Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Fokus Konseling , Volume 4, No.

1 (2018), 79-92
ISSN Cetak : 2356-2102
ISSN Online : 2356-2099
DOI: https://doi.org/10.26638/jfk.514.2099

Kualitas dan Keterpercayaan Penelitian Kualitatif


Dalam Bimbingan dan Konseling
Gian Sugiana Sugara
Bimbingan dan Konseling, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
E-mail koresponden: giansugiana@gmail.com

Abstract: This article discusses the concept of quality and reliability of qualitative research
in counseling and guidance. In accordance with the principle of qualitative research that
"researchers as instruments" or self-reflection, this implies the criteria for assessing the
quality of qualitative research in counseling and guidance. The subject of this article is to
examine how to conduct qualitative research that has a good level of validity and reliability,
especially in guidance and counseling research. In addition, it examines the criteria of
Credibility in qualitative research guidance and counseling. Criteria for the reliability of
qualitative research in counseling and counseling include social validity, subjective and
reflexivity, data exhaustion and, interpretation. The last subject is to examine how strategies
improve the quality of trustworthiness of qualitative research in counseling and guidance.
Keywords: Qualitative Research, Quality Credibility, Guidance and Counseling

Abstrak: Artikel ini membahas mengenai konsep kualitas dan keterpercayaan penelitian
kualitatif dalam bimbingan dan konseling. Sesuai dengan prinsip penelitian kualitatif bahwa
“peneliti sebagai instrument” atau refleksi diri, hal ini berimplikasi pada kriteria untuk
menilai kualitas penelitian kualitatif dalam bimbingan dan konseling. Pokok bahasan dalam
artikel ini adalah mengkaji tentang bagaimana cara melakukan penelitian kualitatif yang
memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang baik khususnya dalam penelitian bimbingan
dan konseling. Selain itu menkaji kriteria keterpercayaan dalam penelitian kualitatif
bimbingan dan konseling. Kriteria keterpercayaa penelitian kualitatif dalam bimbingan dan
konseling mencakup validitas sosial, subjektifivas dan refleksivitas, adekuasi data dan
interpretasinya. Pokok bahasan terakhir adalah mengkaji bagaimana strategi meningkatkan
kualitas keterpercayaan penelitian kualitatif dalam bimbingan dan konseling.
Kata kunci: Penelitian Kualitatif, Kualitas Keterpercayaan, Bimbingan dan Konseling

Artikel diterima: 3 November 2017; direvisi: 4 Januari 2018; disetujui: 30 Januari 2018

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.


Tersedia online di : http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus

79
Gian Sugiana Sugara

1. PENDAHULUAN megenai efektivitas suatu pemberian


layanan. Sesuai dengan pendapat Creswell
Layanan bimbingan dan konseling
(2012) yang mengemukakan bahwa suatu
berperan penting dalam mengembangkan
ilmu dikatakan ilmiah ketika sudah teruji
potensi manusia agar mencapai
asumsi dan hipotesis yang hanya bisa
perkembangan yang optimal (Kartadinata,
dibuktikan dengan melakukan penelitian.
2011). Konselor sebagai professional
Dalam menguji keilmiahan ini, peneliti
memberikan layanan bimbingan dan
dapat menggunakan dua pendekatan yakni
konseling yang memfasilitasi tugas-tugas
pendekatan kuantitatif dan kualitatif
perkembangan individu yang seharusnya.
(Creswell, 2012; Guba & Lincoln, 1994).
Tugas perkembangan adalah bagian
Pendekatan kuantitatif berasal dari
terpenting dari perkembangan manusia
pandangan filsafat Positivistik yang
yang harus dipenuhi dalam rangka
menekankan pada asumsi dan pengujian
mencapai perkembangan dan kematangan
hipotesis serta generalisasi terhadap
pribadi yang sehat (Santrock, 2007). Hal
angka-angka yang didapatkan. Sementara
ini memberikan makna bahwa dalam
pendekatan kualitatif menekankan pada
memberikan layanan bimbingan dan
eksplorasi secara spesifik mengenai suatu
konseling, konselor perlu memahami
pusat fenomena (Central Phenomenon)
manusia dalam perspektif perkembangan
sehingga peneliti memahami secara
individu. Untuk itu, karena individu
mendalam mengenai fenomena tersebut.
memiliki keunikan yang membedakan diri
Pandangan filsafat ini berasal dari
dengan yang lainnya, berimplikasi pada
pandangan filsafat post-positivistik,
layanan bimbingan dan konseling yang
Konstruktivis, Critical Theory maupun
harus berdasarkan pemahaman saintifik
Post Modern.
yang terbukti dapat digunakan dalam
Kajian layanan bimbingan dan
layanan bimbingan dan konseling.
konseling adalah memfokuskan pada
Terdapat ragam cara untuk melihat
situasi dan proses pendidikan dimana
suatu layanan bimbingan dan konseling
konselor membantu individu melalui
itu dikatakan saintifik diantaranya adalah
strategi dan keterampilan professionalnya
dengan berdasarakan pada layanan
dalam mencapai kondisi maksimum
bimbingan dan konseling yang ilmiah
dimana potensinya teraktualitasi secara
menurut hasil penelitian yang menguji

80
Kualitas dan Keterpercayaan Penelitian Kualitatif …

optimal (Kartadinata, 2011). Dalam hal 2. PEMBAHASAN


ini, peneliti bimbingan dan konseling
Memahami Kualitas Penelitian
perlu senantiasa mengeksplorasi dan Kualitatif dalam Penelitian Bimbingan
dan Konseling
menemukan bentuk layanan bimbingan
dan konseling yang terbukti secara efektif Penelitian kualitatif secara gradual
dalam membantu mengoptimalkan potensi mengalami peningkatan dan menjadi
individu baik secara kuantitatif maupun modus penelitian dalam ilmu psikologi,
kualitaif. secara spesifik dalam penelitian konseling
Dalam hal pendekatan kualitatif dan psikoloterapi (Hoyt & Bhati, 2007;
penelitian bimbingan dan konseling, Morrow, 2007; Ponterotto, 2005).
seorang peneliti perlu memastikan Walaupun studi mengenai jurnal
keterpercayaan penelitian kualitatif dalam penelitian kualitatif semakin banyak akan
bimbingan dan konseling. Hal ini tetapi termasuk yang sangat jarang untuk
mengimplikasikan bahwa peneliti yang penelitian kualitatif dalam bimbingan dan
menguji keilmiahan fenomena konseling. Terdapat beberapa keraguan
menggunakan pendekatan kualitatif bagi peneliti untuk mengambil pendekatan
membutuhkan suatu analisis data yang kualitatif sebagai pendekatan ilmiah
detail, teliti dan memaknai suatu hasil karena ada satu anggapan bahwa
secara utuh dan lengkap. Artikel ini penelitian kualitatif hanya mengumpulkan
memberikan gambaran secara utuh kumpulan catatan-catan (anekdot) yang
bagaimana kriteria keterpercayaan dalam kurang menggambarkan ilmiahnya suatu
penelitian kualitatif khususnya penelitian.
berdasarkan pada pandangan filsafat. Pendekatan kuantitatif menguji
Selain itu, menjelaskan mengenai strategi suatu pendekatan bimbingan dan
untuk meningkatkan keterpercayaan konseling dikatakan ilmiah jika asumsi
dalam penelitian bimbingan dan dan hipotesis yang dibuat dapat
konseling. dibuktikan melalui eksperimen (Creswell,
2012). Dan akhirnya menghasilkan suatu
kesimpulan yang dapat digunakan dalam
membeikan layanan bimbingan dan
konseling. Analisis data menggunakan
statistik serta penarikan kesimpulan
terhadap hipotesis menjadi ciri khas dalam

81
Gian Sugiana Sugara

pendekatan kuantitatif. Kualitas penelitian kualitatif cenderung menganalisis datanya


kuantitatif dapat dilakukan dengan secara induktif menggunakan teks dan
menguji validitas dan reliablitas suatu memiliki makna yang mendalam.
data, melakukan pengolahan dan Kualitas penelitian kualitatif tidak
menganalisis data serta pengambilan didasarkan pada prinsip pengambilan
keputusan berdasarkan data yang ada. kesimpuan berupa generalisasi akan tetapi
Pendekatan kuantitatif dalam penelitian pengambilan kesimpulan yang
bimbingan dan konseling lebih banyak disesuaikan dengan pusat fenomena. Para
memfokuskan pada sejauhmana ahli penelitian kualitatif berpendapat
efektivitas suatu pendekatan dan bahwa kata yang tepat menggambarkan
pemberian bantuan layanan bimbingan kualitas penelitian kualitatif adalah
dan konseling dalam membantu individu. “keterpercayaan” selama studi (Hoyt &
Pendekatan kualitatif dalam Bhati, 2007; Morrow, 2005). Peneliti
penelitian bimbingan dan konseling kualitatif harus memastikan secara
memiliki fokus yang berbeda dengan rasional dan dapat
pendekatan kuantitatif. Penelitian dipertanggungjawabkan mengenai data
kualitatif lebih memfokuskan diri pada penelitian yang dilakukan selama proses
pusat fenomena (Central phenomenon) penelitian, pengolahan dan metode
yang dijadikan subjek penelitian. Creswell analisis data yang tepat serta melakukan
(2012) menjelaskan karakteristik interpretasi data dengan deskripsi yang
penelitian kualitatif yaitu a) jelas. Meskipun tahapan ini juga
mengeksplorasi masalah dan digunakan dalam penelitian kuantitatif
mengembangkan pemahaman mengenai akan tetapi memiliki perbedaan ketika
fenomena central; b) Menggunakan kajian diaplikasikan dalam penelitian kualitatif.
literature untuk menjustifikasi masalah; c) Williams & Morrow (2009)
sumber data langsung dari peneliti dan menjelaskan bahwa dalam bahasa yang
peneliti adalah sebagai instrumen sederhana penelitian kuantitif
kuncinya. (Researcher as instrument); d) menggunakan istilah validitas dan
para peneliti kualitaif lbh berkenaan reliabilitas untuk mengukur kualitas
dengan proses daripada dengan hasil penelitian dengan menggunakan konsep
(outcomes or products); e) para peneliti statistika seperti concurrent validity,

82
Kualitas dan Keterpercayaan Penelitian Kualitatif …

interrater reliability, replicability dan perkembangan keilmuan bimbingan dan


memiliki simbol bahasa seperti p-values, konseling (Morrow, 2005).
kappa statistics, error variance estimates. Ponterotto (2005) menjelaskan
Untuk menggunakan istilah yang sama bahwa paradigma penelitian dapat
dalam penelitian kualitatif agak susah dipahami, bukan sebagai titik diskrit dan
karena memiliki dasar epistimologis, terpisah cara pandang, akan tetapi
proses dan prosedur dari paradigm merupakan sebuah kontinum, dimulai
penelitian yang berbeda (Choudhuri et al., dengan postpositivism dan kemudian
2004; Ponterotto, 2005). Tetapi hal yang pindah melalui interpretivisme,
paling penting adalah peneliti memahami konstruktivisme, konstruksionisme sosial,
penggunaan istilah-istilah tersebuat yang dan akhirnya kritis / ideologis dan
disesuaikan dengan pendekatan penelitian postmodern. Dalam bahasa yang
yang digunakan. sederhana pada kontinum ini, posisi
postpostivist paling mendekati yang
Paradigma Kualitas Penelitian yang
tradisional yaitu pandangan dunia
baik dalam Penelitian Kualitatif
kuantitatif, dengan penekanan pada
Kualitas penelitian yang baik dalam
menemukan kebenaran tunggal,
penelitian kualitatif terikat pada dasar-
menggunakan verifikasi dari luar,
dasar paradigma dari disiplin tertentu di
dilakukan secara objektif, dan peneliti
mana penelitian tertentu dilakukan
memegang nilai yang didapatkan untuk
(Morrow, 2005). Tidak mungkin untuk
menyimpulkan suatu fenomena.
mengukur kualitas keterpercayaan dalam
Kemudian berkembang dalam suatu
penelitian kualitatif tanpa menggunakan
kontinum bahwa peneliti semakin melihat
cara pandang penelitian (world view) atau
kebenaran tidak hanya dilihat dari kedua
lebih dikenal dengan sebutan paradigma
aspek yaitu peneliti dan peserta, dan
penelitian. Paradigma dapat dilihat
melibatkan nilai-nilai peneliti dalam
sebagai payung dalam penelitian dimana
penelitian proses. Williams & Morrow
peneliti menggunakan acuan untuk
(2009) menjelaskan bahwa perkembangan
mengukur dan menilai proses serta hasil
berarah pada filsafat penelitan
penelitian yang didapatkan secara objektif
interpretivisme dan konstruktivisme
sehingga diharapkan memberikan
dimana interpretivisme cenderung
sumbangsih yang positif terhadap
memfokuskan pada hasil temuan
interpretasi dari peneliti, sedangkan

83
Gian Sugiana Sugara

konstruktivisme cenderung focus pada konseling mengenai bahasa konseling


pembentukan pengalaman peserta selama yang membantu konseli untuk melakukan
penelitian. perubahan positif. Dibawah ini akan
Memasuki era global, arah dijelaskan beberapa kriteria
penelitian kualititatif berkembang ke arah keterpercayaan berdasarkan filsafat
perkembangan filsafat postmodern yang penelitian dalam penelitian kualitatif
melibatkan proses konstruksi perubahan bimbingan dan konseling.
sosial. Kualitas dan keterpercayaan
a. Kriteria Keterpercayaan Penelitian
peneltiian kualitatif menggunakan
Kualitatif dalam Pandangan Post-
pandangan filsafat penelitian untuk Positivistik
mengukur kualitas penelitian kualitatif
Pandangan postpositivistik dalam
yang baik (Ponterotto, 2005; Williams &
penelitian berkaitan erat dengan standar
Morrow, 2009).
bingkai konvensional atau ebih dikenal
dengan istilah “validitas internal,
Kriteria Keterpercayaan dalam
Penelitian Kualitatif dalam Penelitian reliabilitas dan objektivitas” (Guba &
Bimbingan dan Konseling
Lincoln, 1994). Sementara Patton (2002)
Kualitas keterpercayaan dalam menyebut kriteria ini sebagai "kriteria
penelitian kualitatif bimbingan dan penelitian ilmiah tradisional dan termasuk
konseling berkaitan erat dengan cara didalamnya obyektivitas peneliti (upaya
pandang filsafat penelitian yang untuk meminimalkan bias), validitas data,
digunakan (Morrow, 2005). Misalnya prosedur yang sistematis, triangulasi
seorang peneliti ingin meneliti sebuah (konsistensi temuan pada metode dan
penelitian mengenai bahasa konseling sumber data), keandalan pengodean,
yang efektif dalam membantu konseli. korespondensi temuan dengan kenyataan,
Untuk mengukur kualitas dan generalisasi (validitas eksternal), kekuatan
keterpercayaan hasil penelitian tersebut, temuan yang mendukung hipotesis dan
peneliti perlu memahami kriteria kontribusi teori.
berdasarkan beberapa pandangan filsafat Lincoln & Guba (2000) menjelaskan
penelitian yang nanti akan menjadi bahwa pandangan tradisional ilmiah
standar acuan dalam menguji kelayakan disebut kriteria paralel yang
hasil penelitian kualitatif bimbingan mengedepankan konsep validitas internal,

84
Kualitas dan Keterpercayaan Penelitian Kualitatif …

validitas eksternal, objektivitas dalam akurat dari pengalaman yang dialami oleh
penelitian. Morrow (2005) partisipan penelitian.
mengemukakan kreteria paralel untuk Karakteristik kedua dari
menilai kualitas keterpercayaan penelitian pandangan postpositivistik untuk menilai
kualitatif dalam bimbingan dan konseling kualitas keterpercayan adalah
terdiri dari kredibilitas (credibility), dapat transferability yakni berkaitan dengan
ditransfer dalam kontek (transferability), sejauhmana temuan penelitian yang
memiliki ketergantungan (defendability), didapatkan penelitian kualitatif dapat
dapat dikonfirmasi (confirmablity). diaplikasikan dalam suatu fenomena
Kredibilitas dalam penelitian umum yang lain (Morrow, 2005). Hal ini
kualitatif adalah bagaimana kita memberikan implikasi bahwa temuan
memastikan bahwa data yang diambil penelitian yang didapatkan harus dapat
selama proses penelitian tepat serta ditransferkan dalam konteks yang
bagaimaa mengkomunikasikan kepada berkaitan dengan fenomena umum
orang lain dengan tepat pula (Gasson, lainnya.
2004). Istilah lain yang menggambarkan Karakteristik selanjutnya adalah
kondisi ini adalah penelitian dilakukan ketergantungan (defendablity) berkaitan
secara konsisten (internal consistency). dengan proses penelitian harus dilakukan
Morrow (2005) menjelaskan secara konsisten dari waktu ke waktu
bahwa kredibilitas dapat dicapai dengan dilakukan oleh peneliti (Gasson, 2004).
keterlibatan berkepanjangan dengan Hal ini mengimplikasikan bahwa dalam
subjek penelitian, observasi yang penelitian kualitatif perlu dilakukan
dilakukan secara terus-menerus dan pemantauan baik menggunakan anekdot
menggunakan rekan peneliti untuk ataupun jurnal harian dalam rangka
memvalidkan suatu data. Hal ini juga melakukan konsistensi penelitian
diperkuat dengan keterangan menyeluruh kualitatif. Karakteristik terakhir untuk
sumber data dan kesesuaian antara data menilai keterpercayaan penelitian
dan analisis yang muncul. Dalam kualitatif adalah terkonfirmasi
mendekripsikan pengalamannya, untuk (confirmability) yakni berkaitan dengan
mendapatkan kredibilitas yang baik, bagaimana temuan penelitian benar-benar
peneliti perlu mendeskripsikan secara terhindar dari bias subjektivitas peneliti.
rinci yang didasarkan dari pengalaman
dirinya sebagai peneliti dan dekripsi yang

85
Gian Sugiana Sugara

b. Kriteria Keterpercayaan Penelitian pandangan konstruktvis juga


Kualitatif dalam Pandangan
mengemukakan konsep triangulation
Konstruktivistik
yakni melakukan konfirmasi sumber atau
Pandangan konstruktivistik
data penelitian yang didapatkan dalam
memandang sebuah kriteria
berbagai perspektif (Patton, 2002). Hal ini
keterpercayaan kualitatif berdasarkan
untuk menghindari bias dari peneliti
pada bagaimana penelitian kualitatif itu
terhadap hasil temuan penelitian yang
memberikan kontribusi terhadap ilmu
didapatkan. Patton juga menambahkan
pengetahuan. Morrow (2005) menjelaskan
konsep lain yang menjelaskan bahwa
bahwa kriteria keterpercayaan penelitian
kualitas penelitian kualitatif memberikan
kualitatif dalam pandangan
makna bagi partisipan penelitian,
konstruktivistik terdiri dari kriteria yang
mengkonstruksi pemahaman baru dan
ada pada pandangan post positivistik
berimplikasi pada pemahaman mendalam
ditambah dengan fokus pada konsep
yang mampu menghasilkan teori baru
keaslian suatu data terkait dengan konsep
(Verstehen). Dalam penelitian kualitatif
keaslian (authenticity) yang terdiri dari
bimbingan dan konseling, pandangan
ontological authenticity, educative dan
konstruktivis memberikan dampak yang
catalyc.
besar khususnya dalam mengembangkan
Konsep ontological berkaitan
teori dan konsep baru yang tepat dan
dengan konsep bahwa partisipan
efektif dalam memberikan layanan
meningkat dalam cara mengkonstruk cara
bimbingan dan konseling.
berpikirnya, matang dan mampu
Morrow (2005) menjelaskan bahwa
melakukan elaborasi. Konsep educative
pandangan konstuktivistik memberikan
berkaitan dengan mengedukasi partisipan.
konsep yang berubah dimana positivistic
Konsep catalyc yakni sebagai katalis
terlalu mengedepankan konsep validitas
konstruksi cara berpikir. Dalam arti yang
internal data menuju pada pembentukan
lain kriteria kualitas peneltiian kualitatif
konstruksi yang positif yang memberikan
memberikan kontribusi yang positif dalam
dampak yang besar terhadap suatu ilmu.
mengembangkan kapasitas dari partisipan
Khususnya dalam penelitian bimbingan
penelitian.
dan konseling, pandangan konstruktivistik
Untuk menilai kualitas penelitian
membantu peneliti untuk tidak hanya
kualitatif dengan menggunakan

86
Kualitas dan Keterpercayaan Penelitian Kualitatif …

menemukan jawaban yang menjadi konstruktivistik sebagai konsep kriteria


pertanyaan penelitiannya akan tetapi penting. Morrow menambahkan konsep
berdampak pada pengembangan keilmuan consequential yakni sebuah konsep yang
bimbingan dan konseling dan membantu mengacu pada terjadinya perubahan
partisipan penelitian untuk sosial. Konsep ideological yakni konsep
mengkonstruksi dirinya secara positif. bahwa penelitian kualitaif harus
membangun kapasitas untuk terjadi aksi
c. Kriteria Keterpercayaan dalam
perubahan dan konsep transgressive yakni
Penelitian Kualitatif Post-Modern
sebuah konsep yang menekankan pada
Pandangan post modern merupakan
terjadinya pengembangan keilmuan yang
filsapat penelitian yang baru berkembang
bermanfaat pada perubahan sosial.
yakni sebagai sebuah gerakan yang
Dengan kata lain, pandangan post modern
memandang suatu kebenaran ditemukan
merupakan kriteria lintas paradima
berdasarkan kemungkinan-kemungkinan
penelitian kualitatif. Berkaitan dengan
yang terjadi. Pandangan penelitian
penelitian bimbingan dan konseling
kualitatif memfokuskan pada sejarah
memberikan gambaran standar yang tepat
situasi penelitian dengan tujuan untuk
untuk menilai kualitas keterpercayaan
meningkatkan kesadaran untuk
dalam penelitian kualitatif bimbingan dan
menciptakan perubahan sosial (Patton,
konseling.
2002, Guba & Lincoln, 1994). Pandangan
ini merupakan sebuah kritikan dari Strategi Untuk Memastikan Kualitas
dan Keterpercayaan Penelitian
pandangan konstruktivistik yang
Kualitatif dalam Bimbingan dan
cenderung menekankan pada perubahan Konseling
yang bersipat pada pengembangan ilmu.
Untuk menilai kualitas penelitian
Post modern memfokuskan pada
kualitatif dalam bimbingan dan konseling
bagaimaan suatu penelitian kualitatif itu
diperlukan pemahaman filosopi ilmu
memberikan efek yang signifikan terhadap
pengetahuan sebagai acuan dasar dalam
perubahan social yang terjadi di
menilai kriteria keterpercayaan penelitian
masyarakat.
(Williams & Morrow, 2009). Paradigma
Morrow (2005) menjelaskan bahwa
penelitian dapat dilihat sebagai payung di
untuk menilai kualitas keterpercayaan
mana yang menjadi pandangan peneliti
penelitian kualitatif memasukan kriteria
untuk melihat sebuah realitas, hubungan
yang berada dalam pandangan
antara peneliti dan peserta, sikap peneliti

87
Gian Sugiana Sugara

yang subjektivitas atau objektivitas, nilai- penelitian adalah subjektif, apakah


nilai peneliti dalam melakukan penelitian, kualitatif atau kuantitatif. Meskipun ada
proses dan prosedur penelitian, dan bahasa yang lebih percaya bahwa penelitian
yang digunakan untuk berkomunikasi kuantitatif lebih objektif, karena dapat
selama proses penelitian dan temuan mengetahui secara langsung fakta empiris
dalam penelitian (Ponterotto, 2005). dalam bentuk statistika yang dikaitkan
Kriteria penelitian yang didasarkan dengan asumsi peneliti apakah teruji atau
pada paradigma penelitian yang dibahas tidaknya suatu teori yang dipegang oleh
memberikan kontribusi bagi peneliti peneliti (Luborsky et al, 1999 ).
dalam menentukan standar untuk menilai Berbeda dengan peneliti kualitatif
kualitas dan keterpercayaan penelitian sudah menetahui subjektivitas terjadi
kualitatif dalam bimbingan dan konseling dalam penelitian akan tetapi peneliti juga
lintas paradigma penelitian. Williams & mencoba untuk mengeksplorasi atau
Morrow (2009) menentukan sejumlah mengurangi bias melalui refleksivitas
prosedur atau kriteria dalam menentukan (Johnson et al., 2007; Morrow, 2005).
kualitas dan keterpercayaan penelitian Refleksivitas dapat didefinisikan sebagai
kualitatif dalam bimbingan dan konseling kesadaran diri dimana peneliti melakukan
sebagai berikut : refleksi diri dan mampu mengidentifikasi,
sejelas mungkin, apa yang datang dari
a. Keseimbangan antara Subjektivitas
peserta dan apa yang datang dari peneliti.
dan Refleksivitas dalam Penelitian
Kualitatif Bagaimana seorang peneliti tahu
kapan dia telah mencapai keseimbangan
Sebuah konsep keterpercayaan
antara subjektivitas diri dan refleksivitas
dalam penelitian kualitatif berkaitan erat
diri ?. Keseimbangan antara data yang
dengan keseimbangan yang diperlukan
diperoleh dari subjek penelitian dengan
antara pernyataan partisipan penelitian
interpretasi peneliti. Maksudnya data yang
dan cara-cara dimana peneliti menafsirkan
diperoleh dari paritispan penelitian dengan
informasi yang didapatkannya.
interpretasi dari peneliti perlu kongruen
Keseimbangan ini sangat bergantung pada
sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
kedua hal yaitu subjektivitas dan
Williams & Morrow (2009) menjelaskan
refleksivitas dari peneliti. Dalam
beberapa konsep atau cara untuk
subjektivitas, kita mengakui bahwa semua

88
Kualitas dan Keterpercayaan Penelitian Kualitatif …

mencapai keseimbangan antara b. Integritas Data (Integrity of Data)


subjektivitas diri dan refleksivitas diri dari Integritas data mengacu pada
peneliti. a) melakukan Self-Journaling kecukupan atau ketergantungan dari data
selama proses penelitian. Hal ini akan (Morrow, 2005; Patton, 2002). Bagaimana
membantu peneliti untuk tetap dalam jalur peneliti tahu kapan mereka telah mencapai
konsep penelitiannya. b) melakukan integritas data dalam penelitian kualitatif?.
“member checking” dan umpan balik dari Integritas data dikumpulkan sampai
partisipan penelitian membantu untuk peneliti merasa sudah cukup atau jenuh
mengukur keseimbangan subjektivitas dan (saturation) yakni tidak ada informasi
reflektivitas penelitian kualitatif. c) baru. Hal ini menunjukkan bahwa peneliti
memiliki tim peneliti yang terdiri dari satu kualitatif perlu untuk melakukan
pengawas eksternal untuk memastikan obersevasi secara terus menerus.
kepercayaan data yang diambil selama Faktor lain yang mendukung dalam
proses penelitian. integritas data adalah artikulasi strategi
Dalam penelitian kualitatif analisis yakni suatu proses pengambilan
mengenal suatu istilah “verstehen” dimana data yang perlu dilakukan secara
seorang peneliti perlu memahami secara sistematis. Morrow (2005) menjelaskan
mendalam mengenai fenomena yang bahwa berkaitan erat dengan bagaimana
sedang ditelitinya (Patton, 2002). Ada kesesuaian interpretasi antara data yang
peneliti kualitatif yang fokus pada ditemukan di lapangan dengan sajian data
pengalaman yang mendalam pada apa di laporan. Pada akhirnya, hal yang
yang terjadi pada klien atau lebih dikenal penting lainnya dalam penelitian kualitatif
dengan sebutan fenomenologis. Akan adalah berkaitan dengan cara untuk
tetapi ada juga peneliti yang melakukan melakukan interpretasi data. Untuk itu,
menjaga keseimbangan subjektivitas sangat perlu dalam penelitian bimbingan
dengan cara melakukan refleksivitas. dan konseling, seorang peneliti untuk
Dengan demikian, hal yang paling penting memastikan integritas data diambil secara
adalah seorang peneliti memastikan konsisten selama proses penelitian secara
dirinya untuk menyeimbangkan akurat dan jelas.
subjektivitas diri terhadap penelitian yang
sedang dilakukannya dengan cara
melakukan refleksi diri terhadap apa yang
dialami oleh partisipan penelitian.

89
Gian Sugiana Sugara

c. Mengkomunikasikan dengan Jelas analisis yang dilakukan oleh peneliti


Temuan Penelitian
terhadap temuan yang didapatkannya.
Faktor lain yang penting untuk Ponterotto & Grieger (2007) menjelaskan
menilai kualitas dan keterpercayaan sebuah konsep ‘thick description’ yang
penelitian kualitatif dalam bimbingan dan menjabarkan bahwa sebuah karya
konseling adalah laporan penelitian yang penelitian kualitatif mesti diolah dan
mampu disajikan secara komunikatif dan analisis secara kontekstual dan ditulis
akurat. Selain itu dalam penelitian dalam bentuk yang kaya akan fakta
kualitatif diperlukan juga validitas sosial ilmiah.
sebagai standar keterpercayaan yakni Langkah selanjutnya yang perlu
suatu asumsi yang memandang diipahami adalah melakukan relevansi
pentingnya temuan penelitian yang temuan penelitian dengan teori yang ada.
berorientasi pada perubahan sosial. Relevansi dalam hal ini diartikan sebagai
Williams & Morrow (2009) keterkaitan yakni temuan penelitian yang
menjelaskan bahwa untuk meningkatkan ditemukan selama proses penelitian perlu
kualitas penelitian kualitatif diperlukan dikaitkan dengan perkembangan teori
beberapa hal penting yang perlu dilakukan ilmiah yang tepat. Hal ini tentu akan
oleh peneliti yakni disajikan dalam bentuk memperkaya penulisan penelitian
laporan penelitian yang jelas dan kualitatif sehingga laporan penelitian
komunikatif. Peneliti sangat perlu untuk dapat dijabarkan dalam bentuk yang lebih
memperhatikan secara detail mengenai luas dan memiliki tingkat pembahasan
bentuk laporan penelitian yang yang mendalam (verstehen) sehingga
komunikatif dan jelas. Hal ini akan mampu mengkomunikasikan temuan
meningkatkan kualitas dan keterpercayaan penelitian secara jelas dan akurat.
penelitian kualitatif bimbingan dan
3. KESIMPULAN
konseling.
Peneliti harus memperlihatkan Berdasarkan hasil pembahasan di
bahwa dia menemukan jawaban dari atas mengenai kualitas dan keterpercayaan
pertanyaan penelitian yang dilakukannya penelitian kualitatif dalam bimbingan dan
sehingga laporan yang dibuat kaya akan konseling. Penelitian kualitatif adalah
jawaban ilmiah yang merupakan hasil penelitian tentang riset yang bersifat

90
Kualitas dan Keterpercayaan Penelitian Kualitatif …

deskriptif dan cenderung menggunakan Conducting, And Evaluating


Quantitative And Qualitative
analisis. Untuk itu, yang paling penting
Research Fouth Edition. Boston :
dalam penelitian kualitatif bimbingan dan Pearson Education, Inc.
Gasson, S. (2004). Rigor in grounded
konseling adalah proses dan makna
theory research: An interpretive
(perspektif subjek) lebih ditonjolkan perspective on generating theory
from qualitative field studies. In
dalam penelitian kualitatif. Kriteria
M. E. Whitman & A. B.
kualitas keterpercayaan dibangun Woszczynski (Eds.), The
handbook of information systems
berdasarkan pandangan filosopis
research (pp. 79–102). Hershey,
penelitian yakni post positivistik, PA: Idea Group.
Hoyt, W. T., & Bhati, K. S. (2007).
konstruktivistik, teori post modern.
Principles and practices: An
Untuk meningkatkan kualitas empirical examination of
keterpercayan penelitian kualitatif dalam qualitative research in the Journal
of Counseling Psychology.
bimbingan dan konseling, peneliti perlu Journal of Counseling
memperhatikan aspek penting yang Psychology, 54, 201-210.
Johnson, C. V., Hayes, J. A., & Wade, N.
berkaitan dengan keseimbangan antara G. (2007). Psychotherapy with
subjektivitas dan refleksivitas dalam troubled spirits: A qualitative
penelitian kualitatif, integritas data, investigation. Psychotherapy
Research, 17, 450-460.
interpretasi data dan validitas social yang Kartadinata, Sunaryo. (2011). Menguak
berkaitan dengan penelitian kualitatif Tabir Bimbingan dan Konseling
Sebagai Upaya Paedagogis.
bimbingan dan konseling. Selain itu, Bandung : UPI Press.
peneliti perlu menuliskan laporan Guba, E. G. & Lincoln, Y. S. (1994).
penelitian kualitatif secara jelas dan Competing paradigms in
qualitative research. In N. K.
komnuikatif agar penelitian yang Denzin & Y. S. Lincoln (Eds.),
dilakukan dapat memberikan kontribusi The handbook of qualitative
research (pp. 105–117).
yang positif terhadap perkembangan Thousand Oaks, CA: Sage.
keilmuan bimbingan dan konseling. Lincoln, Y. S., & Guba, E. G. (2000). The
only generalization is: There is
4. DAFTAR PUSTAKA no generalization. Case study
method, 27-44.
Choudhuri, D., Glauser, A., & Peregoy, J. Luborsky, L., Diguer, L., Seligman, D. A.,
(2004). Guidelines for writing a Rosenthal, R., Krause, E. D.,
qualitative manuscript for the Johnson, S., et al. (1999). The
Journal of Counseling & researcher’s own therapy
Development. Journal of allegiances: A ‘‘wild card’’ in
Counseling & Development, 82, comparisons of treatment
443-446. efficacy. Clinical Psychology:
Creswell, John W. (2012). Educational Science and Practice, 6, 95-106.
Research : Planning,
91
Gian Sugiana Sugara

Morrow, S. L. (2007). Qualitative


research in counseling
psychology : Conceptual
foundations. The Counseling
Psychologist, 35, 209-235.
Morrow, S.L. (2005). Quality and
trustworthiness in qualitative
research in counseling
psychology. Journal of
Counseling Psychology, 52, 250-
260.
Patton, M. Q. (2002). Qualitative
evaluation and research methods
(3rd ed.). Thousand Oaks, CA:
Sage.
Ponterotto, J. G. (2005). Qualitative
research in counseling
psychology: A primer on
research paradigms and
philosophy of science. Journal of
Counseling Psychology, 52, 126-
136.
Ponterotto, J. G., & Grieger, I. (2007).
Effectively communicating
qualitative research. The
Counseling Psychologist, 35,
404-430.
Santrock, Jhon W. (2007). Life-Span
Develompment : Perkembangan
Masa Hidup. Jakarta : Erlangga.
Williams, Elizabeth N. & Morrow, Susan
L. (2009). Achieving
trustworthiness in qualitative
research: A pan-paradigmatic
perspective. Psychotherapy
Research, 19, 576-572.

92

Anda mungkin juga menyukai