Anda di halaman 1dari 3

RESUME SEMINAR NASIONAL

NAMA : JUANDA SINAGA


NIM : 4223131027
KELAS : PSPK 2022 B

PERANAN APLIKASI KOMPUTASI DALAM PEMODELAN OBAT MODERN


Aplikasi komputasi kimia memiliki peran yang sangat penting dalam pemodelan obat
modern. Pemahaman tentang sifat-sifat molekuler suatu senyawa dan interaksi kimia antar-
molekul sangat krusial dalam desain obat. Berikut adalah beberapa peranan utama aplikasi
komputasi kimia dalam pemodelan obat modern :
1. Desain Molekul : Aplikasi komputasi kimia memungkinkan para peneliti untuk merancang
molekul-molekul baru dengan sifat-sifat yang diinginkan. Metode pemodelan molekul
seperti simulasi dinamika molekuler dapat memberikan wawasan tentang bagaimana
molekul berinteraksi dan berperilaku dalam kondisi tertentu, membantu dalam desain
molekul-molekul obat yang lebih efektif.
2. Penyaringan Molekul (Virtual Screening) : Komputasi kimia memungkinkan para
peneliti untuk melakukan penyaringan virtual terhadap ribuan atau bahkan jutaan molekul
untuk menentukan kandidat obat potensial. Dengan menggunakan metode pemodelan
seperti docking molekuler, para peneliti dapat memprediksi sejauh mana suatu molekul
dapat berinteraksi dengan target biologis tertentu.
3. Pemodelan Interaksi Protein-Ligand : Aplikasi komputasi kimia dapat digunakan untuk
memodelkan interaksi antara protein target dan molekul obat (ligand). Ini membantu dalam
pemahaman mendalam tentang mekanisme aksi molekul obat dan dapat membimbing
modifikasi molekuler untuk meningkatkan afinitas dan spesifisitas.
4. Simulasi Dinamika Molekuler (MD Simulation) : MD simulation memungkinkan para
peneliti untuk mensimulasikan pergerakan atom dan molekul dalam jangka waktu tertentu.
Ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang perubahan konformasi molekul obat
dan interaksi dengan target biologis selama waktu.
5. Optimasi Struktur Molekuler : Komputasi kimia memungkinkan optimasi struktur
molekuler obat untuk meningkatkan sifat farmakokinetik dan farmakodinamik, sehingga
menciptakan molekul obat yang lebih efektif dan aman.
6. Prediksi Toksisitas dan Efek Samping : Dengan menggunakan model komputasi, peneliti
dapat memprediksi potensi toksisitas dan efek samping suatu molekul obat sebelum diuji
secara eksperimental. Ini dapat membantu mengidentifikasi kandidat obat yang lebih aman
untuk pengembangan lebih lanjut.
7. Pemahaman Target Biologis : Aplikasi komputasi kimia juga membantu dalam memahami
struktur dan fungsi target biologis, seperti protein enzim atau reseptor, yang diperlukan
untuk merancang obat yang ditargetkan secara spesifik.
Penerapan teknik komputasi kimia ini dapat menghemat waktu dan biaya dalam penelitian
obat, serta meningkatkan akurasi proses desain obat. Kombinasi antara pendekatan komputasi
dan eksperimental dapat mempercepat pengembangan obat baru yang inovatif dan efektif
PERANAN APLIKASI KOMPUTASI KIMIA DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN
KIMIA
Aplikasi komputasi kimia memiliki peran yang signifikan dalam pembelajaran modern,
terutama di bidang kimia dan ilmu terkait. Berikut adalah beberapa peranan utama aplikasi
komputasi kimia dalam konteks pembelajaran modern:

1. Simulasi dan Visualisasi : Aplikasi komputasi kimia memungkinkan simulasi dan


visualisasi yang lebih baik dari konsep-konsep abstrak dalam kimia. Dengan menggunakan
perangkat lunak simulasi, siswa dapat melihat interaksi molekuler, reaksi kimia, dan
fenomena kimia lainnya secara virtual. Ini membantu siswa untuk mengembangkan
pemahaman yang lebih baik tentang konsep-konsep tersebut.
2. Pemodelan Molekuler dan Desain Obat : Dalam program pembelajaran kimia yang lebih
tinggi, aplikasi komputasi kimia dapat digunakan untuk memahami dan merancang struktur
molekuler. Siswa dapat terlibat dalam proyek desain obat virtual, yang dapat meningkatkan
pemahaman mereka tentang sifat-sifat molekuler yang relevan dengan pengembangan obat.
3. Praktikum Virtual: Aplikasi komputasi kimia memungkinkan pengembangan praktikum
virtual di mana siswa dapat melakukan eksperimen secara virtual. Ini memberikan
pengalaman praktis tanpa risiko yang terkait dengan eksperimen kimia di laboratorium.
Siswa dapat memanipulasi parameter eksperimen dan melihat hasilnya secara instan.
4. Pemahaman Proses Reaksi Kimia : Melalui pemodelan molekuler dan simulasi dinamika
molekuler, siswa dapat memahami lebih baik bagaimana reaksi kimia terjadi di tingkat
molekuler. Hal ini dapat memberikan wawasan mendalam tentang mekanisme reaksi dan
faktor-faktor yang memengaruhinya.
5. Prediksi Sifat Molekuler : Aplikasi komputasi kimia dapat digunakan untuk meramalkan
sifat-sifat molekuler sebelum melakukan eksperimen. Ini membantu siswa memahami
konsep-konsep seperti polaritas molekul, titik didih, dan kelarutan dengan lebih baik.
6. Pelatihan dalam Metode Perhitungan Kimia : Siswa dapat diperkenalkan pada metode
perhitungan kimia, seperti metode ab initio dan semi-empiris, melalui aplikasi komputasi
kimia. Ini membantu memahami dasar-dasar teori kimia komputasi dan penggunaannya
dalam memprediksi sifat kimia.
7. Pengajaran Jarak Jauh dan Pembelajaran Mandiri: Aplikasi komputasi kimia
mendukung pembelajaran jarak jauh dan mandiri. Siswa dapat mengakses perangkat lunak
ini dari mana saja dan kapan saja, meningkatkan fleksibilitas pembelajaran.
8. Proyek Kolaboratif : Aplikasi komputasi kimia mendukung proyek kolaboratif di mana
siswa dapat bekerja sama dalam merancang dan menganalisis eksperimen virtual atau
proyek pemodelan molekuler.
Penggunaan aplikasi komputasi kimia dalam pembelajaran modern membuka pintu untuk
pendekatan pembelajaran yang lebih interaktif, mendalam, dan relevan dengan perkembangan
teknologi. Hal ini juga mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di bidang ilmu
kimia dan penggunaan teknologi dalam konteks profesional.
SINTESIS CONJUGATED LINOLEIC ACID (CLA) DARI RISINOLEAT MINYAK
KASTOR DAN UJI SIFAT ANTIOKSIDAN DENGAN DPPH DAN HEWAN
PERCOBAAN
Sintesis Conjugated Linoleic Acid (CLA) dari Risinoleat Minyak Kastor dan Uji Sifat
Antioksidan dengan DPPH serta Hewan Percobaan adalah suatu proses yang melibatkan
beberapa tahapan. CLA adalah senyawa yang memiliki beragam manfaat kesehatan, termasuk
potensi sebagai antioksidan. Berikut adalah langkah-langkah umum yang terlibat dalam
sintesis CLA dari risinoleat minyak kastor dan uji sifat antioksidannya:
Sintesis Conjugated Linoleic Acid (CLA) dari Risinoleat Minyak Kastor:
1. Ekstraksi Minyak Kastor: Minyak kastor diekstraksi dari biji kastor (Ricinus communis)
menggunakan metode ekstraksi yang sesuai, seperti ekstraksi pelarut atau ekstraksi mekanis.
2. Pemurnian Minyak Kastor: Minyak kastor yang diekstraksi kemudian dipurnikan untuk
menghilangkan kotoran dan senyawa-senyawa tidak diinginkan.
3. Transesterifikasi Risinoleat: Risinoleat, asam lemak dominan dalam minyak kastor,
mengalami transesterifikasi. Dalam reaksi ini, risinoleat diubah menjadi CLA melalui suatu
katalisator, seperti logam alkali atau katalisator asam.
4. Isolasi dan Pemurnian CLA : Senyawa yang dihasilkan diisolasi dan dipisahkan dari produk
sampingan menggunakan teknik pemurnian, seperti kromatografi kolom atau kristalisasi.
Uji Sifat Antioksidan dengan DPPH :
1. Pembuatan larutan DPPH : DPPH (2,2 – difenil-1-pikrilhidrazil) larut dalam pelarut tertentu
untuk membuat larutan uji antioksidan.
2. Reaksi dengan CLA : senyawa CLA diuji untuk sifat antioksidannya dengan menambahkan
ke larutan DPPH. Antioksidan akan mereduksi DPPH, mengubah warna larutan dari ungu
ke kuning.
3. Pengukuran Absorbansi : Absorbansi larutan diukur pada Panjang gelombang tertentu
menggunakan spektrofotometer. Penurunan absorbansi mengindikasikan kapasitas
antioksidan CLA.
4. Perhitungan Aktivitas Antioksidan : Aktivitas antioksidan CLA dihitung berdasarkan
penurunan absorbansi dan dibandingkan dengan control tanpa antioksidan.
Hewan Percobaan :
1. Persiapan Hewan Percobaan : pemilihan hewan percobaan yang sesuai, seperti tikus atau
mencit, untuk menguji efek CLA terhadap anti oksidan dalam tubuh.
2. Pemberian CLA : CLA diberikan kepada hewan percobaan sesuai dengan dosis yang
ditetapkan dalam desain eksperimen.
3. Pengambilan sampel : Sampel darah atau jaringan diambil dari hewan percobaan untuk
menganalisis aktivitas antioksidan, tingkat CLA, dan parameter Kesehatan lainnya.
4. Analisis Data : data yang diperoleh dari uji hewan percobaan dianalisis untuk mengevaluasi
efek CLA terhadap efektivitas antioksidan dan respons tubuh hewan.
Proses ini mencakup sintesis CLA dari risinoleat minyak kastor, pengujian sifat antioksidan
menggunakan DPPH, dan uji pada hewan percobaan untuk memahami dampaknya pada tingkat
biologis. Diperlukan desain eksperimen yang cermat dan analisis data yang tepat untuk menilai
potensi CLA sebagai antioksidan.

Anda mungkin juga menyukai