Anda di halaman 1dari 8

HADITS TARBAWI

Islam, Iman dan Ihsan


“Diajukan untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Hadits Tarbawi”

Dosen :
Dr. H. Hafid, M.Ag

Arif Nursihah, MA

Disusun Oleh :

Kelompok 1

M. Irfan Arifudin (1182020135)


Marchdaryta Satiti (1182020136)
Muhammad Abduh Algifari (1182020161)

PAI 4D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi allah swt yang telah memberikan rahmat
beserta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi salah satu tugas mata kuliah HADITS TARBAWI dengan judul
“Islam, Iman dan Ihsan” Tak lupa shalawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada nabi kita Nabi Muhammad SAW. kepada keluarganya, para
sahabatnya serta kita selaku umatnya yang selalu senantiasa mengikuti sunnahnya
hingga akhir zaman kelak Aammiin Ya Robbal Alammin.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan pengetahuan kami selaku penyusun. Oleh sebab itu, saya
mengapresiasi segala bentuk masukan baik berupa kritik maupun saran guna
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata, saya berharap semoga makalah yang
telah kami susun ini dapat bermanfaat bagi khalayak umum yang
mengkonsumsinya.

Bandung, 9 Maret 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................2
Hadits dan terjemah.................................................................................................2
Takhrij hadits...........................................................................................................6
................................................................................................................................11
BAB III........................................................................................................................35
PENUTUP...................................................................................................................35
A. Kesimpulan.................................................................................................35
B. Implikasi.....................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................36
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

Bagaimana cara mengetahui essensi hadits?

Bagaimana cara mengetahui kualitas hadits?

Bagaimana cara mengetahui munasabah dan asbab wurud?

Bagaimana cara mengetahui problematika tafhim dan tatbiq?

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui esensi hadits tentang nikmat Allah dan cara mensyukurinya.

Untuk mengetahui kualiatas hadits tentang nikmat Allah dan cara mensyukurinya.

Untuk mengetahui munasabah dan asbab wurud tentang nikmat Allah dan cara
mensyukurinya.

Untuk mengetahuib problematika tafhim dan tatbiq.

BAB II
PEMBAHASAN
A. ISLAM

1. Hadits dan terjemahan

‫َح َّد َثَنا ُع َبْيُد ِهَّللا ْبُن ُم وَس ى َقاَل َأْخ َبَر َنا َح ْنَظَلُة ْبُن َأِبي ُس ْفَياَن َعْن ِع ْك ِرَم َة ْبِن َخ اِلٍد‬
‫َعْن اْبِن ُع َم َر َر ِض َي ُهَّللا َع ْنُهَم ا َق اَل َق اَل َر ُس وُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم ُبِنَي‬
‫اِإْل ْس اَل ُم َع َلى َخ ْمٍس َش َهاَد ِة َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهَّللا َو َأَّن ُم َح َّم ًد ا َر ُس وُل ِهَّللا َو ِإَق اِم الَّص اَل ِة‬
‫َو ِإيَتاِء الَّزَك اِة َو اْلَح ِّج َو َصْو ِم َر َم َض اَن‬
2. Terjemahan
Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Musa dia berkata: telah mengabarkan
kepada kami Hanzhalah bin Abu Sufyan dari 'Ikrimah bin Khalid dari Ibnu 'Umar
radliyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Islam
dibangun diatas lima (landasan): persaksian tidak ada ialah selain Allah dan sesungguhnya
Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadlan".
[shahih bukhari 7, kitab iman, bab islam dibangun diatas lima (landasan), dan islam adalah
perkataan dan perbuatan serta bertambah dan berkurang]

B. Takhrij hadits
1. Syahid

Ibnu 'Umar ra. Sanad 4 periwayat ke-1


'Ikrimah bin Khalid Sanad 3 periwayat ke-2
Hanzhalah bin Abu Sufyan Sanad 2 periwayat ke-3
Ubaidullah bin Musa Sanad 1 periwayat ke-4
Bukhari Mukharij Periwayat ke-5

2. Mufradat

Mendirikan
‫ِإَقاِم‬
Menunaikan
‫ِإيَتاِء‬
3. Maksud lafadz
Khas = ‫ِإَقاِم‬

Maksud lafadz tersebut adalah khas, menunjukkan kepada makna khusus. Jadi
ditunjukkan kepada umat manusia yang beragama islam saja.

