Anda di halaman 1dari 3

Sebagai agama yang sempurna, Islam mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik

lahiriah maupun bathiniyah. Agama Islam juga sangat memahami keadaan dan kondisi
manusia, sehingga tidak ada aktivitas kehidupan manusia di dunia ini yang diabaikan.
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan teman untuk berinteraksi dan mencapai
tujuan. Dalam agama Islam, juga disebut sebagai mu‟amalah, yang mengatur kehidupan
sosial.

Islam mendorong pembentukan keluarga dan mengajak orang untuk hidup bersama
keluarga, karena keluarga adalah gambaran kecil kehidupan sosial yang memenuhi
keinginan manusia tanpa menghilangkan kebutuhannya. Menikah adalah fitrah manusia
yang membawa seseorang ke kebahagiaan dan posisi yang mulia di sisi Allah. Orang
yang akan menikah pasti ingin memiliki keluarga yang harmonis dan penuh dengan
kebahagiaan

Dari ayat diatas dapat ditarik suatu pengertian secara singkat bahwa perkawinan adalah
tuntutan kodrat hidup yang dengan tujuan, diantaranya untuk memperoleh keturunan
guna untuk melangsungkan hidup.Salah satu sunnatuloh makhluk adalah menikah dan
memiliki keluarga, yang umum baik untuk hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Islam
menyuruh orang menikah sebagai cara terhormat untuk membentuk keluarga. Dengan
menikah, manusia dapat membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera untuk mengisi
dan memakmurkan dunia ini dengan tuntunan dan ajaran Allah SWT. Jika seseorang
memenuhi kebutuhan biologisnya tanpa menikah, dia telah rela melepaskan dirinya dari
kemanusiaannya sebagai makhluk yang paling dan terjerumus ke dalam kehidupan
hewani yang lebih rendah.

Menurut hukum Islam, pernikahan dianggap sebagai ikatan yang kuat atau mitsaqon
ghalidhan untuk mengikuti perintah Allah dan melaksanakannya sebagai ibadah. Oleh
karena itu, perkawinan atau pernikahan sangat penting dan harus dilakukan menurut
hukum Islam, dan oleh karena itu harus dilindungi oleh hukum negara sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku agar perkawinan tersebut memiliki kekuatan
hukum.Karena waktu yang lama, upaya yang dilakukan untuk menjaga tujuan pernikahan
tidak dapat dianggap remeh.
Istilah "sirri" berasal dari kata Arab "sirrun", yang berarti "rahasia". Karena itu,
pernikahan sirri didefinisikan sebagai pernikahan rahasia. berbeda dengan pernikahan
biasa yang dilakukan secara terbuka. Jadi, "bentuk pernikahan yang dilakukan secara
hukum agama atau secara adat istiadat, juga tidak diumumkan pada halayak yang ramai
serta tidak dicatatkan secara resmi di kantor pegawai pencatat nikah" adalah definisi dari
nikah siri.

Pernikahan diatur dalam hukum Islam sesuai dengan perintah yang ditemukan dalam Al-
Qur'an dan al-Hadist, yang dikenal sebagai fiqh munakahat. Tidak banyak kitab fiqh
klasik yang membahas permaslahan nikah siri. karena pernikahan yang biasa (jahri)
adalah yang paling populer pada masa nabi Muhammad SAW. Dianjurkan untuk
mengadakan pesta perayaan pernikahan (walimatul "urs") dan membagi kegembiraan itu
dengan orang lain karena pernikahan adalah ikatan yang serius dan momen yang sangat
bahagia dalam hidup seseorang. Seperti dengan para kerabat, teman-teman ataupun bagi
mereka yang kurang mampu.

Dalam walimah, disunnahkan untuk mengundang orang-orang saleh, baik miskin atau
kaya, dan merayakannya tiga hari setelah pasangan berkumpul. Diperbolehkan untuk
menghidangkan apa pun yang halal. Jika hanya orang kaya yang diundang dan tidak
mengundang orang miskin, walimah akan menjadi haram. Para ulama berpendapat bahwa
seseorang boleh tidak menghadiri pernikahan hanya dengan alasan yang diatur oleh
Islam. Namun, ada juga beberapa orang yang menikah diam-diam, tanpa diketahui oleh
orang – orang disebut nikah sirri. dengan suatu alasan yang tidak dibenarkan di dalam
ajaran Islam. Para ulama dan imam mazhab sangat menolak hal ini karena mereka pikir
itu melanggar aturan dan tidak sah untuk menikah .

Menurut Syaikh Siapul Muaidah, jumhur ulama mengatakan bahwa pernikahan tidak sah
kecuali diumumkan secara terang-terangan atau dihadiri oleh wali dan saksi saat akad
nikah berlangsung. Ini berlaku bahkan ketika pernikahan dilakukan secara
sederhana.Pasangan suami-istri dapat menghindari kemudratan dengan mengumumkan
pernikahan. Pernikahan yang sengaja dirahasiakan dapat membuat masyarakat berpikir
tentang hal-hal yang negatif, seperti kumpul kebo, perselingkuhan, perzinahan, dan
sebagainya.
Nikah siri dikenal setelah pemerintahan yang mewajibkan pencatatan administratif.
Nikah siri dianggap sebagai siri karena mereka tidak mencatat nikah. Penulis secara
pribadi menyadari bahwa nikah siri mungkin tidak dikenal apabila pemerintahan tidak
menetapkan peraturan yang mewajibkan pencatatan nikah. dan hanya ada satu
kesepakatan yang dapat menyelesaikan permaslahan harta gono gini, hadhanah (hak
asuh), dan lain – lain.

Istilah nikah siri atau nikah yang dirahasiakan itu sendiri memang sudah dikenal di
kalangan para ulama. Akan tetapi, nikah siri pada saat dahulu berbeda dengan nikah siri
saat ini. Pada awalnya, yang dimaksud dengan "nikah siri" ialah pernikahan yang
memenuhi syarat-syarat syari'at dan tidak diinformasikan kepada khalayak ramai atau
publik. Dengan kata lain, tidak ada walimah al-qadr.

Karena ada banyak ulama dan beberapa masyarakat yang berargumen bahwa nikah siri
lebih baik daripada perzinahan, para ulama terus memperdebatkan hukum nikah siri.
Melihat berbagai contoh, nikah siri tampaknya lebih banyak merugikan daripada
menguntungkan.
Perkawinan yang tidak memiliki kekuatan hukum berdampak yuridis terhadap hak-hak
pelayanan publik oleh instansi yang berwenang bagi pelakunya. Mereka tidak
memperoleh perlindungan dan pelayanan hukum oleh instansi yang berwenang
sebagaimana mestinya. Perkawinan mereka tidak diakui dalam daftar kependudukan, bagi
anak-anak mereka tidak dapat memperoleh akte kelahiran dan lain sebagainya. Dengan
kata lain, pernikahan sirri banyak membawa madharat dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Sedangkan mencatatkan perkawinan lebih banyak
mendatangkan manfaat bagi masyarakat dan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai