4111210015
MAP 4-01
1. Kalian adalah sebagai konsultan hukum, datang seorang clien bernama Aditya wirawan.
Beliau memiliki satu hektar tanah pertanian, sebagian ditanami wortel, kentang, dan kubis.
Pertanian tsb menghasilkan 40kg, 30kg, dan 20kg. Ternyata, harga per kilonya 10rb, 8rb, dan
6rb. Biaya produksi per bulan menghabiskan 5 jt rupiah. Pak adit seorang petani yang tidak
memiliki npwp, siup, apapun kecuali ktp dan akta kelahiran. Beliau ditawari untuk memasok
sayur-sayurannya di pasar swalayan, namun persyaratannya harus memiliki badan usaha. Jika
kalian menjadi konsultan hukumnya
1. apa yang akan kalian rekomendasikan
2. perbandingannya dengan yang lain seperti apa
Jawaban:
1. Yang akan saya rekomendasikan untuk masalah yang dihadapi bapak Aditya Wirawan
adalah dengan mendirikan Badan Usaha agar Bapak Aditya W dapat melakukan suplai
sayuran ke pasar swalayan untuk kemajuan usaha pertaniannya, menurut saya badan
usaha yang cocok untuk Pak Aditya W adalah PT.Perorangan, syarat pertama untuk
mendaftar sebagai PT.Perorangan adalah sebagai WNI pada kasus tersebut diketahui Pak
Adit memiliki KTP yaitu sebagai bukti kependudukan WNI Status PT Perorangan
sebagai badan hukum ditegaskan di Pasal 1 PP No.8 Tahun 2021. Syarat kedua adalah
usaha yang boleh mendaftar sebagai PT. Perorangan adalah usaha mikro dan kecil.
Kriteria usaha mikro berarti memiliki modal di bawah Rp 1.000.000.000 (satu miliar
Rupiah). Kriteria usaha kecil berarti memiliki modal diatas Rp 1.000.000.000 (satu miliar
Rupiah) sampai dengan Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar Rupiah). Hal ini ditetapkan
dengan PP No 8 tahun 2021. Usaha Pak Aditya W termasuk dalam usaha mikro karena
memiliki modal dibawah 1 miliar. Berikut adalah proses pendirian PT.Perseorangan
a. Didirikan oleh 1 orang (termasuk Pemegang saham dan Direktur, tidak ada
Komisaris)
b. Memiliki kegiatan usaha mikro dan kecil
c. Pendiri membuat surat pernyataan pendirian
d. Pendaftaran secara elektronik Perseroan Perorangan melalui Menteri Hukum dan
HAM RI
e. Mengurus NPWP Perseroan Perorangan
f. Mengurus NIB dan Izin usaha Perseroan Perorangan
2. . Satu tahun kemudian, Pak adit datang kembali bersama adeknya bernama slamet. Mereka
berdua ingin berkonsultasi untuk jenis usaha apa yang cocok untuk mereka berdua jika pak adit
memiliki modal 200 jt sedangkan slamet memiliki uang 100 juta dan keahlian di bidang
bercocok tanam. Jenis usahanya merupakan pengembangan dari jenis usaha pak adit
sebelumnya, namun usahanya ini untuk mangsa pasar ekspor eropa. Sebagai konsultan hukum,
rekomendasi apa yang akan diberikan? Kemudian, pertimbangannya seperti apa?
Jawaban:
Ketika pak Aditya W ingin mengembangkan usahanya bersama adiknya yang bernama
Slamet untuk melakukan ekspor ke eropa, yang pertama-tama harus dilakukan perubahan
dari PT.Perorangan ke PT Berdasarkan Permenkumham No.21/2021, Perseroan
Perorangan merupakan badan hukum perorangan yang memenuhi kriteria untuk usaha
mikro dan kecil sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan mengenai
usaha mikro dan kecil. Kemudian, berdasarkan Permenkumham No.21/2021, Perseroan
persekutuan modal merupakan badan hukum persekutuan modal yang didirikan
berdasarkan perjanjian dan menjalankan aktivitas usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham. Harus dilakukan perubahan bentuk badan usaha karena
PT Perorangan didirikan oleh orang pribadi dan hanya 1 (satu) orang pendiri sekaligus
sebagai pemegang saham dan direksi. Sedangkan, PT Biasa bisa didirikan oleh minimal 2
(dua) orang pendiri. PT Perorangan adalah direktur sekaligus pemegang saham yang
berjumlah 1 (satu) orang. Jika lebih dari 1 (satu) orang, maka PT Perorangan harus
mengubah status hukumnya menjadi PT biasa. Hal ini tertera dalam PP 8/2021 pasal 9
ayat (1) huruf a. Di sisi lain, PT biasa memiliki organ perseoran, yang terdiri dari RUPS,
direksi dan dewan komisaris. Hal ini tertera dalam pasal 109 angka 1 UU Cipta Kerja.
Perubahan PT Perorangan, dilakukan dengan mengisi data yang akan diubah pada format
isian Pernyataan Perubahan. Kemudian, menteri menerbitkan sertfikat Pernyataan
Perubahan secara elektronik. Untuk melakukan ekspor terdapat beberapa hal yang harus
dipenuhi oleh PT.
Mengenai masalah ekspor dasar hukum yang digunakan adalah Pasal 1 angka 3 Peraturan
Menteri Perdagangan Nomor 19 Tahun 2021 tentang Kebijakan dan Pengaturan Ekspor
(“Permendag 19/2021”), ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah
pabean, yaitu wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan
ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di zona ekonomi eksklusif dan
landas kontinen yang di dalamnya berlaku undang-undang kepabeanan
Pihak yang melakukan ekspor disebut dengan eksportir, yang bisa berupa orang
perseorangan atau lembaga atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun
bukan badan hukum
Untuk memperoleh kedua perizinan berusaha di bidang ekspor di atas, eksportir harus
mengajukan permohonan secara elektronik kepada Menteri Perdagangan melalui Sistem
Indonesia National Single Window (SINSW). Namun, untuk dapat mengajukannya,
eksportir terlebih dahulu harus mempunyai hak akses.
Sedangkan hak akses dapat diperoleh dengan melakukan registrasi melalui SINSW dan
mengunggah hasil pindai dokumen asli minimal berupa.
b. NPWP, untuk eksportir yang merupakan Badan Usaha Milik Negara dan
Yayasan; atau
c. NIB dan NPWP, untuk eksportir yang merupakan koperasi dan badan usaha.
Namun, jika memang dokumen tersebut telah tersedia secara elektronik pada
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang telah terintegrasi dengan SINSW,
maka eksportir tidak perlu mengunggah dokumen ke SINSW