Anda di halaman 1dari 75

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny.

F DENGAN
KASUS HIPERTENSI DI PUSKESMAS TOILI II
KECAMATAN TOILI KABUPATEN BANGGAI

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program


Pendidikan Nurse
Stikes Amanah Makassar Jurusan Keperawatan
Prodi Nurse Keperawatan Makassar

Oleh

SRI WAYATI
NIM : 022 04 100

STIKES AMANAH MAKASSAR


JURUSAN KEPERAWATAN MAKASSAR
PRODI NURSE KEPERAWATAN MAKASSAR
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk diuji oleh tim penguji Stikes Amanah
Makassar Jurusan Keperawatan Prodi Nurse Makassar.

Nama : Sri Wayati


NIM : 022 04 100

Makassar,
Pembimbing I

------------------------------

Makassar,
Pembimbing II

------------------------------

Mengetahui,
Ketua Program Studi Nurse

------------------------------------------
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk diuji oleh tim penguji Stikes Amanah
Makassar Jurusan Keperawatan Prodi Nurse Makassar

Nama : Sri Wayati


NIM : 022 04 100

Makassar, 2023

Penguji 1

-----------------------------------

Makassar, 2023

Penguji 2

------------------------------------

Makassar, 2023

Penguji 3

------------------------------------

Mengetahui Menyetujui
Ketua Stikes Amanah Makassar Ketua jurusan Nurse Stikes Amanah
Makassar

------------------------------------ ----------------------------------------

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Di

Puskesmas Toili II Kecamatan Toili ”.

Adapun maksud peneliti membuat laporan ini adalah untuk melaporkan

hasil ujian dalam rangka ujian tahap akhir jenjang pendidikan Nurse Stikes

Amanah Makassar.

Terwujudnya penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari

bimbingan dan dukungan dari Keluarga yang selalu memberikan dorongan,

motivasi, semangat dan doa restu serta kasih sayang yang tak terhingga. Tidak ada

kata yang dapat saya utarakan selain mengucapkan terimakasih banyak kepada

orang terhebatku yaitu Suami dan anak anak semoga Allah SWT selalu

memberikan kesehatan, rahmat dan karunia-Nya kepada Suami dan Anak anak.

Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat.

1. ---------------------- Ketua Stikes Amanah Makassar yang selalu memberikan

dukungan kepada penyusun untuk tetap berkreasi dalam mencapai

kesuksesan.

2. Kepala Puskesmas Toili II Kecamatan Toili yang sudah memberikan

kesempatan pada peneliti, untuk melakukan penelitian sehingga peneliti dapat

menyelesikan Karya Tulis Ilmiah tahun 2023 pada Pasien Hipertensi..

3. ------------------------ selaku Ketua Prodi Nurse Stikes Amanah Makassar.

iv
4. ---------------------- selaku Pembimbing I yang telah membimbing,

memberikan motivasi dan dukungan sehingga peneliti dapat menyelaesaikan

penelitian dengan waktu yang telah ditentukan.

5. ---------------------------- selaku Pembimbing II yang sudah meluangkan waktu,

tenaga, dan pikiran yang tak terhingga untuk mengarahkan peneliti dalam

penyusunan Karya Tulis Ilnmiah.

6. ---------------------------- terima kasih kepada penguji I yang sudah bnyak

memberikan arahan dan memberikan saran setelah selesai ujian sehingga

peneliti dapat memperbaiki penyusunan karya tulis ilmiah sesuai yang

diharapkan.

7. ----------------------------- terima kasih kepada penguji II yang sudah banyak

memberikan saran dan arahan untuk perubahan karya tulis ilmiah sehingga

penyusunan karya tulis ilmiah dapat diselesaikan sesuai waktu yang

diharapkan.

8. ------------------------------- terima kasih kepada penguji III yang sudah banyak

memberikan koreksi-koreksi terbaik sehingga peneliti dapat memperbaiki

karya tulis ilmiah ini sesuai dengan panduan Stikes Amanah Makassar yaitu

panduan karya tulis ilmiah.

9. Suami saya “--------------” dan anak saya “---------------yang sudah

mendukung dan memberikan support yang tak terhingga dalam penyelesaian

Karya Tulis Ilmiah.

10. Saudara dan seluruh teman-teman kerja yang selalu membantu dan

memberikan dorongan serta doa sehingga saya semangat dalam proses

penyusunan Karya Tulis Ilmah.

v
Terima kasih banyak atas doa dan dukungannya.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berjasa

dalam penyelesaian penelitian. Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang

telah diberikan kepada peneliti. Peneliti menyadari Karya Tulis Ilmiah ini

masih terdapat kekurangan, peneliti mengharapkan tanggapan, kritikan, dan

saran yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Makassar, 2023

Peneliti

vi
STIKES AMANAH MAKASSAR
JURUSAN KEPERAWATAN NURSE

SRIWAYATI . 2023. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. F Hipertensi Di


Puskesmas Toili II Kecamatan Toili. Karya Tulis Ilmiah Prodi Nurse
Keperawatan Makassar Jurusan Keperawatan Stikes Amanah
Makassar. Pembimbing: (1) ----------------- (2) -------------------

ABSTRAK
Ix + 62 halaman
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah
penyakit kronik akibat desakan darah yang berlebihan dan hampir tidak konstan
pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah.
Hipertensi berkaitan dengan meningkatnya tekanan pada arterial sistemik, baik
diastolik maupun sistolik, atau kedua-duanya secara terus-menerus Susanto dalam
(Artiyaningrum, 2019).
Metode yang digunakan dalam peneliti ini adalah deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 September 2023.
Subjek penelitian adalah Ny. F yang di rawat di Puskesmas Toili II Kecamatan
Toili.
Hasil penelitian didapatkan bahwa pengkajian pada Ny. F adalah Sakit
kepala, nyeri tengkuk leher bagian belakang. Diagnosa keperawatan yang muncul
pada pasien Ny. F Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.
Intervensi yang dilakukan pada pasien Ny. F adalah: observasi tanda-tanda vital,
kaji skala nyeri secara komprehensif, Ajarkan teknik non farmakologi (teknik
rileksasi napas dalan dan teknik rileksasi bensos), Beikan edukasi kepada keluarga
dan pasien tentang penyakit yang di derita, Kolaborasi pemberian terapi obat pada
sesuai pesanan, Kaji tingkat aktivitas pasien, Bantu pasien dalam melakukan
aktivitas, Anjurkan keluarga untuk membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan
Beri dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat
ditoleransi. Implementasi yang dilakukan adalah: : mengobservasi tanda-tanda
vital, , kaji skala nyeri secara komprehensif, mengajarkan teknik non farmakologi
(teknik rileksasi napas dalan dan teknik rileksasi bensos), membeikan edukasi
kepada keluarga dan pasien tentang penyakit yang di derita, mengkolaborasi
pemberian terapi obat pada sesuai pesanan, mengkaji tingkat aktivitas pasien,
Bantu pasien dalam melakukan aktivitas, menganjurkan keluarga untuk membantu
pasien dalam memenuhi kebutuhan, memberikan dorongan untuk melakukan
aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi Evaluasi yang dilakukan
selama tiga hari hasil yang didapatkan bahwa Sakit kepala hilang, dan dapat
beraktivitas teratasi dan membaik.
Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan hasil penelitian yang
dilakukan tidak terjadi kesenjangan antara teori dan hasil penelitian. Diharapkan
dengan dilakukan penelitian di Puskesmas, perawat yang melakukan pelayanan
pada pasien Hipertensi lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan pasien dalam
pemenuhan pemberian obat agar lebih membaik.

Kata kunci: Hipertensi


Daftar pustaka : 16

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................i
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI........................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iv
ABSTRAK.........................................................................................................vii
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................ix
DAFTAR TABEL..............................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1. Tujuan Umum.......................................................................................5
2. Tujuan Khusus......................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................6
1. Bagi Stikes Amanah Makassar.............................................................6
2. Bagi Masyarakat...................................................................................6
3. Bagi Puskesmas....................................................................................6
4. Bagi Peneliti..........................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................8
A. Konsep Kasus Hipertensi...........................................................................8
1. Pengertian.............................................................................................8
2. Klasifikasi.............................................................................................9
3. Penyebab...............................................................................................11
4. Faktor-faktor Resiko Hipertensi...........................................................11
5. Patofisiologi..........................................................................................12
6. Pathway.................................................................................................14
7. Manifestasi klinis..................................................................................15
8. Komplikasi............................................................................................16
B. Konsep Asuhan Keperawatan Hipertensi..................................................17
1. Pengkajian.............................................................................................17
2. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan..................................................21
3. Perencanaan Keperawatan....................................................................22
4. Implementasi Keperawatan...................................................................25
5. Evaluasi.................................................................................................26
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................27
A. Jenis Penelitian..........................................................................................27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................27
C. Subjek Penelitian.......................................................................................27
D. Prosedur Penelitian....................................................................................28
E. Pengumpulan Data.....................................................................................29
1. Tehnik Pengumpulan Data....................................................................30
2. Instrumen Pengumpulan Data...............................................................30
F. Keabsahan Data.........................................................................................30
G. Analisis Data..............................................................................................31
1. Pengumpulan Data................................................................................31

viii
2. Penyajian Data......................................................................................31
3. Penarikan Kesimpulan..........................................................................31
H. Etika Penelitian..........................................................................................32
1. Informed Consend (Persetujuan Menjadi Responden).........................32
2. Otonomi (Tanpa Nama)........................................................................32
3. Confidentiality (Kerahasiaan)...............................................................32
4. Menghormati.........................................................................................33
BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan....................................................35
A. Hasil Penelitian..........................................................................................35
B. Pembahasan ..............................................................................................53
1. Pengkajian.............................................................................................54
2. Diagnosa Keperawatan.........................................................................55
3. Intervensi...............................................................................................56
4. Implementasi.........................................................................................57
5. Evaluasi.................................................................................................57
BAB V Kesimpulan Dan Saran........................................................................59
A. Kesimpulan................................................................................................59
1. Pengkajian ............................................................................................59
2. Diagnosa Keperawatan.........................................................................59
3. Intervensi...............................................................................................59
4. Implementasi.........................................................................................61
5. Evaluasi.................................................................................................61
B. Saran .........................................................................................................61
1. Bagi Rumah Sakit.................................................................................61
2. Bagi Profesi...........................................................................................61
3. Bagi Puskesmas....................................................................................62
4. Bagi Institusi Pendidikan......................................................................62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pathway..............................................................................................20

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO (2013)................................16

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pemerintah dalam Pembangunan Nasional telah

berhasil mewujudkan kemajuan diberbagai bidang, kemajuan di bidang

kesehatan berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hal

ini ditandai dengan berkurangnya angka kejadian penyakit serta

meningkatnya angka harapan hidup. Perubahan tingkat kesehatan tersebut

memicu transisi epidemiologi penyakit yaitu penyakit degeneratif atau

penyakit tidak menular. Salah satu penyakit tidak menular adalah

hipertensi atau tekanan darah tinggi (Kemenkes RI, 2020).

Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis

Kementrian Kesehatan tahun 2019-2023 yang dilakukan melalui

pendekatan keluarga, disingkat PIS-PK. Pada program PIS-PK,

pendekatan keluarga menjadi salah satu cara puskesmas meningkatkan

jangkauan dan sasaran dengan meningkatkan akses Pelayanan Kesehatan

(Yankes) di wilayahnya (mendatangi keluarga). Tujuan pendekatan

keluarga salah satunya adalah untuk meningkatkan akses keluarga pada

pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu. PIS-PK

dilaksanakan dengan ciri sasaran utama adalah keluarga,mengutamakan

upaya promotif-preventif, disertai penguatan upaya kesehatan berbasis

masyarakat, kunjungan rumah dilakukan secara aktif dan melalui

12
pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan terkait penanganan penyakit

13
14

menular dan tidak menular yang salah satunya adalah penyakit hipertensi

(Sarkomo, 2019).

Hipertensi sekarang jadi masalah utama kita semua, tidak hanya

di Indonesia tapi di dunia, karena hipertensi ini merupakan salah satu

pintu masuk atau faktor risiko penyakit seperti jantung, gagal ginjal,

diabetes, stroke,'' kata Cut Putri dalam Kemenkes (2019) Direktur

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM)

Kemenkes RI, dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes, pada Temu Media

memperingati Hari Hipertensi Dunia 2019.

Data World Health Organization (WHO) tahun 2020

menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi,

artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang

hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025

akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap

tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya

(Cut Putri, 2019).

Di Indonesia hipertensi merupakan penyebab kematian ketiga

untuk semua umur setelah stroke (15,4%) dan tuberculosis (7,5%), dengan

jumlah mencapai 6,8% (Riskesdas, 2019). Banyaknya penderita hipertensi

diperkirakan 15 juta orang, tetapi hanya 4% yang memiliki tekanan darah

terkendali sedangkan 50% penderita memiliki tekanan darah tidak

terkendali, Bustan dalam (Khairunnisa, 2019). Di Indonesia, data Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

prevalensi hipertensi dari 5,7% tahun 2007 menjadi 6,9% atau sekitar 9,1
15

juta. Pelayanan kesehatan pada penyakit hipertensi di tingkat keluarga

dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien meliputi pengkajian,

perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan sampai

evaluasi keperawatan yang bertujuan agar pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan bisa efektif dan komprehensif. (Koes Irianto, 2020).

Riskesdas 2020 menyatakan prevalensi hipertensi di Indonesia

berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar

34,1% 21.588.580 orang. Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia

sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat

hipertensi sebesar 427.218 kematian.

Sementara penyakit hipertensi di Kabupaten Banggai Provinsi

Sulawesi Tengah berada di urutan ke tiga dalam sepuluh besar penyakit

yang ada di Kabupaten Banggai dengan jumlah 15.164 penderita penyakit

hipertensi (Badan Penelitian Statistik Kabupaten Banggai). Dan data

penderita penyakit hipertensi di puskesmas Toili II sebanyak 360 kasus

penderita penyakit hipertensi dan menepati urutan 1 dari sepuluh besar

penyakit yang di derita di wilayah kerja puskesmas Toili II

Hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku berisiko

seperti merokok, diet yang tidak sehat seperti kurang konsumsi sayur dan

buah serta konsumsi gula, garam dan lemak berlebih, obesitas, kurang

aktifitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan dan stres. Data Riskesdas 2019

pada penduduk usia 15 tahun keatas didapatkan data faktor risiko seperti

proporsi masyarakat yang kurang makan sayur dan buah sebesar 95,5%,
16

proporsi kurang aktifitas fisik 35,5%, proporsi merokok 29,3%, proporsi

obesitas sentral 31% dan proporsi obesitas umum 21,8%. Data tersebut di

atas menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan data Riskesdas

tahun 2019. (Cut Putri, 2019).

Gambaran asuhan keperawatan di Puskesmas Toili II dalam

Mengaplikasikan pelayanan keperawatan sudah sesuai dengan standar

operasional prosedur yang telah ditentukan dan diterapkan di Puskesmas

Toili II saat Pasien datang untuk melakukan pemeriksaan yang meliputi

pengkajian, perumusan diagnose, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

Keuntungan pemberian asuhan keperawatan yaitu dapat memberikan

edukasi tentang hipertensi, dapat mengetahui tekanan darah tinggi pada

pasien yang menderita Hipertensi serta dapat menjadi acuan bagi perawat

dalam mengkaji gaya hidup penderita Hipertensi itu sendiri. Dalam asuhan

keperawatan pasien Hipertensi di anjurkan untuk makan diet rendah garam

serta istrahat yang penuh dan tidak banyak pikiran untuk menghindari

kenaikan Hipertensi secara mendadak.

Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian untuk mengetahui pelaksanakan asuhan keperawatan pasien

Hipertensi tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Asuhan keperawatan pada pasien Hipertensi di Puskesmas Toili II

Kecamatan Toili.
17

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “ Pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien

Hipertensi di Puskesmas Toili Kecamatan Toili II.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk menerapkan asuhan keperawatan pada pasien Hipertensi

di Puskesmas Toili Kecamatan Toili II.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk melakukan pengkajian keperawatan pada pasien Hipertensi

di Puskesmas Toili Kecamatan Toili II.

b. Untuk merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien Hipertensi

di Puskesmas Toili Kecamatan Toili II.

c. Untuk menentukan intervensi keperawatan pada pasien Hipertensi

di Puskesmas Toili Kecamatan Toili II..

d. Untuk melakukan implementasi keperawatan pada pasien

Hipertensi di Puskesmas Toili Kecamatan Toili II.

e. Untuk melakukan evaluasi keperawatan pada pasien Hipertensi di

Puskesmas Toili Kecamatan Toili II.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat,

Instansi pendidikan, program pelayanan kesehatan, dan peneliti


18

1. Bagi Stikes Amanah Makassar

Hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu

pengetahuan khususnya dalam hal asuhan keperawatan pada pasien

gastritis sebagai referensi perpustakan Stikes Amanah Makassar yang

bisa digunakan oleh mahasiswa sebagai bahan bacaan dan dasar untuk

studi kasus selanjutnya.

2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Toili II.

3. Manfaat Bagi Puskesmas

Hasil penelitian dapat dijadikan rekomendasi dalam menentukan

strategi program pemberanatasan penyakit di wilayah kerja Puskesmas

Toili II.

4. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman dalam melaksanakan pemberian asuhan

keperawatan pada pasien Hipertensi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Penyakit Hipertensi

1. Hipertensi

Tekanan darah yaitu jumlah gaya yang diberikan oleh darah

di bagian dalam arteri saat darah dipompa ke seluruh sistem peredaran

darah. Tekanan darah tidak pernah konstan, tekanan darah dapat

berubah drastis dalam hitungan detik, menyesuaikan diri dengan

tuntutan pada saat itu Herbart Benson dalam (Artiyaningrum, 2019).

Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi

masalah serius saat ini. Hipertensi dikategorikan sebagai the silent

disease atau karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap

hipertensi atau tidak mengetahui sebelum memeriksakan tekanan

darahnya. Insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia.

Bahaya hipertensi yang tidak dapat dikendalikan dapat menimbulkan

komplikasi yang berbahaya, seperti penyakit jantung koroner, stroke,

ginjal dan gangguan penglihatan. Kematian akibat hipertensi

menduduki peringkat atas daripada penyebab-penyebab lainnya

(Bambang, 2019).

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah

tinggi adalah penyakit kronik akibat desakan darah yang berlebihan

dan hampir tidak konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh

kekuatan jantung ketika memompa darah. Hipertensi berkaitan dengan

19
meningkatnya tekanan pada arterial sistemik, baik diastolik maupun

sistolik, atau kedua-duanya secara terus-menerus Susanto dalam

(Artiyaningrum, 2019).

Menurut Lany Sustrani, dkk dalam KTI Budi Artiyaningrum

(2019), hipertensi adalah suatu gangguan pada 15 pembuluh darah

yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh

darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkanya.

Tubuh akan bereaksi lapar, yang mengakibatkan jantung harus bekerja

lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Apabila kondisi

tersebut berlangsung lama dan menetap akan menimbulkan gejala

yang disebut sebagai penyakit darah tinggi. Hipertensi mencakup

20
12

tekanan darah 140/90 mmHg (milimeter Hydragyrum atau milimeter

air raksa) dan di atasnya.

Menurut pedoman The Seventh Report of Joint National

Committee (JNC-7) tahun 2003, Hipertensi merupakan suatu keadaan

dimana tekanan darah seseorang adalah ≥ 140 mmHg (tekanan

sistolik) dan atau ≥ 90 mmHg (tekanan diastolik) Chobanian et al

dalam (Artiyaningrum, 2019).

