Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH HUKUM EKONOMI ISLAM

DOSEN: SITI RAHMA, S.H., M.H.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
TAHUN 2023

OLEH:

Anggi Ayu Zunaida (2235055)


Selpia (2235060)
Sinta Anggraini (2235054)
Wenny Rezcika Siregar (2235148)
Fitri Yuliani (2235062)

“SEJARAH EKONOMI ISLAM”


BAB I
PENDAHULUAN

2
LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan Ekonomi Islam disaat ini tidak bisa dipisahkan dari


Obyek pemikiran ekonomi Islam juga mencakup bagaimana sejarah
sejarah pemikiran muslim tentang ekonomi dimasa lalu. Suatu
ekonomi Islam yang terjadi dalam praktek historis. Dengan demikian,
keniscayaan bila pemikir muslim berupaya untuk membuat solusi
tulisan ini hanya fokus kepada kajian historis, yakni bagaimana usaha
atas segala persoalan hidup dimasanya dalam perspektif yang
manusia dalam menginterpretasi dan mengaplikasikan ajaran Alquran
dimiliki. Keterlibatan pemikir muslim dalam kehidupan masyarakat
pada waktu dan tempat tertentu dan bagaimana orang-orang dahulu
yang komplek dan belum adanya pemisahan disiplin keilmuwan
mencoba memahami dan mengamati kegiatan ekonomi juga
menjadikan pemikir muslim melihat masalah masyarakat dalam
menganalisa kebijakan-kebijakan ekonomi yang terjadi pada
konteks yang lebih integrative.
masanya. Jadi, cakupan sejarah pemikiran ekonomi Islam dalam
Hal ini semua disebabkan karena wordview keilmuwan yang dimiliki tulisan ini ialah, pertama, mengkaji bagaimana pemikiran para
membentuk cara berpikir mereka untuk menyelesaikan masalah, ilmuwan Islam sepanjang sejarah. kedua, membahas sejarah ekonomi
namun lebih penting dari itu masalah masyarakat yang menjadi dasar Islam yang terjadi secara aktual.
bagi mereka yang membangun cara berpikir dalam membentuk
Apresiasi para sejarawan dan ahli ekonomi terhadap kemajuan kajian
berbagai model penyelesaian dibidang ekonomi, politik, sosial,
ekonomi Islam sangat kurang dan bahkan terkesan mengabaikan jasa-
budaya, kedokteran dll. Dalam literatur Islam, sangat jarang
jasa ilmuwan muslim. Hal itu terlihat pada buku-buku sejarah
ditemukan tulisan tentang sejarah pemikiran ekonomi Islam atau
pemikiran ekonomi yang ditulis baik oleh penulis Barat maupun
sejarah ekonomi Islam. Buku-buku sejarah Islam lebih dominan
penulis Indonesia.
bermuatan sejarah politik.

3
RUMUSAN MASALAH

Apa saja perbedaan-


perbedaan pencerahan
Barat dan Islam?
1 3

Bagaimanakah gerakan 2 Bagaimanakah


kontribusi pemikiran
rasionalisme di dunia
Ibnu Khaldun dalam
Islam?
sosial dan ekonomi?

