Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENGAMATAN TINGKAH LAKU UNGGAS DI

KANDANG PETERNAKAN IPB KAMPUS SUKABUMI

Sabiya Eka J1409231042

Muhtar Alamsah J1409231010

Mina Raudha J1409231026

Muhammad Fakhrin Khair J1409231032

Ghilman Harish J1409231069

Dita Amanda Juaeni J1409231021

Shaleha Nuri J1409231033

Arkan Regi Ananda J1409231062

Adriyansah J1409231004

Ervin Juliyan J1409231020

M Agung J1409231014

Siti Bilqis J1409231060

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK

SEKOLAH VOKASI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB 1...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Tujuan.............................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................... 2
ISI............................................................................................................................ 2
2.1 Metode Pengamatan....................................................................................... 2
2.1.1 Waktu dan Tempat...................................................................................2
2.1.2 Prosedur................................................................................................... 2
2.2 Ayam Petelur..................................................................................................3
2.3 Ayam Pedaging.............................................................................................. 4
2.4 Itik.................................................................................................................. 5
2.5 Burung Puyuh.................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................8
KESIMPULAN.......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

i
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Unggas merupakan kelompok burung (Aves) yang didomestikasikan atau


dijinakan selama beberapa generasi untuk dimanfaatkan daging dan telurnya.
Unggas termasuk ke dalam hewan tipe monogastrik, yang memiliki lambung
sederhana atau lambung tunggal. Pemeliharaan hewan ternak khususnya unggas
harus memenuhi animal welfare atau kesejahteraan hewan untuk memberikan
kenyamanan pada ternak dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas ternak.
Salah satu cara melihat ternak nyaman dengan lingkungannya ialah dari tingkah
laku ternak.

Tingkah laku ternak merupakan suatu bentuk aktivitas ternak yang


melibatkan fungsi fisiologis sebagai hasil dari perpaduan antara aktivitas keturunan
dengan pengalaman individu dalam menanggapi atau menghadapi suatu objek,
dengan tingkah laku memungkinkan seekor hewan menyesuaikan diri terhadap
perubahan keadaan, baik secara eksternal maupun internal. Fungsi tingkah laku
yaitu hewan menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah. Tingkah laku
pada tingkat adaptasi ditentukan dengan kemampuan belajar hewan untuk
menyesuaikan tingkah laku terhadap suatu lingkungan yang baru. Tingkah laku
bawaan dari lahir disebut innate behavior yaitu makan, minum, mengeram, dan lain
sebagainya. Ada juga tingkah laku yang yang diajari yang disebut imprinting
contohnya ayam DOC yang diajari makan minumnya dengan cara ayam didekatkan
ke tempat makan dan minum.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui tingkah laku ternak pada setiap komoditi yang mencakup segi
efisiensi pakan.
2. Mengamati hasil produksi dan kondisi kesehatan unggas, melalui
pengamatan terhadap aspek-aspek seperti pola makan.

1
BAB II

ISI
2.1 Metode Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati perilaku makan unggas selama


periode 30 menit. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak
pakan yang dikonsumsi oleh unggas dan untuk mencatat tingkah laku makan
mereka.

2.1.1 Waktu dan Tempat

Pengamatan dilakukan di Kandang Unggas Sekolah Vokasi IPB University,


pada hari Kamis, 19 Oktober 2023 dan Jumat, 27 Oktober 2023.
Pengamatan dilakukan secara langsung di lapangan dalam kondisi nyata.

2.1.2 Prosedur

● Timbang jumlah pakan yang akan diberikan pada unggas sesuai dengan
jumlah kebutuhan pakan harian unggas;
● Berikan pakan ke tempat pakan dalam kandang unggas;
● Timer dimulai selama 30 menit saat pakan ditempatkan ke tempat pakan;
● Selama periode 30 menit, tingkah laku makan unggas dicatat dengan metode
pengamatan langsung. Ini mencakup catatan tentang cara unggas
mengambil pakan, waktu yang dihabiskan untuk makan, dan interaksi sosial
selama makan;
● Setelah 30 menit, ambil kembali pakan yang sebelumnya diberikan pada
unggas untuk ditimbang kembali dan catat jumlah pakan yang dikonsumsi
oleh unggas.

2
2.2 Ayam Petelur

Isa Brown adalah hasil persilangan dari Rhode Island Red, Rhode Island
White, dan beberapa jenis ayam lainnya. Ia mampu beradaptasi dengan iklim yang
berbeda-beda. Isa Brown merupakan ayam petelur yang produktif, menghasilkan
sekitar 350 butir per tahun atau hampir setiap hari ayam ini memproduksi sebutir
telur.

Tingkah laku makan adalah aktivitas ingestif yang dilakukan dengan cara
mengambil dan menghancurkan makanan menggunakan paruh atau lidah. Aktivitas
makan (feeding), yaitu aktivitas yang dimulai ketika ayam petelur menemukan
makanan sampai ketika berhenti makan.

