INDONESIA
disusun oleh:
kelompok 3
1. Susilawati [ 203230072 ]
2. Dewi saripatunajah [ 203230062 ]
3. M.rizki fadil [ 203230028 ]
4. Ahmad fikri [ 203230023 ]
Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata kuliah
"Bahasa Indonesia".
Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad saw. yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur'an dan sunah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan satu di antara tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di program studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Purlilaiceu,M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia dan kepada segenap pihak
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini maka
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran
menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan
kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam
kalimat lain yang membentuk paragraf, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan
yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam
karangan. Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf. Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri
atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud
alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang
kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam
tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut
pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan
wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu
paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang
mewujudkan sebuah karangan.
1.3 Tujuan
1
BAB II
Pembahasan
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea
semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang
ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana
atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf.
Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan
sebuah karangan.
Ciri-ciri jenis paragraf naratif adalah ada sebuah peristiwa, ada seorang pelaku, ada waktu
dan latar kejadian yang jelas. kejadian yang diceritakan dalam jenis paragraf narasi adalah
urut atau kecenderungan memiliki alur yang jelas, misalnya alur maju.
Contoh paragraf narasi:
Sore itu, kami menyusuri jalanan Jakarta. Bundaran di depan Hotel Indonesia terlalu megah
untuk kami yang baru pertama kali datang ke ibu kota Indonesia ini. Gedung-gedung
menjulang sangat tinggi. Pusat perbelanjaan pun menjamur dan mewah. Mobil-mobil dari
yang paling jelek hingga yang paling bagus ada di sini, yang sedari tadi menjalar sangat
panjang di jalanan, dan hanya bergerak beberapa meter lalu berhenti lagi
2
2. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu keadaan atau suatu
objek dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar,
merasakan, atau mengalami peristiwa tersebut.
Pada paragraf deskriptif biasanya akan menggambarkan suatu benda, orang, makhluk,
tempat, dan sebagainya dengan penggambaran yang jelas. Hasil penggambaran tersebut
berasal dari indera (melihat, mendengar, meraba, atau merasakan).
Paragraf deskripsi mempunyai empat pola pengembangan, yaitu deskripsi spasial, deskripsi
sudut pandang, deskripsi pengamatan (observasi), dan deskripsi fokus.
3. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan menerangkan suatu pokok persoalan
yang dapat memperluas wawasan pembaca.
Paragraf eksposisi ini bersifat ilmiah atau nonfiksi. Sumber untuk penulisan paragraf
eksposisi berasal dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalaman
Terdapat beberapa bentuk paragraf eksposisi, yaitu definisi, klasifikasi, proses, ilustrasi,
berita, pertentangan, perbandingan, dan analisis.
Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan kepada korban
gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat
kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan sekitar Rp10 juta.
Warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar Rp20 juta. Warga yang
rumahnya rusak berat mendapat bantuan sekitar Rp30 juta. Calon penerima bantuan
tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM .
4. Paragraf Argumentasi
paragraf argumentasi dapat kita temui pada artikel opini atau teks lomba-lomba debat.
Siapa nih yang pernah ikut lomba debat? Pasti sudah nggak asing lagi kan dengan paragraf
argumentasi? Paragraf argumentasi adalah paragraf yang bertujuan untuk meyakinkan
orang lain bahwa ide, gagasan, dan pendapat yang dipaparkan adalah benar adanya bukti
nyata.
3
Contoh paragraf argumentasi:
Sampah menjadi permasalahan terbesar Indonesia saat ini. Sampah rumah tangga,
terutama plastik, menjadi kendala yang sudah tidak terkontrol lagi. Sampah yang tidak
terkontrol bisa menimbulkan banyak bencana, salah satunya banjir. Perlu adanya pendidikan
mengenai sampah dan cara membuang sampah yang baik dan benar. Pemerintah pun perlu
memberi sanksi tegas supaya masyarakat patuh dan disiplin dalam membuang sampah
5. Paragraf persuasi
Paragraf persuasi adalah suatu bentuk atau jenis karangan yang mempunyai tujuan
membujuk pembaca supaya ingin berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya.
Supaya tujuannya bisa tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan
menggunakan data dan juga fakta.
2. Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca.
Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf
penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang
bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu
perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka
beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah
kepada paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
3. Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali
(untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
4
Contohnya: Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan
mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesama. Atas segala perhatiannya,
kami ucapkan terima kasih.
2.Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah jenis paragraf yang dimulai dengan memberikan contoh-contoh
atau pernyataan-pernyataan spesifik, lalu diakhiri dengan menyimpulkan sebuah ide atau
kesimpulan yang umum berdasarkan contoh-contoh tersebut. Paragraf ini mengikuti pola
berpikir induktif, yaitu dari khusus ke umum. Paragraf induktif bertujuan membuat pembaca
memikirkan dan menyimpulkan ide umum berdasarkan informasi khusus yang diberikan.
Contohnya Salju yang turun dari langit memberikan hiasan yang indah untuk bumi.
Beberapa kota disulap dengan nuansa putih, menghasilkan pemandangan cantik dan
memikat bagi penikmat keindahan. Hawa dinginnya makin hari menggigit kawasan-kawasan
yang beriklim sub tropis dan sedang ini. Inilah musim dingin yang terjadi di Negeri Matahari
Terbit.
Contohnya: Gunung Sinabung di Sumatra Utara meletus. Belum reda bencana tersebut,
gempa bumi melanda Cianjur, Jawa Barat. Selain itu, banjir terjadi di beberapa daerah, salah
satunya ibu kota Jakarta. Indonesia memang sedang ditimpa banyak musibah dan bencana.
Bencana-bencana tersebut menelan
korban, baik harta maupun jiwa. Padi di sawah-sawah yang siap panen menjadi gagal
panen.
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat
pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea.
Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau
mendukung ide utama. Untuk mendapatkan paragraf yang baik perlu diperhatikan hal-hal
berikut :
7
BAB III
A. KESIMPULAN
Paragraf berfungsi untuk memudahkan pembaca dalam mengikuti jalan pikiran penulis.
Pada prinsipnya cara membuat paragraf adalah dengan menyusun kerangka penulisan
sampai sedetil-detilnya agar memudahkan penjelasan dan menghindarkan dari penjelasan
yang berulang-ulang.
Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain
kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau
penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan ejaan,
pungtuasi, kosa kata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan
pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok
bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang
sistematik.
B. SARAN
Sebaiknya dalam penyusunan paragraf harus menggunakan aturan-aturan yang sudah
disepakati, karena masih banyak orang yang menulis sebuah paragraf bahkan wacana tidak
mengikuti aturan aturan dalam penulisan paragraf yang baik dan benar.
8
DAFTAR PUSTAKA