Anda di halaman 1dari 30

ANALISA KINERJA CV.

ANEKA MOTOR BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN


METODE BALANCED SCORECARD

Laporan Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Besar


Mata Kuliah Akuntansi Manajemen

Dosen Pengajar:
Aulia Hidayati S.E., M.Ak

Disusun Oleh:
Orlin Maritza Fauzzyah J0314211077
Clara Kalyana Ayusya J0314211283
Melati Lokita J0314211314
Zahra Cinta J0314211336
Muhammad Rafi J0314211007
Irham Triwijaya J0314211301

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH VOKASI IPB UNIVERSITY
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul
“Rancangan Balance Scorecard pada CV Aneka Motor Bogor”. Tugas akhir ini diajukan
untuk melengkapi tugas akhir mata kuliah Akuntansi Manajemen program studi Akuntansi
Sekolah Vokasi IPB University.

Selama penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan
dan petunjuk dari berbagai pihak baik secara langsung atau tidak langsung. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. H. Aceng Hidayat, M.T. selaku dekan Sekolah Vokasi IPB University
2. Bapak Drs Iman Firmansyah, MSi selaku Kepala Program Studi Akuntansi Sekolah
Vokasi IPB University Aulia Hidayati S.E., M.Ak. selaku Dosen Mata Kuliah
Akuntansi Manajemen Sekolah Vokasi IPB University yang telah membimbing,
serta memberikan pembelajaran kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir
ini
3. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini yang
tidak dapat kami sebutkan satu persatu

Harapan penulis bahwa tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh
dari sempurna, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi
perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.

Bogor, 18 Mei 2023

1
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................1
BAB 1.....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................7
2.1 Pengukuran Kinerja...........................................................................................................7
2.1.1 Pengertian Pengukuran Kinerja.....................................................................................7
2.2 Balance Scorecard.............................................................................................................7
2.2.1 Definisi Dan Konsep Balance Scorecard.......................................................................7
2.2.2 Karakteristik Balanced Scorecard..................................................................................8
2.2.3 Fungsi Balanced Scorecard............................................................................................9
2.2.4 Perspektif Balanced Scorecard.....................................................................................10
BAB III.................................................................................................................................15
OBJEK PENELITIAN..........................................................................................................15
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................................................15
3.2 Metode Pengumpulan Data.............................................................................................15
3.3 Sumber Data....................................................................................................................15
BAB IV.................................................................................................................................16
PEMBAHASAN...................................................................................................................16
4.1 Kondisi Eksisting............................................................................................................16
4.2 Rancangan Balanced Scorecard pada CV. Aneka Motor...............................................16
BAB V...................................................................................................................................25
PENUTUP.............................................................................................................................25

2
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................................25
5.1.1 Perspektif Keuangan....................................................................................................25
5.1.2 Perspektif Pelanggan....................................................................................................25
5.1.3 Perspektif Proses Bisnis Internal..................................................................................26
5.1.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran..................................................................26
5.2 Saran................................................................................................................................26
5.2.1 Perspektif Keuangan....................................................................................................26
5.2.2 Perspektif Pelanggan....................................................................................................26
5.2.3 Perspektif Proses Bisnis Internal..................................................................................26
5.2.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaraan................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................28

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era saat ini, persaingan semakin bertambah ketat, terutama persaingan dalam
bidang usaha jasa dan bidang usaha dagang. Perusahaan jasa adalah bisnis yang
memberikan layanan kepada pelanggannya dan juga merupakan unit usaha yang
kegiatannya memproduksi produk yang tidak berwujud dengan maksud meraih keuntungan.
Perusahaan dagang adalah jenis bisnis yang membeli dan menjual barang atau produk dan
juga merupakan perusahaan yang aktivitas utamanya adalah menjual barang atau produk
dengan tujuan memperoleh keuntungan.ntuk dapat memenangkan persaingan suatu
organisasi bisnis harus fokus pada pemuasan kebutuhan pelanggan dan efisiensi.

Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan sistem perencanaan strategis dan


pengukuran yang mampu mendorong setiap aktivitas yang dilakukan berdasarkan
karakteristik organisasi, kelompok, maupun individu untuk mencapai kinerja yang dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan yang dilayaninya. Selain itu, sistem tersebut mampu
memberikan umpan balik yang membantu manajemen untuk dapat mengidentifikasi
masalah-masalah yang perlu diperbaiki.

Pengukuran kinerja adalah hal yang sangat penting dilakukan oleh suatu bidang
usaha. Pengukuran kinerja ini berfungsi untuk melihat kinerja perusahaan terkhusus CV.
Aneka Motor Bogor yang mungkin selama ini sudah berjalan. Memberikan informasi yang
bisa digunakan dalam mengevaluasi dan mengembangkan kinerja. Seperti yang telah
diketahui, selama ini pengukuran kinerja yang digunakan adalah pengukuran kinerja yang
berfokus pada aspek keuangan dan kurang memperhatikan aspek kinerja dari segi non
keuangan itu sendiri. Sedangkan pengukuran kinerja yang diukur dari aspek keuangan
belum mampu menampakkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

4
Untuk efektivitas dan efisiensinya, umpan balik tersebut harus dapat diterima secara
cepat dan tepat, baik pada tataran strategi maupun operasional. Salah satu instrumen yang
dapat menjadi solusi untuk melipatgandakan kinerja organisasi bisnis adalah melalui
Balanced Scorecard yang diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton (1996). Dengan Balanced
Scorecard tujuan sebuah organisasi tidak hanya dinyatakan dalam suatu ukuran finansial
melainkan dijabarkan lebih lanjut ke dalam ukuran non finansial yang merupakan hasil dari
suatu proses atas-bawah (top-down) berdasarkan misi dan strategi yang telah ditetapkan.
Misi dan strategi tersebut harus dapat diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran yang
lebih nyata. “Balance” di sini bertujuan untuk menekankan adanya penyeimbangan antara
beberapa faktor dalam pengukuran.

Balanced Scorecard membentuk kerangka yang terdiri dari empat perspektif yaitu
financial merupakan strategi untuk mengetahui bagaimana kita memuaskan para pemegang
saham, customer merupakan strategi untuk mengetahui bagaimana kita memuaskan para
pelanggan , internal business process merupakan strategi yang akan digunakan dalam
proses bisnis untuk mendapatkan hasil yang baik, dan learning & growth merupakan
bagaimana cara memelihara kemampuan untuk berubah dan berkembang. Maka dari itu,
pengukuran kinerja menggunakan balance scorecard dapat dikatakan lebih efektif dan
efisien dikarenakan pengukuran tersebut bukan hanya dilihat dari kinerja keuangan saja
tetapi juga melalui kinerja non-keuangan hasil yang diperoleh dari skor balanced scorecard
dijadikan acuan sebagai dasar pengambilan keputusan dan kebijakan penyusunan program.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan, maka dari itu tujuan penelitian ini
adalah “ANALISIS KINERJA CV. ANEKA MOTOR BOGOR DENGAN
MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penelitian ini merumuskan
masalah mengenai Kinerja CV Aneka Motor dengan menggunakan konsep balance
scorecard. Berikut ini rumusan masalah terkait penelitian ini :

5
1. Bagaimana konsep BSC dalam CV. Aneka Motor Bogor?
2. Apa saja kriteria dalam BSC?
3. Bagaimana tingkat profit pada CV. Aneka Motor Bogor?
4. Bagaimana kinerja dalam perspektif keuangan CV. Aneka Motor Bogor?
5. Bagaimana kinerja dalam perspektif pelanggan CV. Aneka Motor Bogor?
6. Bagaimana kinerja dalam perspektif proses bisnis interna CV. Aneka Motor Bogor?
7. Bagaimana kinerja dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan CV. Aneka
Motor Bogor?

1.3 Tujuan Penulisan


Secara umum, tujuan penulisan dari laporan proyek akhir ini adalah untuk
mengetahui Kinerja CV Aneka Motor dengan menggunakan konsep balance scorecard.
Berikut ini rincian dari tujuan penulisan laporan ini :

1. Memberikan gambaran umum praktek penggunaan metode BSC pada CV. Aneka
Motor Bogor.
2. Memberikan pemahaman mengenai manfaat BSC pada CV. Aneka Motor Bogor.
3. Mengetahui Rentabilitas Ekonomi (Return On Investment) pada CV. Aneka Motor
Bogor.
4. Mengetahui Rentabilitas Modal Sendiri (Return On Equity) pada CV. Aneka Motor
Bogor.
5. Untuk menjelaskan kinerja dalam perspektif keuangan CV. Aneka Motor Bogor.
6. Untuk menjelaskan kinerjadalam perspektif pelanggan CV. Aneka Motor Bogor.
7. Untuk menjelaskan kinerja CV. Aneka Motor Bogor dalam perspektif proses bisnis
internal.
8. Untuk menjelaskan kinerja dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan CV.
Aneka Motor Bogor.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran Kinerja

2.1.1 Pengertian Pengukuran Kinerja


Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai
aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian
digunakan sebagai umpan balik dalam bentuk tindakan yang efektif dan efisien dan akan
memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana
perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan
pengendalian.Menurut Hansen dan Mowen (2004), pengukuran kinerja terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu tradisional dan kontemporer. Pengukuran kinerja tradisional dilakukan
dengan membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan atau biaya standar
sesuai dengan karakteristik pertanggungjawabannya. Pengukuran kinerja kontemporer
menggunakan aktivitas sebagai pondasinya. Ukuran kinerja dirancang untuk menilai
seberapa baik aktivitas dilakukan dan dapat mengidentifikasi apakah telah dilakukan
perbaikan yang berkesinambungan.

