Anda di halaman 1dari 4

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Kelurahan Legok


Kelurahan legok merupakan salah satu wilayah di Kota Jambi yang
berada di kecamatan Danau Sipin. Kelurahan Legok memiliki luas wilayah
198,00 Ha. Berikut batas-batas wilayah desa antara lain :
 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Sungai BatangHari
 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Murni
 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Sungai Putri
 Sebelah Timur : Bebatasan dengan Kelurahan Beringin Kec. Pasar
Jambi
Sebagian besar penduduk Kelurahan Legok bermata pencaharian
sebagai pekerja lepas, petani, karyawan, dan wiraswasta. Jumlah penduduk di
Kelurahan Legok sebanyak 2.871 Jiwa dan terdiri dari 10 RT, salah satunya
RT 08 yang akan menjadi tempat penelitian untuk mengkaji tanda dan gejala
Post Traumatic Disorder (PTSD) pasca peristiwa kebakaran di Kelurahan
Legok.

4.2 Hasil dan Pembahasan


Pertama yang dilakukan peneliti adalah menentukan tempat serta
masalah yang akan diteliti, berdasarkan berita yang beredar didapatkan bahwa
terjadi kebakaran di Kelurahan Legok tepatnya di RT 08.
Selanjutnya peneliti melakukan survei tempat terjadinya kebakaran di
Kelurahan Legok yang telah dilaksanakan pada tanggal 30 September 2023.
Kondisi pada saat itu, terdapat 33 rumah yang telah terbakar. Rumah yang
berdempetan satu dengan rumah yang lain dan terbuat dari kayu membuat api
yang berasal dari 1 rumah dengan cepat menyambar. Pada saat dilakukan
survei sudah banyak rumah yang telah dilakukan pembangunan ulang.
Penyebaran kuesioner pun telah dilakukan peneliti. Kuesioner dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner yag sudah baku. Kuesioner ini terdiri
dari 17 pertanyaan. Pada pertanyaan terdapat 5 pilihan jawaban yaitu, Tidak
Pernah (TP) skor 1, Jarang (JR) skor 2, Kadang-kadang (KD) skor 3, Sering
(SR) skor 4, Selalu (SL) skor 5. Setelah melakukan pengumpulan data yaitu
dengan cara pengisian kuesioner, pada masing-masing skor yang diperoleh
dijumlahkan dengan jumlah pertanyaan yang dijawab benar pada kuesioner.
Skor maksimal dari post traumatic stress disorder (PTSD) adalah 85 dan skor
minimum dari post traumatic stress disorder (PTSD) adalah 17. Menurut
Weathers dkk dalam National Center for PTSD-Behavioral Science Div hasil
pengukuran PTSD dibagi menjadi 4 tingkat yaitu sebagai berikut :

1. 17-29 (tidak menunjukkan tingkat keparahan apa pun)


2. 28-29 ( terdapat Beberapa gejala PTSD)
3. 30–44 (Tingkat keparahan gejala PTSD sedang)
4. 45-85 (Gejala PTSD Tingkat Keparahan Tinggi)
Tabel Hasil pengisian kuesioner oleh subjek yaitu 17 warga RT. 08
Kelurahan Legok yang terkena dampak kebakaran :

N SUBJEK HASIL KETERANGAN


O
1. X1 32 Gejala PTSD Sedang
2. X2 33 Gejala PTSD Sedang
3. X3 37 Gejala PTSD Sedang
4. X4 40 Gejala PTSD Sedang
5. X5 41 Gejala PTSD Sedang
6. X6 43 Gejala PTSD Sedang
7. X7 42 Gejala PTSD Sedang
8. X8 45 Gejala PTSD Tinggi
9. X9 49 Gejala PTSD Tinggi
10. X10 49 Gejala PTSD Tinggi
11. X11 50 Gejala PTSD Tinggi
12. X12 50 Gejala PTSD Tinggi
13. X13 52 Gejala PTSD Tinggi
14. X14 55 Gejala PTSD Tinggi
15. X15 56 Gejala PTSD Tinggi
16. X16 45 Gejala PTSD Tinggi
17. X17 45 Gejala PTSD Tinggi

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa gejala Post Trauma


Sindrome Disorder (PTSD) pada 17 warga yang terkena dampak kebakaran empat
bulan yang lalu menunjukkan 10 dari 17 warga masih memiliki gejala PTSD yang
cukup tinggi, sedangkan 7 dari 17 warga memiliki gejala PTSD sedang. Gejala
PTSD yang dirasakan warga rata-rata seperti masih teringat atau terbayang
kejadian kebakaran tersebut dan warga juga selalu merasa waspada karena takut
kejadian kebakaran tersebut terulang. Warga juga merasa sulit berkonsentrasi,
cemas dan mengalami gangguan tidur setelah kejadian tersebut.

Dalam project ini warga sudah diberikan penyuluhan mengenai konsep


trauma dan sudah diajarkan tiga teknik penangan trauma yaitu Teknik Refarming,
Teknik Relaksasi dan Teknik Relaksasi Otot Progresif. Setelah dilakukan
evaluasi, warga tampak paham dengan materi yang telah disampaikan, terbukti
dengan warga dapat menjawab tanda dan gejala apa saja yang timbul ketika
mengalami trauma dan warga tampak antusias mengikuti demonstrasi Teknik
Relaksasi Napas Dalam dan Teknik Relaksasi Otot Progresif dan warga
mengatakan akan sering melakukan secara mandiri dirumah. Terakhir, warga
diberikan leaflet (lembar balik) yang berisi intervensi Teknik Relaksasi Napas
Dalam dan Teknik Relaksasi Otot Progresif yang nantinya bisa dibaca kembali
oleh warga Ketika dirumah dan bisa mengajarkannya kepada keluarganya yang
lain.

Anda mungkin juga menyukai