Disusun Oleh :
SRI NINGSIH
2022
LEMBAR PENGESAHAN
1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN S DENGAN KAD
DISUSUN OLEH:
SRI NINGSIH
PEMBIMBING 1 PEMBIMBING 2
2
Daftar isi
Halaman Judul…………………………………………………….
Daftar Isi.......…………………………………………………….3
BAB I. PENDAHULUAN............................................................6
A.Latar Belakang…………………………………….....6
B.Tujuan………………………………………..……...9
C. Manfaat....................................................................10
A.KONSEP DASAR
1. Definisi……………………………………………...............11
2. Etiologi……………………………………………..............12
3. Tanda dan gejala…………………………………................13
4. Pemeriksaan penunjang.........................................................14
5. Patofisiologi...................................……………...……….…18
6. Patway....................................................................................19
7. Penatalaksanaan……………………………….….................20
B.KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian…………………………………………..............20
2. Diagnose keperawatan……………………………................21
3. Rencana tindakan…………………………….......................22
4. Tindakan keperawatan……………………………...............35
5. Evaluasi ……………………………………………............36
1. Pengkajian………………………………………….............38
2. Diagnose keperawatan………………………………........44
3. Perencanaan…………………………………………........44
3
4. Penatalaksanaan……………………………….................48
5. Evaluasi ……………………………………….................49
1. Pengkajian…………………………… ………….........50
2. Diagnose keperawatan………………… .………........50
3. Perencanaan…………………………… ..………........52
4. Penatalaksanaan………………………… ………........53
5. Evaluasi ………………………………… ………........53
BAB V. PENUTUP
1. Kesimpulan…………………………..…………….......54
2. Saran………………………………… ………….........55
DAFTAR PUSTAKA
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami hadirkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan Hidayahnya yang telah
dilimpahkan kepada kami.Salam dan shalawat selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan pada
An. S dengan KAD
Makalah ini disusun dalam rangka syarat untuk ASKOM. Dalam penyusunan laporan
ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan, tetapi berkat bimbingan pengarahan serta
bantuan dari berbagai pihak, akhrinya laporan kasus ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada :
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan.oleh karena itu,saran dan
kritik yang membangun dari pembaca yang budiman sangat di butuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini kedepannya.terima kasih.
Penulisan,
5
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas peneliti menyimpulkan bahwa, angka
kejadian pasien yang menderita KAD terus mengalami peningkatan. . Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis merumuskan pertanyaan penulis yakni
6
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1Tujuan umum
Tujuan penulisan ini mampu menerapkan asuhan keperawatan tentang pasien KAD.
1.3.2Tujuan khusus
Ada pun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah agar:
4. Mampu menerapkan rencana tindakan keperawatan dalam tindakan yang nyata sesuai
dengan masalah yang diprioritaskan pada salah seorang pasien dengan KAD.
5. Mampu menilai hasil (evaluasi) dari penerapan asuhan keperawatan yang telah
bentuk makalah.
7
1.4 Manfaat Penulis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu bagi profesi
KAD.
pasien KAD.
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan mengenai penanganan pasien KAD
8
BAB II
KONSEP DASAR
A.Medis
1.Definisi
Ketoasidosis Diabetik adalah keadaan kegawatan atau akut dari DM tipe,disebabkan oleh
meningkatnya keasaman tubuh benda-benda keton akibat kekurangan atau defisiensi insulin,
dikarekteristikan dengan hiperglikemi,asidosis dan keton akibat kurangnnya insulin
(Stillwell,1992). KAD merupakan komplikasi akut diabetes mellitus (DM) yang serius dan
membutuhkan penanganan segera . Akibat diuresiaosmotik, KAD biasanya mengalami
dehidrasi berat dan dapat sampai menyebabkan syok.
2.Etiologi
1. Infeksi : pneumonia, infeksi traktus urinarius, dan sepsis. diketahui bahwa jumlah sel
9
3.Tanda dan Gejala
4.Pemeriksaan Penunjang
10
Nilai normal :
infark miokard.