2.2 Balance Scorecard

2.2.1 Definisi Dan Konsep Balance Scorecard


Balance Scorecard (BSC) adalah suatu system management strategic yang
mengkomunikasikan strategi perusahaan dalam perspektif finansial dan non-finansial untuk
menyelaraskan kegiatan-kegiatan yang berjalan di perusahaan dengan strateginya. BSC
juga didefinisikan sebagai sistem manajemen strategi dan pengukuran yang
menghubungkan sasaran strategis kepada indikator yang komprehensif. Untuk itu diperjelas
juga bahwa indikator yang digunakan harus merupakan kegiatan dan proses kegiatan inti
lingkungan organisasi beroperasi.

7
Kaplan dan Norton (1992) mempublikasikan pertama kali tentang Balance
scorecard (BSC) yang kemudian berkembang pesat, dan sampai akhir ini Kaplan telah
melembagakan BSC dan mempublikasikan hasil pengamatannya setiap tahun. Berbagai
publikasi Kaplan dan Norton yang berkaitan dengan BSC pada dasarnya dimaksudkan
untuk membangun pemahaman dan pengalaman penggunaan BSC.

Publikasi ini seperti yang berkaitan dengan Alligment (2004), Strategy (1996),
Strategy Maps (2006) dan sebagai bagian daripada Strategic Management (2007). Adapun
upaya yang dilakukan mereka semakin meyakinkan bahwa keberadaan daripada BSC lebih
daripada sekedar alat ukur, namun menjadi bagian daripada strategi. Karena dalam series
buku dan eksperimen yang dikeluarkan oleh Kaplan dan Norton, permasalahan BSC harus
menjadi kesepakatan (komitmen) manajemen puncak sejak dari awal.

Bagaimana balanced scorecard ditinjau dari sistem manajemen strategik


perusahaan? Di dalam sistem manajemen strategik (strategic management system), ada 2
tahapan penting, yaitu tahapan perencanaan dan implementasi. Posisi balanced scorecard
awalnya berada pada tahap implementasi. Fungsi balanced scorecard di sini hanya sebagai
alat ukur kinerja secara komprehensif kepada para eksekutif dan memberikan feedback
tentang kinerja manajemen. Dampak dari keberhasilan penerapan balanced scorecard
memicu para eksekutif untuk menggunakan balanced scorecard pada tahapan perencanaan
strategik. Mulai saat itu, balanced scorecard tidak lagi digunakan sebagai alat pengukur
kinerja namun berkembang menjadi strategi management sistem.

2.2.2 Karakteristik Balanced Scorecard


Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategi yang menjabarkan
misi dan startegi perusahaan ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja. Balanced
Scorecard memiliki empat karakterisrik, yaitu sebagai berikut (Mulyadi, 2007) :

1. Komprehensif

8
Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam pengukuran
kinerja, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif pelanggan, perspektif proses
bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif ini
menghasilkan manfaat bagi perusahaan, yaitu menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat
ganda dan berjangka panjang, serta membantu perusahaan untuk memasuki lingkungan
bisnis yang kompleks.

2. Koheren

Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab


akibat diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis.
Setiap sasaran yang ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus memiliki hubungan
kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

3. Seimbang

Keseimbangan diantara keempat perspektif dalam Balanced Scorecard yang


dihasilkan oleh sistem perencanaan strategis, sangat penting untuk menghasilkan kinerja
keuangan yang berjangka panjang. Bobot keempat perspektif dalam Balanced Scorecard
adalah seimbang, dimana perspektif yang satu tidak melebihi perspektif yang lain.

4. Terukur

Balanced Scorecard mengukur sasaran strategis yang sulit untuk diukur. Sasaran
strategik di perspektif pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah terukur, namun dalam Balanced
Scorecard ketiga perspektif non keuangan tersebut ditentukan ukurannya sehingga dapat
diwujudkan untuk mengukur kinerja perusahaan.

2.2.3 Fungsi Balanced Scorecard


Pada awalnya BSC hanya digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran
keuangan, kemudian meluas dan digunakan untuk mengukur empat presfektif yaitu

9
keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced
scorecard (BSC) memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Sebagai alat ukur perusahaan apakah visi dan misi yang dianut telah tercapai.
b. Sebagai alat ukur keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan.
c. Sebagai panduan strategis untuk menjalankan bisnis.
d. Alat analisis efektifitas strategi yang telah digunakan.
e. Memberikan gambaran kepada perusahaan terkait SWOT yang dimiliki.
f. Sebagai alat key performance indicator perusahaan.
g. Sebagai feedback terhadap shareholder perusahaan.
h. Sebagai alat komunikasi, informasi, dan sistem analisis pembelajaran perusahaan

Balanced scorecard (BSC) bisa dikatakan adalah sebagai alat ukur yang paling
sederhana dalam perusahaan sehingga banyak kelemahan-kelemahannya. Salah satu
kelemahannya adalah informasi yang disajikan terbatas dan kurang akurasi. Sehingga tidak
bisa melihat faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi performa perusahaan. Misalnya
saja saat terjadi krisis, kebijakan pemerintah, atau kejadian di momen-momen tertentu.

2.2.4 Perspektif Balanced Scorecard


Adapun empat prespektif balanced scorecard (BSC) adalah sebagai berikut :

1. Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan merupakan perspektif yang tidak bisa diabaikan. Pengukuran


kinerja keuangan menunjukan apakah perencanaan, implementasi dan pelaksanaan serta
strategi memberikan perbaikan mendasar. Perbaikan tersebut dapat berupa gross operating
income, return on investement atau economic value-added.

Balance scorecard dapat menjelaskan lebih lanjut tentang pencapaian visi yang
berperan di dalam mewujudkan pertambahan kekayaan sebagai berikut:

a. Peningkatan kepuasa customer melalui peningkatan revenue

10
b. Peningkatan produktifitas dan komitment karyawan melalui cost effectiveness
sehingga terjad peningkatan laba
c. Peningkatan kemampuan perasahaan untuk menghasilkan financial returns dengan
mengurangi modal yang digunakan atau melakukan investasi daiam proyek yang
menghasilkan return yang tinggi.
2. Perspektif Pelanggan

Dalam perspektif pelanggan, perusahaan perlu terlebih dahulu menentukan segmen


pasar dan pelanggan yang menjadi target. Selanjutnya, manajer harus menentukan alat ukur
yang terbaik untuk mengukur kinerja dari tiap unit operasi dalam upaya mencapai target
finansial. Apabila suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang besar dalam
jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk baru atau jasa
yang bernilai lebih baik kepada pelanggan.

Tolak ukur pelanggan dibedakan dalam dua kelompok yaitu core measurement
group (kelompok inti) dan customer value proposition (kelompok penunjang). Kelompok
inti atau core meansurement terdiri dari:

a. Pangsa pasar atau market share


b. Tingkat perolehan pelanggan baru atau customer acqutition
c. Kemampuan perusahaan mempertahankan para pelanggan lama atau customer
retention
d. Tingkat kepuasan pelanggan atau customer satisfaction
e. Tingkat profitabilitas pelanggan atau customer profitability
3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif proses bisnis internal menampilkan proses kritis yang memungkinkan


unit bisnis untuk memberi value proposition yang mampu menarik dan mempertahankan
pelanggannya di segmen pasar yang diinginkan dan memuaskan para pemegang saham.
Tiap perusahaan mempunyai proses dan nilai yang unik bagi pelanggannya. Secara umum,
hal tersebut terbagi menjadi 3 prinsip dasar prespektif proses bisnis internal, yaitu:

11
a. Proses Inovasi

Proses inovasi adalah bagian terpenting dalam keseluruhan proses produksi. Tapi
ada juga perusahaan yang menempatkan inovasi di luar proses produksi. Dalam proses
inovasi itu sendiri terdiri atas dua komponen, yaitu: identifikasi keinginan pelanggan, dan
melakukan proses perancangan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan.Bila hasil
inovasi dari perusahaan tidak sesuai dengan keinginan pelanggan, maka produk tidak akan
mendapat tanggapan positif dari pelanggan. Hal tersebut tidak memberi tambahan
pendapatan bagi perusahaan.

b. Proses Operasi

Proses operasi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan yang dapat dilihat dari
perencanaan, pembentukan bahan mentah hingga menjadi produk jadi, proses marketing,
hingga proses transaksi antara perusahaan dan pembeli. Proses ini menekankan kepada
penyampaian produk kepada pelanggan secara efisien, tepat waktu, dan berdasarkan fakta
yang menjadi fokus utama dari sistem pengukuran kinerja sebagian besar organisasi.

c. Pelayanan Purna Jual

Layanan purna jual merupakan layanan yang diberikan oleh perusahaan atau bisnis
kepada konsumen sebagai jaminan mutu produk yang telah dibeli oleh konsumen. Banyak
bentuk layanan purna jual misalnya layanan konsultasi, perbaikan, perawatan, hingga
garansi.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif balanced scorecard (BSC) ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya


ketiga perspektif sebelumnya serta untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka
panjang. Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada
peralatan untuk menghasilkan produk atau jasa, tetapi juga melakukan investasi pada
infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Untuk memperkecil
kesenjangan itu, maka suatu perusahaan harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling

12
karyawan, yaitu: meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta menata
ulang prosedur yang ada. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mencakup 3 prinsip
kapabilitas yang terkait dengan kondisi intemal perusahaan, yaitu :

a. Kapabilitas Pekerja

Kapabilitas pekerja adalah merupakan bagian kontribusi pekerja pada perusahaan.


Sehubungan dengan kapabilitas pekerja, ada 3 hal yang harus diperhatikan oleh manajemen
:

 Kepuasan pekerja

Kepuasan pekerja merupakan prakondisi untuk meningkatkan produktivitas,


tanggungjawab, kualitas, dan pelayanan kepada konsumen. Unsur yang dapat diukur dalam
kepuasan pekerja adalah keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan, pengakuan,
akses untuk mendapatkan informasi, dorongan untuk bekerja kreatif, dan menggunakan
inisiatif, serta dukungan dari atasan.

 Retensi pekerja

Retensi pekerja adalah kemampuan imtuk mempertahankan pekerja terbaik dalam


perusahaan. Di mana kita mengetahui pekerja merupakan investasi jangka panjang bagi
perusahaan. Jadi, keluamya seorang pekerja yang bukan karena keinginan perusahaan
merupakan loss pada intellectual capital dari perusahaan. Retensi pekerja diukur dengan
persentase turnover di perusahaan.

 Produktivitas pekerja

Produktivitas pekerja merupakan hasil dari pengaruh keseluruhan dari peningkatan


keahlian dan moral, inovasi, proses internal, dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah
untuk menghubungkan output yang dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah pekerja yang
seharusnya untuk menghasilkan output tersebut.

b. Kapabilitas Sistem Informasi

13
Adapun yang menjadi tolak ukur untuk kapabilitas sistem inforaiasi adalah tingkat
ketersediaan informasi, tingkat ketepatan informasi yang tersedia, serta jangka waktu untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan.

c. Iklim Organisasi

Iklim oreganisasi merupakan salah satu mendorong timbulnya motivasi, dan


pemberdayaan adalah penting untuk menciptakan pekerja yang berinisiatif. Adapun yang
menjadi tolak ukur hal tersebut di atas adalah jumlah saran yang diberikan pekerja.

14
BAB III

OBJEK PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada Jumat 19 Mei yang bertempat di CV. Aneka Motor
Bogor yang beralamat di JL. Sholeh Iskandar No. 23, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini
dilaksanakan dengan melakukan wawancara secara langsung dengan salah satu pihak dari
CV. Aneka Motor Bogor yang bertanggung jawab sebagai customer service di CV. Aneka
Motor Bogor.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Data yang diperlukan untuk menyusun laporan proyek akhir ini dikumpulkan
dengan teknik atau metode wawancara secara langsung dengan salah satu narasumber yang
bekerja pada CV Aneka Motor. Metode wawancara dilakukan untuk mengetahui
bagaimana kinerja perusahaan dengan menggali informasi yang relevan dengan
peneraparan balance scorecard terutama dalam empat perspektif, yaitu perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan.

3.3 Sumber Data


Data yang diperlukan untuk menyusun laporan proyek akhir ini dikumpulkan
dengan teknik atau metode wawancara secara langsung dengan salah satu narasumber yang
bekerja pada CV Aneka Motor. Metode wawancara dilakukan untuk mengetahui
bagaimana kinerja perusahaan dengan menggali informasi yang relevan dengan
peneraparan balance scorecard terutama dalam empat perspektif, yaitu perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan.

15
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Eksisting


Berdasarkan pengamatan di lapangan, kondisi eksisting CV Aneka Motor sudah
sangat memadai contohnya yaitu spare part yang sudah cukup lengkap. CV Aneka Motor
juga sudah memiliki karyawan yang cukup banyak yang terhitung kurang lebih 15
karyawan . Customer di CV Aneka Motor juga terbilang ramai dan tentunya mereka sudah
memiliki pelanggan tetap dilihat dari profesionalisme CV Aneka Motor. Walaupun sudah
tergolong sebagai CV yang cukup besar hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa
CV Aneka Motor memiliki kekurangan juga tentunya yang mungkinn tidak peneliti
ketahui.

4.2 Rancangan Balanced Scorecard pada CV. Aneka Motor


1. Perspektif Keuangan

CV. Aneka Motor Bogor dalam menjalankan usahanya hanya melihat


perkembangan keuangannya hanya dari sisi peningkatan atau penurunan laba saja.
Berdasarkan laba bersih yang di peroleh setiap tahun dari tahun 2018 - 2022 selalu
meningkat dari pada beban yang dikeluarkan, berdasarkan data keuangan yang diperoleh
dari hasill wawancara dapat diketahui bahwa pendapatan dan laba operasi juga mengalami
peningkatan tiap tahunnnya.

Dari penelitian ini akan dianalisis lebih jauh terkait Kinerja usahanya pada
perspektif keuangan dengan penerapan rasio keuangan yang meliputi Net Profit Margin,
Gross Profit Margin, serta Return on Investment.

 Net Profit Margin

16
Rasio ini menunjukan perbandingan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dan
penjualan bersih. Dengan rasio ini kita dapat menegtahui tingkat efisiensi perusahan dalam
mencapai tingkat penjualan untuk mendapatkan laba yang diharapkan. Dengan
dilakukannya perhitungan NPM ini, dapat dilihat seberapa efektif CV. Aneka Motor Bogor
beroperasi. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut :

𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ : 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥100%

Uraian Laba Bersih Penjualan Persentase


Tahun 2021 (Rp) 985.313.193 2.281.569.013 43%
Tahun 2012 (Rp) 112.744.754 1.316.807.503 9%

Dari perhitungan di atas dapat diketahui net profit margin suatu perusahaan dari
tahun 2021 sampai 2022 dengan uraian sebagai berikut :

Di tahun 2021 net profit margin mencapai sekitar 43% hasil ini di dapat dari
pendapatan laba bersih sekitar Rp 985.313.193 dengan total pendapatan Rp 2.281.569.013,
sehingga dapat diketahui profit margin suatu perusahaan pencapaian laba bersih.

Pada tahun 2022 net profit margin mengalami penurunan sekitar 95% dari tahun
sebelumnya dengan pencapaian laba bersih Rp 112.744.754, dari hasil pendapatan Rp
1.316.807.503, namun itu bukan penurunan yang berarti buat perusahaan karena penjualan
tak mempengaruhi profit margin perusahaan. laba bersih perusahaan masih dalam keadaan
stabil.

Dari hasil perhitungan net profit margin yang telah di uraikan di atas kita dapat
mengetahui profitabilitas perusahaan.

 Gross Profit Margin

Gross profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya
persentase dari laba kotor atas penjualan. Rumus perhitungan GPM adalah sebagai berikut

17
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐾𝑜𝑡𝑜𝑟 : 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥100%

Nilai Gross profit diketahui dengan mengurangi antara pendapatan dan nilai HPP
yang dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini hasil perhitungan CV. Aneka Motor Bogor
untuk tahun 2021 - 2022 :

Uraian Laba Kotor Pendapatan Persentase


Tahun 2021 (Rp) 2.354.945.545 2.281.569.013 103%
Tahun 2012 (Rp) 1.383.340.001 1.316.807.503 105%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase GPM CV. Aneka Motor Bogor
memiliki masing - masing persentase yaitu 103% dan 105%. Persentase tersebut bisa
dikatakan cukup baik dan menunjukan bahwa CV. Aneka Motor Bogor mampu
menjalankan produksinya secara efesien karena HPP yang relatif lebih rendah. Semakin
tinggi nilai GPM maka akan semakin baik keadaan operasi usahanya.

 Return on Investment

ROI digunakan untuk mengukur efisiensi dari penggunaan aktiva yang dimiliki.
Perhitungannya dilakukan dengan membandingkan antara nilai laba bersih dengan total
aktiva yang dimiliki oleh CV. Aneka Motor Bogor. Rumus perhitungan ROI adalah sebagai
berikut :

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑥100%

Berikut ini tabel perhitungan ROI CV. Aneka Motor Bogor pada tahun 2021 dan 2022 :

Uraian Laba Bersih Total Aktiva Persentase


Tahun 2021 (Rp) 985.313.193 4.115.951.230 23.93%
Tahun 2012 (Rp) 112.744.754 2.008.065.700 56.14%

18
Dari tabel perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai persentase ROI CV.
Aneka Motor Bogor mengalami peningkatan. Peningkatan ROI ini dikarenakan CV. Aneka
Motor Bogor mampu meningkatkan pendapatan dan aset dari tahun 2021 ke 2022 yang
mengakibatkan kenaikan pada tingkat laba bersih.

2. Perspektif Pelanggan (Customer)


a. Retensi Pelanggan
Retensi Pelanggan = pelanggan di akhir periode - pelanggan baru : pelanggan di
awal periode x 100%
Tahun 2021 :
Retensi Pelanggan = 679 – 22 : 9 x 100% = 73%
Tahun 2022 :
Retensi Pelanggan = 723 – 30 : 8 x 100% = 86%
b. Akuisisi Pelanggan
Akuisisi Pelanggan = pelanggan baru : total pelanggan x 100%
Tahun 2021 :
Akuisisi Pelanggan = 22 : 679 x 100% = 30%
Tahun 2022 :
Akuisisi Pelanggan = 30 : 723 x 100% = 24%
c. Tingkat Kepuasan Pelanggan
Tingkat Kepuasan Pelanggan = tingkat kepuasan : target x 100%
Tahun 2021 :
Tingkat Kepuasan Pelanggan = 4,5 : 5 x 100% = 90%
Tahun 2022 :
Tingkat Kepuasan pelanggan = 4,7 : 5 x 100% = 94%
3. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning & Growth)
a. Produktivitas Karyawan

Produktivitas Karyawan merupakan kemampuan karyawan dalam berproduksi


dibandingkan dengan input yang digunakan, seorang karyawan dapt dikatakan produktif

19
apabila mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan diharapkan dalam waktu yang
singkat atau tepat. Berikut perhitungan produktivitas karyawan pada CV. Aneka Motor
Bogor :