2. Klasifikasi

Garnadi dalam KTI Anis Khairunnisa (2019), Hipertensi

dapat di bagi menjadi tiga golongan yaitu hipertensi sistolik, hipertensi

diastolik, dan hipertensi campuran. Hipertensi sistolik (isolated sistolic

hypertension) merupakan peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti

peningkatan tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada usia

lanjut. Tekanan sistolik berkaitan tekanan dengan tingginya pada arteri

apabila jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan sistolik

merupakan tekanan maksimum dalam arteri tercermin pada hasil

pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih

besar.

Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan

peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti pengkatan tekanan sistolik,

biasanya ditemukan pada anak- anak dan dewasa muda. Hipertensi

diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak

normal, sehimgga memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang

12
13

melaluinya dan meningkatkan tekanan diastolik. Tekanan darah

diastolit berkaitan dengan tekanan arteri bila jantung berada dalam

keadaan relaksasi diantara dua denyutan. Hipertensi campuran

merupakan pengingkatan pada tekanan sistolik dan diastolik.

Pudiastiti dalam KTI Anis Khairunnisa (2019) Berdasarkan

penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua, yaitu hipertensi esensial

(primer) dan hipertensi sekunder. Hipertensi esensial (primer)

merupakan hipertensi yang disebabkan oleh gaya hidup yang tidak

baik seperti makan yang tidak terkontrol sehingga menyebabkan berat

badan berlebih atau bahakn terjadi obesitas dimana hal tersebut dapat

mencetus terjadinya hipertensi. Hipertensi sekunder merupakan

tekanan darah tinggi yang akibat dari seseorang yang mengalami

penyakit seperti gagal jantung, gagal ginjal, dan kerusakan sistem

hormon dalam tubuh.

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut WHO (2019)

Tekanan Darah
Kategori Sist Dias
olik tolik
Optimal < 120 Dan <80

Normal 120-129 Dan / Atau /80-84

Normal TInggi 130-139 Dan / Atau /85-89

Stadium 1 140-159 Dan / Atau /90-99

Stadium 2 160-179 Dan / Atau /100-109

Stadium 3 ≥ 180 Dan / Atau ≥ 110

Hipertensi Sistolik ≥ 140 Dan / Atau ≥ 90

Terisolasi

13
14

3. Etiologi

Sekitar 90% hipertensi dengan penyebab yang belum

diketahui pasti disebut dengan hipertensi primer atau esensial,

sedangkan 7% disebabkan oleh kelainan ginjal atau hipertensi renalis,

dan 3% disebabkan oleh kelainan hormonal atau hipertensi hormonal

dan penyebab lain, Muttaqin dalam (Khairunnisa, 2019). Sebagai

faktor predisposisi dari hipertensi esensial adalah penuaan, riwayat

keluarga, asupan lemak jenuh atau natrium yang tinggi, obesitas, ras,

gaya hidup yang menuntut sering duduk dan tidak bergerak, stress,

merokok Kowalak JP, Welsh W, Mayer B dalam (Khairunnisa, 2019).

4. Faktor-faktor Risiko Hipertensi

Faktor Resiko terjadinya Hipertensi antara lain:

1) Usia

Tekanan darah cendrung meningkat dengan bertambahnya usia.

Pada laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan

pada wanita meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.

2) Ras / etnik

Hipertensi bisa mengenai siapa saja. Bagaimanapun, biasa sering

muncul pada etnik Afrika Amerika dewasa dari pada Kaukasia

atau Amerika Hispanik.

3) Jenis Kelamin

14
15

Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi

dari pada wanita.

4) Kebiasaan gaya tidak sehat

Gaya hidup yang tidak sehat yang dapat meningkatkan hipertensi,

antara lain minum-minuman beralkohol, kurang berolahraga,

mengkonsumsi makan- makanan yang berlebih dan merokok.

5. Patofisiologi

Tekanan darah arteri merupakan produk total resistensi perifer

dan curah jantung. Curah jantung meningkat karena keadaan yang

meningkatkan frekuensi jantung, volume sekuncup atau keduanya.

Resistensi perifer meningkat karena faktor-faktor yang meningkatkan

viskositas darah atau yang menurunkan ukuran lumen pembuluh darah,

khususnya pembuluh darah arteriol. Beberapa teori membantu

menjelaskan terjadinya hipertensi. Teori-teori tersebut meliputi :

a. Perubahan pada bantalan pembuluh darah arteriolar yang

menyebabkan peningkatan resistensi perifer.

b. Peningkatan tonus pada sistem saraf simpatik yang abnormal dan

berasal dari dalam pusat system vasomotor, peningkatan tonus ini

menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler perifer.

c. Penambahan volume darah yang terjadi karena disfungsi renal atau

hormonal.

15
16

d. Peningkatan penebalan dinding arteriol akibat faktor genetic yang

menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler perifer.

e. Pelepasan renin yang abnormal sehingga terbentuk angiotensin II

yang menimbulkan konstriksi arteriol dan meningkatkan volume

darah.

6. Pathway

16
17

Gambar 2.1 Pathway


Sumber: Reny Yuli Aspiani (2018)

7. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala pada pasien yang menderita hipertensi yaitu

umumnya tidak dirasakan oleh seseorang, seringkali pasien

menganggap bila tidak ada keluhan, berarti TD tidak tinggi. Hal

tersebut harus diwaspadai karena gejala hipertensi mulai dari tanpa

keluhan/gejala sama sekali baik yang dirasakan oleh pasien maupun

yang tampak oleh orang lain (dokter) sampai gejala yang demikian

berat. Misalnya TD sangat tinggi (ekstrimnya, TD dapat mencapai

240/130mmHg tetapi tanpa keluhan). Sebaliknya ada individu yang

TD sistoliknya baru mencapai 140 mmHg atau diastoliknya mencapai

90 mmHg sudah merasakan keluhan misalnya

pusing/berputar/melayang dan sebagainya yang mengganggu aktivitas

17
18

pasien sehari-hari. Jadi perlu ditekankan pada pasien dan masyarakat

bahwa hipertensi jangan dilihat dan dirasakan dari gejalanya, tetapi

lakukan pemeriksaan TD secara berkala walaupun belum pernah

mengalami TD tinggi.

8. Komplikasi

Komplikasi hipertensi diantaranya adalah hypertension heart

disease (HHD), CVD, gagal ginjal, CHF, retinopati hipertensi

(gangguan pembuluh darah mata, dapat menyebabkan kebutaan),

kerusakan organ akan terjadi setelah 10-15 tahun.

a. Stroke

Peningkatan tekanan darah 20/10 mmHg meningkatkan

risiko CVD sebanya dua kali. CVD yang dimaksud adalah penyakit

jantung iskemi dan stroke. Angka kematian akibat stroke parallel

dengan prevalensi hipertensi. Diantara individu usia pertengahan,

nilai TD diastolik 5 mmHg lebih rendah, menurunkan risiko stroke

sebanyak 35-40%.

b. Penyakit Jantung Koroner dan Gagal Jantung

Keterlibatan jantung pada hipertensi bermanifestasi

sebagai LVH, aritmia, penyakit jantung iskemi. Tahanan arteriolar

koroner yang meningkat akibat hipertensi dapat menurunkan aliran

darah ke otot jantung yang hipertrofi, mengakibatkan terjadinya

angina. Hipertensi diikuti dengan penurunan suplai oksigen dan

faktor risiko lain mempercepat proses aterogenesis sehingga

18
19

semakin mengurangi oksigen yang sampai ke otot jantung. Pasien

yang dengan riwayat hipertensi memiliki risiko 6 kali mengalami

gagal jantung dibandingkan tanpa riwayat hipertensi.

c. Penyakit Ginjal

Penurunan aliran darah ke ginjal karena hipertensi dapat

menyebabkan hiperfiltrasi yang nantinya akan berkembang

menjadi glomerulosklerosis dan selanjutnya gangguan fungsi

ginjal. Setiap penurunan 5 mmHg TD diastolic menurunkan risiko

penyakit ginjal stadium akhir minimal 4 kali.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Hipertensi

Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian

kegiatan dalam praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai

anggota keluarga pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses

keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup

wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2019).

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan.

Pada tahap ini semua data dikumpulkan secara sistematis guna

menentukan kesehatan klien. Pengkajian keperawatan pada pasien

hipertensi (Aspiani, 2018) meliputi :

1) Aktivitas/Istirahat

19
20

a) Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup

monoton.

b) Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama

jantung, takipnea.

2) Sirkulasi

a) Gejala : Riwayat hipertensi, arterosklerosis, penyakit jantung

koroner/katup dan penyakit serebrovaskuler.

b) Tanda : Peningkatan tekanan darah, denyut nadi jelas (dari

karotis, jugularis, radialis, takikardia), murmur stenosis

vaskular, distensi vena jugularis, vasokontriksi perifer (kulit

pucat, sianosis, suhu dingin), pengisian kapiler mungkin

lambat/tertunda.

3) Integritas ego

a) Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stres

multiple (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan

pekerjaan).

b) Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan perhatian,

tangisan meledak, otot muka tegang, menghela nafas,

peningkatan nada bicara.

4) Eliminasi

a) Gejala : Gangguan ginjal saat ini (seperti obstruksi) atau

riwayat penyakit ginjal pada masa yang lalu.

5) Makanan/Cairan

20
21

a) Gejala :

1. Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi

garam, lemak serta kolestrol.

2. Mual, muntah dan perubahan berat badan saat ini

(meningkat/menurun).

3. Riwayat penggunaan diuretik

b) Tanda

1. Berat badan normal atau obesitas

2. Adanya edema

3. Glikosuria

6) Neurosensori

a) Gejala :

1. Keluhan pusing, berdenyut, sakit kepala, suboksipital

(terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan

setelah beberapa jam)

2. Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur,

epistakis)

b) Tanda :

1. Status mental, perubaha keterjagaan, orientasi, pola/isi

bicara, efek, proses berpikir

2. Penurunan kekuatan genggaman tangan.

7) Nyeri/ketidaknyamanan

21
22

a) Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan

jantung), sakit kepala

8) Pernapasan

a) Gejala :

1. Dispnea yang berkaitan dari aktivitas/kerja, takipnea,

ortopnea, dispnea

2. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum

3. Riwayat merokok

b) Tanda :

1. Distres pernapasan /penggunaan otot aksesori pernapasan

2. Bunyi napas tambahan (crakles/mengi)

3. Sianosis

9) Keamanan

a) Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi

postural

10) Pembelajaran/penyuluhan

a) Gejala :

1. Faktor resiko keluarga : hipertensi, aterosklerosis,

penyakit jantung, diabetes mellitus

2. Faktor lain, seperti orang Afrika-Amerika, Asia

tenggara, penggunaan pil KB atau hormon lain,

penggunaan alkohol/obat

11) Rencana pemulangan

22
23

a) Bantuan dengan pemantau diri dari tekanan darah/perubahan

dalam terapi obat.

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang

menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau resiko perubahan

pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas

dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk

menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah, dan

merubah. (Carpenito, 2020)

Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons

manusia terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan, atau

kerentanan respons dari seorang individu, keluarga, kelompok, atau

komunitas (Herdman, 2019). Diagnosis keperawatan berfungsi untuk

mengidentifikasi, memfokuskan dan memecahkan masalah

keperawatan klien secara spesifik.

Jenis-jenis diagnosis keperawatan tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut (Potter & Perry, 2019).

1) Diagnosis Aktual

Diagnosis ini menggambarkan respons klien terhadap kondisi

kesehatan atau proses kehidupannya yang menyebabkan klien

mengalami masalah kesehatan. Tanda/gejala mayor dan minor dapat

ditemukan dan divalidasi pada klien.

2) Diagnosis Risiko

23
24

Diagnosis ini menggambarkan respons klien terhadap kondisi

kesehatan atau proses kehidupannya yang dapat menyebabkan klien

berisiko mengalami masalah kesehatan. Tidak ditemukan tanda/gejala

mayor dan minor pada klien, namun klien memiliki faktor risiko

mengalami masalah kesehatan.

3) Diagnosis Promosi Kesehatan

Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi

klien untuk meningkatkan kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih

baik dan optimal.

Diagnosis keperawatan pada pasien hipertensi menurut

Aspiani (2018) dengan penulisan diagnosa keperawatan sesuai Standar

Diagnosis Keperawatan Indonesia antara lain :

a) Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan

afterload vasokontriksi.

b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

c) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.

3. Metode Perencanaan

Menurut Suprajitno (2019), perencanaan keperawatan

mencakup tujuan umum dan khusus yang didasarkan pada masalah

yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada

penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang

berorientasi pada kriteria dan standar. Perencanaan yang dapat

24
25

dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi ini

adalah sebagai berikut :

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang

terjadi pada keluarga.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal

dan mengerti tentang penyakit hipertensi.

Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah

tiga kali kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang

penyakit hipertensi.

Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda

dan gejala penyakit hipertensi serta pencegahan dan

pengobatan penyakit hipertensi secara lisan.

Intervensi :

a) Jelaskan arti penyakit hipertensi

b) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi

c) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk

mengatasi penyakit hipertensi.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui

akibat lebih lanjut dari penyakit hipertensi. 23

25
26

Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat

anggota keluarga dengan hipertensi setelah tiga kali

kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat

mengambil tindakan yang tepat dalam merawat anggota

keluarga yang sakit.

Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana

akibat hipertensi dan dapat mengambil keputusan yang

tepat.

Intervensi:

a) Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi.

b) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat

anggota keluarga yang menderita hipertensi.

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan

hipertensi

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat

anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi.

Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap

anggota keluarga yang menderita hipertensisetelah tiga

kali kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan

dan perawatan penyakit hipertensi

26
27

Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga

yang menderita penyakit hipertensi secara tepat.

Intervensi:

a) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit

hipertensi.

b) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang

tepat dan olah raga khususnya untuk anggota keluarga yang

menderita hipertensi.

4) Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi

lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi

berhubungan.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang

pengaruh lingkungan terhadap penyakit hipertensi.

Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat

menunjang penyembuhan dan pencegahan setelah tiga

kali kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang

pengaruh lingkungan terhadap proses penyakit hipertensi

Standar : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat

mempengaruhi penyakit hipertensi.

Intervensi :

a) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan

mengatasi penyakit hipertensimisalnya :

27
28

1. Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan

misalnya benda yang tajam.

2. Gunakan alat pelindung bila bekerja Misalnya sarung

tangan.

3. Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk

mengurangi terjadinya iritasi.

b) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.

5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan guna perawatan dan pengobatan hipertensi.

Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat

menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai

kebutuhan.

Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan

yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensisetelah dua

kali kunjungan rumah.

Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka

harus meminta pertolongan untuk perawatan dan

pengobatan penyakit hipertensi.

Standar : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara

tepat.

Intervensi :

Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta

pertolongan untuk perawatan dan pengobatan hipertensi.

28
29

4. Implementasi

Implementasi dilapangan pada diagnosa keperawatan defisit

pengetahuan adalah memberi penyuluhan tentang pengertian hipertensi,

penyebab hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, dampak hipertensi,

cara mencegah hipertensi, mengevaluasi tingkat pengetahuan keluarga

setelah diberi penyuluhan, memberi pujian bila keluarga mampu

menjawab dengan baik dan benar.

Menurut teori implementasi pada diagosa defisit pengetahuan

adalah meberikan penyuluhan tentang pengertian hipertensi, penyebab

hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, dampak hipertensi, cara

mencegah hipertensi, mengevaluasi tingkat pengetahuan keluarga

setelah diberi penyuluhan, memberi pujian bila keluarga mampu

menjawab dengan baik dan benar ( Suprajitno, 2019).

Implementasi adalah suatu tindakan pelaksanaan dari rencana

tindakan harus sudah di buat untuk proses penyembuhan pasien selama

di rawat di rumah sakit. Setiap tindakan yang diberikan dari rencana

tindakan harus diberi tanggal, waktu dan paraf (Doenges, 2020).

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan setelah implementasi terlaksana pada pasien,

dimana seorang perawat harus telita dalam melakukan hal tersebut

berdasarkan SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment, Perencanaan).

29
30

Dilakukannya SOAP pada pasien untuk mengetahui sejauh dan

seberhasil apakah tindakan yang telah dilakukan kepada pasien dengan

menanyakan kembali keluhan yang dirasakan setelah dilakukan

tindakan, sehingga pelayanan kesehatan dapat menentukan kembali

perencaan yang akan dilakukan dengan melihat tujuan yang di capai.

Evaluasi pada diagnos defisit pengetahuan tentang penyakit

hipertensi adalah setelah dilakukan kunjungan 2 hari keluarga

mengatakan sudah mengerti tentang hipertensi,keluagra dapat

menyebutkan 4 dari penyebab hipertensi, keluagra dapat menyebutkan

5 dari tanda dan gejala hipertensi, keluagra dapat menyebutkan3 dari

dampak hipertensi, keluagra dapat menyebutkan 4 dari cara mencegah

hipertensi. Jadi masalah sudah teratasi. Evaluasi menurut teori pada

diagnosa defisit pengetahuan yaitu keluarga sudah mengerti tentang

pengertian hipertensi, penyebab hipertensi, tanda dan gejala hipertensi,

dampak hipertensi, cara mencegah hipertensi (Suprajitno, 2019).

30
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Desain penulisan ini adalah deskriptif dengan bentuk studi kasus.

Metode penulisan deskriptif merupakan suatu metode yang memiliki

tujuan utama dengan memberikan gambaran situasi atau fenomena secara

jelas dan rinci tentang hal yang terjadi pada obyek penelitian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Akan dilaksanakan penelitian Selama tiga hari di Puskesmas Toili

II Kecamatan Toili. Waktu penelitian di mulai pada tanggal 22 September

Tahun 2023 Jam 08 : 00 Wita.

C. Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Toili II Kecamatan Toili dimana

subjek adalah pasien yang menderita Hipertensi.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pembuatan variabel atas dasar apa yang akan

dikerjakan di lapangan. .

37
38

1. Pangkajian keperawatan

Pengkajian yang dimaksud dalam penelitian ini dengan uraian

operasional biodata pasien, pola fungsi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

penunjang, terapi obat, pengumpulan data, klasifikasi data, dan analisa

data. evaluasi keperawatan.

2. Diagnosa keperawatan

Pemerumusan diagnose yang dimaksud dalam penelitian ini

yaitu dengan uraian operasional sesuai dengan diagnose yang tercantum

dalam phatway.

3. Intervensi keperawatan

Penyusunan intervensi keperawatan yang dimaksud dalam

penelitian dengan uraian operasional ONEC (Observasi, Nurshing,

Education, Colaboration).

4. Implementasi keperawatan

Implementasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sesuai

dengan operasional intervensi yang yang direncanakan.

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu uraian

opersional SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment, Perencanaan (Koes

Irianto, 2019).
39

E. Pengumpulan Data

1) Teknik Pengumpulan Data

a) Wawancara.

b) Menanyakan identitas.

c) Menanyakan keluhan utama.

d) Menanyakan riwayat penyakit sekarang, dahulu, dan riwayat

keluarga.

e) Menanyakan informasi tentang klien kepada keluarga.

f) Observasi/memonitor.

g) Pemeriksaan fisik (inpeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi).

h) Dokumentasi laporan asuhan keperawatan.

2) Instrumen Pengumpulan Data

Alat dan instrument yang dibutuhkan dalam penelitian adalah

format pengkajian, alat pemeriksaan fisik yang terdiri dari tensi meter,

thermometer, stetoskop, penlight, timbangan.

F. Keabsahan Data

Untuk membuktikan kualitas data yang diperoleh dalam

penelitian sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi.

1) Data Primer

Keabsahan dilakukan dengan pengambilan data primer yakni

sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber


40

aslinya yang berupa wawancara dari individu pasien maupun hasil

observasi dari suatu objek dan kejadian.

2) Data Sekunder

Data sekunder berisi sumber data penelitian yang diperoleh

melalui media perantara atau secara tidak langsung seperti data dari

kerabat atau keluarga pasien.

3) Data Tersier

Diperoleh dari catatan perawatan klien atau rekam medis klien

yang merupakan riwayat penyakit atau perawatan klien dimasa lalu.

G. Analisa Data

Analisis data dilakukan sejak peneliti melakukan penelitian.

Dilakukan mulai awal pengkajian dan dilakukan asuhan keperawatan pada

setiap hari untuk mengetahui perkembangan dari pasien. Teknik analisis

data yang dipakai oleh peneliti adalah dengan cara pengumpulan data

dengan wawancara dan observasi pada klien. Urutan dari analisis data

adalah :

1) Pengumpulan data Data dikumpulkan dari wawancara, observasi,

pemeriksaan fisik, serta pendokumentasian. Hasil ditulis dalam buku

catatan terstruktur. Pengumpulan data diperoleh dengan cara

melakukan pengkajian setelah itu menetapkan diagnosis keperawatan

yang muncul, melakukan perencanaan untuk mengatasi masalah yang

muncul, melakukan tindakan serta melakukan evaluasi disetiap

tindakan.
41

2) Mengolah data-data yang sudah terkumpul kemudian diklasifikasikan

menjadi data subjektif dan data objektif berdasarkan data yang

diperoleh dilapangan. Data subjektif yaitu data yang diperoleh dari

pernyataan klien dan keluarga di rumah sakit , sedangkan data objektif

didapat dari observasi kepada klien kemudian dibandingkan antara

klien yang satu dengan klien yang satunya.

3) Kesimpulan dari data yang telah disampaikan, kemudian di bandingkan

data yang satu dengan data yang lainnya.

H. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, penulis memandang perlu adanya

rekomendasi pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan

permohonan izin kepada institusi tempat penelitian dalam hal ini

Puskesmas Toili II. Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subyek

tidak boleh bertentangan dengan etik. Tujuan penelitian harus etis dalam

arti hak responden harus dilindungi.

1) Prinsip Menghargai Harkat Dan Martabat Responden

a) Kerahasiaan Identitas Pasien (Anonimity)

Aplikasi untuk kerahasiaan identitas pasien yaitu dengan

tidak mencamtumkan nama pasien atau hanya menuliskan kode

pasien pada lembar pengumpulan data.

b) Kerahasiaan Data (Confidentiality)

Aplikasi untuk kerahasiaan data adalah dengan menjaga

kerahasiaan data dan berbagai informasi yang diberikan oleh

pasien atau keluarga dengan sebaik-baiknya. Peneliti wajib


42

menyimpan sebaik-baiknya untuk menjamin kerahasiaan data dan

tidak memberitahu kepada siapapun lewat lisan maupun lewat

dokumentasi hasil pengumpulan data, jadi data-data tersebut hanya

bisa diakses oleh peneliti.

c) Menghargai privacy dan dignity

Dalam penerapan privacy dan dignity peneliti dapat

memberitahu bahwa pasien berhak untuk tidak menjawab

pertanyaan wawancara yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman

bagi dirinya untuk menceritakan sesuatu yang tidak ingin diketahui

oleh orang lain.

d) Menghormati otonomi (respect for autonomy)

Pasien mempunyai hak otonomi secara bebas, sukarela atau tanpa

paksaan untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data yang

dilakukan.

2) Prinsip Memperhatikan Kesejahteraan Responden

a) Manfaat (beneficience)

Semua implementasi yang dilakukan pada pasien dapat

bermanfaat untuk mengurangi keluhan dan menyembuhkan

penyakit pasien seperti melakukan fisioterapi dada atau clapping

untuk membantu pengeluaran secret yang ada di alveolus pasien

yang tujuannya adalah memaksimalkan sistem pernafasan pasien.

b) Non-Maleficience
43

Semua hal yang diberikan pada pasien baik tindakan

ataupun pengobatan harus berdasarkan prinsip yang tidak

merugikan pasien.

c) Kebebasan Dari Bahaya (Free From Harm) dan Ketidaknyamanan

(Free From Discomfort)

Memberitahu pasien jika kegiatan yang dilakukan

menyebabkan ketidaknyamanan dan pasien memiliki hal untuk

tidak melanjutkan dalam kegiatan tersebut, seperti latihan batuk

efektif pada anak, jika pasien kurang nyaman dengan tindakan

tersebut, maka diganti dengan tindakan lain seperti minum air

hangat.

3) Prinsip Keadailan (Justice)

Memberikan hak yang sama kepada pasien untuk dipilih atau

berkonstribusi dalam penelitian tanpa diskriminasi. Semua pasien

memperoleh perlakuan dan kesempatan yang sama dengan

menghormati seluruh persetujuan yang disepakati

4) Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Pasien harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan

penelitian yang akan dilaksanakan dan mempunyai hak untuk bebas

berpartisipasi atau menolak menjadi responden (Nursalam, 2019).


BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Pengumpulan Data

Lokasi yang di gunakan dalam Penyusunan KTI Studi Kasus Serta

Pengambilan Data adalah di Di Puskesmas Toili II Kecamatan Toili .

a. Pengkajian

Identitas Klien

Nama Klien : Ny. F

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 60 tahun

Suku : Jawa

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Alamat : Desa Tirsa Kencana Kecamatan Toili

Sumbe Biaya : BPJS

Identitas Penanggung jawab

Nama : Ayu Rahmasari

Umur : 30 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Pendidikan : SMP

35
36

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Desa Tirsa Kencana Kecamatan Toili

1) Riwayat Kesehatan Klien

2) Keluhan Utama Saat masuk Puskesmas: sakit kepala , nyeri

tengkuk leher bagian belakang.

3) Riwayat Penyakit Skarang

Klien mengatakn sakit kepala, dan nyeri tengkuk leher bagian

belakang, susah bergerak, tidak dapat beraktivitas pada biasanya

Akhirnya memutuskan untuk di rawat di Puskesmas Toili tanggal

22 September 2023.

4) Riwayat Penyakit Masa Lalu

Klien mengatakan belum pernah di rawat di Puskesmas

sebelumnya, klien tidak mempunyai riwayat penyakit menular,

tidak alergi obat dan makanan, serta tidak pernah di oprasi.


37

5) Pengkajian pola fungsional kesehatan

6) Tabel 4.1 Pengkajian Pola Fungsional Kesehatan


No Ketarangan Sebelum sakit Saat sakit
Persepsi kesehatan Pasien merasakan Pasien merasakan
dirinya sehat dirinya sakit
1 sehingga perlu
berobat ke
Puskesmas
Pola melakukan nutrisi
frekuensi makanan
3 x sehari 3 x sehari tapi porsi
Nafsu makan tidak dihabiskan

Porsi makan Baik


Baik
2 Makanan dihabiskan
1
/2 porsi
Pantangan makanan Dihabiskan 1 piring
hindari makanan
Tidak ada tinggi garam
Jumlah cairan/hari + 1500ml/hari + 1500ml/hari
Pola istrahat/ tidur
Siang 2 jam 2 jam
3 Malam 6-8 jam 8 jam
Gangguan tidur - Ada,disebabkan
karena Sakit kepala
Pola kebersihan diri Baik Baik
Mandi 2 kali/hari
Sikat gigi 2 kali/hari 1 kali/hari
4 Cuci rambut 3 kali/hari 1 kali/hari
Kebersihan kuku 2 kali/hari

5 Pola Eliminasi BAB :


Frekuensi
Warna 1 hari 1 kali 1 hari 1 kali
Konsistensi
Kuning Kuning
BAK :
Frekuensi Lembek encer
Warna
Jumla urine
38

4 kali/ hari 4 kali/ hari


Kuning jernih Kuning jernih
400 ml 400 ml
Pola aktivitas Dapat melakukan Pasien tidak dapat
semua aktivitas melakukan aktivitas
6
tanpa bantuan orang sendiri, dibantu oleh
lain orang lain
Pola persepsi diri (konsep diri) Ideal dirinya masih Tidak mampu lagi
7
melakukan aktivitas melakukan aktivitas
Pola hubungan peran Pasien menjalankan Pasien tidak dapat
peran sebagai istri lagi menjalankan
8 dan ibu dari anak- peran sebagai istri
anak dan ibu dari anak-
anak
Pola koping toleransi stress Pasien mampu Pasien menyerhakan
menyelesaikan kepada anak anak
9 masalah dengan nya untuk
keluarga meyelesaiakan jika
ada persoalan.
Pola kepercayaan spritual Pasien menjalani 5 Setelah sakit pasien
waktu tidak dapat
melaksanakan
10
ibadahnya sebagai
seorang muslim
dengan baik.

7) Pemeriksaan fisik

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda- tanda vital : TD : 170/ 110 R: 20 ×/ menit

S : 36 c N : 90 ×/ menit

a) Kepala dan rambut

Inspeksi : rambut lurus, sebagian sudah putih

Palpasi : tidak ada benjolan pembengkakan.


39

b) Telinga

Inspeksi : bentuk telinga huruf C dan terdapat serumen

dalam batas normal

Palpasi : tidak terdapat benjolan

c) Mata

Inspeksi : Struktur mata lengkap dan kedua mata simetris

konjungtiva tidak anemis sklera tidak ikterik

Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan massa

d) Hidung

Inspeksi : tulang hidung simetris dan tidak ada polip


Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan massa
e) Mulut

Inspeksi : mukosa bibir kering, lidah bersih, tidak ada

sariawan.

f) Leher

Inspeksi : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid.

Palpasi : Tidak ada bendungan vena jugularis.

g) Dada ( jantung dan paru – paru)


Inspeksi : pemeriksaan thorax besar antara kiri dan kanan
Palpasi : Tidak ada retraksi intercosta.

perkusi : perkembangan paru kanan dan kiri sama, dan

tidak ada massa.

Auskultasi : suara nafas normal, tidak ada whizing dan ronchi.

h) Abdomen

Inspeksi : abdomen simetris dan tidak ada luka


40

Auskultasi : peristaltik usus 7x/ menit

Perkusi : Perut tidak kembung

Palpasi : tidak ada nyeri

i) Genetalia

Inspeksi : daerah genital bersih, tidak ada luka, tidak ada

tanda infeksi, tidak terpasang kateter.

j) Ekstrimitas atas

Inspeksi : ekstrimitas atas sebelah kanan dapat di gerakan,

dan tidak ada pembengkakan dan fraktur.

Palpasi : ketika digerakkan bunyi krag-kruk

k) Ekstrimitas bawah

Inspeksi : ekstrimitas bawah sebelah kanan

Palpasi : ketika digerakkan bunyi krag-kruk

l) Kulit : turgor kulit baik, tidak ada edema

Inspeksi : warna kulit sawo matang, dan kulit mulai keriput.

Palpasi : kulit kering dan tidak elastik.

8) Klasifikasi Data

a) Data subjektif

(1) pasien mengatakan sakit kepala

(2) Pasien nyeri tengkuk leher pada bagian belakang

(3) Pasien mengatakan susah bergerak

(4) Pasien mengatakan tidak dapat beraktivitas pada biasanya


41

b) Data objektif

(1) Wajah Nampak Meringis

(2) Pasien tidak bisa tidur karena sakit kepala

(3) Pasien nampak susah menggerakkan tubuhnya

(4) TTV : TD : 170/110, S: 36 ˚c, N: 90 ×/m, R: 20 ×/m

9) Analisa Data

Tabel 4.2 Analisa Data


DATA ETIOLOGI MASALAH

Iskemia Miokard Nyeri akut


berhubungan dengan
1. Data subjektif Koroner agen pencedera
a. Pasien mengatakan sakit
fisiologis.
kepala Distensi Abdomen
b. Pasien mengatakan
nyeri tengkuk leher pada
bagian belakang
2. Data objektif Penurunan Intake Makanan
a. Pasien nampak meringis
b. Pasien tidak bisa tidur
karena sakit kepala
c. TTV
TD : 170/110 mmHg

: TD: 170/110
N : 90 x/m

T : 36 0 c
Intoleransi aktivitas
R : 20 x/ m Kelemahan, ketidakseimbangan
berhubungan dengan
antara suplai dan kebutuhan oksigen.
kelemahan,
1. Data Subjektif
ketidakseimbangan
- Pasien mengatakan
antara suplai dan
susah bergerak
kebutuhan oksigen.
- Pasien mengatakan
tidak dapat
beraktivitas pada
biasanya
2. Data Objektif
- Pasien nampak
susah
menggerakan
42

tubuhnya.
TTV :
- TD :
- N : 100 x/Menit
- T : 36˚ C
- R : 22 x/Menit

(Amin, Huda, 2019)

2. Diagnosa Keperawatan

a) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.

b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

3. Perencanaan keperawatan

Perencanaan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


keperawatan

1 a) Nyeri akut Setelah 1. Observas 1. Untuk


berhubungan dilakukan i Tanda-tanda mengetah
dengan agen tindakan vital. ui keadaan
pencedera keperawatan 2. Kaji umum
fisiologis. selama 3x24 Skala Nyeri pasien
DS: jam diharapkan secara 2. Untuk
- Pasien Nyeri akut komprehensif. mengetah
mengatakan sakit berhubungan 3. Ajarkan ui skala
kepala dengan agen terapi non nyeri
- Pasien pencedera farmakologi 3. Agar nyeri
mengatakan nyeri fisiologis dapat (terapi berkurang
tengkuk leher teratasi. rileksasi 4. Agar
bagian belakang dengan kriteria napas dalam, pasien
DO: hasil : terapi mengetah
1. Sakit rileksasi ui
- Pasien nampak kepala bensos) penyakit
meringis hilang 4. Berikan yg diderita
43

- Pasien tidak bisa 2. Nyeri edukasi 5. Untuk


tidur karena sakit tengkuk kepada pasien proses
kepala leher dan keluarga penyembu
- Skala nyeri 6 berkurang. tentang han dan
- TTV : 3. Pasien penyakit yang tidak
TD:170/110mmHg nampak di derita. merasakan
tenang 5. Kolaborasi sakit
N : 90 x/menit 4. pasien pemberian kepala.
dapat tidur obat
S : 36,˚C
dengan analgesia dan
R : 20 x/menit tenang. sedasi sesuai
pesanan.

Intoleransi aktivitas 1. Keadaan


2. Setelah 1. Observasi umum
berhubungan dengan dilakukan TTV dalam
kelemahan, tindakan 2. Kaji tingkat batasan
ketidakseimbangan keperawatan aktivitas normal.
antara suplai dan selama 3x24 pasien 2. dapat
kebutuhan oksigen. jam diharapkan 3. Bantu mengetahui
dapat pasien tingkat
Data Subjektif: melakukan dalam aktivitas
aktivitas secara melakukan yang
- Pasien mandiri. aktivitas dilakukan
mengatakan Dengan kriteria 4. Anjurkan pasien
susah hasil : keluarga 3. agar pasien
bergerak untuk dapat
- Pasien Aktivitas dapat
membantu melakukan
mengatakan dilakukan
pasien aktivitas
tidak dapat sendiri. dalam 4. agar
beraktivitas memenuhi kebutuhan
pada biasanya kebutuhan pasien
5. Beri terpenuhi
Data Objektif:
dorongan 5. Agar pasien
44

- Pasien untuk dapat


nampak susah melakukan melakukan
menggerakan aktivitas/per aktivitas
tubuhnya awatan diri mandiri
- TTV bertahap
jika dapat
TD:170/110mmHg ditoleransi.
N : 90 x/menit
S : 36,˚C
R : 20 x/menit
-

4. Implementasi hari pertama


45

Implementasi Evaluasi

N Jam Tanggal : 22 Paraf Tanggal 23


o (WITA September 2023 September 2023
)

1 08 : 00 1. Mengobservasi Jam : 08 : 00
tanda-tanda vital Wita
Hasil : Untuk
mengetahui keadaan S:
umum.
- Pasien
08 :10 2. Mengkaji skala nyeri
mengatakan
Secara
sakit kepala
Komprehensif
- Pasien
Hasil : Untuk
mengatakn
mengetahui skala
nyeri tengkuk
08: 20 nyeri
leher bagian
3. Mengajarkan terapi belakang
non farmakologi O:
(terapi rileksasi
- Pasien
napas dalam, terapi
nampak
rileksasi bensos)
meringis
Hasil : agar nyeri
- Pasien tidak
berkurang
bisa tidur
08 : 35 karena nyeri
4. Memberikan
- Skala nyeri 6
edukasi kepada
TTV
pasien dan keluarga
TD : 160/110
tentang penyakit
mmHg
yang di derita
N :
Hasil : Agar pasien
80x/menit
dan keluarga
S : 36 ˚C
menegtahui penyakit
R :
yang diderita.
20x/menit
08 : 45 A:
5. Mengkolaborasi
Pemberian obat Tujuan belum
analgesia dan sedasi tercapai
sesuai pesanan Hasil : P:
agar pasien sembuh
Lanjutkan
intervensi
1. observasi
tanda - tanda
vital pasien
2. Mengkaji
skala nyeri
46

3. Mengajarkan
terapi non
farmakologi
(terapi
rileksasi napas
dalam, terapi
rileksasi
bensos)
4. Berikan
edukasi
kepada pasien
dan keluarga
tentang
penyakit yang
di derita
5. Kolaborasi
pemberian
obat analgesia
dan sedasi
sesuai pesanan

Jam :
08 : 30
2. 08 : 30 1. Mengobservasi
TTV S:
Hasil :
Keadaan umum - pasien
dalam batasan mengatak
normal an susah
2. mengkaji tingkat bergerak
08 : 45 aktivitas pasien - Pasien
hasil : mengatak
dapat mengetahui an tidak
tingkat aktivitas dapat
yang dilakukan menggera
pasien kkan
3. membantu pasien anggota
09: 00 dalam melakukan tubuhnya
aktivitas
hasil : O:
agar pasien dapat
- Pasien
melakukan aktivitas
nampaksu
47

09 : 15 4. menganjurkan sah
keluarga untuk menggera
membantu pasien kan
dalam memenuhi anggota
kebutuhan tubuhnya
Hasil : - TTV
Agar kebutuhan TD : 160/110
pasien terpenuhi mmHg
5. Memberi dorongan N :
09 : 30 untuk melakukan 80x/menit
aktivitas/perawatan S : 36 ˚C
diri bertahap jika R :
dapat ditoleransi. 20x/menit
Hasil :
Agar pasien dapat A:
melakukan aktivitas
Tujuan belum
mandiri
tercapai
P : Lanjutkan
intervensi
1. Observasi
TTV
2. Kaji tingkat
aktivitas
pasien
3. Bantu pasien
dalam
melakukan
aktivitas
4. Anjurkan
keluarga
untuk
membantu
pasien dalam
memenuhi
kebutuhan
5. Beri
dorongan
untuk
melakukan
aktivitas/pera
watan diri
bertahap jika
dapat
ditoleransi.
48

Implementasi hari kedua

Implementasi Evaluasi

N Jam Tanggal : 24 September Paraf Tanggal : 25


o (WIT 2023 September 2023
A)

1 08: 05 1. Mengobservasi tanda- Jam : 08: 05 Wita


tanda vital
Hasil : Untuk S:
mengetahui keadaan
- Pasien
umum.
mengatakan
08 : 20 2. Mengkaji skala nyeri sakit kepala
Secara Komprehensif
- Pasien
Hasil : Untuk
mengatakn
mengetahui skala nyeri
nyeri tengkuk
3. Mengajarkan terapi leher bagian
08: 35 non farmakologi belakang
(terapi rileksasi napas O:
dalam, terapi rileksasi
- Pasien
bensos)
nampak
Hasil : agar nyeri
meringis
berkurang
- Pasien tidak
bisa tidur
karena nyeri
08 : 50 4. Mengkolaborasi - Skala nyeri 6
Pemberian obat
TTV
analgesia dan sedasi
TD : 150/100
sesuai pesanan Hasil :
mmHg
agar pasien sembuh
N :
92x/menit
S : 36 ˚C
R :
22x/menit
A:
Tujuan belum
tercapai
P:
Lanjutkan
intervensi
1. observasi
tanda - tanda
vital pasien
2. Mengkaji
49

skala nyeri
3. Mengajarkan
terapi non
farmakologi
(terapi
rileksasi napas
dalam, terapi
rileksasi
bensos)

4. Kolaborasi
pemberian
obat analgesia
dan sedasi
sesuai pesanan

Jam :
2. 08 : 45 wita
08 : 45 1. Mengobservasi TTV S:
Hasil :
Keadaan umum dalam - pasien
batasan normal mengatak
09 : 00 2. mengkaji tingkat an susah
aktivitas pasien bergerak
hasil : - Pasien
dapat mengetahui mengatak
tingkat aktivitas yang an tidak
dilakukan pasien dapat
3. membantu pasien menggera
09 : 15
dalam melakukan kkan
aktivitas anggota
hasil : tubuhnya
agar dapat beraktivitas
4. menganjurkan O:
09 : 30 keluarga untuk
- Pasien
membantu pasien
nampaksu
dalam memenuhi
sah
kebutuhan
menggera
kan
Hasil :
anggota
Agar kebutuhan
tubuhnya
pasien terpenuhi
50

09 : 45 5. Memberi dorongan - TTV


untuk melakukan TD : 150/100
aktivitas/perawatan mmHg
diri bertahap jika N :
dapat ditoleransi. 92x/menit
Hasil : S : 36 ˚C
Agar pasien dapat R :
melakukan aktivitas 22x/menit
mandiri
A:
Tujuan belum
tercapai
P:
Lanjutkan
intervensi
1. Observasi TTV
1. Kaji tingkat
aktivitas
pasien
2. Bantu pasien
dalam
melakukan
aktivitas
3. Anjurkan
keluarga
untuk
membantu
pasien dalam
memenuhi
kebutuhan
4. Beri
dorongan
untuk
melakukan
aktivitas/pera
watan diri
bertahap jika
dapat
ditoleransi.
51

Implementasi hari ketiga

Implementasi Evaluasi

No Jam Tanggal : 26 September Paraf Tanggal : 27 September


(WITA) 2023 2023

1 10 : 00 1. Mengobservasi tanda- Jam : 10 : 00 Wita


tanda vital
Hasil : Untuk mengetahui S:
keadaan umum.
10 :15 - Pasien mengatakan tidak
2. Mengkaji skala nyeri
sakit kepala
Secara Komprehensif
- Pasien mengatakn nyeri
Hasil : Untuk mengetahui
tengkuk leher bagian
skala nyeri
belakang berkurang
10 : 30 3. Mengajarkan terapi non O:
farmakologi (terapi
- Pasien nampak tenang
rileksasi napas dalam,
- Pasien bisa tidur
terapi rileksasi bensos)
nenyak
Hasil : agar nyeri
- Skala nyeri 1
berkurang
TTV
4. Mengkolaborasi
10 : 45 TD : 120/80 mmHg
Pemberian obat analgesia
N : 90 x/menit
dan sedasi sesuai pesanan
S : 36 ˚C
Hasil : agar pasien
R : 20x/menit
sembuh
A:
Tujuan tercapai
P:
Pertahankan intervensi
52

Jam :
10 : 15 wita
10 : 15 1. Mengobservasi TTV S:
Hasil :
2. Keadaan umum dalam - pasien mengatakan
batasan normal tidak susah
2. mengkaji tingkat aktivitas bergerak
10 : 30 pasien - Pasien mengatakan
hasil : dapat
dapat mengetahui tingkat menggerakkan
aktivitas yang dilakukan anggota tubuhnya
pasien
3. membantu pasien dalam O:
10 : 45
melakukan aktivitas
- Pasien nampak
hasil :
menggerakan
agar dapat beraktivitas
anggota tubuhnya
11 : 00 4. menganjurkan keluarga
- TTV
untuk membantu pasien
TD : 120/80 mmHg
dalam memenuhi
N : 80x/menit
kebutuhan
S : 36 ˚C
Hasil :
R : 20x/menit
Agar kebutuhan pasien
terpenuhi A:
11 : 15 5. Memberi dorongan untuk
melakukan Tujuan tercapai
aktivitas/perawatan diri
bertahap jika dapat P:
ditoleransi. Pertahankan intervensi
Hasil :
Agar pasien dapat
melakukan aktivitas
mandiri

B. Pembahasan

1. Pengkaji

Pada saat dilakukan pengkajian dengan menggunakan 1 pasien,

didapatkan data Pasien Ny. F, umur 60 tahun, jenis kelamin perempuan,


53

pendidikan SD, pekerjaan Irt, agama Islam, alamat Desa Tirsa Kencana,

masuk Puskesmas Toili II kecamatan Toili pada tanggal 22 September 2023

jam 08 : 00 wita. Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 September 2023

dengan diagnosa medis Hipertensi. Menurut teori dan hasil penelitian,

dimana pada manifestasi klinis semua keluhan hasil penelitian sesuai

dengan teori dan terjadi kesenjangan antara teori dan penelitian. Menurut

asumsi peneliti data Ny. F adalah seorang perempuan yang bekerja sebagai

IRT dan sekarang merasakan sakit yang belum pernah dirasakan

sebelumnya sama seperti penyakit yang di deritanya saat ini.

Dalam teori Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan tekanan

darah tinggi adalah penyakit kronik akibat desakan darah yang berlebihan

dan hampir tidak konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan

jantung ketika memompa darah. Hipertensi berkaitan dengan meningkatnya

tekanan pada arterial sistemik, baik diastolik maupun sistolik, atau kedua-

duanya secara terus-menerus Susanto dalam (Artiyaningrum, 2019).

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan systole diatas 140

mmHg dan tekanan diastole diatas 90 mmHg dimana tekanan tersebut

mengalami kenaikan yang melebihi batas normal (Mahzura, 2018). ). Ada

beberapa Penyebab Hipertensi yaitu Hipertensi Primer atau esensial yang

90% penyebabnya idak diketahui (idiopik) dimana hipertensi esensial ini

diduga berkaitan dengan beberapa faktor yaitu, Genetik/keturunan, jenis

kelamin atau usia, diet, berat badan, dan gaya hidup. Hipertensi yang 10%

penyebabnya diketahui,yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal,

sindromcushing dan hipertensi yang berkaitan dengan kehamilan. Faktor


54

pencetus terjadinya hipertensi ini diantaranya penggunaan kontrasepsi oral,

kehamilan, penigkatan volume intravaskuler, luka bakar, stres dan

neurogenik (tumor, otak, ensefalitis, gangguan psikiatris).

2. Diagnosa keperawatan

Penelitian yang dilakukan pada pasien Ny. F berdasarkan hasil

pengkajian yang didapatkan melalui pengumpulan data sampai analisa data,

maka diagnosa yang tepat untuk pasien Ny. F adalah Nyeri akut

berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.

Menurut asumsi peneliti bahwa diagnosa yang diangkat

berdasarkan data antara Ny. F karena peneliti melihat pada bagian keluhan

utama yaitu sakit kepala dan nyeri tengkuk leher bagian belakang.

Tidak semua diagnosa teori terangkat pada penelitian ini, karena

peneliti mengangkat diagnosa berdasarkan yang termuat dalam judul,

keluhan pasien yang menjadi data pendukung untuk penetapan diagnosa.

Diagnosa yang muncul pada teori untuk Hipertensi adalah adalah Nyeri akut

nerhubungan dengan agen pencedera fisioligis. Hanya ada satu diagnosa

yang diambil peneliti dari tiga diagnosa yang muncul. Pada diagnosa yang

muncul terjadi kesenjangan antara teori dan hasil penelitian, dimana peneliti

hanya mengangkat satu diagnosa yang berfokus pada hasil penelitian yang

telah dikaji melalui data subjektif dan data objektif.

3. Intervensi

Intervensi keperawatan yang diangkat pada kasus hipertensi ini

semua mengambil intervensi pada teori yang ada seperti Observasi Tanda-

tanda vital, Kaji skala nyeri secara komprehensif, Ajarkan teknik non
55

farmakologi ( teknik rileksasi napas dalam, teknik rileksasi bensos), berikan

edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit yang diderita pasien,

kolaborasi pemberian obat sesuai pesanan, Kaji tingkat aktivitas pasien,

Bantu pasien dalam melakukan aktivitas, Anjurkan keluarga untuk membantu

pasien dalam memenuhi kebutuhan, Beri dorongan untuk melakukan

aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi. peneliti harus

memperhatikan beberapa kriteria yang terkait dengan rumusan intervensi

keperawatan. Tujuan intervensi dari diagnosa keperawatan disamping sebagai

berikut: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.

kriteria hasil: Pasien mengatakan sakit kepala hilang dan nyeri tengkuk leher

bagian belakang berkurang dan Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 x 24 jam diharapkan intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen kriteria

hasil : pasien dapat melakukan aktivitas dengan sendiri.

Menurut asumsi peneliti pemberian intervensi sesuai pada

intervensi yang ada dalam teori dan peneliti menetapkan diagnosa sesuai

dengan Observasi, Nursing Planning, Education dan Colaboration (ONEC).

Maka peneliti mengambil semua intervensi yang ada dalam teori seperti ,

Observasi Tanda-tanda vital, Kaji skala nyeri secara komprehensif, Ajarkan

teknik non farmakologi ( teknik rileksasi napas dalam, teknik rileksasi

bensos), berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit yang

diderita pasien, kolaborasi pemberian obat sesuai pesanan, Kaji tingkat

aktivitas pasien, Bantu pasien dalam melakukan aktivitas, Anjurkan keluarga


56

untuk membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan, Beri dorongan untuk

melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi

Tidak Terjadinya kesenjangan antara intervensi teori dan penetapan

intervensi yang dilakukan karena melihat dalam pemenuhan kebutuhan dasar

hidup individu, individu harus mendapatkan pemberian edukasi dan

penatalaksanaan pemberian obat melalui kolaborasi antara dokter dan

perawat sehingga pasien dapat mengalami perubahan setelah dirawat

beberapa hari.

4. Implementasi

Implementasi yang dilakukan pada pasien di hari pertama,

dilakukan implementasi sebanyak 9 implementasi dimana meliputi:

mengobservasi tanda–tanda vital, mengkaji skala nyeri secara komprehensif,

mengajarkan teknik non farmakologi (teknik rileksasi napas dalam, teknik

rileksasi bensos), memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang

penyakit yang diderita pasien, kolaborasi pemberian obat sesuai pesanan,

Kaji tingkat aktivitas pasien, Bantu pasien dalam melakukan aktivitas,

Anjurkan keluarga untuk membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan, Beri

dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat

ditoleransi. Pada hari kedua pemberian implementasi pada pasien dilakukan

dengan delapan implementasi yaitu mengobservasi tanda - tanda vital,

mengkaji skala nyeri secara komprehensif, Ajarkan teknik non farmakologi

(teknik rileksasi napas dalam, teknik rileksasi bensos), kolaborasi pemberian

obat sesuai pesanan, Kaji tingkat aktivitas pasien, Bantu pasien dalam

melakukan aktivitas, Anjurkan keluarga untuk membantu pasien dalam


57

memenuhi kebutuhan, Beri dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan

diri bertahap jika dapat ditoleransi. Implemantasi pada hari kedua dilakukan

kembali pada hari ke tiga dengan jumlah implementasi yang dilakukan yaitu

delapan meliputi mengobservasi tanda – tanda vital, mengkaji skala nyeri

secara komprehensif, mengajarkan teknik non farmakologi ( teknik rileksasi

napas dalam, teknik rileksasi bensos), memberikan edukasi kepada pasien

dan keluarga tentang penyakit yang diderita pasien, kolaborasi pemberian

obat sesuai pesanan, Kaji tingkat aktivitas pasien, Bantu pasien dalam

melakukan aktivitas, Anjurkan keluarga untuk membantu pasien dalam

memenuhi kebutuhan, Beri dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan

diri bertahap jika dapat ditoleransi

5. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan selama tiga hari pada pasien Ny. F hari

kedua dan ketiga dengan mengobservasi tanda–tanda vital, mengkaji skala

nyeri secara komprehensif, mengajarkan teknik non farmakologi (teknik

rileksasi napas dalam, teknik rileksasi bensos), Kolaborasi pemberian obat,

Kaji tingkat aktivitas pasien, Bantu pasien dalam melakukan aktivitas,

Anjurkan keluarga untuk membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan, Beri

dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat

ditoleransi dan pasien mengatakan sakit kepala hilang, skala nyeri 1 dan

pasien Nampak senyum serta dapat melakukan aktivitas dengan sendiri.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami

hipertensi dengan masalah Nyeri akut berhubungan dengan agen

pencedera fisiologis. pada Ny. F di Puskesmas Toili II kecamatam Toili

maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran yang di buat

berdasarkan laporan kasus yang telah dibauat, adapun saran dan

kesimpulan antara lain adalah:

1. Hasil pengkajian pada perawatan pasien Ny. F dengan melalui

wawancara dan observasi maka di dapatkan data subyektif Perawat

mengatakan pasien Sakit kepala dengan skala nyeri 6, nyeri tengkuk

leher bagian belakang dan tidak dapat melakukan aktvitas sendiri.

2. Diagnosa yang di angkat dalam laporan kasus ini diagnosa yang paling

aktual dan sesuai data yang di dapatkan dari pasien yaitu: Nyeri akut

berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dan intoleransi aktivitas

berhubungan dengan kesemahan, ketudakseimbangan suplai oksigen.

3. Dalam intervensi yang dilakukan di lakukan pada diagnosa

keperawatan masalah Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera

fisiologis antara lain adalah Mengobservasi TTV , Mengkaji skala nyeri

secara komprehensif, : mengobservasi tanda – tanda vital, mengkaji

skala nyeri secara komprehensif, mengajarkan teknik non farmakologi (

teknik rileksasi napas dalam, teknik rileksasi bensos), memberikan

edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit yang diderita

58
pasien, kolaborasi pemberian obat sesuai pesanan, Kaji tingkat aktivitas

pasien, Bantu pasien dalam melakukan aktivitas, Anjurkan keluarga

untuk membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan, Beri dorongan

untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat

ditoleransi.

59
60

4. Implementasi yang dilakukan pada pasien Ny. F dengan Nyeri akut

berhubungan dengan agen pencedera fisiologis. tindakan keperawatan

dilakukan secara menyeluruh dan sesuai dengan intervensi keperawatan

yang sudah dibuat. Jenis tindakan keperawatan berupa jenis tindakan

keperawatan mandiri serta tindakan keperawatan dengan tim medis

lainnya. Tindakan yang dilakukan sesuai dengan kondisi dan keadaan

pasien dan seluruh tindakan keperawatan yang dilakukan sudah

mendapat persetujuan dari perawat dan keluarga pasien. Implementasi

dilakukan selama 3 hari perawatan. Dengan kondisi sesuai hasil kondisi

klien membaik.

5. Pada Evaluasi Pasien Ny. F yang mengalami hipertensi dengan sakit

kepala pada catatan perkembangan pada hari ketiga masalah teratasi.

B. Saran

1. Bagi mahasiswa

Mahasiwa dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dan menggali

wawasan serta mampu menerapkan ilmu yang telah didapatkan tentang

penatalaksanaan dengan kasus hipertensi agar dapat melaksanakan

perencanaan dan evaluasi tindakan yang dilakukan dan pemecahan

masalah pada asuhan keperawatan pada kasus hipertensi.

2. Bagi Profesi

Menambah keterampilan dalam memberikan pelayanan asuhan

keperawatan pada hipertensi dan merupakan motivasi tenaga kesehatan

dalam memebrikan penyuluhan kesehatan dalam penceghakan

komplikasi hipertensi
61

3. Bagi Puskesmas diharapkan dapat meningktan mutu pelayanannya

dalam menangani pasien termasuk pelayanan intensif pada hipertensi

dengan mempertahankan asuhan keperawatan sesuai dengan standar.

4. Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi institusi khususnya pada Stikes Amanah

Makassar dalam meningkatkan wawasan mengenai asuhan keperawatan

pada kasus hipertensi


62

DAFTAR PUSTAKA

Artiyaningrum, B. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN


HIPERTENSI TIDAK TERKENDALIPADA PENDERITA YANG
MELAKUKANPEMERIKSAAN RUTIN DI PUSKESMASKEDUNGMUNDU KOTA
SEMARANG TAHUN 2014. Semarang: JURUSAN ILMU KESEHATAN
MASYARAKATFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANUNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG.

Aspiani, R. Y. (2018). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerotik Jilid 2. Jakarta: Trans Info
Media.

Bambang, H. (2019, Maret 19). Hipertensi The Silent Killer, Perhimpunan Hipertensi
Indonesia. Diambil kembali dari www.inash.Or.Id:
http://www.inash.or.id/Upload/News_Pdf/News_DR._Drs._Bambang_

Carpenito. (2020). Buku Saku Diagnosa Keperawatan (terjemahan), Edisi *. Jakarta: EGC.

Cut Putri, K. (2019, Mei 17). Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat.
Diambil kembali dari https://www.kemkes.go.id/:
https://www.kemkes.go.id/article/view/19051700002/hipertensi-penyakit-
paling-banyak-diidap-masyarakat.html#:~:text=Berdasarkan%20Riskesdas
%202018%20prevalensi%20hipertensi,tahun%20(55%2C2%25).

Herdman, T. .. (2019). Diagnosis KeperawatanDefinisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.


Jakarta: EGC.

kabupaten, b. k. (2020, Maret 07). Jumlah Kasus 10 Penyakit Terbanyak di Kabupaten


Banggai kepualuan. Diambil kembali dari
https://kepualuanbanggaikab.bps.go.id/:
https://banggaikab.bps.go.id/statictable/2017/03/07/168/jumlah-kasus-10-
penyakit-terbanyak-di-kabupaten-banggai-2015.html

Kemenkes RI. (2020). Rencana Aksi Kegiatan Pusat Data dan Informasi. Jakarta:
Kemenkes Republik Indonesia.

Khairunnisa, A. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUANG


ANGSOKA RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA. Samarinda:
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALTIM.

Nursalam. (2019). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik


keperawatanprofesional edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
63

Potter & Perry, P. &. (2019). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep,proses dan
praktik volume 1 (Edisi IV). Jakarta: EGC.

Riskesdas. (2019). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional Tahun
2013. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Sarkomo. (2019, September 06). Mencegah Stroke Berulang. Diakses dari


http://www.scribd.com/doc/1444261/ gambaran tingkat kecemasan keluarga
pasien stroke yang dirawat di ruang mawar. Diambil kembali dari
http://www.scribd.com: http://www.scribd.com/doc/1444261/

Suprajitno. (2019). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

WHO. (2019). A Global Brief on Hypertension: Silent killer, global public health crises.
(World Health Day 2013: Geneva.

WHO. (2019). Commission on EndingChildhood Obesity. Geneva: World Health


Organization, Departement ofNoncommunicable disease surveillance.

Anda mungkin juga menyukai