11
2.Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium
1. Glukosa.Kadar glukosa dapat bervariasi dari 300 hingga 800 mg/dl. Sebagian pasien
mungkin memperlihatkan kadar gula darah yang lebih rendah dan sebagian lainnya
mungkin memiliki kadar sampai setinggi 1000mg/dl atau lebih yang biasanya bergantung
berhubungan dengan kadar glukosa darah. Sebagian pasien dapat mengalami asidosis
setiap 100 mg / dL glukosa lebih dari 100 mg / dL, tingkat natrium serum diturunkan oleh
sekitar 1,6 mEq / L. Bila kadar glukosa turun, tingkat natrium serum meningkat dengan
4. Kalium.Ini perlu diperiksa sering, sebagai nilai-nilai drop sangat cepat dengan perawatan.
EKG dapat digunakan untuk menilai efek jantung ekstremdi tingkat potasium
(yang mencetuskan asidosis) dicerminkan oleh hasil pengukuran keton dalam darah dan
urin. Gunakan tingkat ini dalam hubungannya dengan kesenjangan anion untuk menilai
derajat asidosis.
12
6. Sel darah lengkap (CBC).Tinggi sel darah putih (WBC) menghitung (> 15 X 109 / L)
7. Gas darah arteri (AGD). pH sering <7.3. Vena pH dapat digunakan untuk mengulang pH
measurements. Brandenburg dan Dire menemukan bahwa pH pada tingkat gas darah vena
pada pasien dengan KAD adalah lebih rendah dari pH 0,03 pada AGD.
respons terhadap pengobatan. Tingkat yang lebih besar dari 0,5 mmol/ L dianggap
diabetik (KAD)
11. Urinalisis (UA)Cari glikosuria dan urin ketosis. Hal ini digunakan untuk mendeteksi
12. Osmolalitas Diukur sebagai 2 (Na +) (mEq / L) + glukosa (mg / dL) / 18 + BUN(mg / dL)
/ 2.8. Pasien dengan diabetes ketoasidosis yang berada dalam keadaan koma biasanya
memiliki osmolalitis > 330 mOsm / kgH2O. Jika osmolalitas kurang dari > 330 mOsm /
13. Fosfor Jika pasien berisiko hipofosfatemia (misalnya, status gizi buruk,alkoholisme
14. Tingkat BUN meningkat.Anion gap yang lebih tinggi dari biasanya.
15. Kadar kreatinin Kenaikan kadar kreatinin, urea nitrogen darah (BUN) dan Hb juga dapat
terjadi pada dehidrasi. Setelah terapi rehidrasi dilakukan,kenaikan kadar kreatinin dan
13
BUN serum yang terus berlanjut akan dijumpai pada pasien yang mengalami insufisiensi
renal
5. Patofisiologi
Ketoasidois terjadi bila tubuh sangat kekurangan insulin. Karena dipakainya jaringan lemak
untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan terbentuk keton. Bila hal ini dibiarkan
terakumulasi, darah akan menjadi asam sehingga jaringan tubuh akan rusak dan bisa menderita
koma. Hal ini biasanya terjadi karena tidak mematuhi perencanaan makan, menghentikan sendiri
suntikan insulin, tidak tahu bahwa dirinya sakit diabetes mellitus, mendapat infeksi atau penyakit
berat lainnya seperti kematian otot jantung, stroke, dan sebagainya. Faktor faktor pemicu yang
paling umum dalam perkembangan ketoasidosis diabetik (KAD) adalah infeksi, infark
ditemukan pada ketoasidosis diabetik (KAD) adalah tergolong konsekuensi langsung atau tidak
akan menyebabkan kelebihan produksi asam asam lemak, yang sebagian diantaranya akan
dikonversi (diubah) menjadi keton, menimbulkan ketonaemia, asidosis metabolik dan ketonuria.