4

BAB II
PEMBAHASAN

5
Gerakan Rasionalisme Di Dunia Islam

Pertimbangan rasionalisme meletakkan akal sebagai alat yang utama atau


salah satu alat yang utama untuk sampai kepada kebenaran agama, dan
memilih akal ketimbang wahyu dan tradisi (hadith) untuk menangani
persoalan kalam terutamanya ketika bangkitnya konflik antaranya. Dalam
memahami prinsip rasionalisme Ibn Khaldun, dan pandangannya terkait
prinsip dan faham rasional Islam, tulisannya banyak mempengaruhi
interpretasi falsafah dan kaedah intelektual yang diangkat oleh para pemikir
Islam moden seperti Malik Bennabi, Rashid Ghannouchi dan Muhammad
Asad. Dari landasan dan pengaruh intelektualnya, mereka mengambil dasar
pikiran yang terkesan membawa idea dan paham rasional yang
dipeloporinya. Hal ini ditinjau dalam penelitian yang selanjutnya tentang
pengaruh yang dibawa dari fikrah dan tradisi falsafah Ibn Khaldun ini dalam
pemikiran mereka. Teori dan falsafah rasional yang dibincangkannya
menekankan kepentingan menjelmakan ijtihad dan menolak amalan taklid
yang bobrok dan jahil, yang memperbodohkan akal, kerana “kejahilan
hakikatnya adalah kemusyrikan kerana ia tidak memupuk fikiran, tetapi
memahat berhala.”

6
Perbedaan-Perbedaan Pencerahan Barat Dan Islam

Perbedaan prinsipil antara filsafat ekonomi Islam dan konvensional adalah bahwa dalam islam, bahwa
Allah menciptakan segala sesuatu di langit dan di bumi untuk manusia, hal ini mengasumsikan bahwa
rizqi Allah itu tidak lah terbatas. Sehingga, dalam ekonomi islam, barang berlimpah, tetapi kemampuan
manusia dalam mengelolanya sangat lah terbatas. Sedangkan, dalam ekonomi sekular, barang
berjumlah (terbatas), sehingga perlu dilakukan tindakan ekonomis. Tindakan ekonomis, bagi mereka
harus berangkat dari penalaran empiris murni. Sehingga, sifat dari pemikiran Barat adalah
anthroposentrisme. Anthroposentrisme atau berpusat pada manusia, dengan kata lain motif tindakan
ekonomi, ditujukan untuk memenuhi kebuutuhan manusia itu sendiri, dalam prosesnya dilakukan lewat
pertimbagnan dan cara oleh manusia itu sendiri, dan tujuan ekonomi, hanya terarah pada manusia.
Pandangan Marx, terhadap penghapusan kepemilikan alat, didasarkan atas faktor anthroposentrisme.

Walaupun ada beberapa bagian dari falsafah ekonomi yang sama antara islam dengan produk
pemikiran yang dihasilkan dari paradigma pemiikiran Barat, tetapi itu dihasilkan dari paradigma yang
sangat berlawanan. Di sisi lainnya, terdapat perbedaan antara dua paradigma barat, sosialisme dan
kapitalisme, tetapi keduanya sebenarnya mempunyai titik temu yang sama, yaitu paradigma yang
menganggap bahwa ekonomi berkaitan dengan masalah empiris.

7
Kontribusi Pemikiran Ibnu Khaldun Dalam Sosial Dan Ekonomi

Ibnu Khaldun membahas aneka ragam masalah ekonomi yang luas, termasuk
ajaran tentang tata nilai, pembagian kerja, sistem harga, hukum penawaran
dan permintaan, konsumsi dan produksi, uang, pembentukan modal,
pertumbuhan penduduk, makro ekonomi dari pajak dan pengeluaran publik,
daur perdagangan, pertanian, indusrtri dan perdagangan, hak milik dan
kemakmuran, dan sebagainya. Ia juga membahas berbagai tahapan yang
dilewati masyarakat dalam perkembangan ekonominya. Kita juga
menemukan paham dasar yang menjelma dalam kurva penawaran tenaga
kerja yang kemiringannya berjenjang mundur. Sebagaimana dijelaskan
sebelumnya, selain sebagai tokoh utama dalam bidang sosiologi dari
kalangan umat Islam, Ibnu Khaldun juga membicarakan aspekaspek
ekonomi. Ibn Khaldun menyarankan adanya kerja sama yang saling
menguntungkan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Dalam teori ekonomi
modern teori ini dikenal dengan teori comparative advantage. Selain itu
melalui spesialisasi dan kerja sama sosial, maka kinerja manusia menjadi
berlipat ganda. Produksi agregat yang dihasilkan oleh manusia yang bekerja
sama akan lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah total produksi
individu dari setiap orang yang bekerja secara individu dan lebih besar pula
dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan mereka untuk dapat bertahan
hidup. Ada surplus yang tersisa yang dapat digunakan untuk
diperdagangkan. Oleh karena itu, Ibn Khaldun menganjurkan sebuah
organisasi sosial dari produksi dalam bentuk suatu spesialisasi kerja.
Produktivitas yang tinggi hanya akan didapatkan dari spesialisasi kerja, dan
memungkinkan terjadinya suatu surplus dan perdagangan antara para
produsen.

