Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH

PENGORGANISASIAN, ASPEK PERILAKU


DAN PERUBAHAN ORGANISASI DAN KOORDINASI
MANAJEMEN KEPERATAN

Dosen Pengampu:

Ns. Kamariyah S.Kep. M.Kep

Disusun oleh :
Kelompok 7
Nur Cahaya Kusuma G1B120029
Dinda Grazella G1B120030
Riska Aprilia G1B120031
Niken Ayu Ristiana G1B120032

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasih karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Pengorganisasian, Aspek Perilaku Dan Perubahan Organisasi Dan Koordinasi”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas IT Blok Manajemen Keperawatan.


Penulis sangat menyadari dalam penyusunan dan penulisan tugas makalah ini masih
ada banyak sekali kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun untuk perbaikan dan memperluas wawasan penulis.
Semoga makalah ini dapat memberi tambahan ilmu bagi penulis pada
khususnya dan juga bagi pembaca makalah ini.

Jambi, 09 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB 1 POKOK BAHASAN .......................................................................... 1

1.1 Pengertian Pengorganisasian .................................................................. 1

1.2 Tujuan Pengorganisasian ........................................................................ 1

1.3 Prinsip Pengorganisasian ........................................................................ 2

1.4 Pengorganisasian Kegiatan Di Bangsal.................................................. 7

1.5 Struktur Organisasi ................................................................................. 11

1.6 Pengelompokan Kegiatan ........................................................................ 12

1.7 Koordinasi Kegiatan ................................................................................ 13

1.8 Evaluasi Kegiatan .................................................................................... 14

1.9 Kelompok Kerja ....................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

EVIDENCE BASED ...................................................................................... 18

iii
BAB I

POKOK TUGAS

1.1 Definisi Pengorganisasian


Pengorganisasian merupakan pengelompokan semua kegiatan tugas,
wewenang, tanggung jawab, dan koordinasi kegiatan, baik dari atasan ke
bawahanya yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan
organisasi (Asmuji, 2014).
Pengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan
kegiatan terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan baik
vertikal maupun horizontal yang dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas
yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, seperti apa tugas-tugas
dikelompokkan, siapa yang melaporkan ke siapa, dan di mana serta kapan
keputusan harus diambil oleh seorang perawat.

1.2 Tujuan Pengorganisasian


Tujuan pengorganisasian adalah pembagian tugas yang harus dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab, dalam pembagian tugas diminta setiap anggota
organisasi mampu meningkatkan ketrampilanya sesuai tanggung jawabnya dalam
melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Pengorganisasian
jika dilakukan tidak sesuai dengan bidang keahlianya, maka dapat mengakibatkan
kegagalan dalam kegiatan tersebut (Manda, 2016).

1.3 Prinsip Pengorganisasian


1) Definisi Pembagian Tugas

1
Tugas yang harus dikerjakan dalam organisasi beraneka macam/jenis.
Struktur organisasi disusun, berdasarkan pemikiranya bahwa struktur
diciptakan untuk menampung semua tugas, semua tugas harus dikerjakan dan
harus terbagi habis sesuai tujuan organisasi. ada 2 hal penting dalam pembagian
tugas, yaitu :
a. semua tugas harus jelas dan jangan sampai ada tugas yang tidak diketahui
dengan pasti kemana;
b. jangan sampai terjadi bahwa ada kegiatan yang menjadi rebutan oleh lebih
dari satuan kerja (Julianto, 2014)
Prinsip pemilihan metode pembagian tugas adalah :
1) jumlah tenaga,
2) kualifikasi staf dan klasifikasi pasien.
Adapun jenis-jenis metode penugasan yang berkembang saat ini adalah sebagai
berikut.

2) Metode Fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan
asuhan keperawatan. karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan
perawat, maka setiap perawat hanya melakukan satu sampai dua jenis
intervensi, misalnya merawat luka kepada semua pasien di bangsal.
Kelebihan :
a. Manajemen tradisional yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang
jelas dan pengawasan yang baik.
b. Sangat baik untuk Rumah Sakit yang kekurangan tenaga kerja.
c. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawat pasien junior merawat pasien.
Kelemahan :
a. Tidak memberikan kepuasan pada pasien dan perawat.