Glikosuria akan menyebabkan diuresis osmotik, yang menimbulkan kehilangan air dan elektrolit
sepertisodium, potassium, kalsium, magnesium, fosfat dan klorida. Dehidrasi terjadi bila terjadi
secara hebat, akan menimbulkan uremia pra renal dan dapat menimbulkan syok hipovolemik.
Asidodis metabolik yang hebat sebagianakan dikompensasi oleh peningkatan derajat ventilasi
14
mempercepat.kehilangan air dan elektrolit. Sehingga, perkembangan KAD adalah merupakan
rangkaian dari siklus interlocking vicious yang seluruhnya harus diputuskan untuk membantu
glukosa yang memasuki sel akan berkurang juga . Disamping itu produksi glukosa oleh hati
menjadi tidak terkendali. Kedua faktor ini akan menimbulkan hiperglikemi. Dalam upaya untuk
menghilangkan glukosa yang berlebihan dari dalam tubuh, ginjal akan mengekskresikan glukosa
bersama-sama air dan elektrolit (seperti natriumdan kalium). Diuresis osmotik yang ditandai oleh
Penderita ketoasidosis diabetik yang berat dapat kehilangan kira-kira 6,5 L air dan sampai 400
hingga 500 mEq natrium, kalium serta klorida selama periode waktu 24 jam.Akibat defisiensi
insulin yang lain adalah pemecahan lemak(lipolisis) menjadi asam-asam lemak bebas dan
gliserol. Asam lemak bebasakan diubah menjadi badan keton oleh hati. Pada ketoasidosis
diabetik terjadi produksi badan keton yang berlebihan sebagai akibat dari kekurangan insulin
yang secara normal akan mencegah timbulnya keadaan tersebut. Badan keton bersifat asam, dan
bila bertumpuk dalam sirkulasi darah, badan keton akan menimbulkan asidosis metabolik. (Lihat
Pathway KAD).
15
Pathway
16
6.Penatalaksanaan Medis
Tujuan penatalaksanaan :
Mencegah komplikasi,
Oksigenasi / ventilasiJalan napas dan pernapasan tetap prioritas utama. Jika pasien
tsb sementara saluran napas dapat dipertahankan oleh penyisipan Guedel's saluran napas.
Masukkan tabungnasogastrik dan biarkan drainase jika pasien muntah atau jika pasien
treatment DKA
Circulation
Penggantian cairan. Sirkulasi adalah prioritas kedua. DKA pada pasienyang menderita
dehidrasi berat bisa berlanjut pada shock hipovolemik.Oleh sebab itu, cairan pengganti harus
17
didahului dengan cairan awal dan penggantian elektrolit.Defisit cairan tubuh 10% dari berat
badan total maka lebih dari 6 litercairan mungkin harus diganti. Resusitasi cairan segera
solusi kristaloid, koloid dan bisa digunakan jika pasien dalamsyok hipovolemik. Normal
saline (NaCl 0,9%) yang paling sesuai.Idealnya 50% dari total defisit air tubuh harus diganti
dalam 8 jam pertama dan 50% lain dalam 24 jam berikutnya. Hati-hati pemantauanstatus
hemodinamik secara teliti (pada pasien yang tidak stabil setiap 15menit), fungsi ginjal, status
B.Keperawatan
1.Pengkajian
Aktivitas / Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, Kram otot, tonus ototmenurun, gangguan
Sirkulasi
darah postural, hipertensi, Nadi yangmenurun/tidak ada, Disritmia, Krekels, Distensi vena
18
Integritas/ Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan dengan
Eliminasi
berat), Urin berkabut, bau busuk(infeksi), Abdomen keras, adanya asites, Bising usus lemah
dan menurun,hiperaktif(diare)
Nutrisi/Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, Mual/muntah, Tidak mematuhi diet, peningkattan masukan
Neurosensori
19
lanjut).Gangguan memori (baru, masa lalu), kacau mental, Refleks tendon dalammenurun
Nyeri/kenyamanan
Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/ tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi/tidak) Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen, Frekuensi
pernapasan meningkat.
Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulitTanda : Demam, diaforesis, Kulit rusak, lesi/ulserasi,
Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi), Masalah impoten pada pria,kesulitan orgasme
pada wanita.
Penyuluhan/pembelajaran
20
Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi.Penyembuhan yang, Lambat,
meningkatkan kadar glukosadarah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai
pesanan.
2.Diagnosa Keperawatan
21
3.Intervensi Keperawatan
6. Membran mukosa
kering.
22
1. Penggunaan alat Kriteria hasil: Terapeutik
bantu pernafasan 1. Kepasitas vital 1. Posisikan semi fowler atau
2. Pola napas meningkat fowler
abnormal 2. Tekanan 2. Berikan oksigen jika perlu
3. Fase ekspirasi ekspirasi 3. Lakukan fisio terapi dada jika
memanjang meningkat perlu
Gejala dan tanda minor 3. Tekanan Edukasi
1. Pernapasan cuping inspirasi 1. Ajarkan batuk efektif
hidung meningkat Kolaborasi
2. Ventilasi semenit 1. Kolaborasi pemberian
menurun bronkodilator,espektoran,mu
3. Kapasitas vital kolitik jika perlu
menurun
3. Ketidasksetabilan kadar Kadar glukosa darah Observasi
glukosa darah berada pada rentang 1. Identifikasi penyebab
berhubungan dengan normal meningkat hipoglekimia
disfusi pankreas Kriteria hasil : 2. Monitor kebutuhan insulin
3. Monitor kadar glukosa darah
Gejala dan tanda mayor: 1. Pusing menurun
4. Monitor tanda dan gejala
1. Lelah atau lesuh 2. Lelah lesuh hipoglekimia
2. Kadar glukosa menurun Terapeutik
darah tinggi 3. Kesulitan bicara 1. Berikan asupan cairan oral
Gejala dan tanda minor: menurun 2. Konsultasi dengan media jika
1. Mulut kering 4. Perilaku aneh gejala hipoglekimia tetap ada
2. Haus meningkat menurun atau memburuk
5. Kadar glukosa Edukasi
dalam darah 1. Anjurakn monitor kadar gula
membaik darah secara mandiri
6. Kadar glukosa 2. Anjurkan kepatuhan terhadap
diit dan olahraga
dalam urin
Kolaborasi
membaik 1. Kolaborasi pemberian insulin
jika perlu
2. Kolaborasi pemberian cairan lV
3. Kolaborasi pemberian kalium
jika perlu
4. Defisit nutrisi Keadekuatan asupan Observasi
berhubungan dengan nutrisi untuk memenuhi 1. Identitas status nutris
kurangnya asupan kebutuhan metabolisme 2. Identifikasi makanan yang
makanan Keriteia hasil: disukai
Gejala dan tanda mayor: 1. Porsi makan 3. Monitor asupan makan
1. Berat badan yang dihabiskan 4. Monitor hasil laboratorium
menurun meningkat Terapeutik
Tanda gejala minor 2. Pengetahuan 1. Fasilitasi menentukan
1. Napas makan tentang program diet
menurun makanan sehat 2. Berikan makanan tinggi
2. Bising usus meningkat kalori dan protein
hipereaktif 3. Pengetahuan 3. Berikan suplemen makan jika
23
3. Memberanmukosa tentang asupan perlu
pucat nutrisi Edukasi
4. Serum albumin meningkat 1. Ajarkan diit yang diajarkan
menurun 4. Perasaan cepat Kolaborasi
kenyang 1. Kolaborasi pemberian
menurun medikasi sebelum makan
5. Napsumakan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
meningkat untuk penentuan jumlah
6. Frekuensi kalori dan jenis nutrisi
makan
meningkat
Pelaksanaan merupakan tindakan mandiri dasar berdasarkan ilmiah, masuk akal dalam
melaksanakan tindakan yang bermanfaat bagi pasien yang diantisipasi berhubungan dengan
pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien dapat berupa tindakan
keadaan pasien, validasi rencana keperawatan, menentukan kebutuhan dan bantuan yang
diberikan serta menetapkan strategi tindakan yang dilakukan. Selain itu juga dalam
pelaksanaan tindakan semua tindakan yang dilakukan pada pasien dan respon pasien pada
tindakan dilakukan, tindakan dan respon pasien serta diberi tanda tangan sebagai aspek legal
24
5.Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah pengukuran respon pasien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan
a.Jenis-jenis evaluasi :
2. Evaluasi kualitatif adalah evaluasi mutu yang difokuskan pada tiga dimensi yang
saling terkait
ditetapkan
25
4. Mengukur dan membandingkan perkembangan pasien dengan standar
kesehatan hanya sebagian dari kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
Tujuan sama sekali tidak tercapai, bila pasien menunjukkan tidak ada perubahan
26
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : An.S
Umur : 9 tahun
Pendidikan : SD
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Sesak,nyeri perut
SMRS,pasien cenderung tidur dan linglung,demam sudah 2 hari batuk ada mual ada,muntah
ada 1x.
c. Riwayat Alergi
27
Keluarga pasien mengatakan riwayat penyakit ckd on hd dengan hd rutin senin dan
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
2) Sistem Penglihatan
Pada bagian penglihatan konjungtiva anemis, pupil anisokor, kelopak mata edema
10) Sistem Integumen : Turgor Kulit elastis, warna kulit sawo matang, integritas kulit baik
28
11) Sistem Muskuloskeletal : kekuatan otot lemah, atropi tidak ada.
2. Motorik : aktifitas sehari-hari bantuan minimal, berjalan bantuan minimal, riw. Patah
Status mental pasien orientasi, pasien tampak tenang, tidak ada kesulitan tidur dan pasien
e. Kebutuhan Pendidikan/Pengajaran
Pasien bicara normal dengan bahasa Indonesia, tidak ada hambatan belajar, cara belajar yg
disukai diskusi dan mendengar. Keluarga pasien menginginkan informasi terkait penyakit
4. Pemeriksaan Penunjang
Jam
29
Jenis
Hasil Nilai Normal
Pemeriksaan
Hematokrit 19,5 % 35 – 52 %
168 mg/dl DM
>200 kemungkinan
DM
Elektrolit
AGD
PH 7,22 7,36-7,45
30
Hasil Ro/ thorax tanggal 15-09-2022
5. Penatalaksanaan Medis
Terapi IGD
31
6. Analisa data
DO:
Ku : sakit sedang ,
kesadaran somnolan
Td : 162/82 mmhg
Nadi 120x/m
- Rr: 40x/m
- Sp02 70%
- Pasien tampak
sesak
- Terpasang NRM 15
liter
2. DS:
Keluarga Suplai oksigen menurun Gangguan
mengatakan pasien pertukaran gas
sesak sejak 1 hari
SMRS,diperberat
1jam SMRS
DO:
- Pasien tampak
sesak
- Suara napas ronchi
- RR:40x/mnt,nadi
120x/mnt
DO
Ku sedang,kesadaran
32
somnolon
TTV S:38,2C
N:120x/mnt
Leukosit :24.140/UL
B. Diagnosa Keperawatan
C. Rencana Keperawatan
33
menurun/tidak ada respirasi dan
2. Frekuensi pernapasan
oksigenasi
normal
3. Sesak berkurang/hilang Atur posisi semi
fowler
Lakukan suction
bila perlu
Libatkan keluarga
dalam
mempertahankan
posisi semi fowler
Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian oksigen
Penkes pentingnya
posisi semi fowler
34
12/08/22 3 Setelah dilakukan tindakan
Monitor TTV dan
Jam 00.30 keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan suhu tubuh kembali keadaan umum pasien
normal dengan kriteria hasil
1. TTV dalam batas normal Atur suhu ruangan 25-
2. Mukosa bibir lembab 26c
3. Leukosit normal
Berikan kompres air
hangat pada pasien
Berikan baju yang
mudah menyerap
keringat
Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian antipiretik
Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemeriksaan laborat
35
36
D. Implementasi Keperawatan
tambahan.pasien tampak
sengal.
44
dan jam
darah,AGD,EKG dan
rontgen thorax
busa.
45
hangat pada pasien
dan jam
jalan napas
berat,kesadaran somnalan
E.Evaluasi
J.06.00 sesak
46
samnolan,pasien tampak sesak Td:204/106
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
dan pucat
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
demam
P:Intervensi dilanjutkan
47
S:Keluarga mengatakan pasien masih
lemas
samnolon,Hb:6,8g/Dl
teratasi
P:Intervensi dilanjutkan
48
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn.I dengan CKD diruang IGD
Rumah Sakit Umum Hermina Mekarsari , cilengsi, Bogor yang penulis pada tanggal 11
Agustus 2022, penulis menemukan adanya kesenjangan teori dengan kasus di lapangan.
Bab ini bertujuan untuk membandingkan, antara teori dengan kasus dilapangan, dimulai dari
evaluasi keperawatan.
A.Tahap pengkajian
Pada tahap pengkajian tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus.
B. diagnosa keperawatan
Menurut teori dengan diagnosa yang seharusnya ditemukan pada pasien Tn.I dengan
sampah.
49
5. Resiko penurunan curah jantung b.d. ketidakseimbangan volume
edema
situasi
Berdasarkan data yang didapat dari pasien saat kita melakukan pengkajian selama IGD, Dari
10 diagnosa yang ada di teori tersebut, pada asuhan keperawatan ini kita menemukan 4
50
C.INTERVENSI/PERENCANAAN KPERAWATAN
KEPERAWATAN
Pada implementasi asuhan keperawatan pada pasien dengan CKD tidak semua rencana
keperawatan dapat dilaksanakan,hal ini dikarenakan tindakan keperawatan yang dilakukan lebih
berprioritas pada kegawat daruratan serta waktu yang terbatas dalam menanganan kasus tersebut.
Tahap ini merupakan respon dari tindakan yang sudah dilakukan dimana dari 10
masalah keperawatan yang terdapat pada teori, penulis hanya mengangkat 4 masalah
prioritas. Ada beberapa masalah keperawatan yang ditemukan yang belum bisa teratasi
karena pasien perlu penanganan, observasi dan pemeriksaan yang lebih lanjut oleh tim
medis
51
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Setelah memberikan asuhan keperawatan dan melakukan pembahasan antara teori dan kasus,
1. Pada pengkajian data pengkajian persistem dikaji dengan lengkap sesuai dengan masalah
nya. Pengkajian sudah sesuai dengan teori, atau format yang berlaku.Dalam memperoleh
data tidak ditemukan adanya hambatan karena pasien dan keluarga kooperatif
2. Pada diagnosa keperawatan yang ditemukan Pada teori terdapat sepuluh (10) diagnosa
3. Intervensi yang di susun sesuai dengan diagnosa keperawatan Intervensi yang di buat
proses keperawatan dan pendokumentasian. Dilakukan bedah kasus secara rutin setiap
bulan sekali.
B.SARAN
52
darurat khususnya dan ruang perawatan pada umumnya sehingga dapat tercapai
asuhan keperawatan yang komprehensif.
Diharapkan untuk kedepannya ada penelitian atau studi kasus yang lebih mutakhir
guna memperbaharui kasus dengan penderita CKD terutama dalam pemberian
Asuhan Keperawatan..
53
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and suddart.2002. Buku Ajar keperawatan medical bedah, edisi 8vol 3.Jakarta: EGC
Carpenito,2001.RencanaAsuhan&dokumentasikeperawatan,diagnosaKeperawatandanmasalahk
olaboratif.Jakarta:EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes classification(NOC) second edition. New Jersey
Kasuari.2002.AsuhanKeperawatansystempencernaandankardiovaskulerdenganpendekatanpatofi
Lewis, A. L., Stabler, K.A., & Welch, J.L. (2011).Perceived informational needs, problem, or
concern among patients with stage 4 chronic kidney disease.Nephrology Nursing Journal.
54