8

BAB III
PENUTUP

9
Kontribusi pemikiran Ibnu Khaldun dalam
sosial dan ekonomi Ibn Khaldun
membahas aneka ragam masalah ekonomi
yang luas, termasuk ajaran tentang tata
Rasionalisme Islam merupakan istilah Perbedaan-perbedaan “ pencerahan Barat nilai, pembagian kerja, sistem harga,
yang dipakai untuk merujuk kepada dan Islam dapat kita lihat salah satunya hukum penawaran dan permintaan,
peranan akal dalam merungkai persoalan- sebagaimana sabda Nabi : tashdiqu bil konsumsi dan produksi, uang,
persoalan teologi dalam Islam. qolbi wa taqriru bi lisan wal ‘amalu bil pembentukan modal, pertumbuhan
Pertimbangan rasionalisme meletakkan janan (diyakini dengan hati, diucapkan penduduk, makro ekonomi dari pajak dan
akal sebagai alat yang utama atau salah dengan lisan, dan dikejakan dengan pengeluaran publik, daur perdagangan,
satu alat yang utama untuk sampai kepada benar). Sedangkan dalam keilmuan barat, pertanian, indusrtri dan perdagangan, hak
kebenaran agama, dan memilih akal ilmu pengetahuan tidak lah berhubungan milik dan kemakmuran, dan sebagainya. Ia
ketimbang wahyu dan tradisi (hadith) dengan keyakinan atau persyahadatan. juga membahas berbagai tahapan yang
untuk menangani persoalan kalam Mereka mengembangkan ilmu ethika, dilewati masyarakat dalam perkembangan
terutamanya ketika bangkitnya konflik tetapi tidak berkaitan dengan ajaran agama ekonominya. Kita juga menemukan paham
antaranya. Perspektif dan faham yang mereka anut (Kristen). Ilmu dalam dasar yang menjelma dalam kurva
rasionalisme ini berakar dari pengaruh kategori Habermas mempunyai tiga penawaran tenaga kerja yang
falsafah Yunani yang masuk dan maksud kepentingan, yaitu untuk kemiringannya berjenjang mundur.
berkembang di wilayah Islam pada kurun kepentingan komunikasi (pengetahuan Sebagaimana dijelaskan sebelumnya,
ke sembilan. Umat Islam tertarik kepada situasi antar orang), kepentingan teknis- selain sebagai tokoh utama dalam bidang
metode argumentasi Yunani dari karya- strategis (merancang sesuatu), ataupun sosiologi dari kalangan umat Islam, Ibnu
karya falsafah dan saintifiknya yang untuk keilmuan dalam rangka perubahan Khaldun juga membicarakan aspek-aspek
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. sosial/praxis. Tidak ada unsur ‘ilahi’ ekonomi. Ibnu Khaldun menganjurkan
Semangat pencarian Yunani mendominasi dalam kepentingan ilmu pengetahuan. Hal keadilan dalam perpajakan. Pajak yang
pandangan agama dan intelek golongan ini berbeda dengan keilmuan dalam islam, adil sangat berpengaruh terhadap
mutakallimun yang coba merumuskan dan pengetahuan menentukan derajat kemakmuran suatu negara. Kemakmuran
membawakan interpretasi yang seseorang di mata Tuhan nya. Hal ini cenderung bersirkulasi antara rakyat dan
kontroversil terhadap isu-isu kalam. berpengaruh pada pengembangan pemerintah, dari pemerintah ke rakyat, dan
Tradisi kalam turut menjadi dasar dalam ekonomi. Karena segala sesuatu lepas dari dari rakyat ke pemerintah, sehingga
pemikiran rasional yang mengetengahkan ketuhanan, maka begitu juga dengan pemerintah tidakdapat menjauhkan belanja
metode argumentasi logis dan kaedah masalah ekonomi. negara dari rakyat karena akan
rasionalis. mengakibatkan rakyat menjauh dari
pemerintah. Uang yang dibelanjakan oleh
pemerintah berasal dari penduduk melalui
pajak.
KESIMPULAN
Kita perlu memperhatikan
perkembangan ekonomi islam
dari masa ke masa. Seperti
Rasionalisme Islam yang “
diperlukan dalam mengatasi
persoalan-persoalan teologi
dalam Islam itu sendiri.

