Anda di halaman 1dari 45

COVID 19

Dr. Stephen Johan Prasetyo


Dr. Junita Tarigan M.Ked (PD)
9/3/20XX 2

▪ What is COVID 19?


▪ How to manage COVID 19 in your
daily life?
▪ How to do self precaution?
Agenda
▪ HOAX and Myth in COVID 19

Presentation Title
3

Covid, How are you now?


What is COVID
19?

Topic one
Infeksi Sars-CoV-2
(Epidemiologi)

Severe acute respiratory syndrome (SARS) yang


ditemukan provinsi Guangdong pada tahun 2003

Middle East respiratory syndrome (MERS) yang


ditemukan di negara timur tengah pada satu
dekade yang lalu

Sars-CoV-2 ditemukan di Wuhan, China pada


Desember 2019 dan menjadi pandemi pada
Maret 2020
(Muniyappa et al, 2020
Dari antara 10
genom ini
ditemukan gen
orf1ab adalah gen
Infeksi Sars- yang dominan dan
CoV-2 mengkoding
(Patofisiologi) protein pp1ab dan
15 nsps sehingga
ikatan protein S
semakin
meningkat.
Patofisiologi Sars-CoV 2
CoV → spike (S), membran (M), nucleocapsid
(N), dan protein amplop (E).
Sel yang Terinfeksi
Apoptosis dan Nekrosis
aktivasi sitokin atau
kemokin
proinflamasi (TH &CD4 →
IFNγ; TH17 meninduksi IL-
17,Il-21, IL-22 → Neurofil
dan Makrofag

SARS-CoV-2 menginfeksi kekebalan tubuh yang Nilai sel T ↓ → sistem kekebalan tubuh ↓ → sekresi sitokin
inflamasi → "badai sitokin“ yang melibatkan IL-6, TNF γ dan
berdar pada sistem sirkulasi dan meningkatkan chemokines [CXC-chemokine ligand 10 (CXCL10) serta CC-
apoptosis limfosit (CD3, CD4, dan Sel T CD8) chemokine ligand 2 (CCL2)]

(Guan WJ, 2019) (Gao Yet al, 2020).


Patofisiologi
13

Struktur virus dan mekanisme entry ke sel target Sistem pertahanan tubuh innate dan adaptive melawan infeksi

C. Yang and S.-Y. Xiao, Biomedicine & Pharmacotherapy 135 (2021) 111233
9/3/20XX
16

Presentation Title
9/3/20XX
Infeksi Sars-CoV
2 (Gejala Klinis)

Ringan Sedang Berat Critical


Ilness
• Pasien • Pasien • Pasien • Pasien
terkonfirmasi (+) terkonfirmasi (+) terkonfirmasi (+) terkonfirmasi (+)
• Gejala non • Gejala • Gejala • ARDS
spesifik Pneumonia Pneumonia • Mild 200
• Abnormalitas • Abnormalitas • Distres mmHg <
radiologi (-) rontgen dan USG pernapasan PaO2/FiO2 a ≤
atau GGO pada SaO2<90% 300 mmHg
CT • Abnormalitas • Moderate 100
rontgen dan USG mmHg <
atau GGO pada PaO2/FiO2 ≤
CT 200 mmHg
• Severe
PaO2/FiO2 ≤
100 mmHg

(WHO,2020)
19
20
What about
21

New
Variant?
802 varian di Indonesia
Kenapa
22

Virus
bermutasi
Virus masuk dalam Virus Bermutasi agar
tubuh dan system dapat mengelabui
kekebalan tubuh system pertahanan
menekan replikasi tubuh

Peningkatan risiko
transmisi, virulensi
Virus Semakin kuat
dan menurunkan
dan mudah
efektivitas
berkembang biak
tatalaksana
(Variants of
Concern)

9/3/20XX
How to manage
COVID 19

Topic Two
Testing of COVID 19

symptomatic Patient
Ansymptomatic Patien

Yap Born, 2021. Lancet


9/3/20XX
25

Timing
26

CT Value in
COVID 19

lower the cycle threshold level the greater the amount of RNA (genetic inactivated RNA degrades slowly over time it may still
material)
be detected many weeks after infectiousness has
Tom Jefferson. The Centers For Evidenced Based Medicine. 2021 dissipated.
9/3/20XX 27

Pemantauan dan
tatalaksana pasien
kontak erat, suspek,
probable, dan
konfirmasi COVID -19
tanpa gejala dan
gejala derajat ringan
Peran FKTP (Faskes 1)
PKM,(Klinik Layanan
Primer) 3T
Isolasi
Mandiri
(Isoman) 10
hari sejak
Isoman selama 10
pengambilan hari sejak muncul
spesimen gejala+3 hari
bebas gejala
Tanpa Gejala Jika gejala lebih
10 hari → isolasi
dilanjutkan

Gejala Ringan

TREATMENT (TANPA
GEJALA
dan gejala ringaN)

Presentation Title
29

Apa saja yang harus


dilakukan dan tanda
bahaya

Tanda Klinis
Pneumonia
Demam, batuk, sesak,
napas cepat ditambah
salah satu dari
(RR>30x/mnt.,
distress pernapasan
berat, SpO2<93%
pada udara ruangan

9/3/20XX
30
Tatalaksana
farmakologis
COVID 19 tanpa
gejala
31

Tatalaksana farmakologis
COVID 19 GEJALA
RINGAN

Pada gejala ringan: swab


PCR pada
hari 1 dan 2 dengan selang
waktu > 24 jam
serta bila ada perburukan

Pemeriksaan Follow Up tidak


perlu dilakukan
32

Tatalaksana farmakologis
COVID 19 GEJALA sedang

Favipiravir Hari 1: Loading dose


Vitamin C 3x200-400mg dalam 100cc NaCL
2x1600mg Hari 2-5: 2x600mg 0.9% habis dalam 1 jam IV
ATAU Antikoagulan LMWH/UFH sesuai DPJP
Remdesivir 200mg IV drip (hari I) Pengobatan simptomatis
Pengobatan Komorbid/komplikasi
1x100mg IV drip (hari ke 2-5 ATAU Antibiotik (bila diperlukan)
ke 2-10)

Mengikuti Pola
Pemeriksaan Follow Up PCR Resistensi Antibiotik RS
tidak perlu dilakukan Presentation Title
9/3/20XX
33

Tatalaksana
farmakologis COVID
19 GEJALA
berat/KRITIS

Vitamin C 3x200-400mg dalam 100cc


NaCL 0.9% habis dalam 1 jam IV
Vitamin B1 1amp/24jam IV
Favipiravir Hari 1: Loading dose 2x1600mg
Vit D 1000-5000 IU/hari
Hari 2-5: 2x600mg
Antikoagulan LMWH/UFH sesuai DPJP
ATAU
Pengobatan simptomatis
Remdesivir 200mg IV drip (hari I) 1x100mg
Pengobatan Komorbid/komplikasi
IV drip (hari ke 2-5 ATAU ke 2-10)
Dexamethasone 6mg/24 jam IV (10hari)
Anti Interleukin 6 (IL-6) Tocilizumab 400-
800mg
PCR Follow Up dilakukan 10 hari setelah Antibiotik (bila diperlukan)
pengambilan swab (+) atau disesuaikan Sesuai Pola
dengan klinis dan pertimbangan DPJP
Resistensi di RS
34

Presentation Title
9/3/20XX
Self Precaution
in COVID 19

Topic THREE
36

Presentation Title
9/3/20XX
37

AIRBORNE SURFACE
TRANSMISSION TRANSMISSION

Aerosols and Droplet

How does Coronavirus Spread. Web MD 2021


9/3/20XX
38

Your self
precaution

Presentation Title
Your self precaution 39

Rhonda Lawe, Infectious Disease


HOAX IN COVID
19

Topic
FOUR
41

tidak ada pengelompokan nilai CT (Cycle Threshold) pada


tes PCR Covid-19 dan nilai tersebut tidak dapat dipakai
untuk menentukan derajat keparahan gejala, kesembuhan,
atau daya penularan pada pasien Covid-19.
42

Varian Covid-19 yakni Alpha, Beta, Gamma, dan Delta


sudah muncul beberapa bulan sebelum vaksinasi pertama
kali dilakukan pada bulan Desember 2020.
43

Badan Pengawas Makanan dan Obat-Obatan Amerika


(Food and Drug Administration/FDA) belum
mengonfirmasi secara jelas tentang Invermectin sebagai
obat pembunuh Covid-19.
44

Pemberian obat pada orang yang sakit harus sesuai


dengan pengawasan tenaga medis dan obat harus
diberikan sesuai kondisi pasien agar mengurangi risiko
efek samping dari mengonsumsi obat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai