Anda di halaman 1dari 16

JENIS – JENIS PARAGRAF

TUGAS
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester Dua
yang Diampu oleh Dr. Agus Wismanto, B.Sc., M.Pd

DISUSUN OLEH :

AGIL DERIS SETIAWAN (22120159)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI
SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Jenis–Jenis Paragraf”.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan


untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di Prodi PGSD
Universitas PGRI Semarang.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Dr. Agus Wismanto, B.Sc., M.Pd selaku dosen pengampu pada
mata kuliah Bahasa Indonesia.
2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Bahasa Indonesia.
3. Keluarga yang selalu mendukung penyusun.
4. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Makalah “Jenis–Jenis
Paragraf”, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semarang, 30 Mei 2023

Agil Deris Setiawan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................. 2
BAB II JENIS-JENIS PARAGRAF ...................................................... 3
A. Pengertian Paragraf .............................................................. 3
B. Jenis–Jenis Paragraf ............................................................ 3
BAB III PENUTUP ............................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Paragraf menjadi bagian yang terpenting dari suatu bacaan. Tujuan
paragraf yaitu untuk mengekspresikan suatu gagasan secara tertulis. Dari
banyak jenis paragraf tersebut masing-masing mempunyai tujuan.
Kadangkala, orang menganggap semua paragraf itu sama. Padahal setiap
paragraf mempunyai jenis, karakteristik, dan tujuan masing-masing. Oleh
sebab itu, penulis membuat makalah ini dengan tujuan memberikan
pemahaman kepada orang-orang mengenai jenis-jenis, karakteristik, dan
tujuan masing-masing jenis paragraf.
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah
mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering
dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan
tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang
membentuk paragraph, paragraf merupakan sanian kecil sebuah karangan
yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh
penulis dalam karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya
merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun
beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan
dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).
Kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri
atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam
pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian
karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi
komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf
diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki
kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja

1
hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf,
tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan. Untuk
menyusun paragraph kita harus mengetahui jenis jenis paragraph diliat dari
sudut pandang yang berbeda maka pada makalah ini akan membahas jenis
jenis berdasarkan sudut pandang yang berbeda.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan paragraf?
2. Apa saja jenis-jenis paragraf?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk menjelaskan pengert ian paragraf.
2. Untuk menjelaskan apa saja jenis-jenis paragraf.

2
BAB II
JENIS-JENIS PARAGRAF

A. Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan bagian karangan/tulisan yang membentuk satu
kesatuan pikiran/ide/gagasan (Rahardi, 2009:158).
Paragraf merupakan suatu kumpulan dari kesatuan pikiran yang
kedudukannya lebih tinggi serta lebih luas dari pada kalimat. Atau dapat
diartikan pula paragraf adalah bagian dari sebuah karangan yang terdiri dari
beberapa kalimat, yang berisikan tentang informasi dari penulis untuk
pembaca dengan pikiran utama sebagai pusatnya dan juga pikiran penjelas
sebagai pendukungnya. Paragraf terdiri dari beberapa kalimat yang
berhubungan antara satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang
menghasilkan sebuah informasi. Paragraf juga dapat disebut sebagai
penuangan ide dari penulis melalui beberapa kalimat yang berkaitan dan
memiliki satu tema. Paragraf juga dapat disebut sebagai karangan yang
singkat.
B. Jenis-Jenis Paragraf
Paragraf terbagi menjadi lima jenis yaitu sebagai berikut :
1. Paragraf Eksposisi
a. Pengertian Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi (paparan) adalah paragraf yang
memajankan, menjelaskan, atau menginformasikan suatu hal untuk
menambah pengetahuan atau pemahaman pembaca (Wijayanti dkk.,
2014:130).
Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang bertujuan
untuk menginformasikan sesuatu sehingga memperluas pengetahuan
pembaca. Paragraf eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi. Sumber untuk
penulisan paragraf ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan,
penelitian atau pengalaman (Suladi, 2014:66-67).
Jadi, paragraf eksposisi adalah paragraf yang menjelaskan
atau menginformasikan sesuatu untuk menambah pengetahuan

3
pembaca dan bersifat ilmiah/nonfiksi yang bersumber dari
penelitian, pengamatan atau pengalaman.
b. Ciri Paragraf Eksposisi
Menurut Suladi (2014:67), ciri-ciri paragraf eksposisi antara lain:
1) Berusaha menjelaskan sesuatu.
2) Gaya tulisan bersifat informatif.
3) Fakta dipakai sebagai alat kontribusi dan mengonkretkan
informasi.
Kosasih (2008:106) juga berpendapat bahwa paragraf eksposisi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Penjelasannya bersifat informatif
2) Pembahasan masalah bersifat objektif.
3) Tidak mempengaruhi pembaca.
4) Penjelasan dinyatakan dengan bukti yang konkret (tidak
mengada-ada).
5) Pembahasannya bersifat logis dan sistematis.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
paragraf eksposisi antara lain bersifat informatif, terdapat fakta yang
menguatkan, serta masalah yang ada dibahas secara objektif.
c. Cara Membuat Paragraf Eksposisi
Menurut Kosasih (2014: 36), langkah penulisan teks eksposisi
adalah sebagai berikut.
1) Menentukan topik, yakni suatu hal yang memerlukan
pemecahan masalah atau sesuatu yang mengandung
problematika di masyarakat.
2) Mengumpulkan bahan dan data untuk memperkuat argumen,
baik dengan membaca-baca surat kabar, majalah, buku, ataupun
internet.
3) Membuat kerangka tulisan berkenan dengan topik yang akan
kita tulis yang mencakup tesis, argumen, dan penegasan
(kesimpulan).

4
4) Mengembangkan tulisan sesuai dengan kerangka yang telah kita
buat.
Contohnya:
Jatuhnya sebuah pesawat airbus A300-600 yang berkapasitas
266 penumpang adalah peristiwa kedua bagi American Airlines.
Mesin kiri dari pesawat tersebut tiba-tiba lepas dari dudukannya
beberapa detik setelah lepas landas dari bandar udara internasional
O’Hare Chicago. Dengan jatuhnya mesin yang berbobot 5 ton
tersebut, keseimbangan pesawat mendadak berubah sehingga pilot
tidak bisa mengendalikan pesawat dengan baik. Pesawat tersebut
menghujam tempat parkir kendaraan beberapa detik kemudian dan
penumpang pesawat beserta awak pesawat tewas seketika (Wiyanto,
2006:64).
2. Paragraf Deskripsi
a. Pengertian Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi (pemerian) adalah paragraf yang
melukiskan suatu objek, tempat, atau peristiwa dengan seterang-
terangnya kepada pembaca. Melalui dekripsi, pembaca solah-olah
diajak penulis untuk merasakan apa yang tertulis karena penulis
melibatkan hampir segenap pancaindra di dalam tulisannya
(Wijayanti dkk., 2014:129).
Paragraf deskripsi berisi gambaran mengenai suatu objek atau
suatu keadaan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.
Paragraf ini bertujuan untuk memberikan kesan/impresi kepada
pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan
semacamnya yang ingin disampaikan penulis (Suladi, 2014:62-63).
Dapat disimpulkan bahwa paragraf deskripsi merupakan
paragraf yang menggambarkan suatu objek, tempat, dan peristiwa
dengan seterang-terangnya kepada pembaca dengan melibatkan
kesan indera sehingga pembaca seolah-olah diajak oleh penulis
merasakan apa yang tertulis.
b. Ciri Paragraf Deskripsi