Produktivitas Karyawan = Laba Operasi (dibagi ) total karyawan x 100%

Uraian Laba Operasi Total Karyawan Laba yang


Diperoleh

Tahun 2021 Rp 2.281.569.013 12 Rp 190.130.751

Tahun 2022 1.112.744.754 15 Rp 74.182.984

b. Retensi Karyawan

Retensi Karyawan adalah kemampuan organisasi atau suatu perusahaan untuk


mempertahankan karyawan yang berkualitas. Faktor yang mempengaruhi retensi karyawan
sendiri adalah komponen organisasi, peluang karir, organisasi penghargaan, rancangan
tugas & pekerjaan, dan hubungan karyawan. Adapun beberapa tips dan upaya untuk
meningkatkan retensi karyawan di sebuah perusahan/usaha/badan diantaranya :

 Kenali dan beri penghargaan kepada karyawan


 Tawarkan gaji yang kompetitif
 Memiliki kebijakan waktu istirahat yang fleksibel
 Memberikan kemudahan dan kenyamanan fasilitas

Berikut merupakan rumus untuk menghitung angkia retensi karyawan :

𝑅𝑒𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 = 𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑥100%

Uraian Total Karyawan Jumlah Karyawan Rasio


yang Bertahan

20
Tahun 2021 12 12 100.00%

Tahun 2012 15 15 100.00%

4. Rekomendasi Balanced Scorecard

Perspektif Ukuran 2021 2022 Rata - Rata Analisis


per Tahun

Perspektif NPM 43% 9% 26% NPM


Keuangan mengalami
penurunan dari
tahun 2021 ke
2022 sebesar 9%
namun itu bukan
penurunan yang
berarti buat
perusahaan
karena penjualan
tak
mempengaruhi
profit margin
perusahaan. laba
bersih
perusahaan
masih dalam
keadaan stabil.

GPM 103% 105% 104% Rata - rata GPM


pada CV. Aneka
Motor Bogor
adalah 104%
yang berarti
perspektif
keuangan pada
CV. Aneka
Motor Bogor
adalah baaik

21
dikarenakan
mampu
menjalankan
perusahaannya
dengan baik.

ROI 23.93% 56.14% 40% Rata - rata ROI


sebesar 40% dari
tahun 2021 dan
2022, yang
berarti lebih dari
40% keuntungan
berasal dari
investasi aktiva.
Hal tersebut
menunjukan
bahwa
persepektif
keuangan
berdasarkan ROI
baik.

Perspektif Retensi 73% 86% 79% Nilai Resensi


Pelanggan Pelanggan pelanggan dari
(Customer) tahun 2021 ke
2022 bertambah
dengan nilai rata
- rata 79%, yang
berarti CV.
Aneka Motor
Bogor dalam
mempertahanka
n pelanggannya
masih tergolong
baik karena
lebih besar dari
79%.

Akuisisi 30% 24% 27% Nilai akuisisi


Pelanggan pelanggan pada
CV. Aneka

22
Motor Bogor
dari tahun 2021
ke tahun 2022
menurun, artinya
sebagian besar
pelanggan dari
CV. Aneka
Motor Bogor
adalah
pelanggan lama.

Tingkat 90% 94% 92% Tingkat


Kepuasan kepuasan
Pelanggan pelanggan pada
CV. Aneka
Motor Bogor
dari tahun 2021
ke tahun 2022
mengalami
kenaikan dengan
rata - rata 92%,
artinya tingkat
kepuasan
pelanggan
terhadap CV.
Aneka Motor
Bogor sangatlah
baik.

Perspektif Produktivi Rp Rp Rp Nilai


Pembelajaran tas 190.130.751 74.182.98 132.156.86 produktivitas
dan Karyawan 4 8 karyawan masih
Pertumbuhan bisa dikatakan
baik karena nilai
rata-ratanya
yang masih
cukup besar
meskipun terus
mengalami
penurunan.

23
Retensi 100.00% 100.00% 100.00% Rata-rata
Karyawan tingkat pelatihan
karyawan adalah
100%, artinya
seluruh
karyawan selalu
mengikuti
pelatihan.

24
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Perspektif Keuangan


Rasio Profitabilitas Dilihat dari perhitungan rasio profitabilitas berupa Gross Profit
Margin, Net Profit Margin dan juga Return on Asset pada Penalama Group. GPM, NPM
dan ROA mengalami peningkatan pada tahun 2022 dibanding tahun sebelumnya. Hal ini
dapat menjadi indikasi bahwa perspektif keuangan dalam kondisi sehat. Dalam
Pertumbuhan Pendapatan yang dialami oleh Penalama Group Walaupun peningkatan
pendapatan perbulan tidak stabil dimana pendapatan tidak konsisten naik setiap bulannya,
namun akumulasi pendapatan untuk tahun 2020 lebih tinggi daripada akumulasi
pendapatan, walau perbedaannya tidak signifikan. Dan Penalama Group telah
memanfaatkan aset yang mereka miliki semaksimal mungkin. Dengan pemanfaatan mesin
ini, dapat mengurangi waktu produksi dan juga memaksimalkan kerja karyawan yang telah
ada dan tidak diperlukan untuk merekrut karyawan baru lagi.

