A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dala
m berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam me
nempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentan
g ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan k
emanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomen
a dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian y
ang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abst
rak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara man
diri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Problem Base Learning (PBL) dengan menggali
informasi dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah in
formasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangs
ung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan bertangg
ung jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi sara
n dan kritik, serta dapat menyimpulkan tentang korosi (faktor-faktor yang memp
engaruhi terjadinya korosi dan cara untuk mencegah terjadinya korosi) serta
manyajikan bukti hasil diskusi kelompok tentang faktor-faktor yang mempengar
uhi terjadinya korosi dan cara untuk mencegah terjadinya korosi.
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Korosi
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi
3. Pencegahan korosi
E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Diskusi, tanya jawab dan penugasan
3. Model : Problem Base Learning (PBL)
G. Sumber Belajar
Buku Kimia Siawa Kelas XII kurikulum 2013
Buku referensi yang relevan
Gambar
Audiovisual
Lingkugan sekitar
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Model Kegiatan Pembelajaran
WAKTU
Pembelajaran Guru Peserta Didik
Pendahuluan
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian :
a. Penilaian Sikap
b. Penilaian Pengetahuan
c. Penilaian Keterampilan
2. Bentuk Penilaian :
a. Observasi : Lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : Uraian Soal
c. Unjuk kerja : Lembar penilaian presentasi
Kunci Jawaban
Skor
No Soal Kunci jawaban
/ nilai
Pengkaratan atau korosi adalah proses bereaksinya senyawa
logam dengan oksigen (reaksi oksidasi), sehingga
Apa yang menjadi factor mudah
1 membentuk senyawa oksida logam atau karat. Faktor 10
atau sulitnya suatu besi untuk
penyebab korosi yaitu, air dan kelembaban udara, oksigen,
berkarat
hidrogen, dan arus listrik
Jika diketahui larutan A, B, C, D Jawban adalah A karena dalam reaksi perkaratan perkaratan
1. Konsentrasi H O dan O
2 2
dan E berturut-turut mempunyai pH ion H+ adalah spesi yang bertindak sebagai katalis, jadi
Dalam kondisi kelembaban yang lebih tinggi, besi akan lebih
= 4, 6, 7, 8 dan 9, manakah dari semakin kecil pH maka semakin banyak mengandung ion
5 cepat berkarat. Selain itu, dalam air yang kadar oksigen 20
larutan tersebut yang paling cepat H+
terlarutnya lebih tinggi, perkaratan juga akan lebih cepat.
menyebabkan perkaratan pada besi?
Hal ini sebagaimana air dan oksigen masing-masing
Berikan alasannya
berperan sebagai medium terjadinya korosi dan agen
Perhatikan gambar proses korosi Pada gambar No 4, Minyak tidak menyebabkan korosi pada
pengoksidasi besi.
berikut! paku, karena minyak memiliki tingkat kerapatan yang tinggi
Jelaskan Faktor-faktor yang berasal 2. pH
sehingga minyak mampu melindungi besi dari oksigen dan
2 dari lingkungan yang dapat Pada suasana yang lebih asam, pH < 7, reaksi korosi besi 20
6 udara yang merupakan faktor dari penyebab korosi sehingga 20
menyebabkan terjadinya korosi akan lebih cepat, sebagaimana reaksi reduksi oksigen dalam
korosi tidak terjadi.
suasana asam lebih spontan yang ditandai dengan potensial
Proses korosi yang berlangsung
reduksinya lebih besar dibanding dalam suasana netral
paling lambat adalah
ataupun basa.
4. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini
sebagaimana laju reaksi kimia meningkat seiring
bertambahnya suhu.
Karat merupakan hasil korosi, yaitu oksidasi suatu logam.
Besi yang mengalami korosi membentuk karat dengan
rumus Fe2O3.xH2O. Korosi atau proses pengaratan
merupakan proses elektro kimia. Pada proses pengaratan,
Dalam proses perkaratan besi, besi
3 bertindak sebagai dan tuliskan besi (Fe) bertindak sebagai pereduksi dan oksigen (O 2) yang 20
reaksinya terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi.
Persamaan reaksi pembentukan karat sebagai berikut:
LAMPIRAN :
1. Bahan ajar
2. Lembar diskusi peserta didik (LKPD)
LAMPIRAN 1 :
Bahan Ajar :
Proses perkaratan logam lebih dikenal dengan istilah korosi. Korosi adalah proses rusaknya loga
m akibat logam tersebut berubah menjadi senyawa lain melalui reaksi redoks dengan lingkungannya, sehi
ngga nilai fungsi serta estetikanya tidak sesuai harapan. Istilah perkaratan lebih dikhususkan untuk logam
besi yang mengalami korosi. Peralatan yang terbuat dari besi jika mengalami perkaratan akan menjadi tid
ak kuat, karena senyawa karat besi bersifat rapuh dan warna yang tidak menarik.
potensial sel bernilai positif yaitu +0,84 V menjelaskan bahwa perkaratan besi terjadi secara spontan.
Kemudian Fe2+ akan mengalami oksidasi lebih lanjut sedemikian rupa sehingga menjadi karat besi 2Fe2
O3.nH2O. Menurut reaksi:
Fe2+(aq) + ½ O2(g) + (2+n)H2O(l) → Fe2O3.nH2O (s) + 4H+ (aq)
Ion H+ dalam reaksi tersebut terbentuk kembali dalam hasil akhir reaksi menunjukkan bahwa ion tersebu
t merupakan katalis dalam proses perkaratan untuk lebih jelasnya perhatikan reaksi berikut:
Fe2O3.nH2O merupakan senyawa oksida besi yang berwarna coklat kemerahan dan bersifat rapuh.
L. Permukaan logam
Permukaan logam yang lebih kasar akan menimbulkan beda potensial dan memiliki kecenderung
an untuk menjadi anode yang terkorosi. Permukaan logam yang kasar cenderung mengalami korosi.
Pencegahan Korosi
Terdapat beberapa cara untuk mencegah korosi pada besi dan baja agar tetap terlihat indah dan menarik.
1. Pengecatan
Pengecatan merupakan salah satu cara mencegah korosi yang mudah untuk dilakukan. Dengan
mengecat besi baja, kita bisa menghindarkan kontak langsung besi dengan lingkungan. Hal tersebut
dapat mencegah terjadinya kontak langsung dan juga oksidasi pada besi baja sehingga tidak akan te
rjadi korosi. Selain untuk melindungi dari korosi, pengecatan juga akan menambah keindahan terse
ndiri pada barang yang berbahan besi.
Cara mencegah korosi selanjutnya yaitu dengan pelumuran oli atau gemuk. Pelapisan besi baja
dengan menggunakan oli atau gemuk ini bisa dilakukan untuk bahan-bahan yang tidak berhubunga
n dengan estetika karena akan merusak pemandangan.
Besi dan baja cukup banyak digunakan untuk oleh beberapa orang. Hal ini disebabkan karena k
emampuan pertahanannya yang cukup tinggi. Cara mencegah korosi selanjutnya yakni bisa menggu
nakan pembalutan dengan plastik. Pencegahan korosi pada besi baja dengan menggunakan plastik i
ni merupakan ide yang sangat cocok untuk pelapisan bahan-bahan besi baja yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari dan membutuhkan unsur estetika atau keindahan.
4. Tin Plating
Tin plating merupakan cara mencegah korosi selanjutnya yang bisa untuk digunakan. Tin plati
ng merupakan sebuah proses elektrolisis yang dilakukan untuk menghindarkan bahan dari kerusaka
n. Bahan yang bisa di lindungi dengan menggunakan proses ini adalah bahan-bahan besi serta besi
baja dan juga bahan-bahan yang tidak terbuat dari besi. Tin plating memang sangat bermanfaat untu
k melindungi barang berbahan besi yang mudah mengalami korosi.
LAMPIRAN 2 :
I. KOMPETENSI DASAR
3.5 Menganalisis faktor-faktor yang memperngaruhi terjadinya korosi
4.5 Mengajukan ide/gagasan untuk mencegah atau mengatasi terjadinya korosi
II. INDIKATOR
KD 3.5
3.5.1 Menyimpulkan proses terjadinya korosi
3.5.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi mel
alui gambar / video dengan diskusi kelompok
3.5.3 Menyimpulkan cara dalam mencegah dan mengatasi terjadinya korosi
KD 4.5
4.5.1 Melakukan percobaan korosi untuk mengetahui perkaratan dengan cara
mengamati video melalui Peardeck & YouTube
4.5.2 Mengemukakan ide atau gagasan cara mencegah/mengatasi terjadinya ko
rosi melalui diskusi kelompok dan presentasi.
Pencegahan Korosi
1. Pengecatan
2. Pelumasan dengan oli/gemuk
3. Pembalutan dengan plastik
4. Tin plating
IV. MASALAH
Mengapa Logam mengalami perkaratan dan faktor apa saja yang
memperngaruhinya serta bagaimana cara mengatasinya?
V. KEGIATAN
Menganalisis video percobaan (https://youtu.be/IkxP6tVfzZI) dan mengerjakan soal-
soal dibawah ini
Keterangan :
B : Berkarat
TB : Tidak Berkarat
VII. PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan Korosi?
Jawab :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
................................................................
VIII. KESIMPULAN
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...................