2
b. Pelayanan keperawatan sendir-sendiri, tidak mampu menerapkan proses
keperawatan.
c. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja (Pratiwi, 2016)

3) Metode Perawatan Tim


Metode asuhan keperawatan seorang perawat profesional memimpin
sekelompok tenaga keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif &
kolaboratif
Tujuan Metode Tim :
a. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
b. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
c. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
Konsep Metode Tim :
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan.
b. Pentingnya komunikasi yang efektif agar berkesinambungan rencana
keperawatan.
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik
jika didukung oleh kepala ruang.
Kelebihan :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang komprehensif.
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga meminimalisirkonflik dan
memberikan kepuasan kepada anggota tim.
Kelemahan :

3
a. Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi
tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan
pada waktu-waktu sibuk sehingga memerlukan waktu.
b. Perawat yang belum terampil & kurang berpengalaman cenderung untuk
bergantung/berlindung kepada perawat yang mampu
c. Jika pembagian tugas tidak jelas, maka tanggung jawab dalam tim akan
kabur

4) Metode Primer
Metode penugasan dimana seorang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai
keluar rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan
antara pembuat perencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai
dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dengan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi
asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Konsep dasar metode primer :
a. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
b. Ada otonomi
c. Ketertiban pasien dan keluarga
Kelebihannya :
a. Model praktek profesional
b. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
c. Perawat primer mendapatkan pertanggung jawaban yang tinggi terhadap
hasil dan memungkinkan pengembangan diri → kepuasan perawat
d. Klien/keluarga lebih mengenal siapa yang merawatnya
Kelemahannya :
a. Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai, kemampuan mengambil keputusan yang tepat,

4
menguasai keperawatan klinik, akontable serta mampu berkolaborasi, dan
disiplin.
b. Biaya lebih besar

5) Metode Kasus
Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani seluruh
kebutuhannya pada saat perawat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang
berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat
oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa
diterapkan satu pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat
privat atau untuk perawatan khusus seperti : isolasi, intensive care.
Kelebihan :
a. Perawat lebih memahami kasus per kasus
b. Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah
Kekurangan :
a. Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab
b. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama
Dari berbagai metode penugasan yang ada, setiap ruanganperawatan
dapat mempertimbangkan kemungkinan penerapan dari salah satu metode di
atas berdasarkan prinsip pemilihan penugasan yang tepat, efektif, dan efisien.
Namun dalam mengembangkan metode penugasan Tim, maka perlu
diperhatikan hal-hal berikut di bawah ini.
Tanggung Jawab Kepala Ruangan (Karu), Ketua Tim (Katim) dan
Anggota Tim Secara umum, masing-masing kepala ruangan, ketua tim dan
anggota tim memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda, antara lain :
1) Tanggung Jawab Karu :
a) Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
b) Membantu staf menetapkan sasaran dari ruangan

5
c) Memberi kesempatan katim untuk mengembangkan keterampilan
kepemimpinan dan managemen Kepala
d) Mengorientasikan tenaga baru
e) Menjadi narasumber bagi tim
f) Mendorong kemampuan staf untuk menggunakan riset keperawatan
g) Menciptakan iklim komunikasi terbuka
2) Tanggung Jawab Katim :
a) Melakukan orientasi kepada pasien baru & keluarga
b) Mengkaji setiap klien, menganalisa, menetapkan rencana keperawatan,
menerapkan tindakan keperawatan dan mengevaluasi rencana
keperawatan
c) Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakanmedis
melalui komunikasi yang konsisten
d) Membagi tugas anggota tim dan merencanakan berkesinambungan
asuhan keperawatan melalui konfrens
e) Membimbing dan mengawasi pelaksanan asuhan keperawatan oleh
anggota tim
f) Bertanggung jawab terhadap kepala ruangan
3) Tanggung Jawab Anggota Tim :
a) Melaksanakan perawatan sesuai rencana keperatan yang dibuat katim
b) Memberikan perawatan komprehensif pada sejumlah pasien
c) Bertanggung jawab atas keputusan keperawatan selama katim tidak ada
di tempat
d) Berkontribusi terhadap perawatan → observasi terus menerus → ikut
ronde keperawatan → berinterkasi dengan pasien & keluarga →
berkontribusi dengan katim/karu bila ada masalah
Penerapan Metode Tim
1) Kepala ruangan membagi jumlah tim keperawatan berdasarkan klasifikasi
pasien