5.1.2 Perspektif Pelanggan


Pangsa pasar untuk Penalama Group ini cukup luas, dan ditujukan untuk semua
kalangan. Penalama Group selalu menghidangkan makanan atau minuman dengan keadaan
fresh, hal ini dilakukan untuk menjaga kepuasan pelanggan dengan memastikan makanan
atau minuman selalu memiliki kualitas yang baik dan juga menjaga hubungan baik dengan
pelanggan. Akuisisi Pelanggan, Selain menambah pelanggan baru, Penalama juga
mempertahankan pelanggan yang telah ada sebelumnya dengan cara menjaga hubungan
baik dengan pelanggan, menjalin komunikasi yang baik dengan mendengarkan kritik dan
masukan dari pelanggan serta mempertahankan pelayanan yang memuaskan agar
pelanggan lama tetap bertahan.

25
5.1.3 Perspektif Proses Bisnis Internal
Penalama Group selalu melakukan inovasi dengan menambah varian rasa baru
sehingga memiliki varian citra rasa yang banyak. Selain itu Penalama Group juga
melakukan Operasional Dengan penggunaan mesin dalam proses operasional nya,
Penalama Group juga meminimalisir kesalahan dalam proses produksi. Layanan Purna Jual
Penalama Group juga melakukan layanan purna jual dimana Penalama Group ini sangat
terbuka terhadap saran dan kritik yang disampaikan oleh pelanggan sebagai langkah untuk
evaluasi.

5.1.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran


Pemilik Penalama Group selalu melakukan pengawasan kepada karyawannya dan
selalu melakukan evaluasi terhadap kemampuan karyawannya agar tidak terjadi human
error. Motivasi yang diberikan biasanya berupa pujian dan juga bonus berupa uang kepada
karyawan untuk mengapresiasi kerja karyawan dan juga meningkatkan motivasi karyawan
tersebut dan juga karyawan lain agar meningkatkan kinerjanya.

5.2 Saran

5.2.1 Perspektif Keuangan


Pengurangan biaya dapat dilakukan dengan cara memperkerjakan karyawan
seefektif mungkin, sehingga tidak perlu mempekerjakan karyawan terlalu banyak dan dapat
mengurangi biaya untuk upah karyawan.

5.2.2 Perspektif Pelanggan


Salah satu cara untuk mempertahankan pelanggan yang dilakukan pada Penalama
Group ini adalah dengan memperkuat customer relationship dengan melakukan evaluasi
terhadap pelayanan yang telah diberikan kepada pelanggan serta mendengar tanggapan dari
pelanggan berupa saran maupun kritik yang akan membangun Penalama Group akan
menjadi lebih baik lagi.

26
5.2.3 Perspektif Proses Bisnis Internal

Layanan Purna Jual Penalama Group selalu membuka diri terhadap feedback yang
diberikan oleh pelanggan setelah membeli produk milik Penalama Group ini.

5.2.4 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaraan


Motivasi, Pemberian Wewenang dan Pembatasan Wewenang Motivasi yang
diberikan oleh Penalama Group kepada karyawan berupa bonus sebagai reward untuk
karyawan yang rajin, sebagai upaya agar karyawan semakin termotivasi untuk
meningkatkan kinerjanya saat bekerja.

27
DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati, Santi & Fairuz. 2020. Balanced Scorecard.
https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1714190045/14178_65_tgs
%2013%20makalah% 20seminar,%20tgs%20hitungan%20PDF.pdf. Diakses pada 21 Mei
2023 pukul 20.00 WIB.

Widiastuti, Linda Winda. 2013. Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Balanced


Scorecard.

Alimudin, A. (2017). Analisis Pencapaian Strategi Menggunakan Balanced Scorecard.


Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis(JPEB), 5(2),
194-205.https://doi.org/10.21009/jpg.005.2.6

Alimudin, A., Falani, A. Z., Mudjanarko, S. W., & Limantara, A. D. (2019). Analisis
Pengaruh Penerapan Perspektif Balanced Scorecard TerhadapPeningkatan Kinerja
UMKM.

Ekonika : Jurnal Ekonomi Universitas Kadiri, 4(1), 1.

https://doi.org/10.30737/ekonika.v4i1.337

De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 1992. Quantum Learning. Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan.Terjemahan oleh Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Penerbit
Kaifa.

Horne, James C Van dkk. 2009. Prinsip- prinsip Manajemen Keuangan. Edisi keduabelas
buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

28
Sari, M., & Arwinda, T. (2015). Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran
Kinerja Perusahaan PT Jamsostek Cabang Belawan. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis,
15(1), 52–64.

29

Anda mungkin juga menyukai