Anda di halaman 1dari 7

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS


GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN
SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Salsa Adesa Fitri Rahmawat 1, Ngadiyono2


1
Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Yogyakarta
2
Pendidika1n Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Yogyakarta
1
e-mail: Salsaadesa.2020@student.uny.ac.id
2
e-mail: Ngadiyono@uny.ac.id

ABSTRAK
Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas seringkali terdapat beberapa
pemasalahan mengenai keaktifan siswa dalam pembelajaran contohnya
masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan pada saat guru
menyampaikan materi, terlebih lagi pada mata pelajaran ekonomi yang
sering dianggap membosankan dan membuat kantuk. Oleh karena itu,
guru harus mampu menentukan metode pembelajaran yang tepat. Salah
satunya yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT). Adapun tujuan dilakukannnya penelitian ini yaitu
untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran ekonomi
dengan menggunakan penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian
menunjukan bahwa metode TGT dapar meningkatkan keaktifan siswa
dalam belajar dibuktikan dengan siswa yang sebelumnya pasif menjadi
lebih aktif dan antusiasi dalam pembelajaran ekonomi.
Kata kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Metode Pembelajaran,
Pembelajaran kooperatif, Teams Games Tournament (TGT), Keaktifan
siswa

ABSTRACT
In implementing classroom learning, there are often several problems
regarding students' activeness in learning, for example there are still
students who do not pay attention when the teacher delivers the
material, especially in economics subjects which are often considered
boring and make you sleepy. Therefore, teachers must be able to
determine appropriate learning methods. One of them is the Teams
Games Tournament (TGT) type cooperative learning method. The aim
of this research is to increase student activity in learning economics by
using classroom action research. The research results show that the
TGT method can increase student activity in learning, as evidenced by
students who were previously passive becoming more active and
enthusiastic in learning economics.
Keywords: Classroom Action Research, Learning Methods,
Cooperative Learning, Teams Games Tournament (TGT), Student
Activeness
2

PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi pada era saat ini sangat
berpengaruh terhadap sistem pendidikan salah satunya perubahan kurikulum yang
sering terjadi mengikuti perkembangan zaman. Adanya perubahan kurikulum
tentunya menuntut semua elemen dalam pendidikan harus beradaptasi lagi dengan
kurikulum terbaru. Saat ini, kurikulum yang diberlakukan oleh pemerintah adalah
kurikulum Merdeka. Namun, kenyataannya pada beberapa sekolah masih ada
yang menggunakan kurikulum 2013. Walaupun terlihat berbeda, tetapi
kesamaannya terletak pada keaktifan siswa dalam belajar. Salah satu kunci
keberhasilan pada kurikulum Merdeka dan kurikulum 2013 yaitu keaktifan siswa
dalam belajar. Sebagaimana yang dijelaskan oleh (Zain, 2001) keaktifan yaitu
kegiatan atau kesibukan yang dilakukan seseorang, sedangkan belajar yaitu usaha
menguasai materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan untuk
membentuk kepribadian seutuhnya. Selain itu, Sardiman dalam (Alawiyah, 2023)
menjelaskan bahwa keaktifan belajar siswa merupakan kegiatan untuk menguasai
materi ilmu pengetahuan agar terbentuknya kepribadian seutuhnya. Oleh karena
itu, pendidik harus bisa menumbuhkan kreativitas dalam mencari ilmu dan
menetapkan strategi metode pembelajaran untuk mengaktifkan siswa.
Menurut (Hariyanto, 2019) pembelajaran akan berhasil jika dalam
pembelajaran tersebut guru mampu menggunakan metode pembelajaran yang
tepat. Metode pembelajaran yang tepat yaitu metode pembelajaran yang dapat
menarik minat dan gairah siswa dalam belajar, sehingga siswa aktif dan
memperhatikan dalam proses pembelajaran. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
(Hamalik, 2005) dalam proses pembelajaran dibutuhkan keaktifan siswa untuk
mencapai hasil belajar yang diinginkan, karena tanpa adanya keaktifan siswa
proses belajar tidak akan terjadi. Dengan kata lain, belajar adalah berbuat, tidak
belajar jika tidak ada keaktifan siswa. Selain itu, kegiatan pembelajaran juga
sangat dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hal ini
berarti, masing- masing model pembelajaran memiliki karakteristiknya sendiri
yang dapat berpengaruh terhadap suasana pembelajaran di kelas, salah satunya
keaktifan siswa dalam belajar. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa keaktifan
siswa dalam pembelajaaran merupakan komponen yang sangat penting dan salah
satu faktos untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.
Berdasarkan studi pendahuluan melalui kegiatan observasi yang dilakukan
oleh peniliti terdapat beberapa permasalahan mengenai keaktifan siswa dalam
pembelajaran diantaranya masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan pada
saat guru menyampaikan materi, jika diberikan tugas hanya sebagian siswa yang
mengumpulkan sesuai dengan deadline yang diberikan dan sebagiannya menyusul
bahkan melihat hasil kerja punya teman, siswa kurang terlibat langsung dalam
pembelajaran yang mengakibatan hasil belajarnya belum maksimal atau tidak
mencapai kriteria ketuntasan minimal.
Menyikapi permaslahan tersebut, tentunya guru harus mampu dalam
menentukan metode pembelajaran yang dapat mengondisikan keaktifan siswa.
Adapun salah satu metode pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi lebih
aktif yaitu metode pembelajaran kooperatif (Slavin, 2016) yang diperkuat oleh
penjelasan milik (Yatim, 2009) bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran yang dirancang untuk membelajarakan penguasaan akademik,
sekaligus keterampilan interpersonal.
3