6
2) Menilai tingkat ketergantungan pasien, melalui : Setiap pagi, karu bersama
katim menilai langsung pada masing-masing tim yang menjadi tanggung
jawabnya, atau
Setiap tim keperawatan (yang dinas malam) membuat klasifikasi pasien
kemudian diserahkan kepada karu/katim. Cara ini dapat lebih menghemat
waktu
3) Katim menghitung jumlah kebutuhan tenaga di rawat inap.
4) Karu dan katim membagi pasien kepada perawat yang bertugas sesuai
kemampuan perawat (pengetahuan dan keterampilan) Serah terima antar
shift oleh karu, katim dan semua perawat pelaksana yang dapat dilakukan
melalui konfrens, atau keliling langsung ke pasien (sebelum dan selesai
dinas). Materi yang diserah terimakan yaitu laporan hasil pengkajian,
permasalahan, implementasi dan evaluasi. Selain itu perencanaan yang
harus dilanjutkan oleh tim yang akan bertugas.
5) Selesai konfrens, seluruh anggota tim mulai melakukan asuhan
keperawatan langsung maupun tidak langsung (Jayanti, 2018)

1.4 Pengorganisasian Kegiatan Di Bangsal


Bangsal atau Ruang Perawatan adalah inti dari suatu tempat dimana pasien
dirawat dengan seluruh upaya pengobatan yang diberikan Rumah Sakit. Pengertian
bangsal adalah entomologi peninggalan belanda, bahwa pengertian tersebut adalah
suatu ruangan yang ditempati banyak orang (pasien).
Di bangsal terdapat banyak aktivitas penting Askep dikelola secara efektif dan
efisien. Output Memberikan pelayanan keperawatan optimal, efisien dan efektif
Mengoptimalkan sumber daya yang ada :
SDM 1 Kelancaran tugas
Fasilitas 2 Permudah pengawasan
Keuangan 3 Kepuasan internal dan external tercapai
Prinsip-prinsip Pengorganisasian Bangsal Keperawatan

7
1) Pembagian tugas kerja
2) Pendelegasian tugas
3) Pengaturan dan penjadwalan
4) Koordinasi
5) Management waktu
Pembagian Tugas Kerja Efisiensi dibagi sesuai dengan :
1) Kemampuan kerja staf
a) Pendidikan
b) Lama kerja
c) Skill
2) Banyaknya Pekerjaan
a) Administrasi
b) Askep Pasien
c) Dll
(1) Supaya pembagian kerja tepat Kepala Bangsal perlu mengetahui :
a) Struktur organisasi ( RS, Bangsal )

DIREKTUR
KOMITE
KEPERAWATAN

WADIR MEDIK

SKF SUB KOMITE


KEPALA BIDANG
KEPERAWATAN

KEPALA COORDINATOR KASIE ADMINISTRASI


JAGA PENGEMBANGAN STAF R.INAP PERAWATAN

KARU MEDICAL KARU INTENSIF KARU OBSERTI KARU R. ANAK KARU HD


BEDAH

8
(2) Sistim Penugasan
(3) Job Diskription Dalam membuat jobdis meliputi:tujuan jabatan,tanggung
jawab, uraian tugas, wewenang,standar kerja,hubungan kerja, kualifikasi
minimal
Contoh : Jobdisk Kepala Jaga 1
1) Tujuan Jabatan : Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan keperawatan dengan
melaksanakan supervisi setiap bagian, mengupayakan kelengkapan peralatan,
obat-obatan, tenaga di Ruangan Rawat Inap khususnya, OK dan UGD,
memberikan bimbingan kepada tenaga perawat, mengkoordinasikan proses
pengobatan dari dokter mitra RS kepada pasiennya sebagai customer external
pada waktu sore, malam, hari minggu / hari besar.
2) Tanggung jawab :
a) Tercapainya pelayanan keperawatan di semua unit kerja di Rawat Inap.
b) Tercapainya disiplin kerja karyawan
c) Tersedianya sarana dan prasarana keperawatan yang memadai.
d) Tercapainya pengawasan yang efisien dan efektif terhadap pemeliharaan,
pemanfaatan dan pengamanan harta RS.
e) Tercapainya kualitas pelayanan yang maximal.
f) Tercapainya kebersamaan dan suasana kerja yang baik.
g) Tercapainya kepuasan customer dengan indikator complain minimal.
3) Uraian Tugas :
a) Mewakili tugas Kepala Bagian Perawatan pada sore / malam dan hari libur.
b) Melaksanakan kunjungan keliling ke semua ruang perawatan, termasuk OK,
UGD dan unit lain yang memerlukan saran, bantuan, dll, agar tujuan asuhan
keperawatan yang ingin dicapai tetap terjamin.
c) Memberi bimbingan kepada tenaga perawat di ruang perawatan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai kebijakan bagian perawatan.
d) Mengupayakan kelengkapan peralatan dan obatobatan di ruang rawat yang
membutuhkannya khususnya kebutuhan darurat.

9
e) Mengawasi kelengkapan tenaga perawatan berdasarkan jadwal dinas di ruang
perawatan masing-masing.
f) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan pasien, termasuk
pasien safety sesuai batas kewenangannya
g) Mengawasi ketertiban dan keamanan di semua ruang perawatan bekerjasama
dengan petugas keamanan.
h) Memantau pemeliharaan, pengamanan dan efisiensi pemanfaatan sarana yang
disediakan disetiap ruang perawatan ( peralatan, obatobatan, telepon, air,
lampu, dll ).
i) Memantau kebersihan ruang perawatan, bekerjasama dengan bagian rumah
tangga.
j) Membuat laporan mengenai kegiatan asuhan keperawatan serta peristiwa
penting yang terjadi pada sore, malam dan hari libur untuk disampaikan
kepada Kabag Perawatan.
4) Wewenang
a) Memeriksa hasil kegiatan askep ditiap unit rawat inap.
b) Memberikan arahan dan bimbingan kepada petugas pelaksana dengan tata
laksana yang ditetapkan Kabag Perawatan.
c) Mengambil keputusan baik yang bersifat urgent maupun elektif selama
menjalankan dinas.
d) Meminta data dan informasi kepada petugas terkait.
e) Mengatur tenaga perawat, pembantu perawat, POS apabila di Ruangan
Rawat Inap ada yang tidak masuk kerja.
f) Sebagai konsultan dari Ruangan Rawat Inap apabila ada complain dari
pasien, keluarga pasien, karyawan atau bagian lain.
5) Standar Kerja
a) Tidak ada complain dari customer maupun staf di jajarannya.
b) Lingkungan kerja kondusif.
c) Sarana dan prasarana cukup dan siap pakai.

