Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

DENGAN KETOASIDOSIS DIABETIK (KAD)

DI RS IGD HERMINA MEKARSARI

Disusun Oleh :

SRI NINGSIH

RUMAH SAKIT UMUM HERMINA MEKARSARI

2022

LEMBAR PENGESAHAN

1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN S DENGAN KAD

DI RUANG IGD RS HERMINA MEKARSARI

DISUSUN OLEH:

SRI NINGSIH

PEMBIMBING 1 PEMBIMBING 2

2
Daftar isi

Halaman Judul…………………………………………………….

Daftar Isi.......…………………………………………………….3

Kata Pengantar …………………………………………………...5

BAB I. PENDAHULUAN............................................................6

A.Latar Belakang…………………………………….....6

B.Tujuan………………………………………..……...9

C. Manfaat....................................................................10

BAB II. KONSEP DASAR……………………………..…...….11

A.KONSEP DASAR

1. Definisi……………………………………………...............11
2. Etiologi……………………………………………..............12
3. Tanda dan gejala…………………………………................13
4. Pemeriksaan penunjang.........................................................14
5. Patofisiologi...................................……………...……….…18
6. Patway....................................................................................19
7. Penatalaksanaan……………………………….….................20

B.KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian…………………………………………..............20
2. Diagnose keperawatan……………………………................21
3. Rencana tindakan…………………………….......................22
4. Tindakan keperawatan……………………………...............35
5. Evaluasi ……………………………………………............36

BAB III TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian………………………………………….............38
2. Diagnose keperawatan………………………………........44
3. Perencanaan…………………………………………........44

3
4. Penatalaksanaan……………………………….................48
5. Evaluasi ……………………………………….................49

BAB IV. PEMBAHASAN

1. Pengkajian…………………………… ………….........50
2. Diagnose keperawatan………………… .………........50
3. Perencanaan…………………………… ..………........52
4. Penatalaksanaan………………………… ………........53
5. Evaluasi ………………………………… ………........53

BAB V. PENUTUP

1. Kesimpulan…………………………..…………….......54
2. Saran………………………………… ………….........55

DAFTAR PUSTAKA

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hadirkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan Hidayahnya yang telah
dilimpahkan kepada kami.Salam dan shalawat selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan pada
An. S dengan KAD

Makalah ini disusun dalam rangka syarat untuk ASKOM. Dalam penyusunan laporan
ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan, tetapi berkat bimbingan pengarahan serta
bantuan dari berbagai pihak, akhrinya laporan kasus ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Dr.Douglas S. Umboh,MARS , selaku direktur RS Hermina Mekarsari


2. Ibu Koniah Nurul Aeni,S.kep Ners menejar keperawatan RS Hermina Mekarsari.
3. Br.Hari P. selaku PP 1 GADAR RS Hermina Mekarsari
4. Sr.Imelda Ndruru KAPER IGD RS RS Hermina Mekarsari.
5. Teman – teman IGD RS Hermina Mekarsari atas kerja sama nya selama penyusunan
makalah ini.
6. Bagi pasien dan keluarga pasien yang telah membantu dalam pengumpulan data.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan.oleh karena itu,saran dan
kritik yang membangun dari pembaca yang budiman sangat di butuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini kedepannya.terima kasih.

Cileungsi, 15 September 2022

Penulisan,

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas peneliti menyimpulkan bahwa, angka

kejadian pasien yang menderita KAD terus mengalami peningkatan. . Berdasarkan latar

belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis merumuskan pertanyaan penulis yakni

ASKEP PADA PASIEN KLIEN AN.S DENGAN KETOASIDOSIS DIABETIK (KAD) DI

IGD di RUMAH SAKIT HERMINA MEKARSARI.

6
1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1Tujuan umum

Tujuan penulisan ini mampu menerapkan asuhan keperawatan tentang pasien KAD.

1.3.2Tujuan khusus

Ada pun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah agar:

1. Mampu melaksankan pengkajian terhadap pasien dengan KAD

2. Mampu merumuskan masalah keperawatan pada pasien dengan KAD

3. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien

sesuai dengan prioritas masalah yang bertujuan membantu mengatasi atau

mengurangi masalah pasien berdasarkan rasionalisasinya.

4. Mampu menerapkan rencana tindakan keperawatan dalam tindakan yang nyata sesuai

dengan masalah yang diprioritaskan pada salah seorang pasien dengan KAD.

5. Mampu menilai hasil (evaluasi) dari penerapan asuhan keperawatan yang telah

dilakukan dalam memenuhi kebutuhan pasien.

6. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan KAD dalam

bentuk makalah.

7
1.4 Manfaat Penulis

1.4.1Bagi Profesi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu bagi profesi

keperawatan dalam memberikan intervensi keperawatan khususnya tentang pasien

KAD.

1.4.2Bagi Rumah Sakit

Hasil penulisan ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan pelayanan keperawatan

pasien KAD.

1.4.3 Bagi Pasien

Hasil penulisan ini dapat menambah wawasan pada pasien KAD

1.4.5 Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan mengenai penanganan pasien KAD

8
BAB II

KONSEP DASAR

A.Medis

1.Definisi

Ketoasidosis Diabetik adalah keadaan kegawatan atau akut dari DM tipe,disebabkan oleh
meningkatnya keasaman tubuh benda-benda keton akibat kekurangan atau defisiensi insulin,
dikarekteristikan dengan hiperglikemi,asidosis dan keton akibat kurangnnya insulin
(Stillwell,1992). KAD merupakan komplikasi akut diabetes mellitus (DM) yang serius dan
membutuhkan penanganan segera . Akibat diuresiaosmotik, KAD biasanya mengalami
dehidrasi berat dan dapat sampai menyebabkan syok.

2.Etiologi

1. Infeksi : pneumonia, infeksi traktus urinarius, dan sepsis. diketahui bahwa jumlah sel

darah putih mungkin meningkat tanpa indikasi yang mendasari infeksi.

