Oleh
Afif Yasri 23081002
Wildani Siregar 23081046
• The Oceanic Corporation pada awalnya didirikan untuk menyediakan jasa perbaikan
kapal dan tidak lama kemudian perusahaan memperoleh sertifikasi Alteration board
Repair (ABR) dari Departemen Pertahanan. Keahlian yang dimiliki perusahaan
mencakup pengelasan, pemasakan, dan perbaikan sistem pipa,kelistrikan, pengecatan,
pengeboran,pengerjaan mesin, dan pengeringan dermaga kapal.
• Dengan awal keberhasilannya dan tingkat pengembalian atas investasi (ROI) yang cukup
bagus perusahaan membuka dan mengoperasikan fasilitas di California, New
Jersey,Florida, Pennsylvania, dan Washington
• Pada tahun 2003 perusahaan go publik dan penawaran saham perdananya sangat sukses.
Harga sahamnya telah meningkat dari nilai awal $10 per lembar jadi $35. saat ini jumlah
saham yang beredar adalah 5 juta lembar. Pada tahun 2004, perusahaan menerbitkan
obligasi berjangka waktu 30 tahun pada nilai nominalnya yaitu $1.000 dan tingkat kupon
10% per tahun,dengan maksud mendapatkan $40 juta untukmelakukan ekspansi. Saat
ini,obligasi dengan peringkat AA tersebut memiliki sisa 25 tahun hingga jatuh tempo dan
akan ditawarkan pada harga 91,5% dari nilai nominalnya.
• Tahun lalu, The Ocenic Corporation menggunakan suatu metode baruuntuk membuat
bahan baku campuran yang telah dikembangkan oleh para insinyurnya. Bulan Juni tahun
lalu,manajemen membentuk Advanced MaterialsGroup (AM Group) untukmenerapkan
teknologi ini. Perusahaan merekrut Larry Stone, seorang insinyur senior, untuk
memimpin AM Group,Larry juga menyandang gelar MBA dari salah satu universitas
terkemuka.
• Saat bergabung dengan Ocenic,Larry menyadari bahwa sebagian proyek besar disetujui
berdasarkan pendekatan “perasaan”. Tidak ada kriteria persetujuan yang formal.Sejauh
ini,perusahaan beruntung karena sebagian besar proyeknya terpilih dengan baik,juga
hubungannya dengan klien dan pemasok cukup baik. “Ini harus berubah”,Larry berkata
pada asistennya, Stephanie,”kita tidak mungkin selamanya beruntung. Kita perlu
menghitung tingkat keuntungan minimum (hundle rate) perusahaan dan
menggunakannya dimasa mendatang.” Stephanie Philips,yang menjadi kebanggaan
atasannya menjawab,” ya Larry, biar aku otak-atik saja angka angkanya dan aku serahkan
hasinya padamu dalam 1-2 hari”. Lakukanlah Stephanie,” Larry berkata “Pengalamanku
bertahun-tahun menunjukkan bahwa pada saat menghitung hundle rate untuk proyek
baru,satu ukuran sangat sulit bisa cocok untuk semua”
• Saat Stephani mulai melihat laporan keuangan , ia mulai menyadari harus membuat
beberapa asumsi. Pertama, ia mengasumsikan bahwa utang baru akan memiliki biaya
yang sama dengan hasil utang saat ini dan akan memiliki peringkat yang sama.Kedua,ia
mengasumsikan bahwa perusahaan akan memperoleh modal untuk proyek-proyek masa
depan dengan menggunakan proporsi target yang sama sebagaimana ditentukan melalui
nilai buku dari utang dan ekuitas (lihat Tabel 1 untuk neraca terakhir). Ketiga,ia
mengasumsikan bahwa beta ekuitas (1,5) akan sama untuk seluruh divisi.Keempat,ia
mengasumsikan bahwa tingkat pertumbuhan laba dan dividen akan berlanjut pada
tingkat historisnya (lihat tabel 2 untuk sejarah laba dan dividen perusahaan). Kelima,ia
mengasumsikan bahwa tingkat pajak perusahaan adalah 34%, dan terakhir, ia
mengasumsikan bahwa biaya-biaya yang berkaitan dengan penerbitan (flotation cost)
adalah 5% dari harga penerbitan obligasi dan 10% dari harga jual ekuitas. Tingkat bunga
sekuritas pemerintah ( treasury bill) berjangka waktu 1 tahun adalah 4% dan tingkat
pengembalian yang diharapkan atas portofolio pasar adalah 10%.
Pertanyaan
1. Menurut Anda, mengapa Larry Stone ingin memperkirakan tingkat keuntungan minimum
(hundle rate) perusahaan ?Apakah dapat dibenarkan untuk menggunakan rata-rata
tertimbang biaya modal perusahaan sebagai biaya modal divisional.Jelaskan
Jawab:
Larry Stone ingin memperkirakan tingkat keuntungan minimum (hurdle rate) perusahaan
untuk meningkatkan proses persetujuan proyek berdasarkan kriteria yang lebih formal
dan terukur daripada pendekatan "perasaan" yang saat ini digunakan. Dengan memiliki
hurdle rate yang jelas, perusahaan dapat membuat keputusan investasi yang lebih
terinformasi dan memastikan bahwa proyek yang dipilih memiliki tingkat keuntungan
yang memadai.
Untuk menggambarkan biaya utang (cost of debt), Stephanie dapat menggunakan rumus
berikut:
Tingkat bunga utang = bunga tahunan yang dibayarkan (biaya utang) / nilai
nominal obligasi
Dalam kasus The Oceanic Corporation, obligasi berjangka waktu 30 tahun dengan nilai
nominal $1.000 dan tingkat kupon 10% per tahun. Dengan demikian, biaya utang per
tahun, dapat dihitung sebagai 10% dari nilai nominal obligasi:
Jadi, biaya utang (cost of debt) perusahaan adalah 10%. Stephanie dapat menggunakan
nilai ini dalam perhitungan biaya modal tertimbang (WACC) untuk memperkirakan
tingkat keuntungan minimum (hurdle rate) perusahaan.
3. Berikan komentar atas asumsi-asumsi yang dibuat Stephanie sebagaimana yang disajikan
dalam kasus ini. Seberapa realistis asumsi-asumsi tersebut?
Jawab:
Dalam hal ini, asumsi-asumsi yang dibuat oleh Stephanie dalam kasus ini adalah sebagai
berikut:
● Biaya Utang dan Peringkat Utang: Stephanie mengasumsikan bahwa utang baru akan
memiliki biaya yang sama dengan hasil utang saat ini dan akan memiliki peringkat yang
sama. Meskipun ini dapat menjadi asumsi yang wajar, perlu diingat bahwa kondisi
pasar dan peringkat kredit perusahaan dapat berubah seiring waktu. Oleh karena itu,
perlu pemantauan terus-menerus terhadap kondisi pasar dan kredit perusahaan.
● Struktur Modal Masa Depan: Stephanie mengasumsikan bahwa perusahaan akan
memperoleh modal untuk proyek-proyek masa depan dengan menggunakan proporsi
target yang sama sebagaimana ditentukan melalui nilai buku dari utang dan ekuitas.
Sementara ini memberikan kerangka kerja yang jelas, perlu dipertimbangkan apakah
proporsi target yang sama masih sesuai dengan tujuan perusahaan dalam jangka
panjang.
● Beta Ekuitas: Stephanie mengasumsikan bahwa beta ekuitas (1,5) akan sama untuk
seluruh divisi. Ini mungkin cukup umum untuk perusahaan dengan kegiatan bisnis yang
seragam, tetapi jika divisi-divisi perusahaan memiliki karakteristik risiko yang berbeda,
maka asumsi ini mungkin perlu disesuaikan.
● Tingkat Pertumbuhan Laba dan Dividen: Stephanie mengasumsikan bahwa tingkat
pertumbuhan laba dan dividen akan berlanjut pada tingkat historisnya. Perubahan
kondisi ekonomi atau strategi perusahaan dapat mempengaruhi asumsi ini. Oleh karena
itu, perlu dilakukan analisis lebih lanjut terkait dengan proyeksi pertumbuhan.
● Tingkat Pajak dan Flotation Cost: Stephanie mengasumsikan bahwa tingkat pajak
perusahaan adalah 34%, dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penerbitan (flotation
cost) adalah 5% dari harga penerbitan obligasi dan 10% dari harga jual ekuitas. Asumsi
ini mungkin berubah tergantung pada peraturan perpajakan dan kondisi pasar saat itu.
4. Mengapa dalam kasus ini terdapat hubungan antara biaya dan laba ditahan perusahaan
Jawab:
Dalam kasus ini, hubungan antara biaya dan laba ditahan perusahaan dapat dijelaskan
oleh konsep biaya modal, khususnya biaya utang. Biaya modal merupakan biaya yang
harus dibayar oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari berbagai sumber, seperti
utang dan ekuitas. Biaya utang, yang merupakan komponen dari biaya modal, adalah
bunga yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang obligasi.
Jadi, adanya hubungan antara biaya dan laba ditahan dapat dijelaskan sebagai berikut:
● Biaya Modal Utang: Perusahaan membayar biaya modal utang dalam bentuk bunga.
Biaya ini mengurangi laba bersih yang seharusnya tersedia untuk ditahan atau
dibagikan.
● Pengaruh Terhadap Laba Ditahan: Biaya utang, bersama dengan biaya ekuitas dan
biaya modal lainnya, berkontribusi pada penentuan tingkat keuntungan minimum
(hurdle rate) atau biaya modal perusahaan. Laba yang tidak cukup untuk mencapai
tingkat keuntungan minimum ini dapat berdampak pada kemampuan perusahaan untuk
mempertahankan atau meningkatkan laba ditahan.
● Kaitan dengan Keputusan Investasi: Laba ditahan sering digunakan untuk mendanai
proyek-proyek investasi dan pertumbuhan perusahaan. Jika biaya modal tinggi, ini
dapat mempengaruhi jumlah laba yang tersedia untuk investasi di masa depan.
Selain itu, Stephanie perlu memperhatikan faktor pajak dalam perhitungan biaya laba
ditahan. Laba yang dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen biasanya
dikenakan pajak, sementara laba yang ditahan dalam perusahaan sebelum pembayaran
dividen mungkin memiliki dampak pajak yang berbeda. Oleh karena itu, perhitungan
biaya laba ditahan harus mempertimbangkan kebijakan pajak perusahaan dan dampaknya
terhadap jumlah laba yang sebenarnya tersedia untuk ditahan.
Dalam konteks ini, penyesuaian terhadap faktor pajak dapat mencakup menghitung laba
bersih setelah pajak, yang kemudian dapat membantu Stephanie memperkirakan jumlah
laba yang sebenarnya dapat ditahan oleh perusahaan. Ini akan menciptakan gambaran
yang lebih akurat tentang sumber daya internal yang tersedia untuk pembiayaan proyek-
proyek perusahaan atau untuk memenuhi kebutuhan modal lainnya. Dengan
memperhitungkan faktor pajak, Stephanie dapat membuat keputusan yang lebih tepat
terkait dengan alokasi laba
6. Dapatkah biaya-biaya transaksi yang terkait dengan penerbitan sekuritas (flotation cost)
diabaikan dalam analisis,Jelaskan
Jawab:
● Dampak Terhadap Biaya Modal: Flotation cost mempengaruhi biaya modal secara
langsung karena biaya ini memperbesar total dana yang harus diperoleh oleh
perusahaan dari penerbitan sekuritas. Oleh karena itu, mengabaikan flotation cost dapat
menghasilkan perkiraan biaya modal yang terlalu rendah dan menyebabkan perusahaan
mengambil keputusan investasi yang tidak akurat.
● Pengaruh Terhadap Keputusan Investasi: Flotation cost dapat memiliki dampak
signifikan terutama pada proyek-proyek dengan skala kecil. Keputusan untuk
menerbitkan sekuritas harus sejalan dengan besarnya proyek dan kebutuhan modal.
Mengabaikan flotation cost dapat merugikan perusahaan dalam membuat keputusan
investasi yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan finansial sebenarnya.
● Keterbukaan dan Transparansi: Dalam praktiknya, investor dan analis keuangan
cenderung menghargai transparansi perusahaan terkait dengan biaya-biaya yang terlibat
dalam penerbitan sekuritas. Oleh karena itu, mengabaikan biaya transaksi seperti
flotation cost dapat mengurangi tingkat transparansi dan dapat mempengaruhi
kepercayaan investor.
● Pengaruh Terhadap Struktur Modal: Flotation cost dapat mempengaruhi struktur modal
perusahaan. Pengabaian biaya transaksi dalam analisis dapat menyebabkan
penyesuaian yang tidak akurat terhadap struktur modal, yang dapat berdampak pada
estimasi biaya modal dan keputusan keuangan jangka panjang.
● Konsistensi dalam Analisis Keuangan: Untuk menjaga konsistensi dalam analisis
keuangan, penting untuk menyertakan semua biaya yang terkait dengan penerbitan
sekuritas. Ini memberikan gambaran yang lebih akurat tentang besarnya investasi yang
sebenarnya dan membantu dalam memahami dampak finansial dari keputusan
penerbitan sekuritas.
Re = Diasumsikan 12%
Hurdle rate atau WACC perusahaan setelah perhitungan adalah sekitar 9.60%. Langkah-
langkah ini mencerminkan penghitungan biaya modal tertimbang yang mempertimbangkan
bobot utang dan ekuitas, biaya utang, dan tingkat pengembalian ekuitas. Tingkat ini dapat
digunakan sebagai acuan untuk mengevaluasi proyek-proyek baru atau investasi perusahaan.
Penting untuk memperhatikan bahwa angka-angka yang digunakan dalam perhitungan ini
dapat berubah seiring waktu, dan evaluasi konstan diperlukan untuk menjaga ketepatan hasil
analisis.
8. Bolehkah Larry mengasumsikan bahwa hurdle rate yang dihitung oleh Stephanie akan
tetap konstan? jelaskan
Jawab:
Larry sebaiknya tidak mengasumsikan bahwa hurdle rate yang dihitung oleh Stephanie
akan tetap konstan tanpa pertimbangan yang cermat. Ada beberapa faktor dan
pertimbangan yang perlu diperhatikan:
● Perubahan Kondisi Pasar: Hurdle rate perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor,
termasuk tingkat suku bunga, tingkat inflasi, dan kondisi pasar modal. Kondisi pasar
dapat berubah seiring waktu, dan oleh karena itu, hurdle rate yang relevan untuk proyek
investasi di masa depan mungkin berbeda dari yang dihitung saat ini.
● Perubahan Risiko Perusahaan: Jika risiko perusahaan mengalami perubahan signifikan,
misalnya, karena perluasan ke pasar baru atau perubahan dalam industri, maka tingkat
risiko keseluruhan perusahaan dapat berubah.
● Perubahan Struktur Modal: Jika perusahaan mengubah struktur modalnya, misalnya,
dengan meningkatkan proporsi utang atau ekuitas, hal ini akan mempengaruhi bobot
dalam perhitungan biaya modal tertimbang (WACC).
● Evaluasi Secara Periodik: Secara umum, sebaiknya melakukan evaluasi secara periodik
terhadap asumsi-asumsi yang mendasari perhitungan hurdle rate. Ini memungkinkan
perusahaan untuk menyesuaikan dengan perubahan kondisi ekonomi dan bisnis yang
mungkin terjadi seiring waktu.
● Proyeksi Jangka Panjang: Jika perusahaan merencanakan proyek-proyek jangka
panjang, maka mempertimbangkan perubahan potensial dalam kondisi ekonomi dan
pasar sangat penting. Hurdle rate yang berubah dapat memberikan gambaran yang lebih
akurat tentang tingkat keuntungan yang diperlukan untuk mencapai target keuangan
jangka panjang.