10
d) Pengaturan tenaga sesuai dengan kebutuhan.
6) Hubungan Kerja
a) Koordinasi dengan petugas yang terkait guna meningkatkan pelayanan
keperawatan / kebidanan.
b) Dengan semua unit pelayanan penunjang diagnostik sehubungan dengan
pelayanan keperawatan yang diperlukan.
c) Membina hubungan kerja yang baik dengan dokter tamu dan dokter RS.
7) Kualifikasi
a) Pendidikan :
1) Lulus D3 Kep. dengan masa kerja 3-5 th
2) Lulus S1 Kep. Jalur A dengan masa kerja 3-5 th.
3) Lulus S1 Kep. Jalur B dengan masa kerja 2-3 th
4) Pengalaman : pernah sebagai
b) Ketua TIM/PJ shif/C1

1) Jujur
2) Memiliki kemampuan memimpin
3) Sehat jasmani, rohani
c) Kegiatan rutin dalam 24 jam dibangsal
d) Standar kinerja
e) SOP-SOP
Yang perlu diperhatikan pada pengelompokan dan pembagian kerja adalah :
a) Jumlah tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan
b) Rincian aktivitas yang jelas dan tertulis
c) 1 tenaga memiliki perincian tugas yang jelas
d) Variasi tugas diusahakan sejenis atau erat hubungannya
e) Mencegah terjadinya pengkotakan antar tenaga
f) Penggolongan tugas berdasarkan kepentingan mendesak, kesulitan dan
waktu

11
1.5 Struktur Organisasi
1) Struktur organisasi rumah sakit
Diawali dari direktur RS kemudian turun ke kepala bidang keperawatan,
kepala seksi keperawatan, kepala ruang. Mengapa struktur organisasi ini
penting untuk menjelaskan rentang kendali dan garis komando, siapa
bertanggungjawab ke siapa,siapa melapor ke siapa dan lain-lain
2) Struktur organisasi keperawatan
Kepala bidang keperawatan, kasir keperawatan, komite keperawatan
sampai kepala ruang, hal ini untuk menjelaskan jalur koordinasi dalam sebuah
lingkungan RS
3) Pengorganisasian perawatan pasien (metode pemberian asuhan keperawatan
yang digunakan).
4) Uraian tugas yang akan menjelaskan tugas kepala ruang, ketua tim dan perawat
pelaksana. Kepala ruang bertugas seperti uraian diatas kemudian
memepertanggung jawabkan apa yang dilakukan kepada atasan langsung baik
melalui rapat mingguan maupun rapat bulanan.

1.6 Pengelompokan Kegiatan


Departementalisasi pengelompokan-pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja
suatu organisasi agar kegiatan- kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan
dapat dikerjakan bersama. Contoh : Departemen Pemasaran Dasar
departementalisasi: Departenentalisasi atau departementasi adalah proses
penentuan cara bagaimana kegiatan-kegiatan dikelompokkan
2) Dasar departementalisasi:
a. Fungsi : Pemasaran, Keuangan, Produksi, Akuntansi
b. Produk (barang/jasa) : divisi mesin cuci, lemari es, televisi • Wilayah : Divisi
DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Selatan, dll

12
c. Langganan : Penjualan industri, penjualan pemerintah, pedagang eceran,
militer, konsumen
3) Dasar departementalisasi
a. Proses/peralatan : Departemen pemotongan, kelompok perakitan, bagian
finishing
b. Waktu : Shift pertama, kedua, ketiga
c. Pelayanan : Kelas eksekutif, bisnis, ekonomi
d. Apha-numerical : misal pelayanan telepon, dimana nomor 00000-50000
ditempatkan dalam suatu departemen A dan nomor 50001-99999 ditempatkan
dalam suatu departemen B
e. Proyek dan Matriks : Digunakan pada perusahaan konstruksi , konsultan
4) Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau
kegiatan-kegiatan yang sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi
5) Departementalisasi Divisional - Produk - langganan - Produksi – Wilayah.

1.7 Koordinasi kegiatan


Handoko (2016 : 193) menuliskan, “Koordinasi (coordination) adalah proses
pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang
terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi secara efisien.”
Zulkarnain dan Sumarsono (2018:60) mengatakan bahwa koordinasi memiliki
teknik pendekatan dengan dua cara yaitu :
1) ”Teknik Koordinasi dengan Pendekatan Proses Manajemen”
2) Teknik Koordinasi dengan Pendekatan Hubungan antar Struktur”

Menurut Hasibuan (2011:128), bahwa cara-cara mengadakan koordinasi dalam


organisasi adalah:

13
1) Memberikan keterangan secara langsung dan bersahabat. Keterangan mengenai
pekerjaan saja cukup, karena tindakan-tinadakan yang tepat harus diambil
untuk menciptakan dan menghasilkan koordinasi yang baik.
2) Mengusahakan agar pengetahuan dan penerimaan tujuan yang akan dicapai
oleh anggota tidak menurut masing-masing individu anggota dengan tujuannya
sendiri-sendiri tujuan itu adalah tujuan bersama.
3) Mendorong para anggota untuk bertukar pikiran, mengemukakan ide dan lain-
lain
4) Mendorong para anggota untuk berpartisipasi dalam pencapaian sasaran.
5) Membina hubungan kerjasama yang baik antara sesama karyawan. Berdasarkan
penjelasan mengenai teknik koordinasi menurut beberapa para ahli diatas
peneliti setuju bahwa dalam mencapai koordinasi yang baik terdapat tiga hal
penting teknik yang harus dilakukan dalam sebuah organisasi.

1.8 Evaluasi Kegiatan


Penilaian (Evaluasi) merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan
monitoring, karena kegiatan evaluasi dapat menggunakan data yang disediakan
melalui kegiatan monitoring. Dalam merencanakan suatu kegiatan hendaknya
evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan, sehingga dapat dikatakan
sebagai kegiatan yang lengkap. Evaluasi diarahkan untuk mengendalikan dan
mengontrol ketercapaian tujuan. Evaluasi berhubungan dengan hasil informasi
tentang nilai serta memberikan gambaran tentang manfaat suatu kebijakan. Istilah
evaluasi ini berdekatan dengan penafsiran, pemberian angka dan penilaian.
Evaluasi dapat menjawab pertanyaan “Apa pebedaan yang dibuat” (William N
Dunn : 2000).

14
1.9 Kelompok Kerja
Kelompok kerja adalah kelompok yang disusun oleh organisasi dengan tujuan
untuk menjalankan berbagai pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan
organisasi. Kelompok kerja disusun terutama jika organisasi (tidak mencari laba
ataupun mencari laba) beranggotakan orang-orang dalam jumlah yang sangat besar,
ruang lingkup kegiatannya luas, dan pengolahan sumber daya yang banyak. Dalam
organisasi apapun, selalu akan timbul kelompok di dalamnya. Secara teoritis dan
praktik kelompok dapat dibagi menjadi dua yaitu kelompok formal dan informal.
8) Kelompok Kerja Formal, kelompok yang dibentuk atau disususn secra resmi oleh
pimpinan dimana kelompok tersebut diberi tugas dan pekerjaan yang terkait
dengan pencapaian tujuan. Bersifat legal, lama dan mempunyai struktur
organisasi khusus. Contoh kelompok formal ada tiga yaitu :
a. Kelompok kerja langsung (command team).
b. Kelompok kerja kepanitiaan (committee).
c. Kelompok kerja temporal atau khusus (task force team/specific team).
9) Kelompok Kerja Informal
a. Kelompok persahabatan (friendship) Diciptakan atas alasan untuk bersama
dalam suatu keadaan agar kelompok sosial anggota kelompoknya, bersifat
sementara dan tidak sistematik, contoh : kelompok rekan sekerja, kelompok
keluar makan bersama, family gathering, coffee morning.
b. Kelompok kepentingan (interest group) Dibuat karena mempunyai objek atau
minat yang sama, walaupun kemungkinan tidak saling mengenal. Contoh,
kelompok memancing, olahraga, kelompok pencipta alam, kelompok diskusi
(belajar), aliran politik, budaya dan agama

15
DAFTAR PUSTAKA

Andoko, T. Hani. 2016. Manajemen. Yogyakarta : BPFE

Asmuji. (2014). Manajemen Keperawatan : Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar Ruzz


Media
Dunn,William N. 2000. Pengantar Analisa Kebijakan Publik. Yogyakarta:
Gadjah Mada Press

Hasibuan, S.P.M. 2011. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. CV. Haji
Masagung, Jakarta.