2. Ketidakpatuhan : karena ketidakpatuhan dalam dosis

3. Pengobatan : onset baru diabetes atau dosis insulin tidak adekuat

4. Kardiovaskuler : infark miokardium

5. Penyebab lain : hipertiroidisme, pankreatitis, kehamilan, pengobatankortikosteroid and

adrenergik. (Samijean Nordmark,2008)

9
3.Tanda dan Gejala

1. Sekitar 80% pasien DM ( komplikasi akut )

2. Pernafasan cepat dan dalam ( Kusmaul )

3. Dehidrasi ( tekanan turgor kulit menurun, lidah dan bibir kering )

4. Kadang-kadang hipovolemi dan syok

5. Bau aseton dan hawa napas tidak terlalu tercium

6. Didahului oleh poliuria, polidipsi

7. Riwayat berhenti menyuntik insulin

8. Demam, infeksi, muntah, dan nyeri perut

(Dr. MHD. Syahputra. Diabeticketosidosis. http://www.library.usu.ac.id)

4.Pemeriksaan Penunjang

1.Identifikasi perjalanan penyakit

 Progresifitas penurunan fungsi ginjal

 Ureum kreatinin, Clearens Creatinin Test (CCT)

 GFR / LFG dapat dihitung dengan formula Cockcroft-Gault:

10
Nilai normal :

Laki-laki : 97 - 137 mL/menit/1,73 m3 atau

0,93 - 1,32 mL/detik/m2

Wanita : 88-128 mL/menit/1,73 m3 atau

0,85 - 1,23 mL/detik/m2

 Hemopoesis : Hb, trobosit, fibrinogen, factor pembekuan

 Elektrolit : Na+, K+, HCO3-, Ca2+, PO42-, Mg+

 Endokrin : PTH dan T3,T4

 Pemeriksaan lain: berdasarkan indikasi terutama faktor pemburuk ginjal, misalnya:

infark miokard.

11
2.Pemeriksaan laboratorium

 Pemeriksaan Laboratorium

1. Glukosa.Kadar glukosa dapat bervariasi dari 300 hingga 800 mg/dl. Sebagian pasien

mungkin memperlihatkan kadar gula darah yang lebih rendah dan sebagian lainnya

mungkin memiliki kadar sampai setinggi 1000mg/dl atau lebih yang biasanya bergantung

pada derajat dehidrasi.Harus disadari bahwa ketoasidosis diabetik tidak selalu

berhubungan dengan kadar glukosa darah. Sebagian pasien dapat mengalami asidosis

berat disertai kadar glukosa yang berkisar dari 100

2. 200mg/dl, sementara sebagian lainnya mungkin tidak memperlihatkan ketoasidosis

diabetikum sekalipun kadar glukosa darahnya mencapai400-500 mg/dl.

3. Natrium.Efek hiperglikemia ekstravaskuler bergerak air ke ruang intravaskuler.Untuk

setiap 100 mg / dL glukosa lebih dari 100 mg / dL, tingkat natrium serum diturunkan oleh

sekitar 1,6 mEq / L. Bila kadar glukosa turun, tingkat natrium serum meningkat dengan

jumlah yang sesuai.

4. Kalium.Ini perlu diperiksa sering, sebagai nilai-nilai drop sangat cepat dengan perawatan.

EKG dapat digunakan untuk menilai efek jantung ekstremdi tingkat potasium

5. Bikarbonat.Kadar bikarbonat serum adalah rendah, yaitu 0- 15 mEq/L dan pH yang

rendah (6,8-7,3). Tingkat pCO2 yang rendah ( 10- 30 mmHg)mencerminkan kompensasi

respiratorik (pernapasan kusmaul)terhadap asidosisi metabolik. Akumulasi badan keton

(yang mencetuskan asidosis) dicerminkan oleh hasil pengukuran keton dalam darah dan

urin. Gunakan tingkat ini dalam hubungannya dengan kesenjangan anion untuk menilai

derajat asidosis.

12
6. Sel darah lengkap (CBC).Tinggi sel darah putih (WBC) menghitung (> 15 X 109 / L)

atau ditandai pergeseran kiri mungkin menyarankan mendasari infeksi.

7. Gas darah arteri (AGD). pH sering <7.3. Vena pH dapat digunakan untuk mengulang pH

measurements. Brandenburg dan Dire menemukan bahwa pH pada tingkat gas darah vena

pada pasien dengan KAD adalah lebih rendah dari pH 0,03 pada AGD.

8. Keton.Diagnosis memadai ketonuria memerlukan fungsi ginjal. Selain itu,ketonuria dapat

berlangsung lebih lama dari asidosis jaringan yang mendasarinya.

9. ß-hidroksibutirat.Serum atau hidroksibutirat ß kapiler dapat digunakan untuk mengikuti

respons terhadap pengobatan. Tingkat yang lebih besar dari 0,5 mmol/ L dianggap

normal.dan tingkat dari 3 mmol/L berkolerasi dengan kebutuhan untuk ketoasidosis

diabetik (KAD)

10. kebutuhan untuk ketoasidosis diabetik (KAD).

11. Urinalisis (UA)Cari glikosuria dan urin ketosis. Hal ini digunakan untuk mendeteksi

infeksi saluran kencing yang mendasari.

12. Osmolalitas Diukur sebagai 2 (Na +) (mEq / L) + glukosa (mg / dL) / 18 + BUN(mg / dL)

/ 2.8. Pasien dengan diabetes ketoasidosis yang berada dalam keadaan koma biasanya

memiliki osmolalitis > 330 mOsm / kgH2O. Jika osmolalitas kurang dari > 330 mOsm /

kg H2O ini, maka pasien jatuh pada kondisi koma.

13. Fosfor Jika pasien berisiko hipofosfatemia (misalnya, status gizi buruk,alkoholisme

kronis), maka tingkat fosfor serum harus ditentukan.

