Anda di halaman 1dari 3

HUKUM INTERNASIONAL

1. Bila ada negara-negara anggota PBB yang yang melanggar perdamaian dan melakukan
Tindakan agresi, maka mereka akan dijatuhi sanksi sesuai kesepakatan dalam Majelis
Umum PBB maupun Dewan Keamanan PBB sesuai aturan dalam Piagam PBB.

a. Kemukakanlah pendapat anda teori dasar mengikat hukum internasional yang mana
yang tepat digunakan untuk menggambarkan kondisi di atas.

Berdasarkan kondisi pada soal, teori tentang kekuatan mengikat hukum


internasional yaitu Self limitation theory yang dikemukakan oleh George Jellineck.
Menurut George Jellineck negara adalah sumber segala hukum dan bahwa hukum
internasional mengikat karena negara itu tunduk pada hukum internasional atas
kemaunnya sendiri (Rosdiyanti, Evi, 2020).

Negara-negara sebagai pribadi hukum yang memiliki kedaulatan bersedia untuk


tunduk dan terikat pada hukum internasional, oleh karena negara-negara itu sendirilah
yang menghendakinya (Noor, 2012).

Meurut saya, berdasarkan teori tersebut, apabila anggota PBB yang yang
melanggar perdamaian dan, maka mereka akan dijatuhi sanksi sesuai kesepakatan dalam
Majelis Umum PBB maupun Dewan Keamanan PBB sesuai aturan dalam Piagam PBB. Hal
tersebut sesuai dengan teori Self limitation theory yang mana negara negara yang
bergabung dalam PBB, maka bersedia menaati peraturan PBB dan tunduk pada aturan
yang telah ditetapkan PBB, apabila terjadi pelanggaran melakukan Tindakan agresi,
karena negara tersebut tergabung di PBB maka maka mereka akan dijatuhi sanksi sesuai
kesepakatan dalam Majelis Umum PBB maupun Dewan Keamanan PBB sesuai aturan
dalam Piagam PBB.

b. Berikan Analisis anda, apa kelemahan teori kehendak negara.

Teori Kehendak Negara atau Teori Voluntaris teori yang menyatkan bahwa hukum
internasional ini berlaku karena adanya kehendak dari warga yang bersangkutan untuk
tunduk pada hukum internasional tersebut (Ariando, Melda, 2008).

Kelemahan teori ini adalah dapat diterimanya logika bahwa jika negara-negara
tidak menghendaki suatu hukum untuk berlaku, maka ketentuan itu bukan lagi suatu
hukum. Kelemahan yang lain adalah berkenaan dengan penerapannya bagi negara-
negara yang baru lahir (negara-negara bekas jajahan), yang langsung menghadapi
kenyataan adanya hukum di masyarakat internasioanl yang harus ditaati dan mengikat
(Ariando, Melda, 2008).

2. Berdasarkan Konvensi Wina 1969 tentang Perjanjian Internasional, dalam ketentuan


penutup, negara-negara perunding akan mencamtumkan pasal mengenai kewajiban
negara peserta untuk mengesahkan perjanjian. Demikan juga mekanisme transformasi
ketentuan dalam perjanjian internasional ke dalam hukum nasional dalam upaya
pemberlakuan hukum internasional wewenangnya ada pada hukum nasional.

a. Kemukakan menurut pendapat saudara, apakah teori monisme atau teori dualisme
yang tepat untuk menggambarkan paparan di atas.

Pada kasus diatas dinyatakan bahwa dalam transformasi atau pengalihan dari
hukum internasional ke dalam hukum nasional merupakan wewenang dari pada hukum
nasional. Teori yang dapat menganggambarkan paparan tersebut adalah teori monism
karena menurut aliran monisme primat Hukum Nasional, Hukum Internasional berasal
dari Hukum Nasional. Dalam pengalihan hukum internasional ke hukum nasional itu
harus sesuai dengan hukum nasional dan juga Teori monisme dengan primat hukum
nasional menyatakan bahwa hukum internasional merupakan kepanjangan tangan atau
lanjutan dari hukum nasional atau dapat dikatakan bahwa hukum internasional hanya
sebagai hukum nasional untuk urusan luar negeri. Paham ini melihat bahwa kesatuan
hukum nasional dan hukum internasional pada hakikatnya adalah hukum internasional
bersumber dari hukum nasional. Maka dari itu dapat disimpulkan teori yang
menggambarkan kasus diatas adalah teori monoisme nasional.

b. Jelaskan alasan teori yang memandang hukum internasional dan hukum nasional
merupakan dua sistem hukum yang terpisah atau berbeda
Teori yang memandang hukum internasional dan hukum nasional merupakan dua
sistem yang terpisah adalah teori dualisme. Aliran dualisme bersumber pada teori bahwa
daya ikat hukum internasional bersumber pada kemauan negara, hukum internasional
dan hukum nasional merupakan dua sistem hukum yang terpisah (Hasim. Hassanudin,
2019).

Alasan teori dualism memandang hukum internasional dan hukum nasional


merupakan dua sistem yang terpisah diantaranya :

1) Sumber hukum, paham ini beranggapan bahwa hukum nasional dan hukum
internasional mempunyai sumber hukum yang berbeda, hukum nasional bersumber
pada kemauan negara, sedangkan hukuminternasional bersumber pada kemauan
bersama dari negara-negara sebagai masyarakat hukum internasional,

2) Subjek hukum internasional, subjek hukum nasional adalah orang baik dalam hukum
perdata atau hukum publik, sedangkan pada hukuminternasional adalah negara,
3) Kenyataan, pada dasarnya keabsahan dan daya laku hukum nasional tidak
dipengaruhi oleh kenyataan seperti hukum nasional bertentangan dengan hukum
internasional,

4) Struktur hukum, lembaga yang diperlukan untuk melaksanakan hukum pada


realitasnya ada mahkamah dan organ eksekutif yang hanya terdapat dalam hukum
nasional. Hal yang sama tidak terdapat dalam hukum internasional (Hasim.
Hassanudin, 2019).

Anda mungkin juga menyukai