Tabel 1. Pemberian pakan selama 30 menit pada ayam petelur

Ayam Petelur

Pakan awal (gr) Sisa pakan (gr) Pakan berceceran (gr) Pakan dikonsumsi (gr)

3542 2190 10 1342

Pengamatan tingkah laku makan dilakukan pada ayam Isa Brown. Pada saat
mengonsumsi pakannya, ayam petelur cenderung memilih pakan dalam bentuk
pecahan terlebih dahulu. Tingkah laku makan yang dilihat dari jumlah patukan
dipengaruhi oleh persentase jumlah pemberian pakan pada jadwal waktu pemberian
makan. Saat makan cenderung minim tingkah laku sosial yang ditunjukan karena
ayam petelur menggunakan jenis kandang baterai yang membatasi ruang geraknya
terhadap ayam lain, itu juga salah satu upaya agar tidak ada tingkah laku feather
pecking yakni mematuk-matuk bulu sendiri atau unggas lain yang bisa
mengakibatkan kanibalisme, ayam cenderung fokus pada pakan sembari sesekali
melihat sekitarnya.

3
Pakan yang diberikan pada ayam petelur berbentuk mash, ayam lebih
memilih memakan pakan bentuk pecahan karena mempermudah untuk mematuk
yang sesuai dengan bentuk paruhnya dan ayam minum setelah makan hampir
selesai. Pada hasil pengamatan selama 30 menit banyak ayam yang minum pada
menit 13-15 dan berhenti makan pada menit 19-24.

2.3 Ayam Pedaging

Ayam broiler merupakan salah satu alternatif sumber daging untuk


memenuhi kebutuhan protein hewani. Permintaan masyarakat, khususnya ayam
broiler terus mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi karena daging broiler
mudah didapatkan dan harga yang lebih bersahabat dibandingkan dengan sumber
daging yang lainnya. Ayam Broiler merupakan galur hasil rekayasa yang sudah
dikembangkan agar memproduksi sumber daging yang memiliki serat lunak, dan
masa panen yang cepat.

Unggas menunjukkan tingkah laku sesuai kondisi lingkungan untuk


memenuhi kebutuhan pakan, oleh karena itu manajemen pemberian pakan harus
disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Indonesia termasuk negara tropis yang
memiliki panas dan lembab. Temperatur yang tinggi menyebabkan cekaman panas
sehingga unggas cenderung menurunkan konsumsi pakan dan meningkatkan
konsumsi air minum. Jika terjadi fluktuasi tinggi, unggas bisa mengalami stress,
nafsu makan turun, gelisah, dan mengepak-ngepakan sayap di lantai kandang.

Tabel 2. Pemberian pakan selama 30 menit pada ayam pedaging

Ayam Pedaging

Pakan awal (gr) Sisa pakan (gr) Pakan dikonsumsi (gr)

11110 10410 700

4
Pada saat pengamatan di kandang ayam pedaging, kelompok kami mengamati
tingkah laku ayam pedaging dengan cara memberikan pakan dengan waktu 30
menit. Ayam pedaging diberikan pakan bentuk crumble karena daya
palatabilitasnya sehingga ayam tidak pilih-pilih dan mengurangi pakan yang
tercecer agar pakan tidak banyak terbuang dan efisien untuk biaya pakan. Bentuk
tempat pakan ayam pedaging ialah hanging feeder dan pakan diberikan secara ad-
libitum, yaitu dengan cara terus menerus tanpa dibatasi akan tetapi masih terukur
membuat ayam pedaging makan secara bergantian. Ayam pedaging cenderung
lebih banyak makan dibandingkan minum.

2.4 Itik

Itik (Anas platyrhynchos) merupakan unggas yang memiliki potensi sebagai


penghasil telur. Dalam setahun, itik bisa menghasilkan sekitar 250-300 butir telur,
dengan rata-rata berat 60-70 gram per butir (Supriyadi, 2011). Setelah produksi
telur menurun pada tahun ketiga, itik dapat dimanfaatkan sebagai penghasil daging
(Ranto dan Sitangga, 2005).

Itik adalah unggas yang memiliki konsumsi pakan lebih tinggi daripada
ayam. Konsumsi pakan yang tinggi berdampak pada biaya produksi yang
signifikan, mencapai 60-70 persen dari total biaya produksi (Ichwan, 2003). Selain
biaya pakan yang tinggi, konsumsi pakan juga mempengaruhi konversi ransum,
dimana semakin rendah nilai konversi lebih menguntungkan secara ekonomis,
karena memerlukan lebih sedikit pakan untuk menghasilkan telur (Soeharsono,
1997).

Itik cenderung meniru tingkah laku teman sejenisnya, seperti berjalan atau
makan dalam kelompok (Thahir & Firdaus, 2017). Saat minum, itik biasanya
menenggelamkan paruhnya ke dalam tempat minum dan mengangkat kepala sambil
membuka paruhnya beberapa detik setelah meminum air (Mishra et al., 2005).

5
Itik pada dasarnya adalah burung air yang menyaring makanan dari air, dan
mereka lebih suka pakan basah karena sesuai dengan pola makan alami mereka.
Pemberian pakan basah mengurangi aktivitas itik ke tempat minum, dengan
mengurangi energi yang mereka keluarkan dapat meningkatkan bobot itik dengan
cepat (Riyanto dkk, 2016).

Tabel 3. Pemberian pakan selama 30 menit pada itik

Itik

Pakan awal (gr) Sisa pakan (gr) Pakan dikonsumsi (gr)

2610 1620 990

Pada saat pengamatan, itik diberikan pakan berbentuk mash/kering karena


itu itik cukup kesulitan untuk memasukan makanannya ke dalam mulut karena
paruhnya yang panjang dan pipih. Itik lebih suka pakan yang berbentuk pasta
karena akan lebih mudah untuk mengambilnya. Itik juga saat makan dia bergantung
pada air, setelah makan itik langsung mencari air dan minum, sehingga agar lebih
efisien agar tidak banyak pakan yang tercecer tempat minum lebih baik disimpan
di dekat tempat makan.

Itik merupakan unggas koloni atau berkelompok, pada saat makan pun itik
mengikuti teman atau kelompoknya. Bentuk tempat pakan itik ialah nampan, yang
membuat itik makan secara bergantian.

2.5 Burung Puyuh

Puyuh merupakan salah satu unggas yang telah mengalami domestikasi.


Puyuh memiliki kemampuan tumbuh dan berkembangbiak yang cepat. Dalam
setahun puyuh mampu menghasilkan 250-300 butir telur. Konsumsi pakan puyuh
relatif sedikit sehingga menguntungkan peternak dengan hemat biaya pakan.

6
Tabel 4. Pemberian pakan selama 30 menit pada puyuh

Puyuh

Pakan awal (gr) Sisa pakan (gr) Pakan berceceran (gr) Pakan dikonsumsi (gr)

1022 342 6 674

Pada saat pengamatan tingkah laku makan dan minum burung puyuh tidak
jauh berbeda dengan ayam saat akan diberikan pakan. Pakan yang diberikan ke 6
sangkar. sangkar 1 sampai 5 diberikan pakan sebanyak 189 gr sedangkan sangkar
6 diberikan pakan sebanyak 77 gr. Pakan puyuh diberikan 2 kali dalam sehari untuk
per ekornya diberikan 20 gr/ekor/hari. Burung puyuh diberi pakan bentuk mash dan
cenderung memilih pakan sesuai dengan bentuknya.

Burung puyuh ditempatkan pada kandang koloni sehingga puyuh makan


bergantian, dimulai dengan berebut posisi untuk makan yang menunjukan hierarki
pada unggas. Hierarki pada unggas dipengaruhi oleh jenis kelamin, bentuk badan,
dan umur. Puyuh yang memiliki tingkat hierarki tinggi akan makan terlebih dahulu.

7
BAB III

KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang kelompok kami lakukan di kandang ayam
petelur, ayam pedaging, itik, dan burung puyuh, masing-masing memiliki tingkah
laku makan (Ingestif) yang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh jenis, bangsa,
umur, jenis pakan, sesuai juga dengan bentuk paruh atau badannya. Burung puyuh
dan ayam petelur memiliki tingkah laku makan (ingestif) yang sama, mereka
memilih pakan bentuk pecahan terlebih dahulu karena bentuk pakan yang diberikan
juga sama, yaitu mash dan dipengaruhi oleh bentuk paruhnya.. Sedangkan ayam
pedaging berbeda karena jenis pakan ayam pedaging adalah crumble sehingga
mereka tidak memilih-milih makanan. Berbeda dengan yang lain, tingkah laku
makan itik ialah menyodok dikarenakan bentuk paruh yang pipih. Itik bergantung
sekali dengan air dan lebih banyak minum dibandingkan dengan ayam dan burung
puyuh.

8
DAFTAR PUSTAKA
T.D. Nova, Y. Heryandi, P. Ilham. (2020). Manajemen Pengaturan
Persentase Pemberian Pakan pada Jadwal Waktu Pemberian Makan terhadap
Tingkah Laku Makan Ayam Petelur Jantan. Jurnal Peternakan, 17(2), 114-124.

Sunanda D., Juliani D., Jannah M., dan Saputra A. (2023). Perilaku Harian
Ayam Broiler (Gallus Domesticus) di Peternakan Belitang (Oku Timur).
PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIOLOGI 5 / A, 3(1).

Vera N.D. Majalah Infovet ayam isa brown petelur produktif. 14 Mei 2021

Vegasari M.R., Mardiati S.M., dan Yuniwarti E.Y.W., Tingkah Laku


Makan dan Minum Itik Magelang (Anas javanica) Setelah Pemberian Cahaya
Merah dan Putih Serta Kurkumin Dalam Pakan. Jurnal Biologi, Volume 7 No 1,
Januari 2018

Hermawan B., Kristi R.D., Saputra A. Pola perilaku Harian Bebek (Anas
platyrhynchos domesticus) di Desa Sumber Harapan Kecamatan Belitang II, Oku
Timur.

Anda mungkin juga menyukai