Anda di halaman 1dari 5

FILUM NEMATHELMINTHES

ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN

Disusun Oleh:
Fajar Nurhuda CAA 116 053
Fatmawati CAA 116 O21
Novita CAA 116 057
Toman CAA 114 019
Yolanda Fitria Desya CAA 116 069

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2017
FILUM NEMATHELMINTHES
1. Pengertian Nemathelminthes
Nemathelminthes berasal dari kata nematos yang berari benang dan helminthes
yang berarti cacing. Merupakan golongan cacing yang menyerupai tali, karena
Nematoda berbentuk seperti cacing kecil. Filum ini merupakan salah satu filum yang
beranggotakan terbanyak (sekitar 80.000 spesies, 15.000 diantaranya merupakan
parasit). Contohnya adalah cacing tambang. Nematoda termasuk dalam kerajaan
hewan, dan speciesnya bersifat parasit pada tumbuhan, berukuran sangat kecil yaitu
antara 300 - 1000 mikron, panjangnya sampai 4 mm dan lebar 15 - 35 mikron. Karena
ukurannya yang sangat kecil ini menyebabkan hewan ini tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang oleh karena itu hanya bisa dilihat dengan mikroskop.

2. Struktur Tubuh Nemathelminthes


Nemathelmintes memiliki tubuh bulat panjang yang meruncing pada kedua
ujungnya. Tubuh mereka termasuk ke dalam bilateral simetris (apabila dipotong
menjadi dua bagian, maka bagian kiri dan kanan sama). Nemathelminthes tubuhnya
tidak bersegmen dan kelompok ini sudah memiliki rongga tubuh yang disebut
pseudoselomata (rongga tubuh semu). Tubuhnya terdiri dari tiga lapisan utama yaitu
lapisan terluar (ectoderm), lapisan tengah (mesoderm) dan lapisan dalam (endoderm).
Lapisan luar dari tubuh cacing ini tidak berwarna, licin dan dilindungi oleh kutikula
(lapisan luar bukan sel yang berara diatas lapisan epidermis). Kutikula ini berfungsi
untuk melindungi tubuh dari enzim yang dihasilkan oleh inangnya.
Nemathelminthes umumnya berukuran mikroskopis, meskipun ada yang panjang
nya sampai 1 meter. Individu betina berukuran lebih besar dari pada individu jantan.
Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung yang
meruncing. Nemathelminthes memiliki sistem percenaan yang lengkap terdiri dari
mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus
terdapat pada ujung posterior. Beberapa Nemathelminthes memiliki kait pada
mulutnya. Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan ke
seluruh tubuh melalui cairan pada pseudoselom. Nemathelminthes tidak memiliki
sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh. Organ
reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu berbeda.

3. Gejala Serangan Nemathelminthes


Nematoda yang menyebabkan penyakit dan kerusakan pada tanaman hampir
semuanya hidup didalam tanah, baik yang hidup bebas didalam tanah bagian luar akar
dan batang, didalam tanah bahkan ada beberapa parasit yang hidupnya bersifat
menetap didalam akar dan batang. Konsentrasi hidup nematoda lebih besar terdapat
didalam perakaran tumbuhan inang terutama disebabkan oleh laju reproduksinya
yang lebih cepat karena tersedianya makanan yang cukup dan tertariknya nematoda
oleh zat yang dilepaskan dalam rizosfir awalnya, telur-telur nematoda diletakan pada
akar - akar tumbuhan di dalam tanah. Telur akan berkembang menjadi larva dan
nematoda dewasa. Berkumpulnya populasi nematoda disekitar perakaran ini
mendorong nematoda menyerang akar dengan jalan menusuk dinding sel.
Nematoda dewasa terusmenerus bergerak tiap detik, tiap jam, tiap hari dan
menetap di sekitar akar, dalam gerakan - gerakan tersebut nematoda menggigit dan
menginjeksikan air ludah pada bagian akar tumbuhan, menyebabkan sel tumbuhan
menjadi rusak. Gejala kerusakan pada akar akibat gigitan nematoda ditandai dengan
adanya luka akar. Luka akar, ujung akar rusak dan akar akan membusuk apabila
infeksi nematoda tersebut disertai oleh bakteri dan jamur patogen. Gejala kerusakan
pada akar biasanya selalu diikuti oleh pertumbuhan tanaman yang lambat
dikarenakan terhambatnya penyerapan unsur hara oleh akar yang akhirnya terjadi
defisiensi hara seperti daun menguning, layu pada cuaca kering dan panas, sehingga
produktifitas dan kuantitas hasil panen menurun bahkan untuk tanaman-tanaman
tertentu mengakibatkan tanaman tidak dapat panen sama sekali, menurun dan
kualitasnya jelek.
4. Pengendalian Nemathelminthes
Manajemen hama dan penyakit, mencakup kegiatan-kegiatan pengendalian
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang dapat menyebabkan penurunan
produksi dan mutu, dengan memperhatikan aspek keamanan produk dan kelestarian
lingkungan serta sumber daya alam. Pengendalian OPT dilakukan dengan prinsip
Pengendalian Hama Penyakit Terpadu (PHT).
PHT dapat dilakukan dengan cara :
 Biologi, memanfaatkan peranan agens hayati seperti predator dan pathogen.
 Kultur teknis, dengan penanaman varietas toleran, pengaturan jarak tanam,
pengaturan drainase, pemupukan berimbang, penjarangan buah dll.
 Kimiawi, merupakan alternatif terakhir, dengan mempertimbangkan ambang
ekonomi.
 Pengendalian dengan Pestisida Hayati, pengendalian juga dapat menggunakan
pertisida hayati yang akrab lingkungan, disebut demikian karena bahan kimia
nabati ini dapat mudah terurai, dapat dibuat oleh petani karena bahan baku tersedia
disekitar lokasi, dan harga pembuatan yang terjangkau.
DAFTAR PUSTAKA

Andi. 2008. Hama dan Penyakit Tanaman/Pracaya.cet 11 jakarta: penebar swadaya.


Anonim, Hama dan Penyakit Pada Tanaman Kentang dan Pemberantasanya
(Jakarta lembaga Penelitian Hortikultura, Tt).
Samangun, H. 1994. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura Di Indonesia
(Yogyakarta: Gajahmada University Press).
Tukidjo, M. 1984, Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhanbagian dari Perlindungan
Tanaman.

Anda mungkin juga menyukai