Khas = ‫ِإيَتاِء‬
Maksud lafadz tersebut adalah khas, menunjukkan kepada makna khusus. Jadi
ditunjukkan kepada umat manusia yang beragama islam saja.

Khas = ‫اْلَح ِّج‬

Maksud lafadz tersebut adalah khas, menunjukkan kepada makna khusus. Jadi
ditunjukkan kepada umat manusia yang beragama islam saja.

4. Esensi hadits
Dalam hadits tersebut dinyatakan bahwa islam ialah menyembah kepada Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, mendirikan shalat, menunaikan zakat yang
difardukan, dan berpuasa di bulan Ramadhan. Dalam hadits lain, ditambahkan satu rukun
lagi, yakni menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.

5. Kualitas hadits
Kualitas hadits diatas termasuk hadits Shahih sesuai dengan syarat dan dari orang yang
dipercaya. Dan diriwayatkannya dari orang yang telah memenuhi persyaratan perowi hadits.

6. Tashih
a. Jika ditinjau dari sanad dan Rawi, maka hadits ini shahih. Karena sanadnya
sampai ke Rasulullah SAW dan tidak terputus.

Rasulullah SAW

Ibnu 'Umar ra.

'Ikrimah bin Khalid

Hanzhalah bin Abu


Sufyan
Ubaidullah bin Musa

Bukhari

b. Jika ditinjau dari sisi matan, hadits ini juga memenuhi kriteria shahih/hasan. Hal
ini disebabkan

 Tidak bertentangan dengan akal sehat

 Tidak bertentangan dengan hukum al-Qur’an

 Tidak bertentangan dengan hadits lainnya tentang perintah sholat

 Tidak betentangan dengan amalan yang telah menjadi kesepakatan

7. I’tibar
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahih Imam Bukhari yang
diperoleh dari kutubus sittah atau kitab yang Enam (6 Kitab) yaitu kitab Shahih imam
Bukhari, kitab Shahih Imam Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, Sunan Nasa’i dan
Musnad Ahmad.

8. Ta’ammul hadits
Hadits ini diriwayatkan langsung oleh Imam Bukhari yang dibawa langsung oleh Ibnu
Umar ra. Dari 'Ikrimah bin Khalid dan dari Hanzhalah bin Abu Sufyan telah mengabarkan
kepada kami Ubaidullah bin Musa.

9. Munasabah
Hadits ini mempunyai keterkaitan dengan ayat Al-Qur’an sebagai berikut :
Qs. Ali-Imran :85

Meskipun telah jelas bahwa islam agama yang benar, tetap saja banyak manusia yang
tidak mengikutinya. Hal itu antara lain karena Allah tidak mau memberikan pentujuk
kepadanya sehingga hatinya menjadi gelap. Disamping itu, karena mereka tidak mau
berusaha untuk mengimani-Nya dan memeluk islam sehingga Allah SWT. memberikan
siksa-Nya. (Qs. 6: 125, 49:17)

10. Problematika tafhim


Tafhim merupakan tanggung jawab seorang muslim terhadap Al-Qur’an yang ketiga.
Tafhim berarti memahami. Memahami suatu hadits sungguh berat sekali. Tetapi setelah kita
pelajari, dapat kita pahami bahwa hadits ini memerintahkan kepada umat muslimin untuk

11. Problematika tathbiq

Tathbiq Al-Qur’an merupakan tanggung jawab berikutnya. Tathbiq artinya adalah


merealisasikan dalam pengamalan. Berbicara pengamalan, sudah pastinya kita harus
mengamalkan atau menunjukkan suatu bentuk pekerjaan atau sifat yang sudah disampaikan
oleh Rasulullah SAW lewat hadits diatas. Karena sudah tertera jelas apa yang disampaikan
Rasulullah SAW kepada umat manusia terkhusus kaum muslimin.

C. Asbabul wurud

D. Makna hadits berdasarkan kitab syarah hadits

E. Nilai-nilai yang terkandung dalam hadits untuk dipraktekan di kehidupan sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai