Anda di halaman 1dari 10

V.

Hasil dan Deskripsi


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:
5.1. Bakteri
5.1.1. Tabel OTU (Operational Taxonomical Unit)
Operational Taxonomic Unit (t)
No. Unit Karakter (n)
A B
1 MAKROSKOPIS
a. Bentuk Koloni

1. Circular 1
2. Irregular

3. Filamentous

4. Rhizoid

5. Spindle

b. Bentuk Pertumbuhan

6. Fakultatif Anaerob 1
7. Aerob

8. Mikroaerofilik

9. Anaerob

2 MIKROSKOPIS
c. Bentuk Sel

10. Coccus 1
11. Bacil

12. Spirillum

d. Sifat Gram

13. Positif

14. Negatif 1

5.1.2. Pengamatan Makroskopis


Nutrient Agar Tegak (NA)
Isolat Bentuk Koloni
Bakteri A
Bakteri B Papilate

Nutrient Agar Miring (NA)


Isolat Bentuk Koloni
Bakteri A
Bakteri B Effuse

Nutrient Broth (NB)


Isolat Bentuk Pertumbuhan
Bakteri A
Bakteri B Fakultatif anaerob
Bakteri A : Bakteri B :

Nutrient Agar Tegak Nutrient Agar Miring Nutrient


Broth (NB)
Deskripsi:

5.1.3. Pengamatan Mikroskopis


Pengamatan
Isolat
Bentuk Sel Gram Endospora
Bakteri A
Bakteri B Coccus Negatif Tidak ada
Bakteri A : Bakteri B :

Deskripsi:

5.2. Fungi
5.2.1. Tabel Operational Taxonomic Unit (OTU)
Operational Taxonomic Unit (t)
No. Unit Karakter (n)
C D
1 MAKROSKOPIS
a. Warna Koloni

1. Putih 1
2. Putih Kekuningan

3. Putih keunguan

4. Hijau tua

5. Hijau keabu-abuan

6. Abu-abu

7. Hitam 1
b. Tekstur Koloni

8. Absent

9. Cottony
10. Velvety

11. Downy

12. Powdery 1
c. Tetes Eksudat

13. Ada

14. Tidak Ada 0


d. Lingkaran Konsentris

15. Ada 1
16. Tidak Ada

2 MIKROSKOPIS
e. Bentuk Spora

17. Bulat 1
18. Semi bulat

19. Silindris

20. Oval

21. Elips

22. Fusiform

f. Tipe Spora Aseksual

23. Blastospora

24. Sporangiospora 1
25. Konidiospora

26. Arthospora

27. Klamidiospora

g. Tipe Hifa

28. Bersekat

29. Tidak Bersekat 1


h. Tangkai Buah

30. Sporangiospora 1
31. Konidiospora

5.2.2. Pengamatan Makroskopis


Pengamatan
Isolat Warna Tekstur Tetes Lingkaran
Koloni Koloni Eksudat Konsentris
Fungi C Hitam Powdery Tidak ada Ada
Fungi D

Fungi C : Fungi D :

Deskripsi:

5.2.3. Pengamatan Mikroskopis


Pengamatan
Isolat Bentuk Tipe Spora
Tipe Hifa Tangkai Buah
Spora Aseksual
Tidak
Fungi C Bulat Sporangiospora Sporangiospora
bersekat
Fungi D

Fungi C : Fungi D :
LAMPIRAN

Gambar 1. Medium NA lempeng Gambar 2. Medium NA tegak

Gambar 3. Medium NA miring Gambar 4. Medium NB

Gambar 5. Bakteri B mikroskopis Gambar 6. Jamur C makroskopis

Gambar 7. Jamur C mikroskopis

(Sumber: Dokumen Pribadi, 2023).


IV. Metode Praktikum
4.1. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari rabu, 15 Febuari 2023 pada pukul 10.00
sampai dengan 12.00 WIB. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium
Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sriwijaya, Indralaya.

4.2. Alat dan Bahan


4.2.1. Karakterisasi Kultur Bakteri
4.2.1.1. Morfologi Koloni Bakteri dalam Media Agar dan Media Cair
Alat yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah, cawan petri, incubator,
jarum ose dan tabung reaksi. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah medium
nutrient agar cair, miring, tegak dan suspensi bakteri.
4.2.1.2. Morfologi Sel Bakteri
Alat yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah glass objek, jarum ose,
lampu spiritus, mikroskop, penangas air dan spidol. Sedangkan bahan yang
dibutuhkan adalah akuades, alkohol, cat Gram A (Kristal violet), cat Gram B, cat
Gram C, cat Gram D (safranin), isolat bakteri, malachite green dan methylen blue.
4.2.2. Karakterisasi Kultur Jamur
4.2.2.1. Morfologi Koloni Jamur (Pengamatan Makroskopis)
Alat yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah cawan petri, incubator,
jarum ose dan lampu spiritus. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah alkohol,
isolate A, dan medium PDA dan medium CDA (Czapex Dox Agar).
4.2.2.2. Morfologi Koloni Jamur (Pengamatan Mikroskopis)
Alat yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah cover glass, glass objek
jarum inokulasi, lampu spiritus dan mikroskop. Sedangkan bahan yang
dibutuhkan adalah alkohol, asam laktat dan isolate A.
4.2.3. Karakterisasi Yeast
4.2.3.1 Pengamatan Makroskospis
Alat yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah jarum ose, kaca objek,
lampu spiritus dan mikroskop. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah alcohol,
isolat A, media YMEA (Yeast Malt Extract Agar) dan yeast.
4.2.3.2 Pengamatan Mikroskopis
Alat yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah glass objek, jarum ose,
lampu spirtus dan mikroskop. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah alcohol,
cat methylene blue dan yeast.

4.3. Cara Kerja


4.3.1. Karakteristik Kultur Bakteri
4.3.1.1 Morfologi Koloni Bakteri dalam Media Agar dan Media Cair
Diinokulasikan medium nutrien agar tegak secara asptik dengan biakan
bakteri dengan menggunakan jarum inokulasi, ditusuk sampai dalam medium.
Diinokulasikan medium nutrien agar miring dengan jarum inokulasi membentuk
goresan yang lurus. Diinokulasikan medium nutrien cair secara aseptik
menggunakan jarum ose. Membuat biakan bakteri secara taburan, dicairkan
medium nutrien agar dan harus didinginkan dengan suhu 50 ºC. Diinokulasi
dengan biakan bakteri secara aseptik, tabung digojog dan dituangkan dalam
petridish. Membuat biakan bakteri secara goresan, dicairkan medium agar dan
harus didinginkan dengan suhu 50 ºC. Dituangkan dalam petridish. Medium yang
telah membeku diinokulasi dengan menggoreskan jarum ose yang telah ada
bakterinya. Setelah itu diinkubasi pada suhu kamar selama 48 jam.
4.3.1.2 Cara Pengamatan
Digambar dan diberi keterangan medium nutrien agar tegak dengan bekas
tusukan berbentuk filiform, echinulate, bead, vilous, rhizoid atau arborescent.
Digambar dan diberi keterangan medium nutren agar miring dengan bekas
goresan berbentuk filiform, echinulate, effuse, beaded, spreading, plumose,
rhizoid, atau arborescent. Digambar dan diberi keterangan medium nutrien cair
sifat- sifat koloninya, berserabut, bercincin, berkulit dan berselaput. Digambar dan
diberi keterangan medium agar secara taburan dan goresan diberi keterangan
warna, tepian, elevasi dan warna.
4.3.1.3 Morfologi Sel Bakteri
4.3.1.3.1 Pewarnaan Gram
Disiapkan alat dan bahan serta area kerja disterilkan menggunakan
alkohol dan lampu spiritus dinyalakan, dibersihkan glass objek dengan
menggunakan alkohol dan difiksasi diatas nyala api lampu spiritus. Diberi tanda
lingkaran pada bagian bawahnya menggunakan spidol untuk meletakkan isolat
bakteri. Diambil bakteri A menggunakan ose, diletakkan diatas glass objek pada
lingkaran yang telah dibuat secara aseptis, dan difiksasi. Diteteskan 1 tetes cat
gram A (Kristal Violet) pada lingkaran tersebut, didiamkan selama 1 menit dan
dicuci dengan akuades mengalir dan dikeringanginkan. Diteteskan cat gram B
pada bagian yang sama, didiamkan selama ± 1 menit dan dicuci dengan akuades
mengalir dan dikeringanginkan. Diberi cat gram C pada bagian yang sama,
didiamkan selama 30 detik dan dicuci dengan akuades mengalir dan
dikeringanginkan. Diteteskan cat gram D (Safranin), didiamkan selama ± 45 detik,
dibilas dengan akuades mengalir dan dikeringanginkan. Diamati dibawah
mikroskop bentuk sel, dan warna sel bakteri (sifat bakterinya).
4.3.1.3.2 Pewarnaan Spora
Disiapkan alat dan bahan serta area kerja disterilkan menggunakan
alkohol dan lampu spiritus dinyalakan. Dibersihkan kaca objek menggunakan
alkohol dan dikeringkan. Diambil bakteri A dengan menggunakan ose secara
aseptis. Diletakkan isolat yang diperoleh pada kaca objek juga secara aseptis.
Ditetesi 1 tetes malachite green ke kaca objek yang telah terdapat isolat tersebut.
Diletakkan di atas penangas air yang mendidih dan didiamkan selama 5 menit.
Jika bagian pinggir mulai mengering, ditambahkan lagi malachite green. Setelah 5
menit diangkat, setelah dingin kaca objek dibilas dengan akuades mengalir.
Ditetesi dengan safranin sebagai counterstain, didiamkan selama 45 detik. Dicuci
dengan akuades mengalir dan dikeringanginkan. Diamati di bawah mikroskop
adakah terbentuk spora atau tidak.
4.3.2. Karakteristik Kultur Jamur
4.3.2.1 Morfologi Koloni Jamur (Pengamatan Makroskopis)
Disiapkan alat dan bahan disiapkan serta area kerja dibersihkan/disterilkan
menggunakan alkohol dan lampu spiritus dinyalakan. Diambil isolat A dengan
menggunakan jarum ose yang telah diberi alkohol dan dibakar, dengan posisi
mendatar secara aseptis. Kemudian isolat yang diperoleh lalu ditotolkan ke dalam
cawan petri yang telah berisi medium PDA secara aseptls. Diinkubasi selama 5-7
hari. Diamati morfologi koloni jamur yang terbentuk. Diamati morfologi
makroskopis jamur, yaitu bentuk koloni, bentuk permukaan koloni, elevasi,
pinggiran koloni, ada tidaknya lingkaran-lingkaran konsentris, garis radial dan
diameter koloni.
4.3.2.2 Morfologi Jamur (Pengamatan Mikroskopis)
Disiapkan alat dan bahan serta area kerja dibersihkan/disterilkan
menggunakan alkohol dan lampu spiritus dinyalakan. Dibersihkan kaca objek
menggunakan alkohol. Diambil isolat A menggunakan jarum dan diletakkan di
kaca objek yang telah ditetesi dengan 2-3 tetes asam laktat (dapat juga
menggunakan asam laktat-trypan blue). Untuk jamur yang memproduksi spora
kering dalam jumlah melimpah, pada asam laktat dalam kaca objek ditambah 1
tetes kecil alkohol. Diurai hifa jamur dan kemudian ditutup dengan cover glass.
Diamati morfologi koloni jamur secara mikroskopis dengan menggunakan
mikroskop.
4.3.3. Morfologi Yeast
4.3.3.1 Pengamatan Makroskopis
Disiapkan alat dan bahan, dibersihkan atau disterilkan seluruh area kerja
dengan menggunakan lampu spiritus dan alcohol. Diambil isolate A dengan jarum
ose yang telah diberi alcohol dan dibakar dengan posisi mendatar secara aseptis.
Ditumbuhkan yeast kedalam media YMEA (Yeast Malt Extract Agar). Diamati
koloninya berupa bentuk koloni, warna, permukaan, tepi koloni dan elevasi.
4.3.3.2 Pengamatan Mikroskopis
Disiapkan alat dan bahan, dibersihkan atau disterilkan seluruh area kerja
dengan menggunakan lampu spiritus dan alcohol. Diambil koloni yeast dengan
menggunakan jarum ose dan diletakkan di glass objek. Di fiksasi dan diberi cat
methylene blue selama setengah sampai 2 menit. Dibilas cat dan dicuci preparat
pada air mengalir. Dikeringkan dalam udara kamar. Diperiksa dibawah mikroskop
dengan perbesaran tertentu. Diamati dengan menggunakan mikroskop morfologi
sel yeast secara mikroskospis.

Anda mungkin juga menyukai