Anda di halaman 1dari 8

POST TRAUMATIC STRESS DISORDER

“Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa”

Disusun Oleh:

Alif Reza Fatikasari


(20191660139)

PROGRAM KHUSUS S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2020
KASUS
Ny. A usia 28 tahun datang ke poli jiwa dengan keluhan sering tidak bisa tidur
pada malam hari, sering mengalami mimpi buruk berupa kembali ke kejadian
gempa dan tzunami yang menyebabkan kematian seluruh kluarganya yang terjadi
6 bulan setelah pasca bencana, pasien juga merasa ketakutan dan histeris saat
melewati rumahnya yang telah rata dengan tanah. pasien juga sering mengeluh
nyeri kepala, mual bahkan sampai muntah, sering gemetar dan nadi meningkat
saat teringat peristiwa tersebut. pasien juga mulai membanding bandingkan
dengan orang lain"kenapa bencana ini menyebabkan kluarga saya meninggal
semua, padahal saya selalu rajin beribadah, sedang teman saya yang tidak pernah
beribadah selau berbuat maksiat seluruh kluarganya selamat dari bencana, Tuhan
tidak adil" pasien juga mengatakan sering linglung, tidak bisa konsentrasi dan
sering kesasar saat melakukan perjalanan. pasien sangat bersalah "seandainya saat
bencana tersebut dia di rumah pasti bisa menyelamatkan keluarganya" pasien juga
pernah mencoba mengakhiri hidupnya. 

Pertanyaan:

1. Pasien mengalami PTSD akut ataukah kronis? jelaskan disertai bukti


sesuai dengan kasus di atas

Jawab : pasien mengalami PTSD kronis, karena stress terjadi lebih dari 3 bulan
dan disebabkan oleh kejadian atau pengalaman traumatik (pada kasus
dijelaskan bahwa pasien mengalami kecemasan, dikarenakan mengalami
mimpi buruk berupa kejadian gempa dan tsunami yang mengakibatkan seluruh
keluarganya meninggal yang terjadi 6 bulan lalu).

2. Penyebab PTSD pada pasien diatas adalah?

Jawab : pasien mengalami kecemasan disebabkan oleh trauma setelah bencana,


pasien mengalami mimpi buruk berupa kejadian gempa dan tsunami yang
mengakibatkan seluruh keluarganya meninggal yang terjadi 6 bulan lalu

3. Secara teori biologis penyebab PTSD pada pasien di atas terjadi


Abnormalitas penyimpanan pelepasan dan eliminasi katekolamin pada
bagian otak apa saja dan jelaskan prosesnya ?

Jawab : Abnormalitas dalam penyimpanan, pelepasan, dan eliminasi


katekolamin yang memengaruhi fungsi otak di daerah lokus seruleus, amigdala
dan hipokampus. Hipersensitivitas pada lokus seruleus dapat menyebabkan
seseorang tidak dapat belajar. Amigdala sebagai penyimpan memori.
Hipokampus menimbulkan koheren naratif serta lokasi waktu dan ruang.
Hiperaktivitas dalam amigdala dapat menghambat otak membuat hubungan
perasaan dalam memorinya sehingga menyebabkan memori disimpan dalam
bentuk mimpi buruk, kilas balik, dan gejala-gejala fisik lain.
4. Pada kasus di atas, pasien mengalami fase respon tingkah laku terhadap
kejadian traumatik berupa?

Jawab : Fase kekecewaan = merasa ketakutan dan histeris saat melewati


rumahnya yang telah rata dengan tanah

5. Kelompokan tanda dan gejala PTSD pada pasien diatas?

Jawab : sering mengalami mimpi buruk berupa kembali ke kejadian gempa dan
tzunami yang menyebabkan kematian seluruh kluarganya yang terjadi 6 bulan
setelah pasca bencana, merasa ketakutan dan histeris saat melewati rumahnya
yang telah rata dengan tanah

Gejala gangguan fisik; sering tidak bisa tidur pada malam hari

6. Yang di dapatkan gejala gangguan aktivitas dan istirahat pada hasil


pengkajian kasus diatas

Jawab : Gangguan tidur dan mimpi buruk

7. Yang di dapatkan gejala gangguan sirkulasi pada hasil pengkajian kasus


diatas adalah

Jawab : nadi meningkat saat teringat peristiwa kejadian bencana dan tsunami
yang dialaminya

8. Gangguan integritas ego yang didapatkan dari hasil pengkajian pada


kasus diatas adalah

Jawab : pasien merasa sangat bersalah "seandainya saat bencana tersebut dia di
rumah pasti bisa menyelamatkan keluarganya"

9. Gangguan neurosensori yang didapatkan dari hasil pengkajian pada


kasus di atas adalah

Jawab : linglung, tidak bisa konsentrasi dan sering kesasar saat melakukan
perjalanan, sering gemetar,

10. Gangguan ketidaknyamanan yang didapat dari hasil pengkajian pada


kasus diatas adalah?

Jawab : sering mengeluh nyeri kepala, nadi meningkat, Klien pernah mencoba
mengakhiri hidupnya. 
11. Sebutkan dan tuliskan masalah keperawatan yang muncul pada kasus
diatas disertai dengan data ?

Jawab :

1. Ansietas : Tidak bisa tidur , merasa ketakutan dan histeris saat melewati
rumahnya yang telah rata dengan tanah, mengeluh nyeri
kepala, sering gemetar, nadi meningkat
2. Resiko bunuh diri : Pasien sangat bersalah "seandainya saat bencana
tersebut dia di rumah pasti bisa menyelamatkan
keluarganya" pasien juga pernah mencoba
mengakhiri hidupnya. 

3. Berduka : Tidak bisa tidur, sering mengalami mimpi buruk, merasa


ketakutan dan histeris saat melewati rumahnya yang telah
rata dengan tanah, sering linglung, tidak bisa konsentrasi
dan sering kesasar saat melakukan perjalanan, pasien
sangat bersalah.
12. Sebutkan intervensi dari masing masing masalah yang muncul dari
masalah keperawatan pada kasus diatas disertai dengan rasional
tindakan

Jawab :

1. Ansietas =

- Ukur derajat ansietas, perilaku yang menunjukan ansietas

R/ untuk mengidentifikasi perubahan dan tanda-tanda ansietas

- Pertahankan atau hargai batas ruang pribadi klien

R/ menghargai privasi klien

- BHSP

R/ membuat klien merasa aman dan percaya selama interaksi

- Evaluasi aspek sosial trauma

R/ mengindentifikasi masala trauma pada pasien

- Dampingi klien adakan sering kontak dengan kx

R/ membuat klien merasa lebih nyaman pada saat interaksi


- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan aman untuk kx

R/ membuat klien merasa aman dan nyaman

- Diskusikan tentang perasaan kx yang menyebabkan ansietas

R/ mengindentifikasi perasaan klien

- Beri umpan balik positif

R/ mengindentifikasi perasaan dan persepsi klien

- Kolaborasi dalam pemberian obat anti ansietas

R/ pengobatan secara farmakologis

2. Resiko bunuh diri =

- Evaluasi adanya destruktif atau perilaku bunuh diri, kaji keseriusan


ancaman

R/ mengidentifikasi alasan bunuh diri

- Identifikasi pemicu stimulus, faktor penyebab

R/ mencegah adanya bunuh diri

- BHSP

R/ membuat klien merasa aman dan percaya selama interaksi

- Selalu observasi perilaku klien yg mengarah ke tindakan bunuh diri

R/mengindentifikasi perilaku klien untuk pencegahan

- Beri tahu kx untuk menghentikan perilaku berbahaya

R/ mencegah adanya perilaku bunuh diri

- Terapi psikospiritual

R/ sebagai pengobatan secara spiritual

3. Berduka =

- Perhatikan ekspresi perasaan bersalah

R/ /mengidentifikasi perasaan klien


- Akui realitas perasaan salah

R/ mengidentifikasi perasaan klien sesungguhnya

- Beri penguatan bahwa kx membuat keputusan terbaik yang dapat


dbuat waktunya

R/ memberikan rsa aman dan nyaman pada klien

- Beri informasi tentang normalnya perasaan dan tindakan dalam


hubunganya dengan tahap berduka

R/ klien dapat mengetahui normal perasaan dan indakan dalam


hubungan dalam tahap berduka

- Rujuk untuk konseling

R/ pengobatan lebih lanjut untuk klien

13. Carilah jurnal tentang terapi yang tepat untuk kasus PTSD disertai
dengan hasil critical appraisal.

Jawab : Jurnal Terapi PTSD

Judul : Pengaruh Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR)