Jayanti, R. (2018). Pentingnya Perencanaan dalam Manajemen Keperawatan di Rumah


Sakit. Journal of Medicine and Life, 5, 1–11.

Julianto, M. (2014). Peran dan fungsi Manajemen Keperawatan dalam Manajemen


Konflik. Fatmawati Hospital Journal, 1–7.

Manda. (2016). Fungsi Pengorganisasian dan Evaluasi Peserta Didik. Journal Of


Islamic Education Management, 1(1), 89–101.

Nugrahani Agustin. 2013. PENGORGANISASIAN BANGSAL KEPERAWATAN.


Manajemen Bangsal Keperawatan. PERSI JATIM

Pratiwi, A. (2016). Analisis Perbedaan Kepuasaan Pasien Terhadap Asuhan


Keperawatan Antara Metode Fungsional dan Alokasi Pasien di Rumah Sakit
Islam Surakarta. Berita Ilmu Keperawatan, 2(2), 57–62

Zulkarnain Wildan dan Sumarsono. 2018. Manajemen dan Etika Perkantoran Praktik
Pelayanan Prima. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

16
EVIDENCE BASED

NO Judul Jurnal Penulis Nama Metedologi Hasil


Jurnal
1. Hubungan 1. Siti Ulvana Borneo Metode penelitian ini Berdasarkan distribusi dari 61
Fungsi Riyani1, Student memakai pendekatan cross responden .Dari 3 kategori masa
Pengorganisasian 2.Alfi Ari Research sectional. Penelitian di kerja yang terbanyak
Kepala Ruangan 3.Fakhrur eISSN:2721- lakukan di RSUD Samarinda. menunjukan lama kerja
dengan Kinerja Rizal 5725, Vol 1, .Sampel penelitian ini ialah responden. Penelitian ini sejalan
Perawat dalam No 3, 2020 perawat yang memenuhi dengan Doni (2014) tentang
Memberikan kriteria inklusi. Kriteria hubungan tingkat pendidikan
Pelayanan inklusi pada penelitian ini perawat dengan mutu pelayanan
Keperawatan di ialah perawat pelaksana di keperawatan, didapatkan jumlah
Ruang Rawat ruang Makaham, ruang responden terbanyak 29 perawat
Inap RSUD Mumus dan ruang Asam, (74,4%) dengan tingkat
Samarinda kepala ruang di ruang pendidikan Diploma III
Makaham, ruang Mumus dan Keperawatan dilihat bahwa dari
ruang Asam, bersedia 61 responden terdapat 32 orang
menjadi responden dan (52.5%) yang memiliki tingkat
menandatangani persetujuan. fungsi pengorganisasian baik.
Instrument pada penelitian ini Penelitian ini sejalan dengan
adalah dengan wawancara penelitian Rossedah (2017)
menggunakan kuesioner yang menunjukan hasil fungsi

18
terstruktur dan diperjelas pengorganisasian baik sebanyak
berdasarkan kisi-kisi dari 23 perawat (55%). hasil analisa
teori fungsi pengorganisasian univariat variabel dependen
dan kinerja perawat yaitu perawat di RSUD
pelaksana,dan kuesioner Samarinda yang berkinerja baik
tentang karakteristik 37 orang (60.7%). Kinerja
responden serta ketersediaan merupakan kesuksesan dalam
menjadi subjek penelitian memenuhi target yang
ditentukan, hasil kerja dengan
kualitas dan kuantitas yang
dicapai seorang perawat dalam
melaksanaka tugasnya sesuai
dengan tanggungan yang
didelegasikan
2. Hubungan 1. Verawati, Penelitian ini adalah Hasil penelitian menunjukkan
Fungsi 2.Erwin , penelitian korelasi yang karakteristik responden
Pengorganisasian 3.Riri terdiri atas variabel bebas dan berdasarkan jenis kelamin
Kepala Ruangan Novayelinda terikat dengan rancangan mayoritasnya adalah perempuan
Terhadap penelitian cross sectional sebanyak 28 orang (93,3%), dan
Tingkat dimana pengukuran atau yang laki-laki sebanyak 2 orang
Kepuasan Kerja pengamatan dilakukan pada (6,7%). Tidak ada perbedaan
saat bersamaan antara yang konsisten antara pria dan