5
Menurut Kurniasari (2014:141), ciri-ciri paragraf deskripsi sebagai
berikut:
1) Isinya menggambarkan suatu benda, tempat, makhluk hidup,
atau sesama tertentu.
2) Penggambaran dilakukan dengan pancaindra, diantaranya indra
penglihatan, indra pendengaran, indra penciuman, indra
pengecapan, atau indra perabaan.
3) Orang-orang yang membaca atau yang diceritakan ikut
merasakan dan melihat sendiri objek yang dimaksud.
c. Cara Membuat Paragraf Deskripsi
Cara penulisan teks deskripsi yang dikemukakan oleh Semi
(2007: 114) yaitu menggambarkan sesuatu sedemikian rupa,
sehinggga pembaca dibuat mampu (seolah merasakannya, melihat,
mendengar atau mengalami) sebagaimana dipersepsi oleh
pancaindra. Karena dilandaskan pada pancaindra, deskripsi sangat
mengandalkan pencitraan konkret dan rincian atau spesifikasi.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
menulis teks deskripsi adalah proses menggambarkan objek,
terutama objek yang jauh dan tidak bisa dihadirkan secara langsung.
Oleh karena objek dari teks deskripsi berupa objek realita, penulis
tidak bisa asal berkreasi sendiri dalam pikiran.
Contohnya :
Saat brownis coklat buatan ibuku dihidangkan untukku,
wangi brownis coklatnya langsung tercium enak oleh hidungku. Saat
aku mencoba memakannya, bentuk dan rasa manisnya langsung
membuat lidahku bergoyang. Sungguh, ibuku sangat pandai sekali
membuat brownis coklat ini (Wiyanto, 2006:65).
3. Paragraf Persuasi
a. Pengertian Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi (ajakan) adalah paragraf yang berisi unsur
ajakan, imbauan, bujukan, atau saran kepada pembaca. Persuasi
mengutamakan emosi atau perasan pembaca, sedangkan sasaran

6
argumentasi menitikberatkan pada logika pembaca. Persuasi
bertujuan agar pembaca terbujuk (Wijayanti dkk., 2014:131).
Paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan. Paragraf
persuasi bertujuan untuk membujuk pembaca agar mau melakukan
sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Artinya, jika ingin
tujuan tercapai, penulis harus mampu menyampaikan bukti dengan
data dan fakta pendukung (Suladi, 2014:72).
Jadi, paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan
mengutamakan emosi atau perasaan pembaca. Penulis menyertakan
bukti data dan fakta pendukung dengan tujuan agar pembaca
terbujuk.
b. Ciri Paragraf Persuasi
Vendrafirdian (2008) mengungkapkan ciri-ciri persuasi yaitu:
1) Harus menimbulkan kepercayaan pendengar/ pembacanya.
2) Bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
3) Menciptakan persesuaian melalui kepercayaan antara penulis
dan pembaca.
4) Menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan tujuan
tercapai.
5) Harus ada fakta dan data yang mendukung.
Menurut Pratama (2009), ciri-ciri paragraf persuasi antara lain:
1) Mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat.
2) Bertujuan mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca agar
mereka mau berbuat, bertindak, atau melakukan sesuatu secara
sukarela sesuai yang diinginkan pengarang.
3) Membuktikkan kebenaran pendapat pengarang sehingga tercipta
keyakinan dan kepercayaan pada diri pembaca.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
ciri-ciri paragraf persuasi adalah mengungkapkan ide atau gagasan,
bertujuan mempengaruhi pembaca, dan disertai dengan fakta untuk
mendukung gagasan.

7
c. Cara Membuat Paragraf Persuasi
Alfiansyah (2009) memaparkan langkah-langkah yang dapat
ditempuh dalam menulis paragraf persuasi yaitu:
1) Menentukan Topik dan Tujuan dalam Paragraf Persuasi
Dalam paragraf persuasi, tujuan penulis dapat dikemukakan
secara langsung.
2) Membuat Kerangka Paragraf Persuasi
Agar susunan tulisan persuasi itu sistematis dan logis, kerangka
tulisan perlu mendapat perhatian dalam perumusannya.
3) Mengumpulkan Bahan untuk Paragraf Persuasi
Bahan dapat diperoleh melalui kegiatan pengamatan,
wawancara, dan penyebaran angket kepada responden. Pada saat
mengumpulkan bahan, kita dapat membuat catatan, baik kutipan
langsung maupun tidak langsung, yang nantinya dapat
dijadikansebagai barang bukti.
4) Menarik Simpulan dari Paragraf Persuasi
Penarikan simpulan dalam suatu paragraf persuasi harus kita
lakukan dengan benar agar tujuan kita tercapai. Suatu
kesimpulan dapat dibuat apabila data yang diperoleh telah
dianalisis. Penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan cara
induksi atau deduksi.
5) Menutup Paragraf Persuasi
Pada bagian ini penulis menutup paragraf dengan imbauan atau
ajakan agar pembaca mau bertindak atau melakukan sesuatu
sesuai yang diharapkan penulis.
Contohnya :
Membaca memang merupakan faktor penting dalam
menguasai berbagai ilmu pengetahuan. sebab seseorang tak memiliki
niat untuk membaca pasti tidak banyak memiliki tingkat
pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan biasanya bersumber dari
buku. Misalnya anak yang pandai dalam pelajaran, biasanya dia akan
menjadi kutu buku. Bagi siapa saja yang tidak memiliki niat untuk

8
membaca pasti pengetahuannya tidak luas dan terbatas. Oleh karena
itu membaca menjadi hal yang penting dan biasakanlah membaca
buku (Wiyanto, 2006:66).
4. Paragraf Argumentasi
a. Pengertian Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi (bahasan) adalah paragraf yang berisi
pembuktian atau pembahasan atas pendapat penulis tentang suatu
hal. Dalam paragraf argumentasi, penulis berusaha meyakinkan
pembaca dengan menyertakan bukti, contoh, atau alas an (Wijayanti
dkk., 2014:131).
Paragraf argumentasi atau paragraf bahasan adalah suatu
corak paragraf yang bertujuan membuktikan pendapat penulis agar
pembaca menerima pendapatnya. Dalam paragraf ini penulis
menyampaikan pendapat yang disertai penjelasan dan alasan yang
kuat dan meyakinkan dengan maksud agar pembaca bisa terpengaruh
(Suladi, 2014:74).
Jadi, paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi
pembahasan atas pendapat penulis tentang suatu hal yang disertai
dengan bukti penjelasan, contoh, atau alasan yang kuat dan
meyakinkan dengan maksud agar pembaca bisa terpengaruh.
b. Ciri Paragraf Argumentasi
Nursisto (1999:43) mengemukakan ciri-ciri paragraf argumentasi
adalah sebagai berikut.
1) Mengandung bukti dan kebenaran.
2) Alasan kuat.
3) Menggunakan bahasa denotatif.
4) Analisis rasional (berdasarkan fakta).
5) Unsur subjektif dan emosional sangat dibatasi (sedapat mungkin
tidak ada).
Indriati (2001: 79) menyatakan bahwa argumentasi yang kuat harus
mengandung lima ciri-ciri. Lima ciri-ciri tersebut antara lain:
1) klaim (claim),

9
2) bukti afirmatif (setuju) dan bukti kontradiktif (bantahan),
3) garansi/justifikasi (warrant),
4) kompromi (concessions), dan
5) sumber aset (reservations).
Berdasarkan pemaparan yang disampaikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa paragraf argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai
berikut. Pertama, terdapat pernayataan atas suatu pendapat. Kedua,
menyertakan alasan untuk meyakinkan orang lain mengenai
pendapat yang disampaikan. Ketiga, mengandung bukti kebenaran
berupa data dan fakta pendukung yang relevan. Keempat, analisis
yang dilakukan berdasarkan data dan fakta yang disampaikan.
5. Paragraf Narasi
a. Pengertian Paragraf Narasi
Paragraf narasi (kisahan) adalah paragraf yang berisi kisahan,
cerita rekaan, atau cerita pengalaman. Cerita dijalin dalam urutan
waktu peristiwa dan tokoh (baik manusia maupun benda yang
‘dimanusiakan’) yang menjadi sorotan kisah penulisnya. Narasi buka
hanya terdapat pada karya fiksi, melainkan juga nonfiksi (Wijayanti
dkk., 2014:129).
Narasi merupakan gaya pengungkapan yang bertujuan
menceritakan atau mengisahkan rangkaian kejadian atau peristiwa
(baik peristiwa kenyataan maupun peristiwa rekaan) atau
pengalaman hidup berdasarkan perkembangannya dari waktu ke
waktu sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri
peristiwa itu. (Suladi, 2014: 59-60).
Jadi, paragraf narasi merupakan paragraf fiksi atau non fiksi
yang berisi kisahan, rekaan, atau pengalaman berdasarkan
pengembangannya dari waktu ke waktu sehingga seolah-olah
pembaca mengalami sendiri peristiwa itu.
b. Ciri Paragraf Narasi
Ciri utama paragraf narasi adalah gerak atau perubahan dari
keadaan suatu waktu menjadi keadaan yang lain pada waktu

10
berikutnya melalui peristiwa-peristiwa yang berangkaian (Sujanto
1988:3).
Suparno dan Mohammad Yunus (2007:111) menjelaskan
ciri-ciri karangan narasi yang membedakan dengan karangan yang
lain, yaitu karangan narasi adalahragam wacana yang menceritakan
proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan
gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase,
langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.
Menurut Keraf (2000:136) yang menjadi ciri dari karangan
narasi adalah:
1) Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
2) Dirangkai dalam urutan waktu.
3) Berusaha menjawab pertanyaan (apa yang terjadi?).
4) Ada konfiks.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik
simpulan ciri-ciri paragraf narasi yaitu perubahan keadaan dari suatu
waktu menjadi keadaan lain (konflik), mementingkan urutan waktu
(secara kronologis), ada tokoh yang diceritakan atau tulisan itu berisi
cerita tentang kehidupan makhluk hidup (boleh merupakan
kehidupan nyata, imajinasi, dan boleh gabungan keduanya), dan
cerita itu memiliki nilai keindahan (baik keindahan isinya, maupun
dalam penyajiannya).

11
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Paragraf dapat diartikan sebagai gabungan dari beberapa kalimat. Paragraf
mempunyai beberapa jenis. Setiap jenis paragraf mempunyai tujuan tertentu
sehingga berbeda antara satu sama lain. Jenis-jenis paragraf berdasarkan isinya
antara lain paragraf eksposisi, deskripsi, persuasi, argumentasi, dan narasi.
Kalimat-kalimat yang bergabung membentuk sebuah paragraf saling berkaitan
dan memiliki satu tema. Paragraf juga dapat disebut sebagai penuangan ide dari
penulis melalui beberapa kalimat yang berkaitan dan memiliki satu tema.
Paragraf juga dapat disebut sebagai karangan yang singkat.

B. Saran
Masih banyak generasi sekarang yang kurang begitu tertarik untuk
mempelajari Bahasa Indonesia. Dengan adanya tugas ini, diharapkan mahasiswa
menjadi lebih paham dalam menerapkan Bahasa Indonesia terutama dalam bentuk
tulisan. Oleh sebab itu, tugas pembuatan makalah ini bisa dilanjutkan sehingga
banyak hal positif yang bisa diambil.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alfiansyah, Muhammad. 2009. Paragraf Persuasif dalam


http://www.sentraedukasi.com/2009/11/paragraf-persuasif.html (diakses pada
Minggu, 5 Mei 2019 08.45)

Indriati, Etty. 2001. Menulis Karya Ilmiah: Artikel, Skripsi, dan Disertasi. Jakarta:
Gramedia.

Karsana, Ano. 1986. Buku Materi Pokok Keterampilan Menulis. Jakarta: Karunika
Jakarta UT.

Keraf, Gorys. 2000. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Kosasih, E. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Yrama Widya.

________ .2014. Jenis-Jenis Teks Analisis Fungsi, Struktur, Kaidah, serta


Langkah Penulisannya dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Bandung:
Yrama Widya.

Kurniasari, Anna Nurlaila. 2014. Sarikata Bahasa dan Sastra Indonesia.


Yogyakarta: Solusi Distribusi.

Nursisto. 1999. Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Adi Cita.

Pratama, Riszal. 2009. Ciri Paragraf Persuasif dalam


http://riszal92.wordpress.com/2009/03/ciri-paragraf-persuasif/ (diakses pada
Minggu, 5 Mei 2019 09.15)

Rahardi, Kunjana. 2009. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-


Mengarang. Jakarta: Erlangga.

Semi, M.A. 2007. Dasar-Dasar Ketrampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Sujanto. 1988. Ketrampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara untuk Mata


Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Suladi. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Paragraf. Jakarta: Badan


Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Suparno dan Mohammad Yunus. 2007. Ketrampilan Menulis. Jakarta: Universitas


Terbuka.

13

Anda mungkin juga menyukai