Anda di halaman 1dari 3

KOMUNIKASI EFEKTIF VIA TELEPON

No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman:
445/652/RSUD-
RSUD PANIAI 01 1/3
PAN/SPO/SKP/I/2023

Ditetapkan oleh
Direktur RSUD Paniai
STANDAR
Tanggal terbit:
PROSEDUR
09 Januari 2023
OPERASIONAL dr. AGUS, M.Kes
Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP.19800829 200801 1 011
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan
PENGERTIAN (perawat, dokter, dan petugas kesehatan lainnya) secara tepat waktu, lengkap
akurat, dan dipahami oleh kedua pihak (pemberi dan penerima informasi).
1. Mengurangi kesalahan komunikasi dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien.
TUJUAN 2. Meningkatkan mutu pelayanan.
3. Untuk menjalin kerjasama dokter dan perawat dan petugas kesehatan
lainnya.
1. Surat keputusan Direktur RSUD Paniai No. 445/581/RSUD-
PAN/SK/DIR/SKP/I/2023 tentang pelaksanaan kebijakan sasaran
KEBIJAKAN keselamatan pasien di RSUD Paniai
2. Surat keputusan Direktur RSUD Paniai No. 445/648/RSUD-
PAN/SK/DIR/PAN/I/2023 tentang pemberlakuan panduan komunikasi efektif.
Persiapan alat :
1. Buku komunikasi
2. Pulpen
3. Pesawat telepon/ Handphone
Cara kerja :
1. Petugas mengidentifikasi pasien secara langsung dengan menanyakan
PROSEDUR langsung nama pasien (pada keluarga bila tidak sadar).
2. Lakukan pengkajian keperawatan kepada pasien.
3. Siapkan status pasien, buku komunikasi, pulpen didekat pesawat telepon.
4. Tuliskan identitas dan kondisi pasien pada form buku komunikasi pasien.
5. Tekan nomor ekstensi pemberi perintah/dokter.
6. Setelah telepon tersambung, ucapkan salam.
7. Laporkan identitas dan kondisi pasien saat ini dengan menggunakan teknik
KOMUNIKASI EFEKTIF VIA TELEPON

No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman:
445/652/RSUD-
RSUD PANIAI 01 2/3
PAN/SPO/SKP/I/2023

SBAR (baca : teknik komunikasi SBAR).


8. Dokter/ pemberi informasi akan memberikan respon atau jawaban pada
saat itu juga.
9. Perawat mencatat isi perintah yang diucapkan oleh dokter/ pemberi
informasi pada buku komunikasi.
10. Konfirmasi ulang isi perintah yang sudah dituliskan dengan membacakan
ulang pada pemberi perintah / dokter. (eja ulang satu persatu hurufnya
bila perintah mengandung nama obat golongan LASA (look alike sound
alike) / NORUM (nama obat rupa dan ucapan mirip) dan obat High alert,
daftar nama LASA/ NORUM dan high alert terlampir. Obat-obatan tersebut
harus dieja satu persatu dengan kode Alfabet International dan bila perlu
sebutkan nama generiknya.
11. Cantumkan tanda checklist pada kolom membaca ulang isi laporan bila
sudah dibacakan ulang.
12. Pemberi perintah / dokter harus mengkonfirmasi lisan sesaat setelah
pemberi perintah / dokter. Mendengarkan pembacaan dan memberikan
pernyataan kebenaran pembacaan lisan misal “ya sudah benar”.
PROSEDUR
13. Perawat / penerima informasi bertanda tangan atas penerimaan informasi.
14. Pindahkan data SBAR dan instruksi dokter tersebut pada buku status
pasien dengan cara menulis tanggal, jam saat melaporkan kemudian
mencantumkan kondisi pasien dengan teknik SBAR dan distempel SBAR.
15. Tulis instruksi yang disampaikan oleh dokter / pemberi informasi kemudian
distempel berbentuk form stempel TBAK.
16. Penerima informasi / perawat bertandatangan pada form stempel TBAK.
17. Telepon ulang pemberi perintah / dokter bila laporan belum dibacakan
ulang, dan belum konfirmasikan ulang isi perintah .
18. Ucapkan terimakasih dan salam.
19. Pelaksana instruksi harus bertandatangan pada form catatan perintah
lisan / melalui telepon.
20. Pemberi informasi / dokter harus mengkonfirmasi instruksi yang telah
diberikan dengan bertanda tangan pada form TBAK pada hari berikutnya
atau maksimal 1 x 24 jam.
KOMUNIKASI EFEKTIF VIA TELEPON

No. Dokumen :
No. Revisi : Halaman:
445/652/RSUD-
RSUD PANIAI 01 3/3
PAN/SPO/SKP/I/2023

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Laboratorium
4. Radiologi
5. HCU
UNIT TERKAIT
6. Ruang Kamar Operasi
7. Ruang Neonatus
8. Ruang Kebidanan
9. Instalasi Rawat Jalan
10. Unit Terkait Lainnya

Anda mungkin juga menyukai