Dengan Teknik Stabilisasi Untuk Menurunkan Post Traumatic Stress
Disorder (PTSD) Terhadap Penyandang Tuna Daksa di BBRSBD
Surakarta.
Author : Ananda R. Rahmania dan Moordiningsih

Sumber : Rahmania, A.R., & Moordiningsih. (2012, Desember). “Pengaruh Eye


Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR) Dengan Teknik
Stabilisasi Untuk Menurunkan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Terhadap Penyandang Tuna Daksa di BBRSBD Surakarta” Jurnal


Intervensi Psikologi (Vol. 4, No. 2)
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh intervensi EMDR dan teknik stabilisasi
terhadap PTSD yang penyandang tuna daksa yang mengalami cacat
karena kecelakaan lalu lintas.
Metode : Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen dengan pretest dan post
test Groub Design
Hasil : Penelitian ini perlu adanya pengukuran adanya PTSD dapat digunakan
berbagai macam alat ukur PTSD yang sudah berkembang. Salah
satunya
IES-R atau Impact pf Event Scale-Revised. Scala ini terdiri dari 22 item

berdasarkan tiga aspek dari PTSD, yaitu intrusion (ketergangguan),


avoidance (penghindaran) and hyper arousal (kepekaan terhadap
rangsang). Skala ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat stress
dan
PTSD seseorang setelah mengalami kejadian traumatis.

Hasil Critical Appraisal :


Judul : Pengaruh Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR)
Dengan Teknik
Stabilisasi Untuk Menurunkan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Terhadap
Penyandang Tuna Daksa di BBRSBD Surakarta.
P = Penyandang Tuna Daksa
I = Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR) Dengan
Teknik
Stabilisasi
O = Untuk Menurunkan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
7 Question for Critical Appraisal :
1. Why was this study done ?
Untuk menguji secara empiris perbedaan pengaruh terapi Eye Movement
Desensitization and Reprocessing (EMDR) dengan Teknik Stabilisasi
dalam
penerapannya terhadap penyandang tuna daksa.
2. What is sample size ?
9 orang, laki-laki dan perempuan berusia 17-33 tahun.
3. Are the measurements of major variables valid & reliable ?
Iya, karena terapi Eye Movement Desensitization and Reprocessing
(EMDR) adalah metode bertahap yang secara keilmuwan tervalidasi,
pendekatan psikoterapi yang integratif.
4. How were the data analyzed ?
Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen dengan pretest dan post test
Groub
Design. Menggunakan uji ANAVA dengan taraf signifikansi 5% yang
dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan.
5. Were there any untoward events during the conduct of the study ?
Tidak ada, EMDR terbukti merupakan tritmen yang paling konsisten
memberikan efek yang positif untuk mengatasi trauma. Sedangkan teknik
stabilisasi merupakan bagian dari terapi EMDR namun lebih menekankan
pada upaya menjaga dan mengembalikan fungsi dasar individu setelah
terjadi gangguan.
6. How do the results fit with previous research in the area ?
Didalam jurnal tidak terdapat hasil penelitian sebelumnya hanya saja hasil
survey dari terapi EMDR secara keilmuwan tervalidasi dan pendekatan
psikoterapi yang integratif
7. What does this research mean for clinical practice ?
Sebagai suatu tambahan literatur atau referensi acuan meningkatkan
pengetahuan khususnya dalam tindakan keperawatan pada pasien PTSD.

Pada penyandang tuna daksa, bagaimana terapi EMDR efektif menurunkan


gejala PTSD ?

Hasil :
Setelah pemberian intervensi terapi EMDR semua partisipan mengalami
perubahan, yaitu menurunnya tingkat gejala PTSD. EMDR terbukti merupakan
tritmen yang paling konsisten memberikan efek positif untuk mengatasi trauma
dengan mempelajari bahwa gerakan mata adalah hal unik yang memberikan
keefektifan usaha untuk menyembuhkan suatu emosi yang kompleks akibat dari
peristiwa traumatis atau peristiwa yang mengganggu perjalanan hidup.

Anda mungkin juga menyukai