Berdasarkan permasaahan diatas, peneliti memahami bahwa pemilihan metode


pembelajaran yang tepat dapat mengatasi masalah tersebut, maka metode
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dipandang cukup
relevan untuk mengatasi permasalahan diatas. Pembelajaran kooperatif Teams
Games Tournament (TGT) merupakan salah satu jenis pembelajaran kooperatif
yang menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang beranggotakan empat
sampai lima orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin,dan suku atau
ras yang berbeda. Kemudian, proses pembelajaran Teams Games Tournament
diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, diskusi
kelompok, kegiatan turnamen kelompok , dan diakhiri dengan penghargaan dan
hukuman bagi kelompok.
Model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) dapat
membantu siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Karena dengan
adanya games membuat siswa bersemangat untuk memahami, menemukan dan
menyelesaikan permasalahan dalam proses pembelajaran, serta memberikan
kebebasan kepada siswa untuk berinteraksi dan menyampaikan pendapatnya
untuk memecahkan permasalahan dalam proses pembelajaran. Siswa berinteraksi
secara bebas dan menggunakan pendapat mereka untuk memahami apa yang
mereka pelajari. Selain itu, selama proses pembelajaran, siswa dapat belajar
bagaimana bekerja sama dengan sekelompoknya untuk mencapai kegiatan belajar
yang baik. Siswa juga belajar menghargai pendapat teman kelompoknya guna
meningkatkan kebaikan, kepekaan, dan toleransi antara siswa dengan siswa dan
antara siswa dengan guru. Dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar siswa
tidak hanya dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan guru, tetapi
motivasi dan pemahaman siswa juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar secara
positif (Slavin, 2016)
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilalukan oleh (Nadaa Cintya
Paramita, Harlita, Dewi Puspita Sari, 2019) menyatakan bahawa model
pembelajaran Teams Games Tournament berpengaruh signifikan terhadap
keaktifan belajar siswa, dengan judul pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe TGT dengan media puzzle untuk meningkatkan keaktifan siswa SMA kelas
XI. Selain itu, hasil penelitian lain (Elektro., 2021) juga menyatakan bahwa model
pembelajaran TGT berpenagruh terhadap hasil belajar peserta didik kelas Teknik
Instalasi Tenaga Listrik SMKN 2 Sigli.

KAJIAN TEORI
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran yang
bersumber dari teori-teori psikologi pendidikan dan teori pembelajaran dan
dikembangkan berdasarkan analisis implementasi kurikulum dan dampaknya
terhadap tataran operasional di kelas. Terdapat banyak model pembelajaran yang
dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Namun, pada dasarnya berbagai
model pembelajaran yang akan digunakan bertujuan untuk memperoleh
efektivitas belajar siswa. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual
yang merancang dan menggambarkan pendekatan pembelajaran yang sistematis
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap model pembelajaran tentunya
memiliki karakteristik dan langkah pelaksanaannya masing-masing. Sebelum
memutuskan untuk menggunakan model pembelajaran yang dipilih, guru
perlu benar-benar
4

memahami model pembelajaran yang dipilih, baik secara teoritis maupun teknis.
Hal ini untuk memudahkan guru melaksanakan pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dengan
pengelompokan kecil antara dua hingga enam orang. Secara konsep, model
pembelajaran kooperatif berbeda dengan model pembelajaran lainnya karena
model pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada proses belajar secara
berkelompok, dialnjutkan dengan proses penilaian tidak hanya pada hasil belajar,
penguasaan materi, tetapi pada proses kerja sama dalam kelompok Pada model
pembelajaran ini, guru tidak lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi
sebagai perantara ke arah pemahamana yang lebih tinggi dengan catatan siswa
sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus
membangun pengetahuan dalam pikirannya. Sedangkan siswa memiliki
kesempatan untuk dapat mengeluarkan ide-idenya. Bahkan, dalam pembelajaran
kooperatif proses pembelajaran tidak harus dari guru ke siswa, tetapi sesama
siswa dapat saling membantu seperti tutor sebaya. Dalam (Mahayasa, 2023)
dijelaskan bahwa Model pembelajaran kooperatif terdiri dari empat pendekatan
yaitu STAD (Student Teams Achievement Division) , Jigsaw, IK (Investigasi
Kelompok), dan pendekatan struktural. Adapun pendekatan structural terdiri dari
dua tipe yaitu tipe Think Pair Share dan tipe Numbered Heads Together(NHT).
Selain itu, ada juga model kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament).
Tipe Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang dapat diimplementasikan dengan melibatkan
seluruh akativitas siswa tanpa ada perbedaan status sosial. Model pembelajaran
Teams Games Tournament (TGT) dikembangkan oleh David De Vried dan Keath
Edward. Secara konsep, model pembelajaran ini merupakan model penggabungan
pembelajaran kelompok diskusi dengan permainan dalam kelas. Dalam model
pembelajaran ini, siswa diajak untuk aktif selama proses pembelajaran. Dengan
adanya games dalam pembelajaran, siswa akan merasakan suasana pembelajaran
lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat maksimal. Dalam model
pembelajaran ini, siswa memainkan peraminana dengan angggota- anggota tim
lain untuk memperoleh rewards. Model pembelajran kooperatif TGT terdiri atas
empat komponen, diantaranya :
1. Presentasi kelas. Presentasi kelas merupakan pengajaran langsung,
termasuk diskusi yang dipimpin guru dan penggunaan media audiovisual.
Presentasi kelas harus fokus pada unit TGT. Pastikan siswa
memperhatikan materi yang disampaikan. Ini berguna saat memainkan
permainan turnamen.
2. Tim. Pembagian tim terdiri dari tiga sampai tujuh orang siswa.. Siswa
belajar bersama dalam tim, memastikan setiap anggota kelompok siap
untuk bermain dan bersaing dalam games. Skor turnamen yang diraih
masing- masing individu berkontribusi pada skor grup itu tergantung dari
keberhasilan setiap anggota tim. Pembelajaran tim biasanya terdiri dari
mendiskusikan masalah, membandingkan jawaban, dan melakukan koreksi
untuk setiap anggota.
3. Games (permainan). Permainan di dalam permainan didasarkan pada
materi yang berkaitan dengan materi yang disampaikan guru dalam
presentasi kelas. Tujuan permainan ini adalah untuk menguji pengetahuan
yang diperoleh siswa saat guru menyajikan materi.
5

4. Turnamen. Turnamen adalah susunan beberapa permainan yang


dimainkan. Turnamen dilaksanakan setelah guru melakukan presentasi di
depan kelas dan kelompok melakukan kerja kelompok. Kegiatan turnamen
ini berlangsung pada akhir minggu atau akhir perkuliahan.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhartikan untuk menerapkan model
pembelajaran TGT diantaranya :
1. Pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari tiga sampai lima siswa.
2. Guru mempersiapkan pembelajaran dan menugaskan anggota kelompok
belajar untuk mengerjakan lembar kegiatan
3. Siswa memainkan permainan turnamen dengan keterampilan seragam.
4. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memenuhi kriteria
tertentu.
5. Siswa menyelesaikan kuis individu untuk menentukan tingkat
keberhasilan akademik mereka.

METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang mana
peniliti melakukan penelitian dalam kelas dengan menggunakan model
pembelajaran Team Games Tournament (TGT). Peneliti berperan sebagai
fasilitator pembelajaran dalam kelas dengan tujuan untuk meningkatkan keaktifan
siswa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran ekonomi. Subjek dari penilitian yaitu siswa yang terdaftat di kelas
XI IPS 1 MAN 1 Yogyakarta dengan jumlah 35 siswa yang terdiri atas 14 laki -
laki dan 21 perempuan. Objek penelitian ini yaitu keaktifan siswa kelas XI IPS 1
MAN 1 Yogyakarta dalam pembelajaran ekonomi tahun 2023/2024. Secara teori,
tidak ada yang menyebutkan penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus.
Akan tetapi, dengan mempertimbangkan cakupan materi yang akan dibelajarkan
dan waktu yang tersedia serta kemampuan peneliti sendiri. Metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian adalah metode observasi Dalam penelitian
ini, metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran ekonomi. Setelah data terkumpul, dilakukan
analisis data dengan metode deskriptif kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian pendahuluan, bahwa
penelitian model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament ini
bertujuan untuk meningkatkan kaeaktifan siswa kelas XI IPS 1 MAN 1
Yogyakarta pada pembelajaran ekonomi. Adapun novelty dalam penelitian Teams
Games Tournamet ini diterapkan pada materi bab 1 Badan usaha sub bab
manajemen bagian bidang- bidang manajemen yang secara keseluruhan akan
dijelaskan secara rinci dengan uraian deskripsi.
Dalam pelaksanaan model pembelajaran Teams Games Tournament ini,
peneliti menggunakan bantuan media berupa origami pertanyaan untuk games dan
tournamentnnya. Peneliti mengubah sedikit konsep dari Teams Games
Tournament pada pembelajaran ekonomi. Adapun komponen Teams Games
Tournament yang dilakukan oleh peniliti yaitu sebagai berikut :
1. Menentukan lima kelompok heterogen yang terdiri atas tujuh orang beserta
pembagian materinya. Materi yang akan dibahas yaitu terkait bidang-
6

bidang manajemen. Kelompok 1 mendapatkan materi manajemen


produksi, kelompok 2 manajemen keuangan, kelompok 3 manajemen
personalia, kelompok 4 manajemen administrasi, dan kelompok 5
manajemen pemasaran.
2. Setelah seluruh siswa mendapatakan kelompoknya, setiap kelompok maju
ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan harus saling
menyimak karena bahan presentasi dari setiap kelompok akan menjadi
games sekaligus turnamen. Pembagian kelompok materi sama dengan
pembagian tim untuk games.
3. Selanjutnya, setelah seluruh kelompok selesai mempresntasikan hasil
diskusinya, guru menjelaskan mekanisme dari games dan tournament yang
akan dilasksankan sembari setiap kelompok diberi waktu untuk membaca
atau merewview materi yang telah dipresentasikan.
4. Dalam games dan turnamen, guru menggunakan bantuan media origami
pertanyaan. Adapun mekanisme dari games dan tournament yang
dilakukan yaitu :
a. Guru memberikan barang (spidol atau boneka kecil) untuk diestafet
ke setiap siswa di kelas
b. Selama barang diestafet, guru menyetel musik lalu
memberhentikan musik ditengah keseruan estafet barang
c. Siswa yang mendapatkan barang ketika musik diberhentikan maju
ke depan untuk mengambil nomor yang diacak
d. Misalkan, jika nomor yang didapatkan adalah nomor 4, berarti
siswa mengambil pertayaan di kotak nomor 4 pada origami
pertanyaan dan menyebutkan pertanyaannya secara kencang agar
diketahui semua kelompok . ( Setiap nomor memiliki pertanyaan
yang berbeda)
e. Siswa dan kelompoknya yang mendapatkan pertanyaan diberi
waktu 30 detik untuk menjawab, jika benar mendapatkan rewards
dan jika salah mendapatkan punishment berdasarkan kesepakatan
kelas.
Pelaksanaan model pembelajaran TGT pada mata pelajaran ekonomi kelas XI
IPS 1 MAN 1 Yogyakarta berjalan dengan baik dan dapat terlihat bahwa para
siswa yang sebelumnya pasif menjadi lebih aktif membantu kelompoknya
karena adanya kompetitif di dalam kelas. Pada pelaksanaannya terdapat dua
kelompok yang mendapatkan rewards dan satu kelompok yang mendapatkan
punishment. Adapaun punishment berdasarkan kesepakatan kelas XI IPS 1
yaitu bernyanyi sekelompok di depan kelas. Sedangkan rewards yang
didapatkan yaitu sebuah gift kecil untuk setiap kelompok yang menjawab
pertnayaan dengan benar.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil peneltian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran TGT pada pembelajaran ekonomi dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar dibuktikan dengan siswa yang
sebelumnya pasif menjadi aktif dalam pembelajaran karena adanya kompetitif
dalam kelas. Selain itu, penggunaan model pembelajra TGT juga membuat
siswa sebagian besar merespon sangat baik terhadap pembelajaran ekonomi.
Pembelajaran ekonomi yang biasanya dianggap membosankan dan membuat
7

kantuk menjadi lebih menyenangkan dan seru, bahkan seluruh siswa antusias
dan ikut terlibat aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan simpulan di atas dan kondisi selama penelitian, peneliti dapat
memberikan saran bahwasanya model ini sangat baik dan bisa menjadi
rekomendasi jika guru ingin meningkarkan keaktifan siswa daam belajar.
Hasil penelitian ini mengonfirmasi penelitian sebelumnya bahwa model
TGT memiliki pengaruh terhadap keaktifan siswa dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah, A., Sukron, J., & Firdaus, M. A. (2023). Penerapan Model


Pembelajaran Kooperatif Times Games Tournament untuk Meningkatkan
Keaktifan Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Fitrah: Journal of Islamic Education,4(1), 69.
http://jurnal.staisumatera-
medan.ac.id/fitrah82.https://doi.org/10.53802/fitrah.v4i1.188
Elektro, J. E., Setiawan, Z., & Lastya, H. A. (2021). Penerapan TGT ( Team
Games Tournament ) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik di
Kelas X Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMKN 2 Sigli. 05(2), 131–137.
Hamalik, O. (2005). Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara.
Hariyanto, A. (2019). Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) &
Jigsaw Melalui Pendekatan Saintifik. CV. Budi Utama.
Mahayasa, I. D. M. (2023). Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VI Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games Tournament. Indonesian Journal of
Instruction, 4(2), 85–92. https://doi.org/10.23887/iji.v4i2.60888
Nadaa Cintya Paramita, Harlita, Dewi Puspita Sari, D. widowati. (2019).
Penerapan Model Pembelajaran KooPeratif Games Tournament (TGT)
Dengan Media Puzzle untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa SMA
Kelas XI Pada Materi jaringan Tumbuhan. Jurnal Pendidikan Biologi, 1–4.
Slavin, R. E. (2016). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik (P. N.
Yusron (ed.)). Nusa Media.
Yatim, R. (2009). Paradigma Baru Pembelajaran sebagai referensi bagi pendidik
dalam implementasi Pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Kencana.
Zain., B. &. (2001). Kamus Umum Bahasa Indonesia. PT Intergrafika.

Anda mungkin juga menyukai