
10.35326/pencerah.v9i2.2998.

Anda mungkin juga menyukai