14. Tingkat BUN meningkat.Anion gap yang lebih tinggi dari biasanya.

15. Kadar kreatinin Kenaikan kadar kreatinin, urea nitrogen darah (BUN) dan Hb juga dapat

terjadi pada dehidrasi. Setelah terapi rehidrasi dilakukan,kenaikan kadar kreatinin dan

13
BUN serum yang terus berlanjut akan dijumpai pada pasien yang mengalami insufisiensi

renal

5. Patofisiologi

Ketoasidois terjadi bila tubuh sangat kekurangan insulin. Karena dipakainya jaringan lemak

untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan terbentuk keton. Bila hal ini dibiarkan

terakumulasi, darah akan menjadi asam sehingga jaringan tubuh akan rusak dan bisa menderita

koma. Hal ini biasanya terjadi karena tidak mematuhi perencanaan makan, menghentikan sendiri

suntikan insulin, tidak tahu bahwa dirinya sakit diabetes mellitus, mendapat infeksi atau penyakit

berat lainnya seperti kematian otot jantung, stroke, dan sebagainya. Faktor faktor pemicu yang

paling umum dalam perkembangan ketoasidosis diabetik (KAD) adalah infeksi, infark

miokardial, trauma,ataupun kehilangan insulin. Semua gangguan gangguan metabolik yang

ditemukan pada ketoasidosis diabetik (KAD) adalah tergolong konsekuensi langsung atau tidak

langsung dari kekurangan insulin.Menurunnya transport glukosa kedalam jaringan jaringan

tubuh akan menimbulkan hiperglikemia yang meningkatkan glukosuria. Meningkatnya lipolisis

akan menyebabkan kelebihan produksi asam asam lemak, yang sebagian diantaranya akan

dikonversi (diubah) menjadi keton, menimbulkan ketonaemia, asidosis metabolik dan ketonuria.

Glikosuria akan menyebabkan diuresis osmotik, yang menimbulkan kehilangan air dan elektrolit

sepertisodium, potassium, kalsium, magnesium, fosfat dan klorida. Dehidrasi terjadi bila terjadi

secara hebat, akan menimbulkan uremia pra renal dan dapat menimbulkan syok hipovolemik.

Asidodis metabolik yang hebat sebagianakan dikompensasi oleh peningkatan derajat ventilasi

(pernafasan Kussmaul).Muntah-muntah juga biasanya sering terjadi dan akan

14
mempercepat.kehilangan air dan elektrolit. Sehingga, perkembangan KAD adalah merupakan

rangkaian dari siklus interlocking vicious yang seluruhnya harus diputuskan untuk membantu

pemulihan metabolisme karbohidrat dan lipidnormal.Apabila jumlah insulin berkurang, jumlah

glukosa yang memasuki sel akan berkurang juga . Disamping itu produksi glukosa oleh hati

menjadi tidak terkendali. Kedua faktor ini akan menimbulkan hiperglikemi. Dalam upaya untuk

menghilangkan glukosa yang berlebihan dari dalam tubuh, ginjal akan mengekskresikan glukosa

bersama-sama air dan elektrolit (seperti natriumdan kalium). Diuresis osmotik yang ditandai oleh

urinasi yang berlebihan(poliuri) akan menyebabkan dehidrasi dan kehilangan elektrolit.

Penderita ketoasidosis diabetik yang berat dapat kehilangan kira-kira 6,5 L air dan sampai 400

hingga 500 mEq natrium, kalium serta klorida selama periode waktu 24 jam.Akibat defisiensi

insulin yang lain adalah pemecahan lemak(lipolisis) menjadi asam-asam lemak bebas dan

gliserol. Asam lemak bebasakan diubah menjadi badan keton oleh hati. Pada ketoasidosis

diabetik terjadi produksi badan keton yang berlebihan sebagai akibat dari kekurangan insulin

yang secara normal akan mencegah timbulnya keadaan tersebut. Badan keton bersifat asam, dan

bila bertumpuk dalam sirkulasi darah, badan keton akan menimbulkan asidosis metabolik. (Lihat

Pathway KAD).

15
Pathway

16
6.Penatalaksanaan Medis

Tujuan penatalaksanaan :

 Memperbaiki sirkulasi dan perfusi jaringan (resusitasi dan rehidrasi),

 Menghentikan ketogenesis (insulin),

 Koreksi gangguan elektrolit,

 Mencegah komplikasi,

 Mengenali dan menghilangkan faktor pencetus.

Airway dan Breathing

Oksigenasi / ventilasiJalan napas dan pernapasan tetap prioritas utama. Jika pasien

dengankesadaran / koma (GCS <8) mempertimbangkan intubasi dan ventilasi.Pada pasien

tsb sementara saluran napas dapat dipertahankan oleh penyisipan Guedel's saluran napas.

Pasang oksigen melalui maskerHudson atau non-rebreather masker jika ditunjukkan.

Masukkan tabungnasogastrik dan biarkan drainase jika pasien muntah atau jika pasien

telahmuntah berulang. Airway, pernafasan dan tingkat kesadaran harusdimonitor di semua

treatment DKA

Circulation

Penggantian cairan. Sirkulasi adalah prioritas kedua. DKA pada pasienyang menderita

dehidrasi berat bisa berlanjut pada shock hipovolemik.Oleh sebab itu, cairan pengganti harus

dimulai segera. Cairan resusitasi bertujuan untuk mengurangi hiperglikemia,

hyperosmolality, dancounterregulatory hormon, terutama dalam beberapa jam

pertama,sehingga mengurangi resistensi terhadap insulin. Terapi Insulin palingefektif jika

17
didahului dengan cairan awal dan penggantian elektrolit.Defisit cairan tubuh 10% dari berat

badan total maka lebih dari 6 litercairan mungkin harus diganti. Resusitasi cairan segera

bertujuan untukmengembalikan volume intravaskular dan memperbaiki perfusi ginjaldengan

solusi kristaloid, koloid dan bisa digunakan jika pasien dalamsyok hipovolemik. Normal

saline (NaCl 0,9%) yang paling sesuai.Idealnya 50% dari total defisit air tubuh harus diganti

dalam 8 jam pertama dan 50% lain dalam 24 jam berikutnya. Hati-hati pemantauanstatus

hemodinamik secara teliti (pada pasien yang tidak stabil setiap 15menit), fungsi ginjal, status

mental dan keseimbangan cairan diperlukanuntuk menghindari overload cairan

B.Keperawatan

1.Pengkajian

 Aktivitas / Istirahat

Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, Kram otot, tonus ototmenurun, gangguan

istirahat/tidurTanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atauaktifitas,

Letargi/disorientasi, komaPenurunan kekuatan otot2.

 Sirkulasi

Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, Klaudikasi, kebas dankesemutan pada

ekstremitas, Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama,TakikardiaTanda : Perubahan tekanan

darah postural, hipertensi, Nadi yangmenurun/tidak ada, Disritmia, Krekels, Distensi vena

jugularis, Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung3.

18
 Integritas/ Ego

Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan dengan

kondisiTanda : Ansietas, peka rangsang4.

 Eliminasi

Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, Rasanyeri/terbakar , kesulitan

berkemih(infeksi), ISSK baru/berulang, Nyeritekan abdomen, Diare Tanda :Urine encer,

pucat, kuning, poliuri ( dapat berkembang menjadioliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia

berat), Urin berkabut, bau busuk(infeksi), Abdomen keras, adanya asites, Bising usus lemah

dan menurun,hiperaktif(diare)

 Nutrisi/Cairan

Gejala : Hilang nafsu makan, Mual/muntah, Tidak mematuhi diet, peningkattan masukan

glukosa/karbohidrat, Penurunan berat badanlebihdari beberapa hari/minggu, Haus,

penggunaan diuretik (Thiazid)Tanda : Kulit kering/bersisik, turgor jelek, Kekakuan/distensi

abdomen,muntah, Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan

gula darah), bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton)

 Neurosensori

Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, Kesemutan, kebas, kelemahan padaotot, parestesia,

Gangguan penglihatanTanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor /koma (tahap

19
lanjut).Gangguan memori (baru, masa lalu), kacau mental, Refleks tendon dalammenurun

(koma), Aktifitas kejang (tahap lanjut dari DKA).

 Nyeri/kenyamanan

Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi,

tampak sangat berhati-hati.

 Pernapasan

Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/ tanpa sputum purulen (tergantung

adanya infeksi/tidak) Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen, Frekuensi

pernapasan meningkat.

 Keamanan

Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulitTanda : Demam, diaforesis, Kulit rusak, lesi/ulserasi,

Menurunnyakekuatan umum/rentang erak, Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot

pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam).

 Seksualitas

Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi), Masalah impoten pada pria,kesulitan orgasme

pada wanita.

 Penyuluhan/pembelajaran

20
Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi.Penyembuhan yang, Lambat,

penggunaan obat sepertii steroid, diuretik(thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat

meningkatkan kadar glukosadarah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai

pesanan.

 Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan bantuan dalam pengatuandiet, pengobatan,

perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa dara

2.Diagnosa Keperawatan

1. Hipovolemia berhubungan dengan kegagalan mekanisme regulasi.

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sindrom hipoventilasi.

3. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan disfungsi pankreas

4. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnyaasupan makan.

21
3.Intervensi Keperawatan

N DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI


o KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Hipovolemia Kondisi voleme cairan Observasi
berhubungandengan intraveskuler,intertisiel, 1. Monitor frekuensi dan
kegagalan dan/ atau intraseluler kekuatan nadi
mekanismeregulasi meningkat 2. Monitor tekanan darah
Tanda dan gejala mayor : Kriteria hasil: 3. Monitor waktu pengisian
1. Kekuatan Nandi kapiler
1. Frekuensi nadi meningkat 4. Monitor clastis tugor
2. Tugor kulit 5. Monitor jumlah warna berat
meningkat. meningkat jenis urin
output urin Terapeutik
2. Nadi teraba lemah. meningkat 1. Atur intraval waktu
3. Intec cairan pem,atauan sesuai dengan
3. Tekanan darah meningkat kondisi pasien
4. Suhu tubuh 2. Dokumentasikan hasil
menurun. menueun pemantauan
Edukasi
4. Tekanan nadi 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantaua
menyempit. 2. Informasi hasil pemantauan
jika perlu
5. Turgor kulit Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan
menurun. parentral

6. Membran mukosa

kering.

Tanda gejala minor


1. Pengisi Vena
menurun
2. Status mental
berubah
3. Suhu tubuh
meningkat
4. Konsentrasi urin
menurun
2. Pola nafas tidak efektif Inspirasi dan/atau Observasi
berhubungan dengan ekspirasi yang 1. Monitor pola napas
sindrom hipoventilasi memberikan ventilasi 2. Monitor Bunyi napas
Gejala dan tanda mayor: Ade kuat tambahan

22
1. Penggunaan alat Kriteria hasil: Terapeutik
bantu pernafasan 1. Kepasitas vital 1. Posisikan semi fowler atau
2. Pola napas meningkat fowler
abnormal 2. Tekanan 2. Berikan oksigen jika perlu
3. Fase ekspirasi ekspirasi 3. Lakukan fisio terapi dada jika
memanjang meningkat perlu
Gejala dan tanda minor 3. Tekanan Edukasi
1. Pernapasan cuping inspirasi 1. Ajarkan batuk efektif
hidung meningkat Kolaborasi
2. Ventilasi semenit 1. Kolaborasi pemberian
menurun bronkodilator,espektoran,mu
3. Kapasitas vital kolitik jika perlu
menurun
3. Ketidasksetabilan kadar Kadar glukosa darah Observasi
glukosa darah berada pada rentang 1. Identifikasi penyebab
berhubungan dengan normal meningkat hipoglekimia
disfusi pankreas Kriteria hasil : 2. Monitor kebutuhan insulin
3. Monitor kadar glukosa darah
Gejala dan tanda mayor: 1. Pusing menurun
4. Monitor tanda dan gejala
1. Lelah atau lesuh 2. Lelah lesuh hipoglekimia
2. Kadar glukosa menurun Terapeutik
darah tinggi 3. Kesulitan bicara 1. Berikan asupan cairan oral
Gejala dan tanda minor: menurun 2. Konsultasi dengan media jika
1. Mulut kering 4. Perilaku aneh gejala hipoglekimia tetap ada
2. Haus meningkat menurun atau memburuk
5. Kadar glukosa Edukasi
dalam darah 1. Anjurakn monitor kadar gula
membaik darah secara mandiri
6. Kadar glukosa 2. Anjurkan kepatuhan terhadap
diit dan olahraga
dalam urin
Kolaborasi
membaik 1. Kolaborasi pemberian insulin
jika perlu
2. Kolaborasi pemberian cairan lV
3. Kolaborasi pemberian kalium
jika perlu
4. Defisit nutrisi Keadekuatan asupan Observasi
berhubungan dengan nutrisi untuk memenuhi 1. Identitas status nutris
kurangnya asupan kebutuhan metabolisme 2. Identifikasi makanan yang
makanan Keriteia hasil: disukai
Gejala dan tanda mayor: 1. Porsi makan 3. Monitor asupan makan
1. Berat badan yang dihabiskan 4. Monitor hasil laboratorium
menurun meningkat Terapeutik
Tanda gejala minor 2. Pengetahuan 1. Fasilitasi menentukan
1. Napas makan tentang program diet
menurun makanan sehat 2. Berikan makanan tinggi
2. Bising usus meningkat kalori dan protein
hipereaktif 3. Pengetahuan 3. Berikan suplemen makan jika

23
3. Memberanmukosa tentang asupan perlu
pucat nutrisi Edukasi
4. Serum albumin meningkat 1. Ajarkan diit yang diajarkan
menurun 4. Perasaan cepat Kolaborasi
kenyang 1. Kolaborasi pemberian
menurun medikasi sebelum makan
5. Napsumakan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
meningkat untuk penentuan jumlah
6. Frekuensi kalori dan jenis nutrisi
makan
meningkat

4.Pelaksanaan Keperawatan (menurut Potter, Lyer dan DepKes RI)

Pelaksanaan merupakan tindakan mandiri dasar berdasarkan ilmiah, masuk akal dalam

melaksanakan tindakan yang bermanfaat bagi pasien yang diantisipasi berhubungan dengan

diagnosa keperawatan dan tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan merupakan

pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap

perencanaan. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien dapat berupa tindakan

mandiri maupun tindakan kolaborasi.

Dalam pelaksanaan tindakan langkah-langkah yang dilakukan adalah mengkaji kembali

keadaan pasien, validasi rencana keperawatan, menentukan kebutuhan dan bantuan yang

diberikan serta menetapkan strategi tindakan yang dilakukan. Selain itu juga dalam

pelaksanaan tindakan semua tindakan yang dilakukan pada pasien dan respon pasien pada

setiap tindakan keperawatan didokumentasikan dalam catatan keperawatan. Dalam

pendokumentasian catatan keperawatan hal yang perlu didokumentasikan adalah waktu

tindakan dilakukan, tindakan dan respon pasien serta diberi tanda tangan sebagai aspek legal

dari dokumentasi yang dilakukan.

24
5.Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah pengukuran respon pasien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan

pasien ke arah pencapaian tujuan. ( menurut Potter, Lyer , 2005dan DepKes RI )

a.Jenis-jenis evaluasi :

1. Evaluasi kwantitatif adalah penguraian yang dilihat dari jumlah kegiatan

2. Evaluasi kualitatif adalah evaluasi mutu yang difokuskan pada tiga dimensi yang

saling terkait

3. Evaluasi struktur : terkait dengan tenaga manusia/bahan-bahan yang diperlukan

dalam pelaksanaan kegiatan

4. Proses ( Formatif ) : pernyataan yang mencerminkan pengamatan perawatan dan

anlisa respon klien segera setelah intervensi

5. Hasil ( Sumatif ) : pernyatan yang mencerminkan suatu observasi untuk menilai

sejauh mana pencapaian tujuan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

b. Evaluasi mempunyai beberapa tujuan yaitu :

1. Menentukan kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan

2. Menilai efektifitas rencana keperawatan/strategi asuhan keperawatan

c.Langkah-langkah evaluasi keperawatan :

1. Mengumpulkan data perkembangan pasien

2. Menafsirkan (menginterprestasikan) perkembangan pasien

3. Membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan

tindakan dengan menggunakan kriteria pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan

25
4. Mengukur dan membandingkan perkembangan pasien dengan standar

normal yang berlaku.

d.Penafsiran hasil evaluasi :

 Tujuan tercapai, bila pasien menujukkan perubahan perilaku dan perkembangan

kesehatan sesuai dengan kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

 Tujuan tercapai sebagian, bila pasien menunjukkan perubahan dan perkembangan

kesehatan hanya sebagian dari kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

 Tujuan sama sekali tidak tercapai, bila pasien menunjukkan tidak ada perubahan

perilaku dan perkembangan kesehatan bahkan timbul masalah baru.

26
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Nama : An.S

Umur : 9 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : SD

Tanggal masuk : 15 September 2022

Tanggal pengkajian : 15 September 2022

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Sesak,nyeri perut

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Keluarga pasien mengatakan pasien sesak sejak 1 hari SMRS,memperberat 1 jam

SMRS,pasien cenderung tidur dan linglung,demam sudah 2 hari batuk ada mual ada,muntah

ada 1x.

c. Riwayat Alergi

Pasien tidak memiliki alergi makanan maupun obat-obatan.

d. Riwayat Kesehatan Dahulu

27
Keluarga pasien mengatakan riwayat penyakit ckd on hd dengan hd rutin senin dan

kamis,CKD dari tgl 10 juli 2022,riwayat Dm 1 tahun terkontrol obat dikomsumsi

gliquidon,HT 1tahun terkontrol obat yang dikomsumsi amlodipin 10mg.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit apapun.

3. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

Ku sakit Sedang, Kesadaran Somnolan GCS:13 E4 M6 V3 TD:162/83 mmHg, Nd:

120x/menit, Rr: 40x/menit, Sh: 38,2°c. Bb: 54kg

b. Pengkajian Per Sistem

1) Susunan saraf Pusat

Bagian SSP keadaan umum sakit sedang, GCS 13 E4 M6 V3

2) Sistem Penglihatan

Pada bagian penglihatan konjungtiva anemis, pupil anisokor, kelopak mata edema

3) Sistem Pendengaran : TAK

4) Sistem Penciuman : TAK

5) Sistem Pernafasan : Terpasang alat bantu nafas NRM 15liter,RR: 40x/menit.

6) Sistem Kardiovaskuler : Nadi:120x/menit, teraba dalam dan teratur. TD:

162/83mmHg,SPO2 70%, sianosis tidak ada, CRT < 2 detik.

7) Sistem pencernaan : TAK

8) Sistem Perkemihan : Sudah tidak produksi

9) Sistem Reproduksi : TAK

10) Sistem Integumen : Turgor Kulit elastis, warna kulit sawo matang, integritas kulit baik

28
11) Sistem Muskuloskeletal : kekuatan otot lemah, atropi tidak ada.

c. Pengkajian Fungsi Kognitif dan Motorik

1. Kognitif : orientasi baik

2. Motorik : aktifitas sehari-hari bantuan minimal, berjalan bantuan minimal, riw. Patah

tulang tidak ada.

3. Extermitas atas TAK

4. Extermitas bawah : TAK

5. Kemampuan menggenggam dan koordinasi TAK

d. Proteksi dan Psikologi

Status mental pasien orientasi, pasien tampak tenang, tidak ada kesulitan tidur dan pasien

mendapat dukungan dari keluarga.

e. Kebutuhan Pendidikan/Pengajaran

Pasien bicara normal dengan bahasa Indonesia, tidak ada hambatan belajar, cara belajar yg

disukai diskusi dan mendengar. Keluarga pasien menginginkan informasi terkait penyakit

(tindakan, Terapi, nutrisi, penggunaan alat medis).

4. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium tgl: 15September 2022

Jam

29
Jenis
Hasil Nilai Normal
Pemeriksaan

Hemoglobin 6,8gr/dl 13,2-17,3. gr/dl

Hematokrit 19,5 % 35 – 52 %

Lekosit 24.140/ul 3.800-10.600/ul

Trombosit 110,000 /ul 150.000-440.000/ul

GDS <100 bukan DM

100-199 Belum pasti

168 mg/dl DM

>200 kemungkinan

DM

Elektrolit

Natrium 137,50 mmol/L 135-147mmol/L

Kalium 4,86 mmol/L 3,5-5,0 mmol/L

Klorida 102,90 mmol/L 95 -105 mmol/L

AGD

PH 7,22 7,36-7,45

PCO2 31,2 35,0-45,0 mmhg

PO2 411,0 80,0-100,0 mmhg

BE -13,8 -2,5 – 2,5 mmhg

TCO2 13,8 23,0- 27,0 mmhg

HCO3 12,8 22,0- 26,0 mmhg

O2 Saturasi 99,9 94,0 – 100,0 %

30
Hasil Ro/ thorax tanggal 15-09-2022

Kesan: Kardiomegali dengan bendungan edema paru

Terpasang kateter dengan ujung pada proyek atrium kanan.

5. Penatalaksanaan Medis

Terapi IGD

Oksigen NRM 15 liter

Inj Asam traneksamat

Inj Omeprazole 40 mg (iv)

Inj Ondancentron 8 mg (iv)

Inj Furosemid 2 amp (iv)

Inj Paracetamol 1 gr(iv)

Drip Furosemid 5 mg/jam

31
6. Analisa data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
1. DS: Hambatan upaya napas Pola napas tidak
Keluarga efektif
mengatakan pasien
sesak sejak 1 hari
SMRS,diperberat
1jam SMRS

DO:
Ku : sakit sedang ,
kesadaran somnolan
Td : 162/82 mmhg
Nadi 120x/m
- Rr: 40x/m
- Sp02 70%
- Pasien tampak
sesak
- Terpasang NRM 15
liter

2. DS:
Keluarga Suplai oksigen menurun Gangguan
mengatakan pasien pertukaran gas
sesak sejak 1 hari
SMRS,diperberat
1jam SMRS

DO:
- Pasien tampak
sesak
- Suara napas ronchi
- RR:40x/mnt,nadi
120x/mnt

3 DS Proses infeksi Hipertermi


Keluarga
mengatakan pasien
demam sudah 2 hari

DO
Ku sedang,kesadaran

32
somnolon
TTV S:38,2C
N:120x/mnt
Leukosit :24.140/UL

4 DS: Penurunan konsentrasi Gangguan perfusi


Keluarga HB dalam darah jaringan
mengatakan pasien
lemas
DO:
- Ku sakit sedang,
kesadaran
somnalon
- Klinis pucat
- Konjungtiva
anemis
- Hb : 6,8 mg/dl
- Ttv
- Td: 162/83 mmhg
- Nadi: 120x/m
- Spo2 : 70%

B. Diagnosa Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya napas

2. Gangguan pertukaran gas b.d supali oksigen menurun

3. Hipertermi b.d proses infeksi

4. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan konsentrasi HB dalam darah

C. Rencana Keperawatan

TGL/ JAM NO. Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan


DX
11/08/22 1 Setelah dilakukan tindakan  Monitor
Jam 23.30 keperawatan selama 1x24 jam
TTV,adanya
pola napas membaik dengan
kriteria hasil kelelahan,alat bantu
1. Penggunaan alat bantu
napas,monitor status
pernapasan

33
menurun/tidak ada respirasi dan
2. Frekuensi pernapasan
oksigenasi
normal
3. Sesak berkurang/hilang  Atur posisi semi
fowler
 Lakukan suction
bila perlu
 Libatkan keluarga
dalam
mempertahankan
posisi semi fowler
 Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian oksigen
 Penkes pentingnya
posisi semi fowler

12-08-22 2 Setelah dilakukan tindakan  Observasi TTV


Jam 00.00 keperawatan selama 1x24 jam
gangguan pertukaran gas kembali terutama pernapasan
adekuat dengan kriteria hasil
 Observasi
1. Sesak berkurang/hilang
2. RR:18-20x/mnt frekuensi,kedalaman
3. Tidak ada suara ronchi
dan alat bantu napas
4. Tidak ada tanda-tanda
sianosis  Observasi kulit,catat
5. Pasien tidak terpasang
adanya sianosis pada
alat bantu napas
kulit dan kuku
 Kolaborasi dengan
dokter pemberian
oksigen dan
pemeriksaan AGD

34
12/08/22 3 Setelah dilakukan tindakan
 Monitor TTV dan
Jam 00.30 keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan suhu tubuh kembali keadaan umum pasien
normal dengan kriteria hasil
1. TTV dalam batas normal  Atur suhu ruangan 25-
2. Mukosa bibir lembab 26c
3. Leukosit normal
 Berikan kompres air
hangat pada pasien
 Berikan baju yang
mudah menyerap
keringat
 Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian antipiretik
 Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemeriksaan laborat

12/08/22 4 Setelah dilakukan tindakan  Atur posisi pasien


Jam 01.00 keperawatan selama 1x24 jam ektermitas lebih rendah
gangguan perfusi jaringan untuk memperbaiki
membaik dengan kriteri hasil sirkulasi
1. TTV dalam batas normal  Batasi aktivitas pasien
2. Membran mukosa bibir  Libatkan keluarga
merah muda dalam melakukan
3. Conjungtiva tidak anemis aktifitas
4. Kulit/akral hangat  Kolabosi dengan dokter
5. Crt<3 deti untuk pemberian
6. HB naik/normal kembali oksigen
 Kolaborasi dengan
dokter untuk transfusi

35
36
D. Implementasi Keperawatan

Tanggal Implementasi/Pelaksanaan Respon Nama

dan jam Keperawatan Perawat

11/08/202 Menerima pasien baru di Menempatkan pasien dibed Sr.

2 J. 23.30 IGD resusitasi

J. 23.30 Melakukan anamnesa dan KU:sedang-berat,kesadaran Sr .

mengobeservasi TTV dan somnalon,TTV Td : 162/83

KU mmhg, nadi 120x/m, sh:

38,2 RR:40x/mnt spo2 70%

ronchi +/+ wheezing

-/-,terdapa totot bantu napas

tambahan.pasien tampak

sesak dan bicara tersengal-

sengal.

J. 23.33 Melakukan kolaborasi Pemberian 02 NRM 15 Sr .

pemberian NRM 15 liter liter,SP02 100%

J.23.34 Memberikan posisi yang Pasien lebih nyaman Sr .

nyaman(semifowler/fowler) dengan posisi duduk/fowler

Tanggal Tindakann Hasil Nama

44
dan jam

12/08/2022 Melakukan kolaborasi Pasien bersedia diberikan Sr.

J.01.00 pemberian terapi dari terapi sesuai dengan

dokter IGD yaitu furosemid instruksi dokter dan tidak

2 ampul,paracetamol infus terdapat alergi maupun

1 gram(iv),dilanjut drip kontra indikasi terhadap

Furosemid 5 mg/ jam terapi tersebut

J.01.10 Melakukan kolaborasi Pasien bersedia dilakukan Sr.

untuk pemeriksaan pemeriksaan penunjang

penunjang seperti lab

darah,AGD,EKG dan

rontgen thorax

J.01.30 Melakukan kolaborasi Pasien bersedia dipasang Sr.

dengan dokter untuk selang DC.Urine

pemasangan selang DC 20cc,warna kuning

jernih,tidak ada darah atau

busa.

J.01.35 Memberikan edukasi Pasien dan keluarga paham Sr

kepada pasien dan keluarga tujuan dibatasinya minum

untuk membatasi minum dan pasien bersedia pakai

dan menggunakan pakaian baju yang mudah menyerap

yang menyerap keringat keringat

J.01.40 Memberikan kompres air Pasien kooperatif Sr.

45
hangat pada pasien

Tanggal Tindakan Hasil Nama

dan jam

J.01.45 Melibatkan keluarga untuk Keluarga pasien paham dan Sr.

mempertahankan posisi bersedian membantu

semifowler/fowler agar mempertahankan posisi

mempertahankan kepatenan semifowler/fowler

jalan napas

J.02.00 Memantau pola napas Pasien masih mengeluh Sr.

sebagai tanda gangguan sesak,TTV TD:155/83

pola napas bertambah atau N:115x/mnt S:38C

berkurang dan RR:24x/mnt SP02

mengobsevasi TTV dan Ku 99%,kesadaan umum sedang

berat,kesadaran somnalan

E.Evaluasi

Tanggal Evaluasi Tanda Tangan dan nama Jelas


dan jam
12/08/22 S:Keluarga mengatakan pasien masih Sr .

J.06.00 sesak

O:Ku sakit berat kesadaran

46
samnolan,pasien tampak sesak Td:204/106

mmhg, nadi 45x/m, sh 38C, RR 24x/mnt

SP02 99%,terpasang NRM 15 liter

A:dx 1 Pola napas tidak efektif belum

teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S: Kelurga mengatakan pasien masih sesak

dan pucat

O:Ku sakit berat,ksadaran samnolan,

pasien tampak lemas,sesak ada,RR

24x/mnt S 38C Td 204/106 mmhg SP02

99%,terpasang NRM 15 liter

A:dx 2 Gangguan prtukaran gas belum

teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

S:Keluarga mengatakan pasien masih

demam

O:Ku sedang berat,kesadaran

samnolon,akral hangat S:38C

A:dx 3 Hipertermi belum teratasi

P:Intervensi dilanjutkan

47
S:Keluarga mengatakan pasien masih

lemas

O:Ku sedang berat kesadaran

samnolon,Hb:6,8g/Dl

A:dx 4 Gangguan perfusi jaringan belum

teratasi

P:Intervensi dilanjutkan

48
BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn.I dengan CKD diruang IGD

Rumah Sakit Umum Hermina Mekarsari , cilengsi, Bogor yang penulis pada tanggal 11

Agustus 2022, penulis menemukan adanya kesenjangan teori dengan kasus di lapangan.

Bab ini bertujuan untuk membandingkan, antara teori dengan kasus dilapangan, dimulai dari

pengkajian, diagnosa keperawatan,intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan

evaluasi keperawatan.

A.Tahap pengkajian

Pada tahap pengkajian tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus.

B. diagnosa keperawatan

Menurut teori dengan diagnosa yang seharusnya ditemukan pada pasien Tn.I dengan

CKD adalah sebagai betrikut:

1. Perubahan Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urin, diet

berlebih, retensi cairan dan natrium.

2. Gangguan keseimbangan elektrolit: hiperkalemia b.d penurunnya fungsi

pengaturan elektrolit di ginjal

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nausea dan

vomitus yang menetap, pembatasan asupan diet

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk

sampah.

49
5. Resiko penurunan curah jantung b.d. ketidakseimbangan volume

sirkulasi, ketidakseimbangan elektrolit.

6. Gangguan keseimbangan asam basa bd penumpukan sampah metabolic,

kerusakan ginjal sebagai mekanisme buffer

7. Resiko cedera bd perubahan status mental akibat abnormalitas kimia darah

8. Resiko gangguan integritas kulit bd gannguan status metabolic, pruritas,

edema

9. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

10. Kurang pengetahuan tentang perawatan, kondisi, prognosis, tindakan

berhubungan dengan kurangnya informasi/ salah interpretasi dan krisis

situasi

Berdasarkan data yang didapat dari pasien saat kita melakukan pengkajian selama IGD, Dari

10 diagnosa yang ada di teori tersebut, pada asuhan keperawatan ini kita menemukan 4

diagnosa keperawatan, yaitu:

Dx 1 pola napas tidak efektif belum teratasi

Dx 2 gangguan pertukaran gas belum teratasi

DX 3 hipertermi belum teratasi

Dx 4 perfusi jaringan belum teratasi

50
C.INTERVENSI/PERENCANAAN KPERAWATAN

Intervensi keperawatan akan selalu dilakukan sesuai denagn diagnosa keperawatan

yang telah diangkat dan sesuai dengan kriteria masalah.D.TAHAP IMPLEMENTASI

KEPERAWATAN

Pada implementasi asuhan keperawatan pada pasien dengan CKD tidak semua rencana

keperawatan dapat dilaksanakan,hal ini dikarenakan tindakan keperawatan yang dilakukan lebih

berprioritas pada kegawat daruratan serta waktu yang terbatas dalam menanganan kasus tersebut.

D TAHAP EVALUASI KEPERAWATAN

Tahap ini merupakan respon dari tindakan yang sudah dilakukan dimana dari 10
masalah keperawatan yang terdapat pada teori, penulis hanya mengangkat 4 masalah
prioritas. Ada beberapa masalah keperawatan yang ditemukan yang belum bisa teratasi
karena pasien perlu penanganan, observasi dan pemeriksaan yang lebih lanjut oleh tim
medis

51
BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Setelah memberikan asuhan keperawatan dan melakukan pembahasan antara teori dan kasus,

maka penulis dapa membuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada pengkajian data pengkajian persistem dikaji dengan lengkap sesuai dengan masalah

nya. Pengkajian sudah sesuai dengan teori, atau format yang berlaku.Dalam memperoleh

data tidak ditemukan adanya hambatan karena pasien dan keluarga kooperatif

2. Pada diagnosa keperawatan yang ditemukan Pada teori terdapat sepuluh (10) diagnosa

keperawatan, sedangkan pada kasus ditemukan tiga (4) diagnosa keperawatan.

3. Intervensi yang di susun sesuai dengan diagnosa keperawatan Intervensi yang di buat

sesuai dengan diagnosa keperawatan perencanaan yang di susun sudah sesuai.

4. Implementasi keperawatan yang dilaksanakan sesuai dengan intervensi keperawatan yang

di buat.Pada kasus inplementasi tidak sesuai dengan rencana keperawatan di karenakan

ketidaktahuan,ketidakmampuan dan rutinitas yang dilakukan.Review diklat konsep

proses keperawatan dan pendokumentasian. Dilakukan bedah kasus secara rutin setiap

bulan sekali.

B.SARAN

Dalam melakukan pengkajian kepada pasien :


 Diharapkan perawat sudah mempersiapkan, menguasai dan membekali diri dengan
pengetahuan, keterampilan dan komunikasi teurapetik yang kompeten. Sehingga
diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien di instalasi gawat

52
darurat khususnya dan ruang perawatan pada umumnya sehingga dapat tercapai
asuhan keperawatan yang komprehensif.
 Diharapkan untuk kedepannya ada penelitian atau studi kasus yang lebih mutakhir
guna memperbaharui kasus dengan penderita CKD terutama dalam pemberian
Asuhan Keperawatan..

53
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and suddart.2002. Buku Ajar keperawatan medical bedah, edisi 8vol 3.Jakarta: EGC

Carpenito,2001.RencanaAsuhan&dokumentasikeperawatan,diagnosaKeperawatandanmasalahk

olaboratif.Jakarta:EGC

Shafipour. (2015). Penyakit Ginjal Kronik Tak Terdeteksi. Jakarta: EGC

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes classification(NOC) second edition. New Jersey

upper Saddle River

Kasuari.2002.AsuhanKeperawatansystempencernaandankardiovaskulerdenganpendekatanpatofi

siologi.Magelang.Poltekessemarang PSIK Magelang

Lewis, A. L., Stabler, K.A., & Welch, J.L. (2011).Perceived informational needs, problem, or

concern among patients with stage 4 chronic kidney disease.Nephrology Nursing Journal.

Mansjoer,A dkk.2007. kapitaSelektakedokteran, jilid 1 edisi 3. Jakarta: media Aesculapius

Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., Geissler, A. C. (2000). Rencanaasuhankeperawatan:


Pedomanuntukperencanaandanpendokumentasianperawatanpasien.Jakarta: EGC

54

Anda mungkin juga menyukai