19
Perawat variabel bebas dan variabel wanita dalam kemampuan
Pelaksana terikat. Variabel bebas memecahkan masalah,
(independent) pada penelitian ketrampilan analisis, dorongan
ini adalah fungsi kompetitif, motivasi,
pengorganisasian kepala sosiabilitas, atau kemampuan
ruangan dan variabel terikat belajar, namun studi-studi
(dependent) adalah tingkat psikologi telah menemukan
kepuasan perawat pelaksana. bahwa wanita lebih bersedia
Alat pengumpulan data yang untuk mematuhi wewenang,
digunakan adalah kuesioner dan pria lebih agresif dan lebih
yang mengacu pada kerangka besar kemungkinannya daripada
konsep, yang berisi10 wanita dalam memiliki
pernyataan tentang fungsi pengharapan untuk sukses.
pengorganisasian dengan Bukti yang konsisten juga
nilai jawaban untuk menyatakan bahwa wanita
pernyataan positif sangat mempunyai tingkat
setuju kemangkinan yang lebih tinggi
daripada pria.
Hasil penelitian tentang
hubungan antara fungsi
pengorganisasian kepala
ruangan terhadap kepuasan

20
kerja perawat pelaksana di
Ruang Mina RSI Ibnu Sina
Pekanbaru tahun 2014,
menunjukkan hasil dari 12
orang yang menyatakan fungsi
pengorganisasian berhasil, 4
orang diantaranya tidak puas
dalam hal kepuasan kerja.
Sedangkan dari 18 orang yang
menyatakan fungsi
pengorganisasian kurang
berhasil, 2 orang diantaranya
merasa puas dalam hal
kepuasan kerja.

21
Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan
penting seperti halnya fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengorganisasian, seluruh sumber daya
yang dimiliki oleh organisasi (manusia dan yang bukan manusia) akan di atur penggunaannya
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Berdasarkan
definisi tersebut, fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan (sinkronisasi) dan
mengatur semua kegiatan yang ada kaitannya dengan personil, finansial, material dan tatacara
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati Bersama.

Berdasarkan teori di atas dijelaskan betapa pentingnya fungsi pengorganisasian untuk


mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati Bersama. Berdasarkan hasil penelitian bisa
dikatakan fungsi pengorganisasian kepala ruangan belum berjalan dengan baik karena masih
banyak perawat pelaksana yang merasa tidak puas terhadap fungsi pengorganisasian yang
diterapkan oleh kepala ruangan. Untuk mengatasi hal ini sangat diperlukan pendekatan yang lebih
baik kepada perawat pelaksana oleh kepala ruangan dengan cara menjalin komunikasi yang baik
dengan perawat pelaksana sehingga jika ditemukan masalah atau keluhan dari perawat pelaksana
dapat diselesaikan dengan baik dan bijaksana.

Implikasi dari hasil penelitian pada kedua jurnal ini adalah perawat harus memastikan
bahwa Kinerja perawat merupakan hasil kerja yang ditunjukan oleh perawat dalam meksanakan
kewajibannya sehingga menghasilkan hasil yang baik kepada organisasi, Kinerja merupakan
tindakan yang diperbuat oleh kelompok atau perorangan dalam suatu organisasi yang dilaksanakan
dengan tanggung jawab masing – masing untuk memperoleh tujuan dan harus tidak melanggar
hukum serta sesuai dengan moral maupun etika. Fungsi manajemen memudahkan pekerjaan
perawat. Manajemen keperawatan memiliki fungsi dalam merencanakan, mengorganisasi, dan
menilai saran dan prasarana. Hal ini agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif
dan efisien kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

22

Anda mungkin juga menyukai