Sebaiknya para ahli ekonomi lebih


memperhatikan perkembangan dunia
ekonomi baik itu ekonomi kontemporer dan
juga ekonomi muslim tetapi juga yang non
muslim di seluruh dunia. Konstribusi
Ekonomi Islam untuk Ekonomi Modern
dalam tiga dekade belakangan ini, kajian dan
penelitian ekonomi Islam kembali
berkembang.

Pemikiran serta kontribusi Ibnu


Khaldun dalam dunia ekonomi
Islam ini perlu kita terapkan agar
ekonomi Islam semakin baik
serta memiliki landasan untuk
terus berkembang.

SARAN 11
DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku

Al-Attas, Syed Muhammad Naquib, Tinjauan Ringkas Peri Ilmu dan Pandangan Alam, Pulau Pinang: Penerbit Universitas Sains Malaysia. 2006.
Armas Adnin, Pengaruh Kristen-Orientalis Terhadap Islam Liberal, Jakarta: GIP, 2003.
Baidhawy Zakiyuddin, Islam Melawan Kapitalisme, Yogyakarta: Resist Book, 2007.
Bennabi Malik, Asal Usul Masyarakat Manusia: Rangkaian Hubungan Sosial, Kuala Lumpur: Institut Terjemahan Negara Malaysia, 2007.
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Jakarta : Rajawali Pres, 1995.
Ferruolo, S.C, “The Twelfth Century Renaissance”, in Warrent Treadgold (ed) Renaissance Before the Renaissance Cultural Revival of Late
Antiquity and the Middle Ages, Stanford: Stanford University Press, 1984.
Hourani, Arabic Thought in the Liberal Age, 1798-1939, Cambridge: Cambridge University Press, 1983.
Lapidus M, Sejarah Sosial Ummat Islam, Bagian kesatu & kedua, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997.
Mannan, M. Abdul M, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa, 1997.
Muhammad Nejatullah Siddiqi, Pemikiran Ekonomi Islam; Suatu Penelitian Kepustakaan Masa Kini, Terjemahan A.M. Saefuddin dari Muslim
Economic Thinking, Jakarta: Lembaga Islam untuk Penelitian dan Pengembangan Masyarakat/ LIPPM, 1986), hlm. 155-157.
Sharif al-Rida, Muhammad al-Husayn, Nahj al-Balaghah Beirut: Mu’assasat al-Ma‘arif lil-Tiba‘ah wa’l-Nashr, 2004.
Zarkasyi Hamid Fahmy, Worldview Framework Berpikir Dalam Islam, Ponorogo: Universitas Darussalam Gontor, 2005.

Jurnal/Artikel/Internet
Ishak Mohd Shuhaimi, “Islamic Rationalism: A Critical Evaluation of Harun Nasution’s Thought”, (Malaysia: Kulliyyah of Islamic Revealed
Knowledge and Human Sciences IIUM, 2007.
Siddiqi M.N, “Recent works on History of Economic Thought in Islam; A Survey in Sadeq M, Kuala Lumpur: Reading in Islamic Economic
Thought, Logman, 1992.

12

13

Anda mungkin juga menyukai