Anda di halaman 1dari 18

PENUNTUN PRAKTIKUM

DASAR AGRONOMI

PENYUSUN:

Tim Pengasuh
Praktikum Dasar Agronomi
Kamillah, SP., MP. (Koordinator Praktikum)
Dr. Ir. Moch. Anwar, M.Si. (Koordinator Kelas A)
Ir. Syahrudin, MP. (Koordinator Kelas B)
Ir. Giyanto, MP.
Dr. Ir. Hery Redin, M.Si.
Ir. Timerasi Labat, M.Si.

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PS AGROTEKNOLOGI
2017
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan harus hadir 10 menit sebelum acara praktikum dilaksanakan.

2. Praktikan wajib mengikuti seluruh acara praktikum dengan bobot kehadiran


100%. Praktikan yang tidak dapat mengikuti acara praktikum karena suatu sebab
yang benar-benar tidak bisa dihindarkan, diwajibkan menyampaikan
permohonan izin secara tertulis kepada koordinator praktikum.

3. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum sebanyak 3 kali berturut-turut tanpa


alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dinyatakan mengundurkan diri (tidak
lulus praktikum).

4. Praktikan harus menjaga ketertiban dan kesopanan selama kegiatan praktikum


berlangsung.

5. Buku penuntun praktikum dan perlengkapan lain yang ditugaskan harus selalu
dibawa pada saat praktikum berlangsung.

6. Setelah kegiatan praktikum selesai, semua peralatan yang digunakan dalam acara
praktikum harus dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya semula secara
rapi kecuali diberikan instruksi lain.

7. Laporan praktikum dibuat dan dikumpulkan 1 minggu setelah materi praktikum


tersebut selesai dilaksanakan.

8. Hal-hal khusus yang belum tertulis dalam peraturan tata tertib ini akan
ditentukan kemudian.

ii
KATA PENGANTAR

Praktikum merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang sangat


penting, tujuannya agar mahasiswa dapat lebih memahami materi yang
diberikan pada saat perkuliahan. Praktikum bukanlah suatu formalitas, tapi
harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, agar manfaatnya dapat
dirasakan oleh mahasiswa.
Penuntun praktikum ini disusun sebagai pedoman kerja bagi mahasiswa
dalam melakukan kegiatan praktikum mata kuliah Dasar Agronomi. Materi
praktikum ini berkenaan dengan mengenal berbagai jenis tanaman dan gulma,
pengenalan sarana dan prasarana produksi pertanian, melakukan kegiatan
budidaya beberapa jenis tanaman dengan perbedaan dosis pupuk.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
mendukung terwujudnya buku penuntun praktikum Dasar Agronomi ini,
semoga penuntun praktikum ini bermanfaat bagi para mahasiswa dalam
penerapan teori yang telah mereka dapatkan.

Palangka Raya, September 2017

Tim Penyusun,

Kamillah

iii
DAFTAR ISI

Halaman

Tata Tertib Praktikum ............................................................................ ii

Kata Pengantar ..................................................................................... iii

Daftar Isi ............................................................................................. iv

I. Inventarisasi Tanaman dan Gulma .................................................. 1

II. Prasarana dan Sarana Produksi Pertanian ........................................ 3

III. Budidaya Tanaman dengan Aplikasi Jenis dan Dosis Pupuk Berbeda . 6

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 12

LAMPIRAN ........................................................................................... 13

iv
I. INVENTARISASI TANAMAN DAN GULMA

1. Dasar Teori
Tanaman adalah tumbuhan yang dbudidayakan untuk kepentingan
manusia, sedangkan gulma adalah tumbuhan yang tidak diinginkan
keberadaannya dalam areal pertumbuhan tertentu. Sehingga dengan kata lain
gulma adalah tumbuhan yang mengganggu pertumbuhan tanaman utama.
Pada kegiatan praktikum ini, setiap kelompok praktikan (3 orang) akan
menginventarisasi tanaman dan jenis gulma yang terdapat dalam areal
pertanaman tersebut. Setiap kelompok akan mengamati tanaman dan gulma
yang terdapat dalam areal yang sudah ditentukan dengan ukuran 50 cm x 50
cm.

2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa/praktikan dapat:
- mengenal tanaman dan gulma yang ditemukan dari nama lokal, nama
umum dan nama ilmiahnya
- membedakan tanaman dan gulma (tumbuhan pengganggu)

3. Bahan dan Alat


Bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan praktikum ini disajikan
dalam Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan alat


Bahan Alat
1. 250 cm tali rapia 1. Jangka sorong
2. ranting kecil panjang 30 cm (4 batang) 2. buku catatan dan alat tulis
3. Tumbuhan dalam petak contoh 3. Kamera

4. Cara Kerja:
Prosedur atau cara kerja kegiatan praktikum
1. Siapkan semua bahan dan alat, kemudian ukur areal pengamatan pada
tempat yang sudah ditentukan dengan bentuk bujur sangkar berukuran
panjang 50 cm dan lebar 50 cm. Tancapkan setiap ranting pada setiap
sudutnya, lalu beri batasan areal pengamatan anda menggunakan tali rapia.
2. Amati dengan teliti jenis tanaman dan gulma yang terdapat dalam areal
tersebut. Amati semua bagian dari tanaman tersebut seperti daun, batang,
bunga, buah dan bijinya. Dokumentasikan keseluruhan dan juga setiap
bagian dari tanaman dan gulma tersebut. Catat datanya pada tabel hasil
pengamatan yang tertera pada Tabel 2.
3. Identifikasi nama ilmiah tanaman tersebut dan telusuri hingga nama
familinya (Tabel 3).

5. Pengamatan
1. Catatlah hasil kegiatan praktikum ke dalam Tabel 2 dan Tabel 3 berikut:

Tabel 2. Hasil pengamatan tanaman dan gulma dalam ubinan 50 cm x 50 cm


Bagian Tumbuhan
No. Kategori* Nama Lokal 1
Daun Batang2 Bunga3 Buah4
1
2
3
Dst
Keterangan:
* = Sebutkan tanaman atau gulma
1
= hasil pengamatan pada daun, seperti daun tunggal atau majemuk, tepi daunnya seperti
apa, dan gambar bentuk daunnya
2
= hasil pengamatan pada batang, seperti berkayu, lunak, ukur diameternya
3
= hasil pengamatan bunga kalau ada bunganya, seperti bunga tunggal, bunga majemuk
dalam satu tangkai/inflorensia
4
= hasil pengamatan buah, kalau pas berbuah

Tabel 3. Nama tanaman/gulma yang ditemukan dalam ubinan 50 cm x 50 cm


Nama Tanaman/Gulma
No. Ilmiah Keterangan
Lokal /umum
Species Genus Famili
1.
2.
dst

2
II. PRASARANA DAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN

1. Dasar Teori
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2017) prasarana adalah
segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu
proses, sedangkan sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai
alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Prasarana pertanian dapat berupa
bangunan fisik (struktur), seperti bangunan penyedia air irigasi (dam, sumur
pompa), saluran irigasi dan drainase, serta jalan dan jembatan untuk
pengangkutan hasil dan saprodi pertanian. Sarana produksi pertanian (saprodi)
berupa alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan produksi pertanian.
Sarana produksi pertanian dapat dikelompokkan berdasarkan fungsinya
menjadi 2, yaitu alat dan bahan. Alat yaitu barang yang dapat digunakan
berulang-ulang pada berbagai tahap pelaksanaan kegiatan pertanian seperti:
alat pengolah tanah, alat tanam, alat pengedali OPT, dan alat panen. Bahan
yaitu barang yang diperlukan dalam proses produksi pertanian, dan sifat
penggunaannya habis pakai, misalnya: benih, pupuk, pestisida, zat pengatur
tumbuh (ZPT), dan amelioran.
Alat/mesin dalam pertanian dikelompokkan menjadi dua, yaitu: alat/mesin
budidaya tanaman, serta alat/mesin pengolah hasil pertanian. Alat/mesin
budidaya pertanian adalah alat/mesin yang digunakan untuk produksi tanaman,
misal alat/mesin pengolah tanah, mesin tanam, sprayer, dan mesin pemanen.
Alat/mesin pengolah hasil pertanian adalah alat/mesin yang digunakan untuk
mengolah hasil tanaman, misal alat pengering, alat perontok gabah, dan mesin
sortasi.
Pada kegiatan praktikum ini, setiap kelompok praktikan akan mengamati
saprodi pertanian yang terdapat dalam instalasi kebun percobaan Jurusan
Budidaya Pertanian. Pada saat pengamatan, setiap kelompok praktikan akan
dibimbing oleh asisten praktikum. Jadwal kegiatan praktikum disajikan pada
Lampiran 1.

3
2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah agar:
1. Praktikan dapat mengenal dan mendeskripsikan berbagai jenis sarana
produksi pertanian (saprotan)
2. Praktikan dapat memilih dengan tepat kebutuhan jenis saprotan yang akan
digunakan untuk kegiatan usaha pertanian.

3. Bahan dan Alat


Bahan dan alat yang digunakan pada kegiatan praktikum ini adalah
peralatan dan bahan saprotan yang tersedia di Instalasi Kebun Percobaan
Jurusan Budidaya Pertanian.

4. Cara Kerja
1. Siapkan alat tulis dan kamera untuk mencatat hasil pengamatan.
2. Ambil objek pengamatan yang telah dipersisapkan, mulai peralatan, pupuk,
pestisida, fungisida maupun herbisida.
3. Amati secara seksama setiap sifat atau ciri dari objek pengamatan
4. Catat/gambar secara tepat, lengkap dan sistematis saetiap informasi yang
diketahui dari objek tersebut seperti pada Tabel Pengamatan.
5. Rapikan kembali ruang dan meja yang telah digunakan untuk praktikum
6. Kumpulkan data pengamatan kepada asisten sebagai laporan sementara
praktikum.

5. Pengamatan
Tabel 1. Pengamatan alat pertanian

No. Nama Alat Bahan Kegunaan


1
2
3
dst

4
Tabel 2. Pengamatan benih tanaman

Nama Tanggal
No. Produsen Viabilitas Bentuk Warna Ukuran
Benih Expired
1
2
3
dst

Tabel 3. Pengamatan pupuk

No. Jenis Pupuk Nama pupuk Bentuk Warna Kandungan Fungsi


Hara Utama
1
2
Dst

Tabel 4. Pengamatan insektisida, herbisida dan bahan kimia lain


Kelompok Kandungan
Nama
No. Bahan Bentuk Warna Bahan Fungsi
Dagang
Kimia Aktif
1 Insektisida
2 Herbisida
dst

5
III. BUDIDAYA TANAMAN DENGAN APLIKASI JENIS
DAN DOSIS PUPUK BERBEDA

1. Dasar Teori
Pemupukan merupakan kegiatan yang harus dilakukan dalam budidaya
tanaman untuk memberikan nutrisi yang diperlukan tanaman selama proses
pertumbuhannya agar tanaman dapat berproduksi dengan maksimal.
Berdasarkan bahan dasar pembuatannya, pupuk dapat dibedakan ke dalam
kelompok pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pupuk organik adalah pupuk yang bahan dasarnya berupa bahan organik
yang berasal dari sisa-sisa tanaman maupun hewan yang telah melalui proses
perombakan sehingga dapat mensuplai unsur hara bagi tanaman, misalnya
pupuk kandang, dan kompos. Pada umumnya pupuk organik mengandung
sejumlah unsur hara makro dan mikro yang cukup lengkap, namun dalam
jumlah yang sedikit. Kelebihan pupuk organik adalah dapat memperbaiki sifat
fisika, kimia dan biologi tanah.
Adapun pupuk anorganik adalah sebaliknya, yaitu pupuk yang dibuat
menggunakan bahan kimia buatan. Unsur hara yang dikandung dalam pupuk
anorganik umumnya dalam jumlah yang cukup besar, dan bisa langsung
diserap oleh tanaman, sehingga keperluannya tidak banyak. Pupuk anorganik
dapat berupa pupuk tunggal, yaitu hanya mengandung satu jenis unsur hara,
seperti pupuk Urea (mengandung unsur Nitrogen), dan dapat pula berupa
pupuk majemuk, seperti pupuk NPK (mengandung unsur Nitorogen, Phosfor,
dan Kalium).
Kebutuhan pupuk setiap jenis tanaman tidaklah sama, karena itu dosis
pupuk yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman agar tanaman
dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Pada umumnya unsur hara yang
diberikan pada tanaman adalah unsur hara makro yang sering ketersediaannya
dalam tanah sangat kurang, yaitu unsur N, P dan K.
Pada kegiatan praktikum ini, para praktikan akan melakukan budidaya
tanaman dengan menggunakan jenis pupuk yang berbeda, yaitu pupuk tunggal

6
(Urea, SP-36 dan KCl) dan pupuk majemuk (NPK), serta dosis pupuk yang
berbeda. Jenis tanaman yang akan dibudidayakan adalah tanaman jagung
manis, dan tanaman kacang panjang.

2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah agar:
1. Praktikan dapat menentukan jumlah keperluan pupuk anorganik pada
tanaman berdasarkan keperluan unsur haranya.
2. Praktikan dapat melakukan proses budidaya tanaman jagung manis dan
kacang panjang.
3. Praktikan dapat membandingkan pertumbuhan tanaman yang mendapat
perlakuan jumlah pupuk dan jenis pupuk yang berbeda.

3. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah benih
tanaman jagung manis varietas Manise, kacang panjang varietas Borneo dan
kangkung varietas Bika. Insektisida karbofuran dengan dosis 20 kg ha-1. Pupuk
dasar yang digunakan pupuk kandang dengan dosis 20 ton ha-1, sedangkan
untuk pupuk anorganik adalah berdasarkan masing-masing perlakuan, yaitu:
A. Tanaman Jagung Manis
I. Jagung manis dengan dosis hara N sebesar 90 kg ha-1, P2O5 sebesar 72
kg ha-1, dan K2O sebesar 60 kg ha-1.
II. Jagung manis dengan dosis hara N sebesar 135 kg ha-1, P2O5 sebesar 72
kg ha-1, dan K2O sebesar 60 kg ha-1.
III. Jagung manis dengan menggunakan pupuk NPK Phonska (15-15-15)
dengan dosis sebesar 400 kg ha-1.
IV. Jagung manis dengan pupuk NPK Phonska perlakuan III + kekurangan
hara dengan pupuk Urea, dan SP-36 dengan dosis sesuai perlakuan I.
V. Jagung manis dengan pupuk NPK Phonska perlakuan III + tambahan
unsur hara pupuk Urea, dan SP-36 seperti dosis pada perlakuan II.
Jarak tanam jagung manis 75 cm x 25 cm, dengan 1 tanaman per lubang.

7
B. Tanaman Kacang Panjang
I. Kacang panjang dengan dosis hara N sebesar 45 kg ha-1, P2O5 sebesar
72 kg ha-1, dan K2O sebesar 60 kg ha-1.
II. Kacang panjang dengan menggunakan pupuk NPK Phonska (15-15-15)
dengan dosis sebesar 300 kg ha-1.
III. Kacang panjang dengan pupuk NPK Phonska 300 kg ha-1 + kekurangan
unsur hara dengan menambahkan pupuk tunggal SP-36 dan KCl seperti
pada perlakuan I.
Jarak tanam kacang panjang 60 cm x 25 cm, dengan 2 tanaman per lubang.
C. Tanaman Kangkung
I. Kangkung dengan dosis hara N sebesar 45 kg ha-1..
II. Kangkung menggunakan pupuk NPK Phonska (15-15-15) dengan dosis
sebesar 300 kg ha-1.
Jarak tanam kankung 20 cm x 10 cm, dengan 2 tanaman per lubang.
Alat yang digunakan berupa meteran, cangkul, parang, gunting, gembor,
timbangan, buku pengamatan, alat tulis dan kamera.

4. Cara Kerja
1. Praktikan dibagi dalam kelompok kecil dengan jumlah 2-3 orang mahasiswa.
Setiap kelompok praktikan mendapat satu petak lahan berukuran 3 m x 1,5
m. Masing-masing kelompok praktikan akan mendapatkan 1 perlakuan yamg
telah ditentukan. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat kali.
2. Setiap kelompok praktikan membersihkan lahannya dari gulma, lalu
dicangkul hingga gembur. Campurkan pupuk kandang dengan dosis 20 ton
ha-1 pda lahan lalu diamkan hingga satu minggu sebelum ditanami.
3. Masing-masing benih tanaman ditanam sesuai dengan jarak tanam masing-
masing jenis tanaman, pada lubang tanam ditambahkan butiran insektisida
karbofuran sebanyak 5-10 butir atau setara dengan dosis 20 kg ha-1,
kemudian tutup lubang tanam dengan tanah.
4. Setelah benih tumbuh dan berumur satu minggu setelah tanam (mst)
dilakukan pemupukan. Pada tanaman kangkung perlakuan I, dosis pupuk

8
Urea per petak dibagi dalam 4 bagian yang sama, kemudian 1 bagian
dilarutkan ke dalam air siraman dan disiramkan secara merata pada
tanaman. Penyiraman larutan dilakukan setiap minggu hingga tanaman
berumur 4 mst. Pada tanaman kangkung perlakuan II, pupuk diberikan
dalam larikan antar baris tanaman saat tanaman berumur 1 mst.
Pada tanaman jagung manis, untuk perlakuan I dan II, pupuk diberikan
dalam larikan dengan jarak 7 cm dr tanaman saat tanaman berumur 1 mst,
berupa campuran setengah dosis Urea dengan seluruh dosis pupuk SP-36
dan KCl. Sisa dosis urea diberikan saat tanaman mulai muncul bunga jantan,
yaitu sekitar 5 atau 6 mst. Pada perlakuan III, pupuk NPK Phonska diberikan
sekaligus saat tanaman berumur 1 mst. Pada perlakuan IV dan V, pupuk NPK
Phonska, SP-36 dan setengah dosis Urea diberikan saat tanaman berumur 1
mst, sedangkan setengah dosis urea lagi diberikan saat tanaman mulai
muncul bunga jantan.
Pada tanaman kacang panjang, pupuk diberikan dalam larikan dengan
jarak 7 cm dari tanaman. Pada perlakuan I dan III, setengah dosis Urea
diberikan bersamaan dengan seluruh dosis SP-36 dan KCl, sedangkan sisa
urea diberikan saat tanaman berumur 4 mst. Pada perlakuan II dan III,
pupuk NPK Phonska diberikan sekaligus saat tanaman berumur 1 mst.
5. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman yang dilakukan setiap hari, serta
penyiangan pada gulma dan pembumbunan.
6. Panen pertama tanaman kangkung dapat dilakukan saat tanaman berumur 3
atau 4 mst, yaitu dengan cara mecabut kangkung yang sudah cukup besar,
panjang batang sekitar 20–25 cm, selanjutnya panen dapat dilakukan setiap
minggu, hingga tanaman selesai dipanen. Setelah seluruh tanaman selesai
dipanen, pada bekas areal tanam ditanami kembali dengan benih kangkung.
7. Tanaman jagung manis, panen dilakukan saat tongkol sudah cukup besar
untuk direbus, yang dicirikan tongkol sdh terisi penuh dan padat, atau saat
tanaman berumur 60 hst.
8. Tanaman kacang panjang, bagian yang dipanen adalah polongnya yang
sudah terisi penuh dan warnanya hijau merata. Panen dilakukan dengan cara

9
memetik polongnya. Panen dapat dilakukan sekitar umur 7 mst. Setelah itu
tanaman dapat dipanen dengan selang waktu 3 hari.

5. Pengamatan
1. Pada tanaman kangkung, parameter yang diukur adalah bobot hasil panen,
yaitu dengan menimbang bobot total hasil panen dan bobot yang laku
dijual. Pengukuran dilakukan setiap kali panen, kemudian dijumlahkan total
seluruh hasil panennya.
2. Parameter yang diamati pada tanaman jagung adalah jumlah daun, yaitu
daun yang sudah membuka sempurna, dan mengukur tinggi tanaman
dengan cara mengukur darii pangkal batang hingga daun yang paling
tinggi. Pengukuran dilakukan mulai umur 2 minggu setelah tanam hingga
muncul bunga jantan dengan selang pengamatan 1 minggu. Pengukuran
dilakukan pada 4 tanaman sampel.Parameter lain adalah umur berbunga
yang dihitung sejak tanam hingga muncul bunga jantan (hari setelah
tanam) dengan ketentuan 70% populasi tanaman berbunga, jumlah tongkol
serta bobot tongkol saat panen pada tanaman sampel, serta dengan
menimbang bobot togkol saat panen pada seluruh petakan.
3. Parameter yang diamati pada tanaman kacang panjang meliputi tinggi
tanaman yang diukur dari batas kotiledon hingga titik tumbuh tanaman,
jumlah daun yang sudah membuka sempurna. Pengukuran dilakukan mulai
umur 2 mst hingga tanaman berbunga, dengan selang waktu pengamatan
1 minggu. Pengukuran dilakukan pada 5 tanaman sampel. Disamping itu
juga dihitung umur tanaman berbunga (hst) dengan ketentuan 70%
populasi tanaman berbunga, serta bobot panen tanaman sampel dan
tanaman yang bukan sampel, dan hitung berapa kali anda melakukan
panen polong tanaman kacang tersebut. Hitung total panen per petak dan
konversikan ke dalam luasan hektar.
4. Bandingkan hasil pengamatan anda dengan kelompok praktikan lain yang
tanamannya sama namun jenis dan dosis pupuknya berbeda.

10
5. Laporan praktikum dibuat secara berkelompok dengan mengikuti tata cara
penulisan panduan tugas akhir Fakultas Pertanian, dengan format seperti
pada Lampiran 2.
6. Diskusikan hasil dan pembahasan laporan anda dengan asisten praktikum
masing-masing kelompok, setelah itu baru kumpulkan sebagai bagian dari
nilai praktikum. Laporan dikumpul 1 minggu sebelum ujian Praktikum.

6. Tugas
Setiap kelompok harus menghitung:
- populasi tanaman per petak
- keperluan benih per petak
- dosis insektisida Karbofuran per petak
- dosis pupuk Urea, SP-36 dan KCl pada masing-masing perlakuan
tanaman
- keperluan pupuk Urea, SP-36 dan KCl per petak untuk masing-masing
perlakuan tanaman
- Dosis unsur N, senyawa P2O5 dan K2O yang terdapat dalam pupuk NPK
Phonska.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2017. KBBI Daring. https://


kbbi.kemdikbud.go.id/entri/prasarana [diakses tanggal 5 September
2017].

12
LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Praktikum


Minggu ke- Kegiatan Tempat
1/ 2 Oct 17 Pengarahan praktikum Ruang BDP
2/ 9 Oct 17 Pengukuran lahan dan pembersihan petakan Kebun Jurusan
3/ 16 oct 17 Penimbangan dan Aplikasi pupuk kandang Kebun Jurusan
4/ 23 oct 17 Perhitungan populasi tanaman dan dosis pupuk Kebun Jurusan
Penanaman benih di lahan
5/ 30 oct 17 Aplikasi pupuk di lahan Kebun Jurusan
6/ 6 Nov 17 Pengamatan dan Materi Praktikum I Kebun dan
Pemupukan urea II untuk tanaman kangkung halaman jurusan
7/ 13 Nov Pengamatan dan Materi Praktikum II Kebun Jurusan
Pemupukan Urea III untuk tanaman kangkung dan Ruang
Administrasi
8/ 20 Nov Pengamatan dan Panen kangkung Kebun jurusan
Pemupukan Urea IV untuk tanaman kangkung
9/ 27 Nov Pengamatan dan Pemupukan urea II untuk Kebun Jurusan
Jagung dan kacang panjang
10/ 4 Dec Perawatan tanaman dan panen Kebun jurusan
11/10 Dec Perawatan tanaman dan panen Kebun Jurusan
12/ 18 Dec Panen Kebun Jurusan
Januari Ujian Praktikum
Catatan:
Setiap kelompok praktikan harus memiliki buku catatan harian kegiatan
praktikum. semua pengamatan sementara dan tugas perhitungan ditulis di
dalam buku catatan harian. Buku harian harus dibawa setiap kali kegiatan
praktikum.
Jadwal panen bisa berubah menyesuaikan kondisi di lapangan.

13
Lampiran 2. Format bagian laporan praktikum

I. PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
1.2 Tujuan Praktikum
II. BAHAN DAN METODE
2.1 Waktu dan Tempat
2.2 Bahan dan Alat
2.3 Prosedur Kerja
2.4 Pengamatan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
IV. SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (Data hasil pengamatan, foto)

14

Anda mungkin juga menyukai